Abstrak
Pada suatu pesawat UAV yang bernama HSFTB V2 dirancang untuk melakukan kondisi terbang menjelajah dalam
pencapaian trajektori yang sejauh mungkin dan mampu mendarat. Hal ini terkait dengan pengambilan data-data dari
beberapa sensor yang terpasang pada pesawat, yang nantinya sebagai penunjang Roket Pengorbit Satelit (RPS).
Pada kondisi terbang tersebut, seluruh bagian luarnya akan mengalami tekanan akibat beban aerodinamika udara
bebas. Namun, gaya angkat pesawat bersifat dominan pada sayap pesawat karena desain sayap berfungsi menerima
gaya angkat sehingga pesawat mampu diterbangkan. Gaya ini menghasilkan tegangan regangan struktur sayap serta
tidak menutup kemungkinan terjadi deformasi bahkan kerusakan struktur. Oleh karena itu, untuk menghindari
kerusakan struktur saat pesawat diterbangkan maka perlu dilakukan analisa struktur lebih lanjut.
1. Pendahuluan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional High Speed Flying Test Bed (HSFTB V2) ini
(Lapan) memiliki misi dalam memperkuat kemampuan dirancang sebagai wahana pembelajaran roket outo pilot
penguasaan teknologi roket, satelit, dan penerbangan yang dapat melalui uji terbang berkali-kali dan untuk
serta pemanfaatannya untuk menjadi mitra industri mendapatkan trajektori yang sejauh mungkin dengan
strategis penerbangan dan pembina nasional mengaplikasikan mesin turbojet. Pada saat pesawat
pengembangan roket dan satelit. Pusat Teknologi beroperasi, struktur ini akan mengalami berbagai
Wahana Dirgantara Lapan melakukan riset dan macam gaya yang terdistribusi pada sayap pesawat.
penelitian roket yang berpusat di Tarogong, Bogor. Gaya-gaya ini menghasilkan tegangan regangan
Selain itu, Lapan juga mengembangkan wahana struktur serta tidak menutup kemungkinan terjadi
pesawat UAV (Unmanned Aerial Vehicle) bernama deformasi bahkan kerusakan struktur. Oleh karena itu,
HSFTB V2 yang mampu mengambil data-data yang untuk menghindari kerusakan struktur saat pesawat
dibutuhkan dalam mendukung peluncuran Roket diterbangkan maka perlu dilakukan analisa struktur
Pengorbit Satelit (RPS). Wahana ini diluncurkan dari lebih lanjut.
launcher dengan menggunakan roket booster. Pada saat
motor roket burn out, dilakukan separasi untuk 2. Tinjauan Pustaka
memisahkan HSFTB V2 dari boosternya, dan kemudian
wahana ini akan terbang dengan menggunakan mesin Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori
turbojetnya sendiri. yang mendukung pembuatan tugas akhir ini, yaitu
mengenai:
2.1 Material Komposit
ANALISA TEGANGAN
START
FINISH
INPUT GEOMETRI HSFTB V2
(PROGRAM MISDAT)
Gambar 3.1 Diagram Alir Tugas Akhir
M = 0,75
Compression:SLc=70MPa;STc=425MPa;SS=12587.26
MPa
Tension : SLt=70MPa ; STt=440MPa ; SS=12587.26 Mpa