Anda di halaman 1dari 8

Tugas PKN

Proses Lahirnya Pancasila


Sebagai dasar Negara

Tamara Bidari S.
8a/21
Proses Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar
Negara

Dasar negara kita adalah Pancasila. Istilah Pancasila


berasal dari bahasa sansekerta. Pancasila terdiri dari 2 kata
yaitu; panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsif,
asas atau dasar. Pancasila artinya lima asas yang
menjadi dasar.
Dasar Negara sendiri merupakan landasan kehidupan
bernegara. Setiap negara yang merdeka harus mempunyai
landasan dalam melakukan kehidupan bernegaranya. Atau
dalam artian Dasar Negara adalah suatu dasar untuk
mengatur penyelenggaraan negara. Dasar negara bagi suatu
negara amat sangat penting artinya. Karena tanpa dasar
negara berarti negara tersebut tidak memiliki arah dan
tujuan yang jelas, sehingga tidak punya pedoman ataupun
petunjuk bagaimana cara memecahkan persoalan
persoalan negara dan kemana negara itu mau dibawa. Dasar
negara sebagai pedoman hidup bernegara yang mencakup
cita-cita negara, tujuan negara dan norma negara.

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum


merdeka. Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak
bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di
Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan
Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda.
Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing
tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan
besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak,
Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut,
bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam
bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.

Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia dalam


mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai dengan
tahun 1908 boleh dikatakan selalu mengalami kegagalan.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942,
tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia diduduki
oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama
menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang
mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik
simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang
dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji
kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh
Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh
karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April
1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua
kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa
syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan
(Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di
Jawa dan Madura)

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar


pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah
menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya
dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat
dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
a. Sidang BPUPKI I
(tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945)
Materi sidang ini membahas rancangan dasar
negara dengan menampung usulan dari para
tokoh, yakni:
Mr. Muh Yamin (29 Mei 1945)
Melalui pidatonya Mr. Muh. Yamin mengusulkan
secara tertulis lima asas rancangan dasar negara
secara tertulis, yaitu:
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kebangsaan Persatuan Indonesia
- Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
- Kerakyatan yang dipimpin olhe hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Serta secara lisan sebagai berikut:

- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Kesejahteraan Rakyat

Dr. Soepomo (31 Mei 1945)

- Persatuan

- Mufakat dan demokrasi


- Keadilan sosial

- Kekeluargaan

- Musyawarah

Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945,


kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno
mengajukan usul mengenai calon dasar negara
yang terdiri atas lima hal, yaitu:

- Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)


- Internasionalisme (Perikemanusiaan)
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih
lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila
tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan

Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas


menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.

b. Sidang Panitia Kecil


(Tanggal 22 Juni 1945)
Setelah berakhirnya siding BPUPKI I tanggal 1
Juni 1945, dibentuklah panitia kecil yang terdiri
dari 9 orang yang bertugas sebagai panitia
perumusan dasar negara untuk membahas
usulan rancangan dasar negara yang
dikemukakan dalam siding BPUPKI. Sidang
panitia kecil ini menghasilkan sebuah keputusan
tentang rumusan dasar negara dalam sebuah
piagam yang diberi nama Piagam Jakarta yang
rumusannya sebagai berikut:
a) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat-syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
b)Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia
d)Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Panitia Kecil terdiri dari 9 orang, yaitu sebagai
berikut:
A. Ir. Soekarno
B. Drs. Moh. Hatta
C. Mr. A.A. maramis
D.Abikoesno Tjokrosoejoso
E. Abdoelkahar Muzakir
F. Haji Agus Salim
G.Mr. Ahmad Soebardjo
H.K.H. Wachid Hasyim
I. Mr. Muh. Yamin

c. Sidang BPUPKI II

(Tanggal 10 Juli 1945 sampai 17 Juli 1945)


Sidang ini merupakan kelanjutan dari siding-sidang
sebelumnya, yakni dengan agenda siding tentang dasar
negara yang akan dibentuk. Hasil dari sidang panitia kecil
yang beranggotakan 9 orang tersebut, yaitu Piagam Jakarta
yang memuat tentang rumusan dasar negara yang akan
didirikan kelak bernama Pancasila. Hal tersebut telah
mendapat kesepakatan pada sidang BPUPKI II.
2 kota besar di Jepang yang bernama Nagasaki dan
Hirosima dibom atom oleh sekutu sehingga Jepang
menyerah kepada Sekutu pada perang dunia II. Secara
langsung, itu mengakibatkan lemahnya kekuatan Jepang
yang menjajah Indonesia. Terjadinya hal tersebut
merupakan tanda bahwa tindak perjuangan bangsa
Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, dengan
berakhirnya sidang BPUPKI II hampir mencapai puncak final.

d. Sidang PPKI

Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah PPKI


yang diketuai oleh Ir. Soekarno beserta wakilnya Drs.
Moh Hatta yang beranggotakan 27 orang. Sidang
pertama PPKI dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus
1945, berlokasi di Gedung Pejambon yang
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut :
Mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara dan UUD
1945 sebagai hukum dasar negara.
Mengangkat Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai
presiden dan wakil presiden.
Untuk sementara dalam melaksanakan proses
pemerintahan, presiden dibantu oleh KNIP ( Komite
Nasional Indonesia Pusat ).

Berdasarkan Pengertiannya, Pancasila


dikelompokan menjadi 3 yaitu:

Pengertian Secara Historis


Pancasila adalah nama calon dasar negara yang
diusulkan oleh Ir. Soekarno pada pidatonya di hadapan
sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945
Pengertian Secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekaerta Panca
yang berarti lima dan Syila yang berarti alas, dasar
atau syila berarti peraturan tentang tingkah laku yang
baik. Panca Syila artinya dasar yang memiliki lima
unsur. Panca Syila artinya lima peraturan tingkah
laku yang penting. Kata Pancasila berasal dari
kepustakaan Buddha di India. Dalam agama buddha
terdapat ajaran moral: Sda Syiila, Sapta Syiila dan
Panca Syiila.
Pengertian Secara Terminologis
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia
dari Negara Indonesia yang tercantum dalam Aliena IV
Pembukaan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai