Anda di halaman 1dari 42

BAB III

PERHITUNGAN PONDASI TIANG BOR

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |1 |
Pondasi Bore Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi
meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah
keras di bawahnya. Pondasi bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang
pancang atau pondasi dalam lainya. Perbedaan di antara keduanya adalah pada cara
pelaksanaan pengerjaanya. Jasa pelaksanaan pondasi bore pile diawali dari pembuatan
lubang di tanah dengan cara tanah di bor terlebih dahulu kemudian penginstalan besi
tulangan ke dalam lubang yang dilanjutkan dengan pengecoran bor pile dengan tremi. Agar
lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan perhitungan pondasi tiang bor (boredpile) pada
pembangunan suatu gedung.

3.1 Data Perhitungan

Pada perhitungan pondasi tiang bor (boredpile), menggunakan data yang sama seperti
pada perhitungan pondasi tiang pancang. Baik itu profil dan karakteristik teknis tanahnya,
maupun beban axial dan beban lateral maksimum yang bekerja pada masing-masing kolom
gedung.

3.1.1 Profil dan Karakteristik Teknis Tanah

Untuk mengetahui profil dan karakteristik teknis tanah pada proyek gedung, dilakukan
penyelidikan tanah dengan cara Pemboran Teknik. Adapun hasil yang diperoleh dari
pemboran teknik yang telah dilakukan, didapat data sebagai berikut :

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |2 |
Tabel 3.1Data Boring Log

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |3 |
.......lanjutan Tabel. 3.1

Dari data pemboran teknik di atas diambil dari contoh data pembangunan Gedung
RSU Purwakarta yang dimana diketahui lapisan tanah yang ada di lokasi proyek adalah
lempung dan pasir. Oleh karena itu dapat di asumsikan sebagai berikut:
- Lempung Cu = ada, = 00
- Pasir Cu = 0, = ada0
Sama seperti pada penentuan kedalaman pondasi tiang pancang, kedalaman pondasi
tiang bor (bored pile) juga diambil pada kedalaman 12 meter dimana nilai N = 40 ~ 55. Nilai
N = 50 merupakan nilai yang menunjukkan bahwa lapisan dengan nilai tersebut, cukup kuat
sebagai dasar kedalaman pondasi.Namun untuk keamanan nilai N pada perhitungan diambil
40. Untuk lebih jelasnya, data stratifikasi tanah dan parameter tanah dapat dilihat seperti di
bawah ini.

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |4 |
Tabel 3.2 Stratifikasi Tanah dan Kedalaman Pondasi Tiang

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |5 |
Tabel 3.3NilaiStratifikasi Tanah dan Parameter Tanah


N Cu Cu uns E
Lay Soil Depth Thickn sat
Val (kN/ (kg/c ( at (kg/c
er Type (m) ess (t/m
ue m) m) ) (t/m m)
)
)
Lempu 0, 0,3
1 - 1,0 1,0 1 9 0,090 0 1,38 1,25 7
ng 0 5
Lempu 1, 0,3
2 - 5,5 4,5 2 18 0,180 0 1,41 1,28 14
ng 0 5
Lempu 5, 0,3
3 - 8,0 2,5 4 26 0,260 0 1,43 1,30 28
ng 5 0
8, 12, 4 0,2
4 Pasir - 4,0 40 0 0 1,87 1,70 560
0 0 5 8

3.1.2 Data Beban

Mengenai pembebanan akibat beban struktur dihitung menggunakan bantuan Program


SAP.2000. Berdasarkan data beban yang ada, didapat hasil output dari Program SAP
tersebut yaitu beban axial dan beban lateral maksimum yang bekerja pada masing-masing
kolom adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4Beban Axial dan Beban Lateral Maksimum


BEBAN LATERAL BEBAN AXIAL

Beban Beban
Point FX FY Point FZ
(ton) (ton)
1 -1,15 -0,43 1,15 1 101,35 101,35
2 1,09 0,91 1,09 2 24,76 24,76
3 -0,44 2,06 2,06 3 157,08 157,08
4 -0,58 0,99 0,99 4 28,64 28,64
5 -0,97 2,16 2,16 5 156,54 156,54
6 -2,26 0,92 2,26 6 24,65 24,65
7 0,36 1,11 1,11 7 104,36 104,36
8 0,76 -0,04 0,76 8 40,26 40,26
14 -0,78 2,12 2,12 14 39,76 39,76
15 3,34 -1,85 3,34 15 154,34 154,34
17 -0,03 0,45 0,45 17 475,77 475,77
19 -0,35 0,56 0,56 19 475,93 475,93
21 -3,67 0,87 3,67 21 151,82 151,82
22 0,97 -1,67 1,67 22 47,93 47,93
28 -1,01 0,48 1,01 28 47,01 47,01
29 3,32 -2,52 3,32 29 162,23 162,23
31 -0,10 0,10 0,10 31 494,30 494,30
33 -0,46 0,21 0,46 33 494,31 494,31

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |6 |
35 -3,80 0,51 3,80 35 158,03 158,03
36 0,96 -1,85 1,85 36 49,52 49,52
42 -0,98 2,37 2,37 42 48,77 48,77
43 3,26 -1,92 3,26 43 166,77 166,77
45 0,10 0,30 0,30 45 503,36 503,36
49 -0,68 0,42 0,68 49 502,07 502,07
51 -5,94 0,71 5,94 51 152,62 152,62
52 -6,41 0,44 6,41 52 16,31 16,31
60 0,96 1,33 1,33 60 53,85 53,85
69 -0,37 0,45 0,45 69 6,13 6,13
85 14,35 -1,31 14,35 85 35,85 35,85
86 7,48 -0,52 7,48 86 180,03 180,03
88 0,01 -1,74 1,74 88 449,97 449,97
92 -0,53 -1,21 1,21 92 452,85 452,85
94 -3,17 -0,99 3,17 94 304,07 304,07
95 -0,48 0,40 0,48 95 6,13 6,13
100 0,74 -2,56 2,56 100 8,88 8,88
101 4,52 1,40 4,52 101 415,50 415,50
103 -1,14 2,00 2,00 103 416,08 416,08
107 -0,43 1,92 1,92 107 441,97 441,97
109 -3,23 1,66 3,23 109 312,29 312,29
110 -0,50 0,39 0,50 110 6,11 6,11
111 0,60 -2,43 2,43 111 8,05 8,05
119 -0,47 0,40 0,47 119 5,95 5,95
120 0,89 -2,13 2,13 120 8,58 8,58
121 5,22 -0,48 5,22 121 490,34 490,34
123 -1,01 -0,47 1,01 123 498,08 498,08
125 -0,48 -2,06 2,06 125 290,11 290,11
133 -2,13 -1,11 2,13 133 268,62 268,62
134 -0,52 0,41 0,52 134 6,01 6,01
136 0,43 -1,11 1,11 136 9,64 9,64
142 -2,21 -0,13 2,21 142 204,03 204,03
144 0,01 -0,21 0,21 144 99,80 99,80
146 -0,09 0,06 0,09 146 100,32 100,32
148 -0,02 -0,07 0,07 148 146,37 146,37
150 -0,45 0,44 0,45 150 5,58 5,58
151 11,62 -0,91 11,62 151 43,36 43,36
152 -0,24 -0,06 0,24 152 223,71 223,71
153 -3,88 -0,04 3,88 153 41,64 41,64
154 -4,62 0,21 4,62 154 227,65 227,65
155 1,11 0,37 1,11 155 43,42 43,42
157 3,41 2,55 3,41 157 267,69 267,69
159 -3,56 1,55 3,56 159 282,77 282,77
160 -0,47 -0,17 0,47 160 3,99 3,99

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |7 |
3.2 Perhitungan Jumlah Pondasi Akibat Beban Axial

Pada perhitungan pondasi tiang bor (bored pile) pada proyek ini, direncanakan
menggunakan boredpile dengan data seperti di bawah ini.
- Pondasi yang akan digunakan : Pondasi Tiang Bor (boredpile)
- Dimensi Pondasi : Diameter 60 cm = 0,6 m
- Panjang Pondasi : 12 m

3.2.1 Daya Dukung Tiang


Untuk mendapatkan daya dukung tiang, digunakan rumus berikut :
Qu = Qp + Qs
Dimana :
Qu = daya dukung tiang
Qp = daya dukung ujung tiang = qp x A
Qs = daya dukung selimut tiang = qs x As
a. Daya Dukung Ujung Tiang
Daya dukung ultimit pada ujung tiang bor (bored pile) dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut.
Qp = qp xA
Dimana :
Qp = daya dukung ultimit tiang
qp = tahanan ujung per satuan luas (ton/m2)
A = luas penampang tiang bor (m2)
Perhitungan :
Mencari A (luas penampang ujung tiang bor)

Ap = D2 = . . 0,62 = 0,283 m2 = 2827,433 cm2


Mencari qp (tahanan ujung)
Diambil N-SPT pada ujung lapisan yaitu 55 (lihat Tabel 3.2 Stratifikasi tanah)

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |8 |
36

55

Gambar 3.1 Tahanan ujung ultimit pada tanah non-kohesif.

(Sumber : Reese & Wright, 1977)


Berdasarkan Gambar 3.1diatas, untuk NSPT = 55 di dapat nilai ultimit tahanan ujung
(qp) = 36 t/ft2 = 38,75008 kg/cm2, maka :
Qp = qp x A
= 38,75008kg/cm2 x2827,433 cm2
= 109563,3kg = 109,56 ton

b. Daya Dukung Selimut Tiang


Berdasarkan data stratifikasi dan parameter tanah pada Tabel 3.3, tanah pada
pembangunan gedung ini berlapis, maka untuk menentukan daya dukung selimut tiang pada
tiang bor, digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
n

Qs = f s .l.p
i=1

Dimana :
Qs :daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs :gesekan selimut tiang (ton/m2)
p : keliling penampang tiang (m)
l : panjang tiang (m)

Perhitungan :
Mencari p (keliling tiang)

p = 2..r = 2 . . 0,3 m = 1,88 m


Mencari fs (gesekan selimut tiang)

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |9 |
Menurut metode Reese & Wright (1977) menyatakan bahwa gesekan selimut tiang per
satuan luas dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter kuat geser tanah. Jadi, untuk
tanah kohesif dan tanah nonkohesif dapat menggunakan formula sebagai berikut.
Pada tanah kohesif (tanah lempung) = fs = . cu
Pada tanah non-kohesif (tanah pasir) = fs =diperoleh dari gambar 5.2 di bawah.
Dimana :
: faktor adhesi= 0,55 (berdasarkan hasil penelitian Reese)
cu : kohesi tanah (ton/m2)
- Nilai cu dan fs pada tanah non-kohesif (lempung)
Tabel 3.5 Nilai cu& pada Tanah Koehsif
Laye Cu Cu (faktor
r (kg/cm) (t/m) adhesi)
1 0,09 0,90 0,55
2 0,18 1,80 0,55
3 0,26 2,60 0,55

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |10 |
- Mencari nilai fs pada tanah non-kohesif

1,65

55

Gambar 3.2Hubungan tahanan selimut ultimit terhadap NSPT.

(Sumber : Wright, 1977)

Dari gambar di atas maka didapat nilai fs untuk tanah non-kohesif (pasir) = 1,65 t/ft2 =
17,76045 t/m2.

Dengan menggunakan rumus mencari fs (gesekan selimut tiang) diatas, maka


didapathasil fs pada tiap layer seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.6 Nilai Gesekan Selimut (fs)


Laye
Jenis Nilai fs (t/m2) Panjang (m)
r
Lempu 0,4950 L1 1,
1 fs1 = m
ng 0 = 0
Lempu 0,9900 L2 4,
2 fs2 = m
ng 0 = 5
Lempu 1,4300 L3 2,
3 fs3 = m
ng 0 = 5
17,760 L4 4,
4 Pasir fs4 = m
45 = 0

Maka daya dukung selimut tiang :

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |11 |
n

Qs = f s .l.p
i=1

Qs = (1,88x1 x0,495) +(1,88x4,5 x0,99) + (1,88x2,5 x1,43)


+ (1,88x 4 x 17,76045)
Qs = 0,93305 + 8,39748+ 6,73872+ 133,91065
Qs = 149,980ton

Jadi daya dukung satu tiang :


Qu = Qp + Qs

Atau dalam bahasa yang sering digunakan di Indonesia:


DDsatu tiang= DD ujung tiang + DDujung selimut
DDsatu tiang=109,56ton + 149,980ton = 259,543ton
DD satutiang 259,543
DDijin = 2,5 = 2,5 = 103,817 ton

3.2.2 Jumlah Pondasi yang Dipakai Akibat Beban


Axial
Penentuan jumlah pondasi didapat dari perhitungan sebagai berikut :

Jumlah pondasi = Beban Axial / DDijin


Didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.7Jumlah Pondasi Akibat Beban Axial


Beban Axial Jmlh Pondasi yang
Point Max Dipakai
1 101,35 0,98 1
2 24,76 0,24 1
3 157,08 1,51 2
4 28,64 0,28 1
5 156,54 1,51 2
6 24,65 0,24 1
7 104,36 1,01 2
8 40,26 0,39 1
14 39,76 0,38 1
15 154,34 1,49 2
17 475,77 4,58 5
19 475,93 4,58 5
21 151,82 1,46 2
22 47,93 0,46 1
28 47,01 0,45 1

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |12 |
29 162,23 1,56 2
31 494,30 4,76 5
33 494,31 4,76 5
35 158,03 1,52 2
36 49,52 0,48 1
42 48,77 0,47 1
43 166,77 1,61 2
45 503,36 4,85 5
49 502,07 4,84 5
51 152,62 1,47 2
52 16,31 0,16 1
60 53,85 0,52 1
69 6,13 0,06 1
85 35,85 0,35 1
86 180,03 1,73 2
88 449,97 4,33 5
92 452,85 4,36 5
94 304,07 2,93 3
95 6,13 0,06 1
100 8,88 0,09 1
101 415,50 4,00 5
103 416,08 4,01 5
107 441,97 4,26 5
109 312,29 3,01 4
110 6,11 0,06 1
111 8,05 0,08 1
119 5,95 0,06 1
120 8,58 0,08 1
121 490,34 4,72 5
123 498,08 4,80 5
125 290,11 2,79 3
133 268,62 2,59 3
134 6,01 0,06 1
136 9,64 0,09 1
142 204,03 1,97 2
144 99,80 0,96 1
146 100,32 0,97 1
148 146,37 1,41 2
150 5,58 0,05 1
151 43,36 0,42 1
152 223,71 2,15 3
153 41,64 0,40 1
154 227,65 2,19 3
155 43,42 0,42 1

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |13 |
157 267,69 2,58 3
159 282,77 2,72 3
160 3,99 0,04 1
JUMLAH 143

Dari hasil perhitungan secara tabelaris di atas, maka didapat jumlah tiang akibat beban
axial yaitu 143 tiang.
3.3 Perhitungan Jumlah Pondasi Akibat Beban Lateral

Beban lateral maksimum yang bekerja pada masing-masing kolom didapat dari hasil
output yang perhitungannya menggunakan bantuan Program SAP.2000. Beban lateral
maksimum tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4.

3.3.1 Perhitungan Akibat Beban Lateral

a. Penentuan Kriteria Tiang


Kriteria tiang pendek atau tiang panjang ditentukan berdasarkan nilai R atau T yang
ditunjukan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.8Kriteria Jenis Tiang
Jenis Tiang Modulus Tanah
Kaku (Pendek) L2T L2R
Elastis (Panjang) L4T L 0,35 R

T=
5 EI
h (dalam satuan panjang)

Dimana :
E : modulus tiang (beton) = 4700 . fc '
fc = 25 Mpa ; maka = 4700 . 25
= 23500 N/mm2 = 2350000 kg/cm2
I : momen inersia tiang = 255324 cm4 (dari Tabel 4.9)
3
h : modulus variasi = 3,80 kg/cm (dari Terzaghi & Reese)

didapat T =
5 EI
h =
5 2350000 x 255324

3,80 = 173,650 cm

Jadi, L = 12 m = 1200 cm, sedangkan nilai 4 T = 4 . 173,65 = 694,601 cm.


Maka :L 4T
1200 cm 694,601 cm
Berdasarkan tabel kriteria jenis tiang, karena nilai L 4 T , maka kriteria jenis tiang
pada perhitungan ini termasuk Jenis Tiang Elastis (Panjang).

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |14 |
b. Perhitungan Akibat Beban Lateral
Karena kriteria jenis tiang termasuk Jenis Tiang Panjang, maka dalam perhitungan
akibat beban lateral, digunakan Metoda Broms untuk kondisi Tiang Panjang dengan Kepala
Tiang Terjepit (Fixed Head) pada tanah lempung.
Parameter-parameter yang digunakan :
- Dimensi Tiang = 60 cm
- Cu = 0,09 kg/cm2
- Mu = dicari dengan menggunakan diagram interaksi kolom
Perhitungan Mu
Dalam perhitungan mencari nilai Mu (momen ultimit) pada pondasi bored pile ini,
akan dibantu dengan software pcaColumn. Adapun parameter-parameter yang digunakan
dalam perhitungan pada software ini yaitu :
- Dimensi Tiang = 60 cm
- Mutu beton (f c) = 25 MPa
- Mutu baja (fy) = 400 MPa
- Tulangan = D-22
- Kombinasi pembebanan = 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E (SNI-03-2847-2002)
Dengan menggunakan parameter-parameter di atas, setelah di runningpada software
pcaColumn maka di dapat output sebagai berikut :

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |15 |
R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |16 |
Gam
bar
3.3
Diagr
am
intera
ksi.
Dengan nilai DDijin yaitu P = 103,8 ton = 1038 kN, maka didapat nilai Mu = 385 kN-m =
38500 kg-m. = 3850000 kg-cm.
Maka,
Mu/Cu.D3 = 3850000 / (0,09 . 603) = 198

70

198

Gambar 3.4Kapasitas lateral ultimit untuk tiang panjang pada tanah kohesif.
(Sumber : Broms, 1964)

Dari Gambar 3.3 Kurva kapasitas lateral ultimit untuk tiang panjang pada tanah
kohesif, maka didapat :

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |17 |
Hu/Cu.D2 = 70
Hu = (Hu/Cu.D2) * Cu * D2 = 70 * 0,09 * 602 = 22680 kg
Hijin = Hu / F = 22680/2,5 = 9072kg = 9,072 ton

3.3.2 Jumlah Pondasi yang Dipakai Akibat Beban Lateral

Penentuan jumlah pondasi didapat dari perhitungan sebagai berikut :

Jumlah pondasi = Beban Lateral / Hijin

Dari rumus tersebut didapatkan jumlah pondasi akibat beban lateral seperti pada tabel
di bawah ini.

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |18 |
Tabel 3.9Jumlah Pondasi Akibat Beban Lateral
Beban
Hasil Diambi
Point FX FY Lateral
Perhitungan l
Max
- -
1 1,15 0,13 1
1,15 0,43
2 1,09 0,91 1,09 0,12 1
-
3 2,06 2,06 0,23 1
0,44
-
4 0,99 0,99 0,11 1
0,58
-
5 2,16 2,16 0,24 1
0,97
-
6 0,92 2,26 0,25 1
2,26
7 0,36 1,11 1,11 0,12 1
-
8 0,76 0,76 0,08 1
0,04
-
14 2,12 2,12 0,23 1
0,78
-
15 3,34 3,34 0,37 1
1,85
-
17 0,45 0,45 0,05 1
0,03
-
19 0,56 0,56 0,06 1
0,35
-
21 0,87 3,67 0,40 1
3,67
-
22 0,97 1,67 0,18 1
1,67
-
28 0,48 1,01 0,11 1
1,01
-
29 3,32 3,32 0,37 1
2,52
-
31 0,10 0,10 0,01 1
0,10
-
33 0,21 0,46 0,05 1
0,46
-
35 0,51 3,80 0,42 1
3,80
-
36 0,96 1,85 0,20 1
1,85
-
42 2,37 2,37 0,26 1
0,98
-
43 3,26 3,26 0,36 1
1,92
45 0,10 0,30 0,30 0,03 1
-
49 0,42 0,68 0,07 1
0,68
51 - 0,71 5,94 0,65 1

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |19 |
5,94
-
52 0,44 6,41 0,71 1
6,41
60 0,96 1,33 1,33 0,15 1
-
69 0,45 0,45 0,05 1
0,37
14,3 -
85 14,35 1,58 2
5 1,31
-
86 7,48 7,48 0,82 1
0,52
-
88 0,01 1,74 0,19 1
1,74
- -
92 1,21 0,13 1
0,53 1,21
- -
94 3,17 0,35 1
3,17 0,99
-
95 0,40 0,48 0,05 1
0,48
-
100 0,74 2,56 0,28 1
2,56
101 4,52 1,40 4,52 0,50 1
-
103 2,00 2,00 0,22 1
1,14
-
107 1,92 1,92 0,21 1
0,43
-
109 1,66 3,23 0,36 1
3,23
-
110 0,39 0,50 0,06 1
0,50
-
111 0,60 2,43 0,27 1
2,43
-
119 0,40 0,47 0,05 1
0,47
-
120 0,89 2,13 0,23 1
2,13
-
121 5,22 5,22 0,58 1
0,48
- -
123 1,01 0,11 1
1,01 0,47
- -
125 2,06 0,23 1
0,48 2,06
- -
133 2,13 0,23 1
2,13 1,11
-
134 0,41 0,52 0,06 1
0,52
-
136 0,43 1,11 0,12 1
1,11
- -
142 2,21 0,24 1
2,21 0,13
144 0,01 - 0,21 0,02 1

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |20 |
0,21
-
146 0,06 0,09 0,01 1
0,09
- -
148 0,07 0,01 1
0,02 0,07
-
150 0,44 0,45 0,05 1
0,45
11,6 -
151 11,62 1,28 2
2 0,91
- -
152 0,24 0,03 1
0,24 0,06
- -
153 3,88 0,43 1
3,88 0,04
-
154 0,21 4,62 0,51 1
4,62
155 1,11 0,37 1,11 0,12 1
157 3,41 2,55 3,41 0,38 1
-
159 1,55 3,56 0,39 1
3,56
- -
160 0,47 0,05 1
0,47 0,17
JUMLAH 64

Dari hasil perhitungan secara tabelaris di atas, maka didapat jumlah tiang akibat beban
lateral yaitu 64 tiang.

3.4 Jumlah Tiang Pondasi yang Dipakai

Dari perhitungan jumlah pondasi akibat beban-beban yang bekerja pada setiap kolom
yaitu beban axial dan beban lateral, maka dapat di tabelariskan jumlah pondasi (n) yang
dipakai seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.10Jumlah Pondasi Tiang Bor yang Dipakai

n Akibat n Akibat Jumlah Pondasi


Point
Axial Lateral yg Dipakai
1 1 1 1
2 1 1 1
3 2 1 2
4 1 1 1
5 2 1 2
6 1 1 1
7 2 1 2
8 1 1 1
14 1 1 1
15 2 1 2

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |21 |
17 5 1 5
19 5 1 5
21 2 1 2
22 1 1 1
28 1 1 1
29 2 1 2
31 5 1 5
33 5 1 5
35 2 1 2
36 1 1 1
42 1 1 1
43 2 1 2
45 5 1 5
49 5 1 5
51 2 1 2
52 1 1 1
60 1 1 1
69 1 1 1
85 1 2 2
86 2 1 2
88 5 1 5
92 5 1 5
94 3 1 3
95 1 1 1
100 1 1 1
101 5 1 5
103 5 1 5
107 5 1 5
109 4 1 4
110 1 1 1
111 1 1 1
119 1 1 1
120 1 1 1
121 5 1 5
123 5 1 5
125 3 1 3
133 3 1 3
134 1 1 1
136 1 1 1
142 2 1 2
144 1 1 1
146 1 1 1
148 2 1 2
150 1 1 1

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |22 |
151 1 2 2
152 3 1 3
153 1 1 1
154 3 1 3
155 1 1 1
157 3 1 3
159 3 1 3
160 1 1 1
JUML
143 64 145
AH

3.5 Kelompok Tiang

3.5.1 Daya Dukung Kelompok Tiang

Pada lazimnya beban kolom struktur atas, dapat pula dipikul oleh suatu kelompok
tiang. Dan kelompok tiang tersebut mempunyai nilai efisiensi sesuai dengan banyaknya
tiang seperti dijelaskan pada uraian di bawah ini.

Eg = = 0.800

Gambar 3.5 Efisiensi kelompok tiang berdasarkan Formula Fled.

Nilai efisiensi kelompok tiang seperti pada gambar diatas, dapat juga disajikan secara
tabelaris seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.11 Nilai Efisiensi Kelompok Tiang


Banyaknya
Tiang Efisiensi

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |23 |
(Eg)
1 1
2 0.938
3 0.875
4 0.813
5 0.800
6 0.771
7 0.750
9 0.722
12 0.698

Setelah diketahui nilai efisiensi kelompok tiang, maka dapat diperhitungkan nilai daya
dukung kelompok tiang, yaitu dengan rumus seperti dibawah ini.

Daya dukung kelompok tiang = Eg x Jumlah Tiang x Daya dukung tiang tunggal

Dari rumus di atas maka didapat nilai Daya Dukung Kelompok Tiang yang kemudian
di cek terhadap beban lateral dan beban axial. Jika daya dukung kelompok lebih kecil dari
beban axial atau lateral, maka dilakukan penambahan tiang. Adapun hasil perhitungannya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.12 Nilai Daya Dukung Kelompok Tiang

Cek Cek Cek Cek


Daya Penam Daya
Jumlah Efisiensi terhadap terhadap Jumlah Efisiensi terhadap terhadap
Point Dukung -bahan Dukung
Pondasi (Eg) beban beban Pondasi (Eg) beban beban
Kelompok Tiang Kelompok
Lateral Axial Lateral Axial

1 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK


2 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
3 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
4 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
5 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
6 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
7 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
8 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
14 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
15 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
17 5 0,800 415,269 OK No 1 6 0,771 480,259 OK OK
19 5 0,800 415,269 OK No 1 6 0,771 480,259 OK OK
21 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
22 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
28 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
29 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
31 5 0,800 415,269 OK No 2 7 0,750 545,041 OK OK

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |24 |
33 5 0,800 415,269 OK No 2 7 0,750 545,041 OK OK
35 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
36 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
42 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
43 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
45 5 0,800 415,269 OK No 2 7 0,750 545,041 OK OK
49 5 0,800 415,269 OK No 2 7 0,750 545,041 OK OK
51 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
52 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
60 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
69 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
85 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
86 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
88 5 0,800 415,269 OK No 1 6 0,771 480,259 OK OK
92 5 0,800 415,269 OK No 1 6 0,771 480,259 OK OK
94 3 0,875 272,520 OK No 1 4 0,813 337,614 OK OK
95 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
100 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
101 5 0,800 415,269 OK No 1 6 0,771 480,259 OK OK
103 5 0,800 415,269 OK No 1 6 0,771 480,259 OK OK
107 5 0,800 415,269 OK No 1 6 0,771 480,259 OK OK
109 4 0,813 337,614 OK OK 4 0,813 337,614 OK OK
110 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
111 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
119 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
120 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
121 5 0,800 415,269 OK No 2 7 0,750 545,041 OK OK
123 5 0,800 415,269 OK No 2 7 0,750 545,041 OK OK
125 3 0,875 272,520 OK No 1 4 0,813 337,614 OK OK
133 3 0,875 272,520 OK OK 3 0,875 272,520 OK OK
134 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
136 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
142 2 0,938 194,761 OK No 1 3 0,875 272,520 OK OK
144 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
146 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
148 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
150 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
151 2 0,938 194,761 OK OK 2 0,938 194,761 OK OK
152 3 0,875 272,520 OK OK 3 0,875 272,520 OK OK
153 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
154 3 0,875 272,520 OK OK 3 0,875 272,520 OK OK
155 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
157 3 0,875 272,520 OK OK 3 0,875 272,520 OK OK
159 3 0,875 272,520 OK No 1 4 0,813 337,614 OK OK

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |25 |
160 1 1,000 103,817 OK OK 1 1,000 103,817 OK OK
JUMLAH 145 23 168

Catatan : Terdapat beberapa point yang nilai daya dukung kelompoknya lebih kecil dari
beban axial, maka dilakukan penambahan kolom seperti pada tabel di atas.

3.5.2 Konfigurasi Kelompok Tiang

Berdasarkan Tabel 3.12 Nilai Daya Dukung Kelompok Tiang, maka untuk
memudahkan dalam membedakan berapa banyak jumlah pondasi pada suatu kolom,
dibuatlah tipe pilecap atau konfigurasi kelompok tiang. Bentuk tipe konfigurasi kelompok
tiang atau pilecapada 7 (tujuh) buah tipe pilecap. Perbedaan tipe pilecap ini berdasarkan
jumlah tiang dalam satu pilecap tersebut. Untuk lebih jelasnya jenis tipe dan bentuk
konfigurasi kelompok tiang (pilecap) pada perencanaan pondasi tiang bor (bored pile) ini,
dapat dilihat pada pada tabel dan gambar di bawah ini.

Tabel 3.13 Tipe Konfigurasi Kelompok Tiang


TIPE BANYAK JUMLAH
PILEC NYA KOLO TIAN
AP TIANG M G
A 1 27 27
B 2 13 26
C 3 5 15
D 4 4 16
E 5 0 0
F 6 7 42
G 7 6 42
TOTAL 62 168

Berikut ini merupakan gambar sketsa berukuran dari tipe pilecap yang akan menjadi
dasar dalam pelaksanaan pekerjaannya. Sedangkan untuk gambar berskala berikut dengan
detailnya akan disajikan dalam lampiran.

Pilecap Tipe A

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |26 |
1200

600
1200
600

600

Gambar 3.6 Pilecap tipe A.

Pilecap Tipe B

600
1200

600

600 1800 600

3000

Gambar 3.7 Pilecap tipe B.

Pilecap Tipe C
1200
1559
1200

600

600 1800 600

3000

Gambar 3.8Pilecap tipe C.

Pilecap Tipe D

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |27 |
600

600

3000
1800
600
600 1800 600

3000

Gambar 3.9Pilecap tipe D.

Pilecap Tipe E
600
600
3000

1800
600

600 1559 1559 600

4318

Gambar 3.10Pilecap tipe E.

Pilecap Tipe F

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |28 |
600

600
3000

1800
600

600 1800 1800 600

4800

Gambar 3.11Pilecap tipe F.

Pilecap Tipe G
4986

2493
600

1800
4318

3600
600
600

1800

Gambar 3.12Pilecap tipe G.

3.6 Penurunan Tiang

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |29 |
3.6.1 Penurunan Seketika (Immediate)

Berdasarkan tipe pilecap yang ada, maka untuk penurunan seketika (immediate)
dibedakan menjadi dua tipe penurunan, yaitu penurunan tiang tunggal untuk Pilecap Tipe A,
dan penurunan kelompok tiang untuk Pilecap Tipe B, C, D, E, F, dan G. Adapun langkah
perhitungannya yaitu sebagai berikut.

a. Penurunan Tiang Tunggal


Dalam perhitungan penurunan tiang tunggal digunakan Metode Empiris dengan rumus
:
D Q.L
+
S = 100 Ap . Ep

Dimana :
S :penurunan total di kepala tiang (inchi)
D : diameter tiang (inchi)
Q : beban kerja (lbs)
Ap : luas penampang tiang
L : panjang tiang
Ep : modulus elastis tiang
b. Penurunan Kelompok Tiang
Dalam perhitungan kelompok tiang, sehubungan dengan ujung kedalaman pondasi di
tanah pasir, maka perhitungan penurunan kelompok tiang menggunakan Metode Vesic
(1977) untuk tanah pasir, yaitu dengan rumus seperti di bawah ini.

Sg = S Bg
D

Dimana :
Sg : penurunan kelompok tiang
S : penurunan pondasi tiang tunggal
Bg : lebar kelompok tiang
D : diameter tiang tunggal

Dengan menggunakan rumus penurunan tiang seperti di atas, maka secara tabelaris
perhitungan penurunan tiang untuk masing-masing tipe pilecap, baik itu penurunan tiang
tunggal maupun penurunan kelompok tiang, diperoleh seperti pada tabel di bawah ini.
Parameter Penurunan Tiang
1) Tunggal
D = 60 Cm = 23,622 inchi

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |30 |
2827,4
Ap = 33 cm2 = 438,253 inchi2
2986902, pound/inchi
Ep = 210000 Kg/cm2 = 008 2
L= 1200 Cm = 472,441 inchi
Q= Beban masing2 point

Parameter Penurunan
2) Kelompok Tiang
penurunan pondasi tiang tunggal
S = (cm)
lebar kelompok tiang
Bg = (cm)
D = 60 Cm

3) Cek Penurunan
Max = 15 Cm

Tabel 3.14 Penurunan Pondasi Tiang Tunggal & Kelompok Tiang


Beban Jumla Cek
Tipe Tipe S S
Poi Axial h thd
Pilec Penurun Tungg Tungg Bg Sg
nt Max Pond al al Max
ap an
(P) asi =
(inch
(ton) (cm) (cm) (cm) 15cm
)

101,3 0,3 0,8


1 5 1 A Tunggal 2 0 OK
0,2 0,6
2 24,76 1 A Tunggal 6 5 OK
157,0 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,5
3 8 2 B k 6 2 0 9 OK
0,2 0,6
4 28,64 1 A Tunggal 6 6 OK
156,5 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,5
5 4 2 B k 6 2 0 9 OK
0,2 0,6
6 24,65 1 A Tunggal 6 5 OK
104,3 Kelompo 0,3 0,8 180,0 1,4
7 6 2 B k 2 1 0 0 OK
0,2 0,6
8 40,26 1 A Tunggal 7 8 OK
0,2 0,6
14 39,76 1 A Tunggal 7 8 OK
154,3 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,5
15 4 2 B k 6 1 0 8 OK
475,7 Kelompo 0,6 1,5 360,0 3,8
17 7 6 F k 1 6 0 2 OK
19 475,9 6 F Kelompo 0,6 1,5 360,0 3,8 OK

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |31 |
3 k 1 6 0 3
151,8 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,5
21 2 2 B k 6 1 0 7 OK
0,2 0,7
22 47,93 1 A Tunggal 7 0 OK
0,2 0,7
28 47,01 1 A Tunggal 7 0 OK
162,2 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,6
29 3 2 B k 7 3 0 1 OK
494,3 Kelompo 0,6 1,6 360,0 3,9
31 0 7 G k 3 0 0 2 OK
494,3 Kelompo 0,6 1,6 360,0 3,9
33 1 7 G k 3 0 0 2 OK
158,0 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,5
35 3 2 B k 6 2 0 9 OK
0,2 0,7
36 49,52 1 A Tunggal 8 0 OK
0,2 0,7
42 48,77 1 A Tunggal 8 0 OK
166,7 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,6
43 7 2 B k 7 4 0 2 OK
503,3 Kelompo 0,6 1,6 360,0 3,9
45 6 7 G k 4 2 0 6 OK
502,0 Kelompo 0,6 1,6 360,0 3,9
49 7 7 G k 4 1 0 6 OK
152,6 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,5
51 2 2 B k 6 1 0 7 OK
0,2 0,6
52 16,31 1 A Tunggal 5 3 OK
0,2 0,7
60 53,85 1 A Tunggal 8 1 OK
0,2 0,6
69 6,13 1 A Tunggal 4 1 OK
Kelompo 0,2 0,6 180,0 1,1
85 35,85 2 B k 6 7 0 6 OK
180,0 Kelompo 0,3 0,9 180,0 1,6
86 3 2 B k 8 6 0 7 OK
449,9 Kelompo 0,5 1,5 360,0 3,7
88 7 6 F k 9 1 0 0 OK
452,8 Kelompo 0,6 1,5 360,0 3,7
92 5 6 F k 0 2 0 1 OK
304,0 Kelompo 0,4 1,2 180,0 2,1
94 7 4 D k 8 1 0 0 OK
0,2 0,6
95 6,13 1 A Tunggal 4 1 OK
0,2 0,6
100 8,88 1 A Tunggal 4 2 OK
415,5 Kelompo 0,5 1,4 360,0 3,5
101 0 6 F k 7 4 0 3 OK
416,0 Kelompo 0,5 1,4 360,0 3,5
103 8 6 F k 7 4 0 3 OK

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |32 |
441,9 Kelompo 0,5 1,4 360,0 3,6
107 7 6 F k 9 9 0 6 OK
312,2 Kelompo 0,4 1,2 180,0 2,1
109 9 4 D k 8 3 0 3 OK
0,2 0,6
110 6,11 1 A Tunggal 4 1 OK
0,2 0,6
111 8,05 1 A Tunggal 4 2 OK
0,2 0,6
119 5,95 1 A Tunggal 4 1 OK
0,2 0,6
120 8,58 1 A Tunggal 4 2 OK
490,3 Kelompo 0,6 1,5 360,0 3,9
121 4 7 G k 3 9 0 0 OK
498,0 Kelompo 0,6 1,6 360,0 3,9
123 8 7 G k 3 1 0 4 OK
290,1 Kelompo 0,4 1,1 180,0 2,0
125 1 4 D k 7 9 0 5 OK
268,6 Kelompo 0,4 1,1 180,0 1,9
133 2 3 C k 5 4 0 8 OK
0,2 0,6
134 6,01 1 A Tunggal 4 1 OK
0,2 0,6
136 9,64 1 A Tunggal 4 2 OK
204,0 Kelompo 0,4 1,0 180,0 1,7
142 3 3 C k 0 1 0 5 OK
0,3 0,8
144 99,80 1 A Tunggal 2 0 OK
100,3 0,3 0,8
146 2 1 A Tunggal 2 0 OK
146,3 Kelompo 0,3 0,9 0,2
148 7 2 B k 5 0 4,92 6 OK
0,2 0,6
150 5,58 1 A Tunggal 4 1 OK
Kelompo 0,2 0,6 0,2
151 43,36 2 B k 7 9 4,92 0 OK
223,7 Kelompo 0,4 1,0 0,3
152 1 3 C k 1 5 4,92 0 OK
0,2 0,6
153 41,64 1 A Tunggal 7 8 OK
227,6 Kelompo 0,4 1,0 0,3
154 5 3 C k 2 6 4,92 0 OK
0,2 0,6
155 43,42 1 A Tunggal 7 9 OK
267,6 Kelompo 0,4 1,1 0,3
157 9 3 C k 5 4 4,92 3 OK
282,7 Kelompo 0,4 1,1 0,3
159 7 4 D k 6 7 4,92 4 OK
0,2 0,6
160 3,99 1 A Tunggal 4 1 OK
168

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |33 |
3.6.2 Penurunan Konsolidasi (Consolidation)

Penurunan konsolidasi atau penurunan jangka panjang adalah penurunan yang terjadi
secara berangsur-angsur bersamaan dengan dissipasi tekanan air pori. Oleh karena itu,
penurunan konsolidasi hanya terjadi pada tanah lempung. Sedangkan untuk tanah pasir,
hanya terjadi penurunan seketika (immediate).
Perkiraan penurunan konsolidasi diperkirakan dengan pengalihan beban kerja pada
kedalaman 2/3 L di bawah pilecap. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar distribusi
tegangan untuk perkiraan penurunan penurunan pondasi tiang seperti di bawah ini.

1m

4,5 m
Lempung
2
3 L = 23 .12 = 8 m

12 m
2,5 m

Pasir 4m

Gambar 3.13Distribusi tegangan untuk perkiraan penurunan pondasi tiang.

Berdasarkan gambar distribusi tegangan di atas, karena pengalihan beban kerja pada
kedalaman 2/3 L = 8 m di bawah pilecap itu berada di lapasan tanah pasir, maka tidak

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |34 |
diperhitungkan penurunan konsolidasinya. Hal itu karena pada tanah pasir hanya terjadi
penurunan seketika (immediate) saja.

3.7 Gaya-gaya yang Mempengaruhi Pondasi Tiang Bor

Gaya-gaya yang bekerja dan mempengaruhi pondasi tiang bor di laut maupun sungai
berbeda-beda sesuai dengan jenis struktur yang akan didesain. Contohnya, perancangan
pondasi untuk pelabuhan akan memasukkan perhitungan gaya yang diberikan oleh kapal
yang berlabuh, sementara untuk perancangan bangunan tambang offshore tidak memerlukan
perhitungan tersebut.
3.7.1 Pondasi untuk Pelabuhan dan Dermaga

i. Beban akibat Gaya Berlabuh

Beban ini diakibatkan oleh gaya yang diberikan kapal ketika ia


berlabuh. Perhitungan yang digunakan, yaitu:

Dimana ms adalah perpindahan kapal dan massa air yang bergerak dengan
kapal, dan V adalah kecepatan kapal mendekati struktur.
Dengan asumsi bahwa energi kinetik melintang kapal dan sejajar
dengan garis berlabuh telah dihitung dengan benar, masalah selanjutnya
adalah menilai cara dimana energi yang diserap oleh fender dan tumpukan
pendukungnya. Mengambil kasus tumpukan akting vertikal sebagai kantilever
sederhana dari sudut ketetapan maya bawah dasar laut, dan menerima
pukulan dari kapal dengan kekuatan Happlied pada titik dimana kapal
bersentuhan dengan struktur, jarak yang ditempuh oleh titik Sebuah kemudian
dapat dihitung dengan metode sederhana ditunjukkan pada persamaan 6.20
dan diulang di sini untuk kenyamanan, yaitu:

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |35 |
Gambar 3.14 Gaya akibat kapal berlabuh

Jika kapal dibawa untuk beristirahat oleh tumpukan vertikal ketika


bergerak kepala tumpukan atas jarak y, maka kerja yang dilakukan oleh gaya
Arahkan jarak ini diberikan oleh:

H ( e+ z f )
Momen lentur pada tiang sama dengan menjadi:

ii. Gaya akibat Ombak

Dermaga biasanya berlokasi di perairan terlindung atau di lokasi yang


dipilih tidak memiliki ombak besar. Akibatnya, gaya-gaya pada tiang bor
desebabkan oleh gelombang yang jauh lebih besar daripada gaya yang diberikan
kapal yang berlabuh.
Pendekatan sederhana untuk perhitungan kekuatan gelombang pada
struktur tetap adalah dengan mengasumsikan bahwa kekuatan gelombang
maksimum dapat dinyatakan sebagai kekuatan statik ekuivalen yang disebabkan
oleh gelombang bentuk soliter. Bentuk ini merupakan perwakilan dari gelombang
pecah. Ada cara untuk menghitung kecepatan partikel air V pada setiap titik
memiliki koordinat horizontal x dari puncak gelombang dan vertical y di atas
dasar laut. Kecepatan partikel air dapat dihubungan dengan kecepatan muka dari

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |36 |
puncak gelombang (gelombang kecepatan c) dan dinyatakan dalam (u /c)2 dan
(1/g x du /dt) untuk rasio x dan z hingga yang h dari tinggi palung gelombang di
atas dasar laut.

Tabel 3.15 Ketinggian permukaan, kecepatan, dan percepatan untuk


gelombang pecah soliter

Dalam teori gelombang pada umumnya, kekuatan gelombang pada


struktur tetap diambil sebagai jumlah dari hambatan dan gaya inersia yang
diberikan oleh gelombang. Ini diungkapkan oleh persamaan Morison yang
umum digunakan:

dimana f, fD, dan fI adalah gaya gelombang, gaya tarik, dan gaya inersia, masing-
masing per satuan luas dari objek di jalur gelombang, CD adalah koefisien drag,
w adalah kepadatan air, g adalah percepatan gravitasi, u adalah kecepatan
partikel horisontal air, CM adalah koefisien gaya inersia, D adalah diameter objek
silinder, dan du/dt adalah percepatan horizontal dari partikel air.

iii. Gaya akibat Pasang Surut

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |37 |
Kecepatan dan arah arus (atau pasang surut sungai) yang mempengaruhi
struktur yang diperoleh dengan di tempat pengukuran yang harus mencakup
penentuan variasi dalam kecepatan arus antara permukaan air dan dasar laut.
Kurva yang diplot berkaitan kecepatan dengan kedalaman dan gaya drag saat
dihitung untuk setiap kenaikan ketinggian tumpukan di atas dasar laut. Apa
gerusan di bawah dasar laut harus disediakan untuk. Gaya arus ini dihitung dari
persamaan:

Di mana arus yang terkait dengan gelombang, perlu untuk menambahkan


kecepatan arus secara vektor untuk kecepatan partikel air u hingga menjadi total
gaya. Adanya kemungkinan peningkatan diameter efektif dan kekasaran dari
bagian terendam karena pertumbuhan teritip harus dipertimbangkan. Setelah
dihitung kekuatan di tiang bor perlu untuk memeriksa bahwa osilasi tidak akan
berlangsung sebagai akibat dari pusaran penumpahan yang disebabkan oleh
aliran arus. Osilasi ini terjadi melintang ke arah aliran arus ketika frekuensi
sepasang shedding dari vortisitas bertepatan dengan frekuensi alami dari tiang
bor. Penentuan kecepatan kritis untuk berbagai bentuk osilasi aliran-diinduksi
dari anggota silinder:

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |38 |
iv. Gaya akibat angin

Kekuatan angin diberikan langsung pada tumpukan dalam struktur


dermaga cenderung kecil dalam kaitannya dengan kekuatan angin cukup besar
ditransmisikan ke tiang bor dari dek balok, crane, konveyor, penompang,
kontainer, gudang dan trunkways pipa. Dalam dermaga, pendekatan gabungan
angin dan gelombang gelombang yang biasanya bertindak tegak lurus terhadap
sumbu pendekatan dapat menyebabkan penggulingan yang besar di bents tiang,
terutama ketika kekuatan angin bertindak atas trunkways pipa atau struktur
conveyor ditempatkan di ketinggian yang tinggi, atau di lokasi dengan pasang
surut yang tinggi. Kekuatan angin pada kapal yang ditambatkan juga
memerlukan pertimbangan, dan tunjangan harus dibuat bila diperlukan untuk
pertambahan es pada struktur. kekuatan angin dapat dihitung dengan mengambil
massa udara sebagai 1,29 g / l atau persamaan ini dapat dengan mudah
dinyatakan dalam satuan Imperial sebagai:
F=0.00256 V 2 C D A

Dimana F adalah gaya angin dalam pound, V adalah kecepatan angin


berkelanjutan di m.p.h. di ketinggian bagian dari struktur yang dipertimbangkan,
CD adalah koefisien tarikan, dan A adalah luas proyeksi objek di kaki persegi.
Nilai-nilai koefisien hambatan untuk digunakan dan melindungi koefisien
dapat diterapkan untuk anggota berjarak dekat. kecepatan angin dapat dikoreksi
untuk tinggi dengan cara persamaan:

Dimana H2 dan H1 adalah dua ketinggian yang bersangkutan. Perlu dicatat


bahwa kecepatan angin berdasarkan hembusan durasi pendek mungkin
overconservative ketika mempertimbangkan kekuatan angin pada kapal-kapal
besar.

v. Gaya akibat Es

Gaya pada tiang yang disebabkan oleh es yang mengambang di laut


memiliki karakteristik agak mirip dengan yang gaya akibat kapal berlabuh,
perbedaanya terletak pada jangka waktu es tersebut memberikan gaya pada

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |39 |
tiang. Gumpalan es yang mengapung didorong oleh arus dan hambatan angin
pada permukaan es tersebut. Biasanya es tersebut terdiri dari lapisan konsolidasi,
dengan ketebalan 3 m di perairan sub-Arktik, didasari oleh massa 'rubble' dalam
bentuk blok longgar, dan seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh puing-puing
longgar dan salju. Ketika merancang struktur untuk menahan kekuatan es
tersebut perlu untuk menentukan tindakan yang dominan, yaitu apakah tekanan
tersebut berasal dari angin dan dorongan arus terhadap es yang melawan
struktur, atau perlawanan yang diberikan oleh struktur dalam meningkatkan
konsolidasi lapisan.
Persamaan dasar untuk gaya es pada struktur tetap, yaitu:

Dan persamaan empiris Korzhavin untuk menghitung p adalah:

Untuk pasang yang membelah pada sudut 45 ke tepi lapisan es, persamaan untuk
menghitung stress es efektif adalah:

Tampaknya dari teori Croasdale yang kontak faktor k harus diterapkan dengan
nilai p dihitung dari perhitungan sebelumnya. Faktor dari 0,5 diberikan untuk es
terus bergerak, dan 1,0 atau lebih untuk es beku sekitar struktur. Sehingga,
persamaan Tryde berdasarkan teori wedge adalah:

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |40 |
3.7.2 Platform Bangunan Lepas Pantai

Karena lokasi mereka yang sering berada pada air yang dalam sehingga terkena
aksi gelombang yang cukup parah, gaya yang bekerja pada struktur platform tetap
berbeda karakter dengan gaya-gaya pada dermaga di perairan yang relatif dangkal dan
cukup terlindungi. Pada struktur pelabuhan atau dermaga, gaya dominan disebabkan
oleh berlabuhnya kapal, platform bangunan lepas pantai hanya diberikan gaya oleh
kapal kecil dan kekuatan lingkungan yang dihasilkan dari gelombang, angin, dan arus
memiliki pengaruh yang lebih dominan pada struktur. Dalam air yang sangat dalam,
gaya yang diberikan oleh alam dapat mennyumbangkan tiga perempat dari total beban
pada anggota pendukung utama.
Aktivitas utama untuk industri konstruksi lepas pantai di tahun 1970-an dan
1980-an adalah dalam pembuatan dan penginstalan platform untuk produksi minyak
dan gas dan peletakkan pipa laut tempat tidur. Platform dibangun di Inggris dan Eropa
Barat, terutama di perairan yang relatif dangkal, seperti Laut Utara di mana pondasi
multi-tiang menjadi bentuk ekonomis konstruksi. Platform dasar gravitasi menjadi
pondasi yang terdiri dari caisson besar yang mengambang dan tenggelam ke dasar laut
juga dibangun.
Otoritas sertifikasi untuk produksi minyak dan gas biasanya menuntut faktor
keamanan khusus untuk gelombang 100 tahunan yang dikombinasikan dengan
kekuatan angin yang sesuai dan kecepatan arus maksimum, disebut sebagai kondisi
design lingkungan. Gaya maksimal karena operasi pada platform, seperti pengeboran,
digabungkan dengan kondisi angin dan laut tertentu, dan dikenal sebagai kondisi
operating lingkungan. American Petroleum Institute merumuskan faktor keamanan
pada daya dukung batas pondasi tiang tidak kurang dari minimal yang diberikan pada
tabel di bawah ini.

Tabel 3.15 Faktor keamanan minimum untuk berbagai kondisi pembebanan

R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |41 |
R e k a y a s a P o n d a s i K e l o m p o k 2 |42 |

Anda mungkin juga menyukai