Drama Kel 3
Drama Kel 3
kota. Kemana pun ia mencari pekerjaan, tak satupun perusahaan di kota ini
mau menerimanya dikarenakan ia hanya memiliki ijazah SMP. Alin memang
berasal dari keluarga miskin sehingga sebelum melangkah ke jenjang SMA,
ia putus sekolah.
Alin :Kamu lebih beruntung daripada aku, Ra. Sementara sekarang aku
belum ada perkembangan.
Alin :Apa saja bisa kok, hanya saja aku ingin menjadi karyawan di toko
roti, mengingat pendidikanku tidak terlalu tinggi.
Tamara :
Suatu hari, Alin berjalan di sepanjang jalan dekat rumah yang ia dan Tamara
tempati. Ia mampir ke tempat dimana Pak Wewe menjual kue, yaitu TOKO KUE
WEWE. Ia membeli sebuah roti buatan Pak Wewe untuk dimakan bersama Tamara.
Namun setelah dicicipinya, Alin merasa bahwa kue tersebut kurang enak, sehingga
ia merasa ragu untuk memberikan bagi Tamara. Dalam hatinya, Alin berpikiran
bahwa ia saja dapat membuat kue yang jauh lebih enak dari yang dibuat Pak Wewe.
Lantas ia pulang ke rumah dengan hati bimbang.
Di suatu sore itu sepulang kuliah, Made yang merupakan mahasiswa yang cerdas
dan kaya raya merasa sangat letih dan lapar. Terlebih lagi sejak siang ia disibukkan
dengan kegiatan membuat laporan yang diberikan oleh dosennya. Sepulang kuliah,
Made merasa lapar. Karena sudah tidak tahan lagi, ia pun terpaksa makan roti ke
tempat nya Pak Wewe, walaupun tidak level. Sesampai disana, ia memesan kue,
dan ternyata rasanya hambar. Tapi tetap dimakan karena lapar. Karena hujan, made
malas untuk pulang. Akhirnya ia ngobrol bersama Pak Wewe. Pak Wewe yang
mendengar keluhan Made akan rasa rotinya yang hambar, merasa gusar dan emosi.
Ia tidak tahu harus marah kepada siapa dan tidak tahu jalan keluar dari
permasalahan ini. Bermalam-malam, Pak Wewe yang masih Single ini tidak bisa
tidur, tidak lain tidak bukan jelas karena dia takut toko kue buatannya akan
bangkrut di kemudian hari karena tidak sanggup membuat kue yang selezat kue
mahal tapi murah sehingga dapat dijangkau khalayak banyak.