Anda di halaman 1dari 9

2/12/2016

Putting Beliung

1. Pendahuluan

Karakteristik cuaca pada musim transisi akan banyak mengakibatkan terjadinya


cuaca yang bersifat ekstrim, cakupan cuaca ekstrim tersebut memiliki sifat yang
lokal (1-5 km).

Cuaca ekstrim yang sering ditimbulkan yaitu curah hujan yang tinggi dengan
periodenya yang singkat, sering disertai dengan angin kencang (Puting Beliung),
petir serta hujan es.

Fenomena cuaca tersebut adalah akibat dari dampak pemanasan yang tidak
merata mengakibatkan massa udara dingin dan panas akan bersinggungan pada
wilayah yang sempit dan menyebabkan turbulensi udara, sehingga akan
menimbulkan terjadinya awan-awan konvektif yang cukup banyak dengan
periode tumbuhnya yang cukup cepat. Adapun awan-awan konvektif tersebut
antara lain Cumulus Congetus serta Cumulunimbus (Cb).

Angin Putting beliung adalah angin kencang, tapi angin kencang belum tentu
dikatakan angin putting beliung, tergantung kecepatan angin yang menyertainya,
angin putting beliung kejadiannya singkat antara 3- 5 menit setelah itu diikuti
angin kencang yang berangsur-angsur keceptannya melemah.

Sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa
lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20 30 knot, sementara Di
Indonesia berdasarkan pemberitaan media, angin yang mempunyai ciri2 seperti
diatas sebagian besar didahului oleh turunnya hujan deras namun ada juga
sebagian angin yang berhembus kencang dan berputar di udara tanpa di dahului
hujan.

1
2/12/2016

2. Teori Putting Beliung


Definisi meteorologi angin yang bertiup kencang dan bersifat
merusak serta memiliki bentuk fisis seperti pusaran
Angin puting beliung kecepatannya dapat mencapai 40 50 km/jam
atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama
dengan fenomena Badai yang sering melanda di negara Amerika,
Australia, filipina, Jepang, Kore maupun China.
Fenomen ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada
saat cuaca/hujan di musim hujan yang hujannya masih banyak
terjadi pada siang atau malam hari, karena memang fenomenanya
selalu terjadi setelah lepas pukul 13.00 17.00 namun demikian
tidak mentup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.
Angin putting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal
berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga
berasal dari multi sel awan , dan pertumbuhannya secara vertical
dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 5 km dan kejadiannya
singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi
jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak
merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah vertical
sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-
lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo
Nimbus (CB)

Awan Cumulunimbus (Cb)


Awan Cumulunimbus (Cb) adalah awan cumulus yang besar,
ganas, menjulang tinggi sebagai awan hujan yang disertai angin
kencang dan petir. Dasar awan cumulonimbus antara 100-600
meter, sedangkan pundcaknya dapat mencapai ketinggian 15 Km
atau ketinggian tropopause. Dalam awan cumulonimbus dapat
terjadi batu es (hail), guruh, kilat, hujan deras dan kadang-kadang
terjadi angin ribut (putting beliung). Awan Cumulunimbus bisa
muncul dimana saja karena pemanasan matahari atau gerak
vertikal, di tanah lapang atau tempat terbuka panas matahari akan
berlebih sehingga dalam kondisi ini tekanan rendah terjadi, dan
akan terjadi perpindahan sejumlah massa udara (angin) ke tempat
yang bertekanan rendah itu. Biasanya terlihat berupa angin berputar
kecil dengan kecepatan tidak begitu tinggi dan hanya mampu
menerbangkan benda-benda ringan ke udara, seperti kertas, daun
kering, sampah plastik, debu dan pasir.

2
2/12/2016

Adapun Fase pertumbuhan awan Cumulunimbus (Cb) adalah sebagai berikut :

a. Pada fase tumbuh, awan calon Cumulus Nimbus akan terlihat tumbuh pesat terutama
komponen vertikalnya karena seluruh gerakan atau arus dalam pertumbuhan awan
bergerak ke atas sehingga tubuhnya semakin besar dan dapat menjulang tinggi di
angkasa sampai ketinggian 13 km (40 ribu kaki). Substansi awan ini, semuanya berupa
butiran air sampai ketinggian 5 km dan butiran air campur salju (sampai puncaknya)
sekitar 8 km. Di daerah tropis, bentangan awan ini biasanya kurang dari 10 km (daerah
tropis).

b. Fase dewasa atau matang tercapai jika puncak awan sudah membentuk landasan
(bentuknya seperti tempaan sepatu) dengan bagian atas berbentuk datar karena awan
padat ini mendapat tekanan dari selaput jeda (tropopause) yang sangat stabil dan
panas. Pada fase ini, substansinya, butiran salju di bagian bawah, bagian tengah
butiran air campur salju dan bagian puncak semuanya butiran es (kristal). Pada tahap
ini pula, arus udara dalam tubuh awan naik ( up draft ) dan turun (down draft )
sehingga kristal-kristal es bisa menembus bagian bawah dan tengah. Dari sinilah
lahirnya mekanisme hujan es (hail). Dan diantara arus udara naik dan turun ini terjadi
arus geseran memuntir yang dalam kondisi tertentu tabung puntiran angin dapat
menerobos sampai ke bumi mirip belalai gajah sehingga menimbulkan angin puting
beliung. Angin puting beliung periodenya singkat kurang dari 5 menit dan mempunyai
kecepatan kurang lebih 30 40 km/jam, sifatnya lokal dan kerusakan yang
diakibatkannya kisaran radius 5 km

c. Fase dissipasi (pelenyapan), ditandai dengan adanya arus udara ke bawah yang lemah
diseluruh sel. Fase ini disertai dengan intensitas hujan yang makin menurun dari hujan
sedang menuju hujan ringan.

Adapun fenomena cuaca yang sering ditimbulkan oleh awan Cumulunimbus


(Cb) tersebut antara lain :
1. Petir
Petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa yang
mempunyai perbedaan medan listrik. Petir adalah hasil pelepasan muatan
listrik di awan. Energi dari pelepasan itu begitu besarnya sehingga
menimbulkan rentetan cahaya, panas dan bunyi yang sangat kuat yaitu
geluduk, Guntur atau halilintar. Karena sedemikian besarnya ketika petir itu
melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya, sebagai akibat udara yang
terbelah.
2. Angin Kencang/Putting Beliung+Hujan Es
Hujan es dan angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal
berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari
multi sel awan , dan pertumbuhannya secara vertical dengan luasan area
horizontalnya sekitar 3 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5
menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini
hanya bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini
menjulang kearah vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih,
Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan
Cumulunimbus (Cb).

3
2/12/2016

Bagaimana mengetahui adanya angin puting beliung ?


Karena sifatnya yang lokal , luasannya kurang dari 10 km maupun durasinya yang
sangat singat maka jika kita menggunakan model cuaca dengan grib 0,75 derajat (82,5
km), maka mempunyai perbandingan 1 : 8, kecuali kita mempunyai meso scal dengan
domain yang sangat kecil kurang lebih 10 km, namun demikian fenomena tersebut
sangat perlu diketahuia oleh kita yang ada diluar rumah, seperti :

lebih sering terjadi pada peralihan musim kemarau ke musim hujan


lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, tapi terkadang pada malam hari
satu hari sebelumnya udara pada malam hari- pagi hari udaranya panas/pengap/sumu
sekitar pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara
awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas
berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol
tahap berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap
perhatikan pepohonan disekitar tempat kita berdiri, apakah ada dahan atau ranting yang
sudah bergoyang cepat, jika ada maka hujan dan angin kencang sudah akan datang
terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
biasanya hujan pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan deras, apabila hujan
nya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri
Terdengar sambaran petir yang cukup keras, apabila indikator tersebut dirasakan oleh
kita maka ada kemungkinan hujan lebat+petir dan angin kencang akan terjadi
Jika 1 atau 3 hari berturut turut tidak ada hujan pada musim penghujan, maka ada
kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang
masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak.

Dampak kerusakan yang ditimbulkan angin puting beliung

Biasanya hanya menghantam rumah semi permanent atau rumah


yang beratap seng/asbes maupun pelepah daun nipah serta rumah
bedeng
atap rumah berterbangan
Pohon yang rapuh

Antisipasi :

Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar
segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon
tersebut
Perhatiakan atap rumah yang sudah rapu, karena pada rumah
yang rapuh sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada
rumah yang permanent kecil kemungkinan terhempas.
Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena
peristiwa fenomena tersebut sangat cepat

4
2/12/2016

Pohon tumbang di Jalan Jenderal Sudirman tepatnya di


dekat patung Sudirman arah Bundaran HI menimpa satu
mobil Porsche (1 Pebruari 2016)

Analisa sounding untuk memprediksi peluang terjadinya putting beliung

1 Analisis Showalter Index (SI)


SI dikembangkan oleh Peterson (Weather Analysis and Forecasting).
Dalam menganalisis labilitas Atmosfer digunakan metode SI.
SI didefinisikan sebagai perbedaan suhu (T) ketinggian 500 mb dengan
suhu (T) pada ketinggian 850 mb.
Dimana prosedurnya yaitu Td pada 850 mb dinaikan secara mixing ratio
dan suhu lingkungannya (T) dinaikkan secara adiabatik kering kemudian
ketemu perpotongannya yang kemudian dinaikkan mengikuti garis (lapse
rate) adiabatik basah sampai ketinggian 500 mb yang dinyatakan dangan
T, dengan demikian dapat ditulis SI = (T T`) 500 mb , (AWS /TR 79 /
006).

SI index Potensi terjadinya Thunderstorm


kemungkinan shower terjadi dan
3 atau < mungkin diikutu thunderstorm
perubahan intensitas thunderstorm bisa
1 s/d-2 bertambah
bergabungnya thunderstorm menjadi
-3 atau < badai yang hebat
diperkirakan akan terjadi badai
<-6 tornado

5
2/12/2016

2 Metode KO-INDEX
Metode KO-Index adalah metode untuk memperkirakan potensi terjadinya
Thunderstorm. Metode ini dibuat oleh German Weather Bureau Deutscles
Wetterdienst. Metode ini dirumuskan :
KO = (E500 + E700)/2 (E850 + E1000)/2

Keterangan :
E : equivalent potential temperatur
500 : 500mb
700 : 700mb
850 : 850mb
1000 : 1000mb

KO INDEX POTENSI TERJADINYA THUNDERSTORM


>6 RINGAN
2 s/d 6 SEDANG
<2 KUAT

3 Metode K-Indeks
Karena penentuan Thunderstorm pada daerah tropis sulit diramalkan maka
disertakan pula pendekatan metode K-Indeks yang dikembangkan oleh Benny A
Humphery pada tahun 1983 untuk perbandingan dalam menentukan adanya
Thunderstorm, metode tersebut menurut rumus sebagai berikut:

K-indeks = (T850 - T500) + Td850 - (T700 - Td700)

K-Indeks Kemungkinan Thunderstorm (%)


< 15 0
15 -20 20
21 -25 20 -40
26 - 30 40 -60
31 35 60 -80
36 -40 80 -90
K>40 mendekati 100

6
2/12/2016

4. CAPE
Djuric (1994 ), konvektivitas udara dapat
dipantau dengan cara menghitung energi yang
dimiliki oleh partikel uap air, melalui analisa
aerogram T- Skew, analisa ini disebut
Convective Available Potential Energy (CAPE),
klasifikasi yang digunakannya adalah sebagai
berikut;
CAPE <1000, energi kurang
CAPE 1000 2500, energi besar
CAPE >2500, energi sangat besar

5. SWEAT INDEX (SEVERE WEATHER THREAT)

SWEAT = 12Td850 + 20(TT - 49) + 2f850 + f500 + 125(s + 0.2);


Dimana,
Td adalah suhu udara basah (dew point)
TT adalah adalah total indeks kestabilan udara
f adalah kecepatan angin dalam knot
angka 850 dan 500 mb adalah lapisan 850 mb dan 500 mb
s adalah Sin (arah kecepatan angina dlm derajat)

SWEAT >=250 indikasi konvektif kuat


SWEAT >+300 batas ambang petir/kilat
SWEAT >= 400 indikasi putting beliung

7
2/12/2016

Sumber: Posko BNPB Tanggal Pembuatan:10 Februari 2009

Foto detik.com tanggal 21 april 2009


Angin puting beliung yang cukup dashyat telah menerjang di
sepanjang Jalan Letjen Soeprapto. Beberapa benda menjadi
korban kerusakan. Arus kendaraan di sepanjang jalan
tersebut sempat tersendat. Pohon tumbang di Jalan Batu
Gambir menimpa sebuah kantor dan dua buah mobil
tertimpa tembok yang ambruk di lokasi yang sama, ujar
Agus.
Persis depan kantor polisi Pancoran arah ke Pasar Minggu
maupun arah ke Manggarai banjir setinggi lutut orang
dewasa ditambah lagi taksi warna kuning mogok sehingga
perempatan Pancoran macet total, ujar Mukhson.
Terjadi badai di Lapangan Banteng. Angin dan hujan
kencang sekali sampai menimbulkan kerusakan atap
gedung di Departemen Keuangan.
Macet total di dr.Wahidin. Pukul 15.58 WIB badai sudah
berhenti, ujar Herry.
Sebuah pohon tumbang di Jl Wahidin (depan Kantor
Departemen Keuangan), lalu lintas dari arah Senen dan dari
arah Hotel Borobudur macet, ujar Nuky. Beberapa rumah
di Jl Tembau 3 Pejaten Timur, Jaksel, gentingnya
berterbangan dilanda angin kencang sekitar pukul 15.30
sore ini, ujar Poyin.
Cempaka Putih baru digenangi air sekitar 15 cm. Banyak
pohon tumbang. Beberapa warga banyak yang genteng
rumahnya terbang. Sekarang para warga sedang mencoba
membersihkan pohon-pohon yang tumbang, tulis Devitta.

8
2/12/2016

Pohon Tumbang di Agus Salim


(VIVAnews/Tri Saputro) 22 april
2009

Anda mungkin juga menyukai