Si
OLEH :
Nama: Nisa Fitri Loviyarni
NPM : 145310909
Kelas : III Akuntansi S1
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI S1
T.A 2015/2016
INFLASI
1. Definisi Inflasi
Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang
bersifat umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara
terus-menerus yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan
barang. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.
2. Penyebab-Penyebab Inflasi
A. Jumlah Uang Beredar
Menurut sudut pandang kaum moneteris jumlah uang beredar adalah faktor
lebih banyak diterjemahkan dalam konsep narrow money (MI). Hal ini terjadi
karena masih adanya tanggapan, bahwa uang dikuasai hanya merupakan bagian
dari likuiditasi perbankan. Menurut data yang dihimpun dalam Laporan Bank
pada periode tahun 1980-1992 relatif tinggi jika dibandingkan dengan Negara-
hal yang menyangkut keterangan struktural ekonomi Indonesia, yang acap kali
pada suatu waktu akan timbul dan menunjukan dirinya karena harga-harga
3. Jenis-Jenis Inflasi
A. Inflasi Berdasarkan Besarnya
Berdasarkan besarnya, inflasi terbagi menjadi 4 kategori utama, Putong
30% pertahun.
3) Inflasi berat (high Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100%
pertahun.
4) Inflasi sangat tinggi (hyper Inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya
keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah
biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya
kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari
terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada
dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, harga-harga barang dan
juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus
mengimpor barang tersebut maka harga jualnya didalam negeri tentu saja
bertambah mahal.
serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan
oleh bank sentral. Melalui instrumen ini diharapkan peredaran uang dapat diatur
dan inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang telat ditargetkan sebelumnya.
Terdapat 3 kebijakan yang dapat ditempuh bank sentral dalam mengatur inflasi :
a. Kebijakan diskonto
b. Operasi pasar terbuka
c. Kebijakan persediaan kas (cash ratio policy)
5. Teori-Teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga teori itu adalah,
masih sangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di zaman modern ini,
kurang dari x%, sama dengan x% atau lebih besar dari x%, tergantung kepada
apakah masyarakat tidak mengharapkan harga naik lagi, anak naik tetapi tidak
lebih buruk daripada sekarang atau masa-masa lampau, atau akan naik lebih cepat
agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia (yaitu, apabila
timbul inflationary gap). Selama inflatioanry gap tetap ada, selama itu pula proses
C. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas
berkembang. Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang. Disebut teori
inflasi jangka panjang karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor structural dari
perekonomian (yang, menurut definisi, faktor-faktor ini hanya bisa berubah secara
gradual dan dalam jangka panjang). Menurut teori ini, ada 2 ketegaran utama
inflasi.
1) Ketegaran yang pertama berupa ketidakpastian dari penerima ekspor, yaitu