Anda di halaman 1dari 22

ANALISA JURNAL TERAPI CAM

Terapi Yoga Dapat Menimalisir Hipertensi Pada Lansia


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Holistik II

Dosen Pengampu:
Chandra Bagus Ropyanto, S.Kep.M.Kep

Kelompok 4:
Aullia Niken Wulandari 22020114120048
Siti Aisyah 22020114120049
Atik Naila Haqqi Silmy 22020114120051
Deni Rifais 22020114120052
Kartika Arin Andini 22020114120053
Yohana Purwaningsih 22020114120054
A14.2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................ii
A. Latar Belakang............................................................................................................ii
B. Tujuan..........................................................................................................................ii
BAB II
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................1
1) Hipertensi....................................................................................................................1
2) Lansia..........................................................................................................................2
3) Yoga.............................................................................................................................2
BAB III
JURNAL YANG AKAN DIANALISIS.....................................................................................5
Analisis Data Jurnal 1............................................................................................................5
Analisis Data Jurnal 2............................................................................................................7
Analisis Data Jurnal 3............................................................................................................8
BAB IV
PEMBAHASAN......................................................................................................................10
1. Jurnal 1..........................................................................................................................10
2. Jurnal 2..........................................................................................................................13
3. Jurnal 3..........................................................................................................................14
BAB V
KESIMPULAN........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

i|Keperawatan Holistik II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yoga merupakan aktivitas olah tubuh dan pikiran yang berfokus pada
kekuatan fleksibilitas dan pernafasan untuk meningkatkan kualitas mental dan fisik
dengan postur atau rangkaian gerakan dan pernafasan sebagai dua komponen dalam
yoga. Yoga dapat dilakukan dengan teknik bernafas, meditasi, peregangan dan
rileksasi, yang mana teknik tersebut dapat dilakukan untuk berbagai macam usia
seperti halnya lansia. Pada tahap akhir perkembangan biasanya seorang lansia
mengalami masalah penurunan kesehatan dimana salah satunya lansia yang menderita
penyakit hipertensi. Hipertensi pada lansia dapat di minimalisir dengan memberikan
terapi yoga. Dengan demikian lansia yang menderita hipertensi ketika melakukan
terapi yoga dapat merasa dirinya lebih tenang dan rileks karena yoga dapat
memberikan beberapa manfaat salah satunya memberikan relaksasi pada tubuh dalam
mencapai peningkatan kesehatan di bandingkan yang tidak melakukan yoga.

B. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh yoga terhadap penurunan tekanan darah tinggi
(hipertenis) pada usia lansia

ii | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
BAB II
TINJAUAN TEORI

1) Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi dapat menentukan jenis hipertensi tiap
individu. 90 % penderita hipertensi tidak mengetahui dengan jelas penyebabnya
(idiopatik), namun biasanya dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti
kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi
disebabkan oleh penyakit ginjal. Sebanyak 1-2%, hipertensi disebabkan oleh kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
c. Tanda gejala
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada
masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-
gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung
berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan
mimisan.
d. Klasifikasi
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC*VII, 2003
Klasifikasi
TD Sistol (mmHg) TD Diastol (mmHg)
TD
Normal <120 <80
Prehiperte
120-139 80-89
nsi
Hipertensi
140-159 90-99
Stage 1
Hipertensi
160 atau >160 100 atau >100
Stage 2

e. Faktor resiko
Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik
(faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi

1|Keperawatan Holistik II
garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-
minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen
f. Komplikasi
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantungkoroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah
tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat.

2) Lansia
a. Definisi
Menurut Hurlock (1999), lansia merupakan periode terakhir atau periode
penutup dalam rentang hidup seseorang. Sedangkan menurut World Health
Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun
keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses
penuaan(Repository.USU,2011)
b. Klasifikasi
Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi :
Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun
Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang
berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari
arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan
mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu
kehilangan daya penyesuaian diri.

3) Yoga
a. Definisi
Yoga berasal dari bahasa sanskerta yang berarti union atau penyatuan.
Penyatuan yang sejati adalah penyatuan dengan sang illahi. Selama beryoga kita

2|Keperawatan Holistik II
merasakan penyatuan dalam tubuh kita antara pikiran, napas dan jiwa. Menurut kitab
kuno, yoga adalah ilmu yang dapat membuat kita dapat menjalani hidup yang lebih
harmoni, seimbang melalui pengendalian pikiran dan tubuh(Rohim, 2008).
b. Manfaat
Sukhasana adalah posisi meditasi klasik dan biasanya dilakukan sesudah corpse
pose. Easy pose membantu menegakkan tulang punggung belakang, melambatkan
metabolisme, memberikan ketenangan hati/emosi dan menenangkan pikiran.
Shoulder stretch sangat baik untuk menghilangkan stress dan rasa kaku di daeah
pundak dan punggung atas.
Berlatih Standing Spread Leg Forward Fold akan memperkuat dan melenturkan
bagian dalam dan luar betis kaki dan tulang punggung (spine).
Posisi Cat Pose (Bidalasana) akan melatih organ di daerah perut (center). Gerakan
yoga ini me-koordinasikan gerakan dan pernafas
Half spinal twist (ardha matsyendrasana) apabila dilakukan dengan benar, akan
memperkuat dan memperpanjang tulang belakang.
Gerakan yoga The Wind Relieving Pose (pavanamuktasana) bekerja untuk otot
pencernaan, menghilangkan gas/angin di bagian perut
Anuloma Viloma atau disebut Alternate Nostril Breathing technique. Teknik
bernafas ini menghirup dengan satu lubang hidung, dan dikeluarkan dengan lubang
yang lain.

1 2 3 4

5 6 7

Selain mendatangkan ketenangan mental, masih banyak manfaat yoga


secara umum, yang diantaranya adalah : menjadikan tubuh lebih fleksibel, tubuh
menjadi lebih kuat, memperbaiki postur tubuh, terhindar dari penyakit persendian,
melindungi tulang punggung, melancarkan peredaran darah, menjaga memori,
membantu menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung.
c. Jenis
Pilihan jenis senam yoga diantaranya adalah bikram yoga ( lebih peka dan
mudah berkonsentrasi), prenatal yoga (lebih rileks menghadapi kondisi
kehamilannya), vinyasa(menyelaraskan tubuh dengan kekuatan napas yang

3|Keperawatan Holistik II
dimiliki, hatha yoga (menyeimbangkan pikiran dan tubuh, meningkatkan
pengalaman spiritual dan kesehatan, mengurangi stress), ashtanga yoga
(meningkatkan sirkulasi darah dan stamina tubuh, menurunkan berat badan, serta
memperkuat otot), iyengar yoga(bentuk terapi menyembuhkan penyakit tertentu,
misalnya insomnia dan migren serta meningkatkan meningkatkan konsentrasi,
fleksibilitas, dan daya tahan tubuh.(Agustin, 2015)

4|Keperawatan Holistik II
BAB III
JURNAL YANG AKAN DIANALISIS

Analisis Data Jurnal 1


Tipe materi/artikel
Artikel jurnal (peer reviewed)
Informasi sitasi
Pengarang:
1. Moa Wolff
2. Kristina Sundquist
3. Sara Larsson Lnn
4. Patrik Midlv
Judul:
Impact of yoga on blood pressure and quality of life in patients with hypertension a controlled trial
in primary care, matched for systolic blood pressure
Tahun: 2013 Volume: 13 Issue: 111 Halaman:14712261
Nama Jurnal :
MC Cardiovascular Disorders Journal
Tipe Studi
Riset
`Desain studi
Desain Eksperimen
Randomized Control Trial
Metode Pengumpulan Data
Hasil Program

Tujuan penelitian/pertanyaan penelitian


- Tuliskan Tujuan dari penelitian
Untuk mengetahui efek dari yoga terhadap penurunan tekanan darah dan peningkatan kulaitas hidup
- Apakah tujuan penelitian jelas?
Sudah jelas, karena apa yang ditulis oleh penulis dapat tersampaikan kepada pembaca.
Populasi
- Jumlah responden
83 responden
- Lokasi penelitian
Svedala Primary Health Care Center in southern Sweden

Profesi (Bidang yang diteliti)

5|Keperawatan Holistik II
Keperawatan
Metode atau intervensi yang digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan metode open clinical trial yang dilakukan terhadap tiga kelompok.
Satu kelompok melakukan yoga dengan instruktur yoga , satu kelompok melakukan yoga di rumah,
dan terdapat satu kelompok sebagai kelompok kontrol. Intervensi pada kelompok kelas yoga adalah
dengan kelompok mengadakan pertemuan 1 kali dalam seminggu selama 60 menit di pusat perawatan
kesehatan untuk melakukan latihan yoga dengan panduan seorang intruktur. Partisipan tersebut
akhirnya menyatakan terdorong untuk melakukan yoga selama 30 menit dirumah setiap hari dengan
menggunakan variasi pergerakan dan posisi yoga, teknis pernafasan dan meditasi. Sedangkan pada
kelompok kedua melakukan yoga dirumah selama 15 menit per hari, dibekali satu CD yang berisi
instruksi gerakan yoga selama 20 menit, latihan yoga terdiri dari pertamadengan pernafasan dengan
lubang hidung kiri (duduk sambil menarik dan menghembuskan nafas dengan lubang hidung kiri,
lubang hidung kanan ditutup dengan jempol jari tangan sekitar 11 menit lalu melenturkan tulang
belakang.
Hasil penelitian
Pada tabel 1 menunjukkan 37% dari 3 kelompok berhasil mengontrol tekanan darah terkontrol dengan
baik (kurang dari samadengan 140/ 90 mmHg).
Tabel dua mendunjukan perubahan tekanan darah diastolik dan sistolik dalam 3 kelompok. Terdapat
perbaikan tekanan drah diastolik pada kelompok yoga dirumah secara signifikan lebih besar dari
kelompok kontrol (-4,4 1,6 vs 0,8 1,6 mmHg : p kurang dari 0, 05) sedangkan kepatuhan praktek
yoga lebih rendah pada kelompok kelas yoga dari pada kelompok yoga dirumah namun total rata-rata
waktu yang dihabiskan untuk latihan yoga lebih tinggi pada kelompok kelas yoga ( sekitar 24 jam vs
16 jam) kedua kelomok yoga melaporkan pengalaman positif tentang praktek yoga dan hanyak 3
peserta yang menyatakan tidak akan melakukan yoga dengan studi. Tekanan darah sistolik menurun
rata rata sebesar 5, 4 mmHg lebih pada wanita dibandingkan dengan pria.

Analisis Data Jurnal 2


Tipe materi/artikel
Artikel jurnal (peer reviewed)
Informasi sitasi
Pengarang:
1. Satish Gurunathrao Patil
2. Gopal Dhanakshirur

6|Keperawatan Holistik II
3. Manjunatha Ramakrishna Aithala
4. Kusal Kanti Das
Judul:
Comparison of the effects of yoga and lifestylemodification on grade-I hypertension in elderly
males:A preliminary study
Tahun: 2014 Volume: 1 Issue: 1 Halaman:69-72
Nama jurnal :
International Journal of Clinical and Experimental Physiology
Tipe Studi
Riset
Desain studi
Desain Eksperimen
Randomized Control Trial
Pre-test Post-test
Metode Pengumpulan Data
Langsung
Tujuan penelitian/pertanyaan penelitian
- Tuliskan tujuan penelitian atau pertanyaan penelitian!
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengkaji perbedaan keefektifan yoga dan modifikasi gaya
hidup terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi tahap 1
- Apakah tujuan penelitian jelas?
Kurang jelas, karena tidak tertulis secara langsung dalam abstrak. Namun tertulis secara tersirat
dalam introduction.
Populasi
- Jumlah responden :
42 responden
- Kriteria Responden:
Lansia berusia 60-80 tahun, Tekanan darah sistol 140-159 dan diastol 90-99 mmHg. Tidak
menderita DM, penyakit kardiovaskuler, hiperkolesteromia dan level trigliserid tinggi.
- Lokasi penelitian:
Metode atau intervensi yang digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kontrol acak, dalam penelitian membagi populasi
menjadi 2 kelompok. satu kelompok dengan intervensi modifikasi gaya hidup dan yang lainnya
intervensi diyoga. Kelompok yoga diberikan modul yoga dan dilatih instruktur dengan runtutan doa,
peregangan, latihan napas, dan meditasi. Sedangkan kelompok modifikai gaya hidup diberikan
latihan pemanasan (20 menit) dan jalan cepat (35 menit). Waktu intervensi dilakukan 6 hari seminggu
dengan dilakukan 1 jam di pagi hari selama 6 minggu.

7|Keperawatan Holistik II
Hasil penelitian
Intervensi yoga memberikan perubahan yang signifikan dibandingkan modifikasi gaya hidup
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi tahap 1. Dimana hasil setelah intervensi
yoga menunjukkan penurunan sistolik tekanan darah sebesar 2,72 % (P < 0,001), penurunan nadi
sebesar 6,53 % (P < 0,001), rata-rata tekanan arteri (P < 0,001) dan rata-rata tekanan produk (P <
0.001).

Analisis Data Jurnal 3


Tipe materi/artikel
Artikel jurnal (non-peer reviewed)
Informasi sitasi
Pengarang:
1. Devi Oktavia
2. P.A. Indriati
3. Supriyadi
Judul:
Pengaruh latihan yoga terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia (lansia) di panti wreda
pengayoman perlkris dan panti wreda omega Semarang
Tahun: - Volume: -Issue: - Halaman:1-8
Tipe Studi
Meta-analisis
Desain studi
Desain Eksperimen
Randomized Control Trial
MetodePengumpulan Data
Kuesioner
Tujuan penelitian/pertanyaan penelitian
- Tuliskan tujuan penelitian atau pertanyaan penelitian!
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh latihan yoga terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia di Panti Wreda Pengayoman PELKRIS dan Panti Wreda Omega.
- Apakah tujuan penelitian jelas?
Sudah jelas, karena apa yang ditulis oleh penulis dapat tersampaikan kepada pembaca.
Populasi
- Jumlah responden:
30 responden

8|Keperawatan Holistik II
- Lokasi penelitian:
Panti Wreda Pengayoman PELKRIS dan Panti Wreda Omega.
Profesi (Bidang yang diteliti)
Keperawatan
Metode atau intervensi yang digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan uji dependent t-test yang digunakan untuk menguji pengaruh tekanan
darah sebelum dan sesudah melakukan latihan yoga pada lansia(populasi dibagi 2 kelompok, masing-
masing panti 15 lansia). Pemberian terapi yoga dilakukan selama 6 hari berturut-turut.
Hasil Penelitian
Dari hasil t-test, pengaruh latihan yoga pada lansia diperoleh nilai probabilitas 0,000 yang berarti <
taraf signifikan 0,05 atau 5%. Rata-rata penurunan tekanan darah diastolik 13,38 mmHg. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yng signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah
melakukan latihan yoga selmaa 6hari berturut-turut pada lansia di panti Wreda Pengayoman
PELKRIS dan Panti Wreda Omega

9|Keperawatan Holistik II
BAB IV
PEMBAHASAN

Yoga merupakan terapi relaksasi yang menggabungkan teknik pernapasan,


peregangan, dan meditasi yang dapat menyelaraskan tubuh, pikiran dan jiwa menjadi satu
kesatuan. Yoga dapat dilakukan oleh berbagai macam usia, salah satunya lansia. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Wolff, Sundquist, Lonn, dan Midlov (2013) dalam jurnal
Impact of yoga on blood pressure and quality of life in patients with hypertension a
controlled trial in primary care, matched for systolic blood pressure, penelitianPatil,
Dhanakshirur, Aithala, dan Das (2014) dalam jurnal Comparison of the effects of yoga and
lifestylemodification on grade-I hypertension in elderly males, dan penelitian yang dilakukan
Oktavia, Indriati, dan Supriyadi dalam jurnal Pengaruh latihan yoga terhadap penurunan
tekanan darah pada lanjut usia (lansia) di panti wreda pengayoman perlkris dan panti wreda
omega Semarang telah terbukti bahwa yoga memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan,
salah satunya hipertensi. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah melebihi
batas normal yaitu sistol > 140 mmHg dan diastol > 90 mmHg. Sebanyak 60-80% lansia
mengalami hipertensi. Hipertensi yang memungkinkan dapat dikontrol dengan pengobatan
nonfarmakologi seperti yoga adalah hipertensi tahap 1. Hal itu dikarenakan penderita
hipertensi belum mengkonsumsi obat anti hipertensi dalam dosis tinggi.

1. Jurnal 1
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wolff, Sundquist, Lonn, dan Midlov (2013 )
dengan judul Impact of yoga on blood pressure and quality of life in patients with
hypertension a controlled trial in primary care, matched for systolic blood pressure
menyatakan bahwa terdapat manfaat dalam pengontrolan hipertensi yaitu penurunan
tekanan darah hingga mencapai rentang kurang dari samadengan 140/ 90 mmHg.
Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian dengan menggunakan 3 sasaran
kelompok, terdapat 2 kelompok intervensi yaitu kelompok intervensi pada sasaran yang
melakukan yoga di kelas yoga dengan bantuan instruktur (28 orang), kelompok
intervensi pada sasaran kelompok yang melakukan yoga di rumah (28 orang), dan 1
kelompok kontrol yang tidak dilakukan intervensi apapun. Kriteria inklusi dalam
penelitian adalah seorang pasien 20-80 tahun di Svedala Primary Health care center dan
mengalami hipertensi grade 1 berkisar 120-160/80-100 mmHg. Pengukuran terhadap
keefektifan intervensi dilakukan 2 minggu setelah intervensi.

10 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
Yoga yang digunakan dalam intervensi adalah jenis yoga Kundalini yang
dikembangkan oleh institut of medical yoga karena yoga jenis ini terbilang mudah dan
cocok untuk semua usia. Yoga terdiri dari 6 elemen kegiatan yaitu pertama diawali
dengan mantra atau doa, pemanasan atau latihan nafas dalam, latihan fisik atau latihan
postur dengan latihan nafas, relaksasi mendalam, meditasi, dan diakhiri dengan doa.
Ketentuan intervensi adalah sebagai berikut :
a. Intervensi untuk kelompok 1 (kelompok kelas yoga)
Kelompok ini terdiri dari 28 orang yang dibagimenjadi 3 kelompok kecil.
Setiap kelompok terdiri dari 8-12 partisipan. Setiap kelompok mengadakan
pertemuan 1 kali dalam seminggu selama 60 menit di pusat perawatan kesehatan
untuk melakukan latihan yoga dengan panduan seorang intruktur. Partisipan
tersebut akhirnya menyatakan terdorong untuk melakukan yoga selama 30 menit
dirumah setiap hari. Dalam rangka mendukung pelatihan mereka tersebut dirumah,
mereka diberikan 2 CD intruksi latihan yoga dengan durasi latihan 50 menit,
mereka juga diberikan sebuah kalender yoga untuk memonitor aktifitas praktik
yoga dirumah.
Kelas yoga terdiri dari variasi pergerakan dan posisi yoga, teknis pernafasan
dan meditasi. Yoga dilakukan dan diajarkan disebuah ruangan yang ditata dengan
dilengkapi matras, bantal, selimut, dan kursi.
b. Intervensi untuk kelompok 1 (kelompok latihan yoga di rumah)
Kelompok ini terdiri dari 28 partisipan, mereka diintruksikan untuk melakukan
yoga dirumah selama 15 menit per hari. Partisipan mnerima satu CD yang berisi
instruksi gerakan yoga selama 20 menit.
Latihan yoga terdiri dari 2 praktik, yang pertama pernafasan dengan lubang
hidung kiri (duduk sambil menarik dan menghembuskan nafas dengan lubang
hidung kiri, lubang hidung kanan ditutup dengan jempol jari tangan sekitar 11
menit . Kedua melenturkan tulang belakang ( gerakan antara memfleksikan tulang
belakang ke depan dan merelaksasikannya ke belakang bersamaan dengan latihan
nafas dalam posisi duduk disebuah kursi selama 4 menit ).
c. Kelompok kontrol
Tidak ada perubahan yang dibuat untuk partisipan kelompok kontrol yang
terdiri dari 27 orang (menjalani perawatan seperti biasa dengan menggunakan
meditasi).
Tujuan utama intervensi ini adalah untuk menurunkan tekanan darah di akhir
program. Sedangkan tujuan sekunder adalah untuk peningkatan kualitas diri dalam hidup
pada pasien. Dalam penelitian ini data tentang pasien diperoleh dengan beberapa cara
antara lain dengan data klinis yaitu dengan cara melakukan pengukuran tekanan darah

11 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
dilakukan dalam posisi duduk pada lengan kanan dengan 2 kali pembacaan dan data
pelaporan diri yaitu cara partisipan memberi tanda silang pada tanggal dimana mereka
melakukan yoga dalam kalender yoga, lalu mereka mengumpulkan kalender tersebut
untuk dianalisis. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata 5
mmHg antara yoga yang dilakukan dirumah dan kelompok kontrol, standar deviasi 6
mmHg danSecara garis besar, perbedaan rata-rata antara 2 kelompok yoga dan 1
kelompok kontrol yng diinvestigasi mnggunakan model regresi linier dengan tekanan
darah sebagai variabel berkelanjutan dan kelompok perawatan sebagai variabel kategori
(ancova).
Hasil dari penelitian menunjukkan 37% dari 3 grup berhasil mengontrol tekanan
darah terkontrol dengan baik (kurang dari samadengan 140/ 90 mmHg) dan terdapat
perbaikan tekanan darah diastolik pada kelompok latihan yoga dirumah secara signifikan
lebih besar dari kelompok kontrol (-4,4 1,6 vs 0,8 1,6 mmHg : p kurang dari 0, 05)
sedangkan kepatuhan praktik yoga lebih rendah pada kelompok kelas yoga dari pada
kelompok yoga dirumah namun total rata-rata waktu yang dihabiskan untuk latihan yoga
lebih tinggi pada kelompok kelas yoga ( sekitar 24 jam dengan 16 jam). Kedua kelomok
intervensi yoga melaporkan pengalaman positif tentang praktik yoga dan hanya 3
partisipan yang menyatakan tidak akan melanjutkan latihan yoga setelah program ini
selesai. Tekanan darah sistolik menurun rata-rata sebesar 5, 4 mmHg lebih pada wanita
dibandingkan dengan pria namun sejauh ini belum ada sumber yang mengatakan apakah
jenis kelamin memengaruhi efek latihan yoga terhadap penurunan tekanan darah.
Dari hasil yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa terdapat efek latihan yoga
terhadap tekanan darah menunjukan hasil signifikan dalam hal penurunan tekanan darah
diastolik pada pasien yang berlatih di rumah dibandingan dengan kelompok kontrol
sedangkan kelompok kelas tidak mengalami perbedaan yang signifikan dalam hal
tekanan darah. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa latihan yoga sederhana berguna
sebagai terapi tekanan darah tambahan selain medis. Sangat menarik untuk dicatat bahwa
usaha yang relatif kecil untuk pusat perawatan kesehatan memiliki efek terbaik untuk
penurunan tekanan darah. Intervensi pebdek (yoga dirumah) dapat dengan mudah
diajarkan pada pasien. Belum dimengerti secara pastimengapa kelompok latihan dirumah
mempunyai mengalami penurunan darah yang signifikan. Hal ini terjadi karena berada
karena dilingkungan kelas yang terdiri dari beberapa orang membuat rasa tidak nyaman
dan tidak aman sehingga sulit untuk melakukan yoga secara maksimal.

12 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai efek yoga terhadap
penurunan tekanan darah adalah bahwa sebuah program yoga singkat bagi pasien yang
melakukan yoga dirumah memiliki efek anti hipertensi serta memiliki kualitas hidup
yang positif. Ini berarti bahwa latihan yoga berguna sebagai pelengkap terapi selain
perawatan medis (Wolff, Sundquist, Lonn, & Midlov, 2013).

2. Jurnal 2
Jurnal 2 yang berjudul Comparison of the effects of yoga and lifestyle
modification on grade-I hypertension in elderly males: A preliminary study adalah
penelitian yang dilakukan oleh Patil, Dhanakshirur, Aithala dan Das tahun 2013 di India
untuk membandingkan keefektifan antara yoga dan modifikasi gaya hidup terhadap
hipertensi tahap 1 pada laki-laki lansia. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi
kontrol acak, sample dipilih acak sebanyak 42 orang dengan beberapa kriteria inklusi,
diantaranya laki laki usia 60-80 tahun, tekanan darah sistol 140-159 dan diastol 90-99
mmHg, tidak menderita DM, penyakit kardiovaskuler, hiperkolesteromia dan level
trigliserid tinggi. Sample dibagi menjadi kedua kelompok dengan intervensi yang
berbeda. Kelompok satu sebanyak 21 orang diberikan intervensi yoga dan kelompok lain
sebanyak 21 orang diberikan modifikasi gaya hidup. Sebelum diberikan intervensi
peneliti mendata umur, BMI, tekanan darah, nadi, tekanan nadi, rata-rata tekanan arteri,
nilai gula darah puasa, serum trigliserid, kolesterol dan HDL. Hasil data awal pada kedua
kelompok hampir sama artinya sample terdistribusi merata, setelah itu dilakukan
intervensi sesuai kelompok (Patil, Dhanakshirur, Aithala dan Das, 2014).
Kelompok yoga diberikan modul yang berisi prosedur yoga bersama instruktur
selama satu jam (06.00-07.00 pagi) setiap 6 hari per seminggu dalam 6 minggu. Modul
yoga berisi doa pembukaan (1 min); Sukshma Vyayama atau latihan relaksasi/
mengendurkan (5 min); Latihan napas bersamaan dengan tangan kedalam keluar,
peregangan pergelangan kaki, meluruskan tungkai keatas, meregangkan pinggang (5
min); asanas atau mempertahankan postur seperti Padhastasana,
Ardhachakrasana,Shashankasana, Ardha Ustrasana, Bhujangasana, Ardha Salabasana,
dan Trikonasana (15 min); Pranayama atau latihan napas seperti Anuloma-Viloma
Pranayama dan Brahmari Pranayama (5 min); Siklus meditasi dengan teknik relaksasi,
Sesi kebaktian (5 min) dan doa penutup (1 min). Disisi lain, kelompok modifikasi gaya
hidup diarahkan untuk melakukan peregangan dan latihan fleksibilitas selama 20 menit,

13 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
lari cepat selama 35 menit dan 5 menit untuk istirahat dalam waktu yang sama (Patil,
Dhanakshirur, Aithala dan Das, 2014).
Parameter yang digunakan dalam menilai perubahan hasil penelitian dalam jurnal
ini ada dua macam yaitu heart rate (HR) atau nadi dan tekanan darah. Kedua parameter
tersebut diukur sebelum dan sesudah intervensi. HR diukur dari interval RR pada
rekaman elektrokardiogram. Tekanan darah diukur 2 kali setelah istirahat berbaring
selama 10 menit. Selain kedua parameter utama, sample juga diukur elemen lain seperti
tekanan nadi, rata-rata tekanan arteri, nilai tekanan hasil dan sebagainya yang
berhubungan dengan kardiovaskuler.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi yoga memberikan perubahan yang
signifikan dibandingkan modifikasi gaya hidup. Dimana hasil setelah intervensi yoga
menunjukkan penurunan sistolik tekanan darah 2,72 % atau 4 mmHg (P < 0,001),
penurunan nadi 6,53 % atau 3 bpm (P < 0,001), rata-rata tekanan arteri (P < 0,001) dan
kadar tekanan produk (P < 0.001) artinya intervensi yoga lebih efektif dibandingkan
hanya modifikasi gaya hidup pada lansia hipertensi tahap 1. Perpaduan antara napas,
gerak dan meditasi membuat subjek atau sample merasa rileks dengan cara aktivitas
simpatik menurun, keseimbangan simpathovagal dapat bertahan serta lapisan endotel
arteri mengalami vasodilatasi dan akhirnya menimbulkan tekanan darah menurun (Patil,
Dhanakshirur, Aithala dan Das , 2014).

3. Jurnal 3
Menurut Artikel Jurnal Keperawatan karya Oktavia D, dkk yang berjudul Pengaruh
Latihan Yoga Terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia (lansia) di panti Wreda
Pengayoman perlkris dan panti Wreda Omega Semarang di dapatkan analisa sebagai
berikut Salah satu cara menurunkan tekanan darah adalah melakukan aktivitas fisik
secara teratur. Melakukan aktivitas fisik olahraga atau latihan jasmani harus disesuaikan
dengan usia dan kemampuan untuk melakukannya. Apalagi dengan lansia yang
menderita hipertensi, aktivitas fisik yang bermanfaat adalah salah satunya adalah yoga
karena yoga dapat di lakukan untuk berbagai macam usia termasuk didalamnya adalah
lansia. Latihan yoga terdiri dari bernafas, relaksasi, meditasi dan peregangan yang mana
komponen tersebut akan membantu merileksasikan tubuh, menangkan pikiran, dan
menguatkan otot jantung. Bagi para pemula latihan yoga biasanya mereka harus belajar
mengatur nafas dengan baik karena bernafas adalah dasar awal latihan yoga. Meskipun
latihan nafas adalah hal yang biasa namun bagi pasien yang mengalami hipertensi, akan

14 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
dapat mengakibatkan timbulnya panik dimana panik tersebut akan beresiko untuk
meningatkan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Namun hal tersebut dapat
diminilalisirkan dengan menggunakan teknik bernafas yang disesuaikan pada orang-
orang yang mengalmi masalah penyakit tertentu agar tidak membahayakan. Bagi lansia
yang mengalami hipertensi dapat diajarkan dengan teknik nafas yang baik dan pelan
pelan untuk mengurahi resiko terjadinya panik ataupun masalah yang lainnya sehingga
lansia yang menderita hipertensi akan mendapatkan manfaat dari latihan bernafas yaitu
dapat menenangkan pikiran dan tubuh yang membuat detak jantung lebih tenang
sehingga tekanan darah dan produksi hormon adrenalin menurun.
Dari hasil t-test didapatkan hasil sebagai berikut, pengaruh latihan yoga pada lansia
diperoleh nilai probabilitas 0,000 yang berarti < taraf signifikan 0,05 atau 5%. Rata-rata
penurunan tekanan darah diastolik 13,38 mmHg. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan latihan
yoga selama 6 hari berturut-turut pada lansia di panti Wreda Pengayoman PELKRIS
dan Panti Wreda Omega. Hasil yang didapat dari artikel jurnal tersebut menggunakan
metode dengan cara memberikan kuesioner untuk pengumpulan data dimana populasi
yang di gunakan sejumlah 30 responden yang berlokasi di Panti Wreda Pengayoman
PELKRIS dan Panti Wreda Omega.
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh latihan yoga
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Panti Wreda Pengayoman PELKRIS
dan Panti Wreda Omega. Tipe Studi Artikel tersebut dengan menggunakan Meta Analisis
yang mana tipe tersebut menggunakan teknik merangkum berbagai dari hasil penelitihan
secara kuantitatif dengan mencari efek size. Desain yang di gunakan dalam artikel jurnal
tersebut yaitu menggunakan desain eksperimen randomized control trial yang mana hal
itu dilakukan dengan cara uji coba sample yang kemudia dibagi atas 2 grup contol yang
mana perlakuan tersebut dilakukan dengan uji dependent t-test yang digunakan untuk
menguji pengaruh tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan latihan yoga pada
lansia (populasi dibagi 2 kelompok, masing-masing panti 15 lansia). Pemberian terapi
yoga dilakukan selama 6 hari berturut-turut.

Dari pembahasan ketiga jurnal diatas maka kelompok membuat sebuah kesimpulan dari
ketiga jurnal terkait efektifitasnya dalam mengontrol hipertensi pada lansia. Intervensi yoga
pada jurnal 1 dan jurnal 2 memiliki karakteristik yang berbeda namun hasil penurunanya
sama besar yaitu 4 mmHg. Berdasarkan data dan hasil dari ketiga jurnal, kelompok
membandingkan bahwa jurnal kedua lebih efektif dibanding jurnal 1 dan 3. Maka dari ketiga

15 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
jurnal dapat disimpulkan bahwa tekanan darah pada penderita hipertensi dapat di turunkan
dengan melakukan yoga dalam waktu dan teknik tertentu. Berdasarkan ketiga jurnal, waktu
yang efektif untuk menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi yaitu selama 15 menit
60 menit. Latihan yoga yang rutin selama 1-3 bulan akan memberikan manfaat yang lebih
signifikan. Selain itu, teknik dalam melakukan yoga harus benar dengan mengikuti pelatihan
khusus yoga melalui instruktur atau melihat VCD tentang yoga yang dapat dilakukan mandiri
di rumah.
Menurut jurnal, ada 2 prosedur yoga yang tepat dilakukan untuk lansia dengan
hipertensi, diantaranya :
a. Menggunakan instruktur selama 60 menit
1. Doa (1 menit)
2. Pemanasan atau latihan bernapas (5 menit)
3. Latihan fisik (5 menit)
4. Latihan postur (15 menit)
5. Latihan relaksasi (5 menit)
6. Meditasi (5 menit)
7. Doa (1 menit)
b. Melihat VCD tentang yoga selama 15 menit
1. Latihan napas selama 11 menit
2. Peregangan tulang belakang ke depan dan ke belakang selama 4 menit
menggunakan kursi
Menurut jurnal, yoga yang dilakukan dirumah dengan melihat VCD dapat menurunkan
tekanan darah 4,4 mmHg, sedangkan yoga yang dilakukan dengan instruktur selama 60 menit
juga menurunkan tekanan 4,19 mmHg. Berdasarkan hasil tersebut, antara yoga dirumah atau
yoga dengan instruktur belum ada perbedaan yang signifikan, sehingga antar teknik yoga
belum dapat dikatakan lebih efektif. Akan tetapi, kedua teknik tersebut lebih efektif
menurunkan tekanan darah daripada tidak melakukan yoga sama sekali. Keefektifan yoga
terhadap penurunan tekanan darah tergantung dari kenyamanan, keefektifan penggunaan
waktu, pengaturan napas dan teknik gerak yang benar dan ketenangan/konsentrasi.

Yoga dapat menurunkan tekanan darah disebabkan oleh beberapa hal:


1. Dalam yoga terdapat teknik pernapasan yang dapat menurunkan hormon adrenalin,
dimana hormon ini mempengaruhi penurunan tekanan darah. Selain itu, napas yang

16 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
pelan dan teratur dapat mengurangi aktivitas simpatik, mempertahankan
keseimbangan simpathovagal melalui reflek kontrol kardiovaskuler yang stabil, dan
meningkatkan vasodilatasi lapisan endotel pada arteri.
2. Meditasi atau olah pikiran, adanya teknik meditasi dapat menurunkan kecemasan,
dimana kecemasan adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah.
3. Peregangan, gerakan peregangan yang dilakukan dalam yoga dapat merileksasikan
otot sehingga aliran darah menjadi lancar.
Prinsip utama yang sangat mempengaruhi penurunan hipertensi adalah pengaturan teknik
napas yang benar. Teknik napas yang efektif dalam yoga dengan cara menutup lubang hidung
kanan dengan jempol tangan kanan, kemudian tarik napas dalam, pelan, teratur melalui
lubang hidung kiri, selanjutnya dihembuskan melalui jalur yang sama dan sebaliknya.

17 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
BAB V
KESIMPULAN

1) Jika dibandingkan dengan lansia hipertensi yang sama sekali tidak mendapatkan
perlakuan teknik yoga, lansia hipertensi dengan melakukan teknik yoga mengalami
penurunan tekanan darah yang cukup signifikan. Penatalaksanaan Yoga dapat
dikonsultasikan dengan ahlinya untuk mengetahui gerakan-gerakan yang natinya
dilakukan dan waktunya.
2) Yoga terbukti sebagai salah satu terapi non farmokologi yang efektif untuk mengatasi
(menurunkan) hipertensi pada lansia. Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Seperti teknik nafas yang tepat (bagian yang utama), prosedur yoga
(dilakukan melalui instruktur/mandiri), konsentrasi dan keteraturan latihan juga tipe
hipertensi ( hipertensi tahap 1).

18 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, R. (2015). Senam Yoga. Materi Peajaran. Retrieved from


http://salamsenam.blogspot.co.id/2015_08_01_archive.html
Kemenkes RI (2014). Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
Hipertensi. Jakarta Selatan. Akses pada 11 Oktober 2016 di
www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/...hipertensi.pdf
Oktavia, D., Indriati, P. ., & Supriyadi. (n.d.). Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) di Panti Wreda Pengayoman Pelkris dan
Panti Omega Semarang, 18. Retrieved from http://www.e-
jurnal.com/2013/10/pengaruh-latihan-yoga-terhadap.html
Patil, S. G., Dhanakshirur, G., Aithala, M. R., & Das, K. K. (2014). Comparison of the effects
of yoga and lifestyle modification on grade-I hypertension in elderly males: A
preliminary study. International Journal of Clinical and Experimental Physiology, 1(1),
6872. Retrieved from http://www.ijcep.org
Repository.USU.di unduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31642/5/Chapter%20II.pdf pada
tanggal 13 Oktober 2016
Rohim, R (2008). Sehat dan Bahagia dengan Yoga. Halaman 2. Kawan Pustaka
Wolff, M., Sundquist, K., Lonn, S. L., & Midlov, P. (2013). Impact of yoga on blood pressure
and quality of life in patients with hypertension a controlled trial in primary care,
matched for systolic blood pressure. BMC Cardiovascular Disorders Journal, 13(111),
14712261. Retrieved from http://www.biomedcentral.com

19 | K e p e r a w a t a n H o l i s t i k I I

Anda mungkin juga menyukai