Anda di halaman 1dari 21

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
Ekstraksi Daun Jambu Monyet Untuk Identifikasi Senyawa Tanin Sebagai
Penghambat Bakteri Salmonella Typhi Penyebab Demam Tifoid (Tifus-
Abdominalis)
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Dwi Asniawati (D1121141003/2014)


Yeti Haryati (D1121141004/2014)
Sarinawati (D1121141024/2014)
Munawaroh Nasailul Cholil (D1121141027/2014)

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016

i
ii

ii
iii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 2
2.1 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
3.1 Tujuan Khusus .......................................................................................... 2
4.1 Keutamaan Peneltian ................................................................................. 2
5.1 Luaran Yang Diharapkan .......................................................................... 2
6.1 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
2.1 Tanin Sebagai Inhibator Gram Negatif ..................................................... 3
2.2 Tanin Sebagai Inhibitor Salmonella Typhi ............................................... 4
2.3 Tumbuhan Penghasil Tanin ...................................................................... 4
2.4 Potensi Daun Jambu Monyet sebagai Penghasil Tanin............................. 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................... 6
3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................... 6
3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Tanaman Uji ............................................ 6
3.3 Ekstraksi Daun Jambu Monyet ................................................................. 6
3.4 Karakterisasi .............................................................................................. 7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ............................................... 7


4.1 Anggaran Biaya ......................................................................................... 7
4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 9
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, pendamping .............................................. 9
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .......................................................... 15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ................. 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................... 18

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salmonella typhi merupakan bakteri gram negative genus basil dan bersifat
spesifik pejamu terhadap manusia. Salmonella typhi menyerang organ pencernaan
manusia dan menyebabkan terjadinya demam tifoid (Brooker, 2008). Demam tifoid
atau tifus-abdominalis merupakan penyakit endemic di Indonesia. Demam tifoid
merupakan salah satu penyakit yang mudah menular sehingga dapat menimbulkan
wabah penyakit yang sangat berbahaya. Infeksi salmonella typhi di usus
menyebabkan demam tinggi lebih dari 7 hari, pada kasus infeksi akut dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran penderita (Sulistyowati dan Anik, 2008).
Terapi antimikroba adalah salah satu cara yang dilakukan dalam penyembuhan
demam tifoid (Salmonellosis). Obat-obatan antimikroba yang digunakan
digolongkan menjadi tiga macam berdasarkan tingkat resistensi bakteri S. typhi
yaitu tipe sensitive, multiresisten dan resisten quinolone (ofloxacin, ciprofloxacin,
fleroxacin, dan perfloxacin). Antibiotic jenis Flouroquinolone lebih sering
digunakan untuk pengobatan demam tifoid karena lebih toleran terhadap tubuh
pasien dan relative murah dibandingkan dengan antibiotic Lini pertama seperti
kloram fenikol dan turunan penisilin. Penggunaan antibiotic jenis flouroquinolone
untuk terapi jangka panjang demam tifoid lebih dari 14 hari dapat menyebabkan
carrier pad passion dewasa. Pasien yang teraapi dengan antibiotic ini juga sering
mengalami kekambuhan 5-7%. Antibiotic jenis flouroquinolone dan lini pertama
juga tidak bias digunakan dalam jangka waktu lama dan terus-menerus untuk pasien
Salmonellosis karena dapat mengakibatkan resistensi bakteri pathogen. Kasus
meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotic menuntut pentingnya pencarian
bahan antimikroba baru yang memiliki efek samping lebih rendah dengan potensi
dan ketersediaan bahan yang memadai untuk mengatasi masalah terebut (Azwar,
2004).
Daun jambu monyet memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, sehingga
masyarakat Indonesia banyak memanfaatkannya sebagai obat herbal sejak zaman
dahulu. Tanaman ini dipergunakan kurang lebih 23 negara dan termasuk dalam
daftar prioritas WHO mengenai tumbuhan obat-obatan yang paling banyak dipakai
di dunia. Di dunia farmakologi infusa daun muda jambu monyet diketahui memiliki
efek antifungi dan antibakteri. Hasil penelitian Dahake et . al (2009) menunjukkan
bahwa ekstraksi daun jambu monyet dengan etanol 70% dan petroleum eter terbukti
mampu menghambat pertumbuhan jamur (Candida albicans dan Aspergillus
niger), mengahambat pertumbuhan bakteri gram positif dan menghambat
pertumbuhan baakteri gram negative (pseudomonass aeruginosa dan Escherchia
coli). Hasil penelitian ini menunjukkan zona hambatan antara 11-20 mm dan nilai
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) untuk bakteri dan fungi berkisar antara
15,62-31,25 mg/ml.
2

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian akan diidentifikasi


keberadaan senyawa tanin yang terdapat di daun jambu monyet, dan dilakukan
variasi kondisi ekstraksi dengan menggunakan air untuk menghemat surfaktan dan
mengetahui senyawa tanin yang lebih efektif.

1.2 Rumusan Masalah


Pemanfaatan tanaman untuk keperluan hidup khususnya untuk kesehatan,
akhir-akhir ini sangatlah pesat. Adapun keuntungannya adalah tanaman itu relative
mudah di dapat, murah dan aman. Salah satu bahan asal tanaman yang dimaksud
adalah daun jambu monyet yang menjadi obat alami tradisional yang dibutuhkan
oleh manusia di dunia.

1.3 Tujuan Khusus


Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi senyawa tanin dalam daun
jambu monyet untuk penghambat bakteri gram negatif (salmonella typhi) penyebab
demam tifoid (tifus- abdominalis).

1.4 Keutamaan Penelitian


Keutamaan penelitian ini adalah memenuhi kebutuhan obat-obatan dengan
memanfaatkan kandungan senyawa dalam daun jambu monyet sebagai obat alami
tradisional.

1.5 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah artikel yang memberikan
informasi mengenai obat alami tradisional, data- data yang diperoleh akan ditulis
dalam jurnal ilmiah dan akan dipublikasikan. Poster ilmiah yang akan
dipersentasikan pada seminar kimia farmakologi dan luaran yang kedua adalah
memberikan informasi ilmiah tentang dosis ekstrak daun jambu monyet yang tepat
dan efektif.

1.6 Manfaat
Keberhasilan penelitian ini secara umum diharapkan dapat menambah
khazanah di Indonesia dalam obat alami tradisional sebagai penghambat bakteri
gram negatif penyebab demam tifoid yang berasal dari daun jambu monyet.
Meningkatkan nilai ekonomi dari tanaman jambu monyet bagi para petani. Di masa
depan hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan
penelitian obat alami tradisional di Indonesia.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanin sebagai Inhibitor Bakteri Gram Negatif


Tanin adalah sekelompok senyawa fenolat dengan bobot molekul 500-3000
dan dapat beraksi dengan protein membentuk kompleks protein-tanin yang tidak
larut pada konsentrasi dan Ph tertentu. Hal ini terjadi pada kondisi bobot molekul
rendah, stabilitas kompleks rendah, sedangkan pada bobot molekul tinggi, proses
penyamakan tidak efektif karena terlalu besar untuk penetrasi serat (Widyasari,
2007).

Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila
diamati dengan mikroskop. Sedangkan gram positif akan akan berwarna ungu.
Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus hanya mempunyai membran
plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90
% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa
molekul lain bernama asam teikhoat. Di sisi lain, bakteri gram negatif memiliki
sistem membran ganda dimana membran plasmanya diselimuti oleh membran luar
permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang
terletak di antara membran dalam dan membran luar.

Pratiwi (2008) menyatakan bahwa dinding sel bakteri gram negatif tidak
memiliki peptidoglikan seperti yang terdapat pada dinding sel bakteri gram positif.
Dinding sel bakteri gram negatif terdiri dari pseudopeptidoglikan (peptidoglikan
semu) yaitu substansi serupa peptidolikan yang mengandung N-
acetytalosaminuronic acid, metanokondroitin, protein atau glikoptotein. Komposisi
dinding sel ini menyebabkan tidak peka terhadap antibiotik seperti penisilin.
Mekanisme kerjanya adalah dengan mencegah ikatan silang peptidoglikan pada
tahap akhir sintesis dinding sel, yaitu dengan cara menghambat protein pengikat.
Protein ini merupakan enzim dalam membran plasma sel bakteri yang secara
normal terlibat dalam penambahan asam amino yang berikatan silang dengan
peptidoglikan dinding sel bakteri dan mengeblok aktivitas enzim transpeptidase
yang membungkus ikatan silang polimer-polimer gula panjang yang membentuk
dinding sel bakteri menjadi rapuh dan mudah lisis.

Zat antibakteri pada daun jambu monyet mampu merusak membran plasma sel
bakteri. Hal ini didukung oleh Pelczar dan Chan (1998) yang menyatakan bahwa
membran plasma bersifat semipermiabel dan mengendalikan transpor berbagai
metabolit ke dalam dan ke luar sel. Adanya gangguan atau kerusakan struktur pada
membran plasma dapat menghambat atau merusak kemampuan membran plasma
sebagai penghalang.
Senyawa antibakteri yang berperan sebagai antibakteri adalah tanin, efek tanin
sebagai antibakteri disebabkan oleh kemampuan tanin untuk mengaktifkan enzim
4

adhesion, enzim dan protein transport cell envelope. Tanin juga membentuk
kompleks polisakarida yang dapat merusak dinding sel bakteri. Sebagai akibatnya,
metabolisme bakteri terganggu dan menyebabkan kematian bakteri (Dewi, 2010).

2.2 Tanin Sebagai Inhibitor Salmonella Typhi


Doss dan Kalaichelvan (2011) melakukan penelitian terhadap ekstrak kulit biji
dan ekstrak daun jambu monyet (Anarcardium occidentale L.) dengan berbagai
pelarut dan konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan
antibakterinya. Pengujian antibakteri dilakukan terhadp 2 jenis bakteri gram positif
dan 4 jenis bakteri gram negatif termasuk salah satunya bakteri Salmonella Typhi.
Aktivitas antibakteri terhadap bakteri Salmonella Typhi mengguanakan ekstrak
daun jambu monyet dengan berbagai pelarut (air, aseton, dan etanol 100%) dalam
konsentrasi ekstrak 3 mg/50 Ml menunjukkan daerah hambatan sebesar 0 mm
(ekstrak air), 12 mm (ekstrak aseton), 16 mm (ekstrak etanol), dalam konsentrasi
4,5 mg/75 Ml menunjukkan daerah hambatan sebesar 0 mm (ekstrak air), 13 mm
(ekstrak aseton), 18 mm (ekstrak etanol), konsentrasi 6 mg/100Ml menunjukkan
daerah hambatan 0 mm (ekstrak air), 14 mm (ekstrak aseton), 20 mm (ekstrak
etanol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun jambu
monyet memiliki daya antibakteri terbesar terhadap Salmonella typhi dibandingkan
dengan ekstrak lain (ekstrak aseton, dan ekstrak air) dalam dosis yang sama. Tanin
mempunyai aktivitas antioksidan dan berkhasiat sebagai antiseptik, sehingga tanin
dalam daun ini mempunyai efektivitas dalam meghambat atau membunuh bakteri
Salmonella typhi.
Salmonella typhi merupakan bakteri gram negative genus basil dan bersifat
spesifik pejamu terhadap manusia. Salmonella typhi menyerang organ pencernaan
manusia dan menyebabkan terjadinya demam tifoid (Brooker, 2008). Demam tifoid
atau tifus-abdominalis merupakan penyakit endemic di Indonesia. Demam tifoid
merupakan salah satu penyakit yang mudah menular sehingga dapat menimbulkan
wabah penyakit yang sangat berbahaya. Infeksi salmonella typhi di usus
menyebabkan demam tinggi lebih dari 7 hari, pada kasus infeksi akut dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran penderita (Sulistyowati dan Anik, 2008).

2.3 Tumbuhan Penghasil Tanin


Tanin yang terdapat dalam tumbuhan berpembuluh dapat diekstraksi pada
bagian kayu dan kulit kayu dengan menggunakan air atau pelarut organik seperti
aseton atau etanol. Tanin dalam berbagai jenis tanaman memilki struktur kimia dan
reaksi yang berbeda-beda tetapi memiliki sifat yang sama yaitu dapat
mengendapkan gelatin dan protein. Tanin alami larut dalam air dan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan warna pada larutan mulai dari warna terang,
merah tua dan cokelat, sehingga tiap-tiap tanin memiliki warna yang khas sesuai
sumbernya. Menurut Winarno (1992), oksidasi tanin akan menghasilkan senyawa
5

berwarna coklat yang tidak mampu mengendapkan protein (Widyasari, 2007).


Tanin mempunyai aktivitas antioksidan dan berkhasiat sebagai antiseptik.
Tanin di klasifikasikan menjadi dua kategori yaitu hydrolyzed tannin dan
condense tannin. Hydrolyzed tannin memiliki kemampuan astringent lebih besar
terhadap diare yang disebabkan infeksi. Protein tannat yang dipecah akan berikatan
dengan hydrolyzed tannin yang melewati intestine dan menurunkan sekresi dari
usus kecil sehingga menyebabkan konstipasi (Clinton, C, 2009). Condense tannin
mempunyai efek sebagai proteksi. Tanin merupakan astringent yang dapat
berikatan dengan membran mukosa, kulit dan jaringan lain sehingga dapat
berikatan dengan protein yang dapat membentuk pembatas yang resisten terhadap
reaksi mikroba, sehingga condense tannin dapat digunakan untuk pengobatan diare
karena mengurangi jumlah cairan yang hilang dari saluran cerna (Eilif, A, 2007).
Condense tannin juga dapat membantu mengembalikan keseimbangan flora di usus
dengan menginduksi gamma-delta T sel yang berekspansi ke sel usus yang dapat
menstimulasi sistem imun dari mukosa jaringan untuk menghambat bakteri
patogen. Condense tannin mengurangi degradasi protein di lumen intestine dengan
cara berikatan dengan protein pada pH 7.5-3.5 dan akan melepas protein pada saat
pH kurang dari 3,5 sehingga dapat memudahkan asam amino untuk diserap oleh
tubuh, selain itu protein tannate yang berada pada saluran dipecah kemudian akan
berikatan dengan tanin melewati usus sehingga dapat menurunkan sekresi cairan
dari usus halus yang menimbulkan efek konstipasi (Eilif, A, 2007).

2.4 Potensi Daun Jambu Monyet sebagai Penghasil Tanin


Hasil penelitian Dahake et . al (2009) menunjukkan bahwa ekstraksi daun
jambu monyet dengan etanol 70% dan petroleum eter terbukti mampu menghambat
pertumbuhan jamur (Candida albicans dan Aspergillus niger), mengahambat
pertumbuhan bakteri gram positif dan menghambat pertumbuhan baakteri gram
negative (pseudomonass aeruginosa dan Escherchia coli). Hasil penelitian ini
menunjukkan zona hambatan antara 11-20 mm dan nilai Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) untuk bakteri dan fungi berkisar antara 15,62-31,25 mg/ml.
Hasil riset Jaiswal et al (2007) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jambu
monyet mengandung total fenol lebih besar dari pada ekstrak air, sedangkan ekstrak
petroleum eter tidak mengandung golongan fenol. Penelitian Broinizi et al (2010)
mengungkapkan bahwa total fenol dalam ekstrak air daun jambu mente lebih besar
dari pada ekstrak etanol. Penetapan total flavonoid dalam ekstrak daun jambu mente
memperlihatkan bahwa total flavonoid pada ekstrak etil asetat (2,99 g QE/100 g)
dan pada ekstrak etanol (2,54 g QE/100 g). Pengolahan data secara statistik
ANOVA satu arah - LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara
total flavonoid pada ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol daun jambu mente
(p<0,05). Hasil penetapan tanin total menunjukkan bahwa total tanin dalam ekstrak
etil asetat 2,04 % dan pada ekstrak etanol sebesar 3,20%). Pengolahan data secara
statistik ANOVA satu arah dan LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
6

bermakna antara total tanin dalam ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol daun jambu
mente (p<0.05).
Dari uji aktivitas antioksidan menggunakan pereaksi DPPH diketahui bahwa
ekstrak etanol mempunyai aktivitas antioksidan lebih besar dan berbeda bermakna
(p<0.05) terhadap ekstrak n-heksana dan ekstrak etil asetat. Pada pengujian total
fenol dan total flavonoid, dapat dilihat bahwa ekstrak etil asetat mempunyai total
fenol dan total flavonoid lebih besar daripada ekstrak etanol. Sedangkan pada
penentuan total tanin diketahui bahwa ekstrak etanol mengandung total tanin lebih
besar dari pada ekstrak etil asetat. Dengan demikian dapat dilihat bahwa tanin
dalam ekstrak etanol mempunyai peranan besar dalam aktivitas antioksidan ekstrak
etanol.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: seperangkat alat soklet,
pemanas, standar dan klem, kertas saring. Untuk karakterisasi senyawa digunakan
instument Gass-Cromatography, Mass-Spektrometry (GC-MS) (Lab. Kimia ITB).
Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan pada eksperimen ini adalah: daun jambu
monyet muda, air, metanol, dan etanol.

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Tanaman Uji


Daun jambu monyet dikumpulkan dari Siantan Pontianak Utara Kalimantan
Barat, diambil daun muda nomer 2-3 dari pucuk sebanyak 10 lembar atau 20 gram.
Pengolahan bahan meliputi, pencucian, pengeringan selama 24 jam pada temperatur
500-800C, pemotongan menjadi ukuran lebih kecil.

3.3 Ekstraksi Daun Jambu Monyet


Metode yang digunakan dalam ekstraksi daun jambu monyet ini mengacu pada
metode sokletasi, yaitu cara terbaik untuk pemisahan. Penyaringan yang berulang-
ulang menggunakan pelarut organik dengan kepolaran semakin meningkat secara
berurutan, dimulai dengan pelarut air, metanol, dan etanol sehingga hasil yang
didapat akan terisolasi dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Setelah
penyaringan selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat
yang tersari.
7

3.4 Karakterisasi
Tanin yang diperoleh dari ekstraksi daun jambu monyet dianalisis dengan GC-
MS. Selain itu analisis sifat fisika-kimia dari daun jambu monyet dilakukan dengan
analisis organoleptis, bobot jenis, indeks bias, bilangan asam. Pengujian masing-
masing dilakukan dengan tiga kali pengulangan.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 2.1 menjelaskan mengenai rancangan anggaran biaya yang akan
dikeluarkan dalam penelitian ekstraksi daun jambu monyet untuk identifikasi
senyawa tanin sebagai penghambat bakteri Salmonella typhi penyebab demam
tifoid (tifus-abdominalis).

Tabel 2.1 Ringkasan Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang Rp 2.242.600,00
2 Bahan habis pakai Rp 7.016.000,00
3 Perjalanan Rp 500.000,00
4 Lain-lain Rp 1.700.000,00
Jumlah Rp 11.458.600,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Adapun jadwal kegiatan program yang akan direncanakan dalam pembuatan
Rancang Bangun Reaktor Destilasi Tekanan Terkontrol Sederhana tertetara dalam
Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jadwal Kegiatan Program

Jadwal Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan bahan dan alat
Ekstraksi daun jambu
monyet
karakterisasi
Penyusunan laporan awal
Revisi laporan
Penyelesaian laporan akhir
8

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, B., 2004 .Bijak Memanfaatkan antibiotika PT Kawan Putaka. Jakarta
Winarno, F. G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Brooker, Chris. (2008). Enslikopedia Keperawatan Jakarta: EGC
Clinton, C. 2009. Plant Tannins A Novel Approach to the Treatment of Ulcerative
Colitis. USA. Natural Medicine Journal. Vol 2. P 1-3.

Dahake, A. P., Joshi, V. D., Joshi, A. B., 2009, Antimicrobial Screening of


Different Extract of Anacardium occidentale Linn Leaves. International
Journal of ChemTech Research, 1 (4), 856-858.

Dewi, F.K. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia Linn) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Surakarta:
Jurusan Biologi MIPA Universitas Sebelas Maret.

Jaiswal, Y.S,. P. Tatke, S.Y. Gabhe et al. Antioxidant activity of various extracts
of leaves of Anarcadium occidentale (Cashew), Res. J. Pharm. Biol. Chem.
Sci., 1(4), 2010; 165-170.

Pelczar, M. J. & Chan, E. S. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: UI


Press,
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga, Jakarta.

Sulistyawati, D. dan Mulyati, S. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Infusa Daun Jambu
Mete (Anacardium occidentale, l) Terhadap Candida albicans. Fakultas
Biologi, Universitas setia Budi. Surakarta.

Vijayakumar Arul doss and Kalaichelvan. Puthupalayam Thangavel Centre for


Advanced Studies in Botany., university of ladras, "uindy chennai 600 025
Widyasari, R. 2007. Aplikasi Penambahan Flokulan Terhadap Pengolahan Sari
Buah Jambu Mete (Anacardium occidentale, L). Fakultas Pertanian. IPB.
Bogor.
9

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Pelaksana
Lampiran 1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dwi Asniawati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIM D1121141003
5 Tempat Tanggal Lahir Pontianak, 12 November 1996
6 E-mail Dwiasniawati35@gmail.com
7 Nomer Telepon/Hp 08983218088

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institut SDN 25 Sungai SMPN 3 Sungai SMAN 1 Sungai
Raya Raya Raya
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2004-2009 2009-2011 2011-2014
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institut Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Pendanaan Program Mahasiswa INVENT 2015
Wirausaha Universitas
Tanjungpura
2 Pendanaan PKM-KC DIKTI 2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Penerapan Teknologi.
10
11
12
13
14

Lampiran 1. Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rinjani Ratih Rakaisiwi, ST., M.T.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIDN 0004019002
5 Tempat Tanggal Lahir Sambas, 4 Januari 1990
6 E-mail rinjani_s@yahoo.com
7 Nomer Telepon/Hp (0562) 392718/0852 2228 7264

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA STARATA STARATA
1 2
Nama SD 4 Nagur SMPN 1 SMAN 1 Institut Institut
Institut Sambas Sambas Sambas Teknologi Teknologi
Nasional, Bandung
Bandung
Jurusan - - IPA Teknik Teknik
Kimia Kimia
Tahun 1995-2001 2001-2004 2004-2007 2011 2014
Masuk-
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 Seminar Nasional Teknologi Hijau 1 Produksi Metil 12- 6 Mei 2014
BBTPPI Keton Stearat dari
Semarang
Minyak Jarak
Kaliki melalui
Proses Konversi
Kimia
2 Prosiding Seminar Nasional Tjipto Rancang Bangun 10 November 2011
Utomo 2011 dan Pengujian
Bandung
Reaktor Batch
Flash Pyrolysis

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institut Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Mahasiswa Berprestasi Institut Institut Teknologi 2010
Teknologi Nasional (ITENAS) Nasional (ITENAS)
Bandung Bandung
15
16

Daun Jambu Pembelian 5 kg 10.000 50.000


Monyet
Hot plate pembelian 1 set 5.850.000 5.850.000

Beaker glass 100 pembelian 1 buah 46.600 46.600


ml
Labu erlenmeyer pembelian 1 buah 59.400 59.400
100 ml
Ethanol Pembelian 1 liter 330.000 330.000

Methanol Pembelian 1 liter 655.000 655.000

Aquades Pembelian 1 liter 25.000 25.000

Subtotal (Rp) Rp 7.016.000

1. Perjalanan
Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)

Survey dan
pembelian alat 2 orang 2 paket 250.000 500.000
beserta bahan
Subtotal (Rp) Rp 500.000

2. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)

Analisis GC-MS 3 paket 300.000 900.000

Laporan 1 paket 150.000 150.000

Komunikasi
1 paket 200.000 200.000
(internet, telp,dll)

Dokumentasi 1 paket 150.000 150.000

Konsumsi 1 paket 300.000 300.000

Subtotal (Rp) Rp 1.700.000


17

Lampiran 6. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Alokasi Uraian Tugas


studi waktu
(jam/minggu)

1. Dwi Asniawati Teknik 10 Pengumpulan dan


/D1121141003 Kimia jam/minggu pengolahan tanaman
uji

2. Yeti Haryati Teknik 10 jam/ Ekstraksi daun


/D1121141004 Kimia minggu jambu monyet dan
karakterisasi

3. Sarinawati Teknik 8 jam/ minggu Mencatat kegiatan


/D1121151024 Kimia di logbook,
mendokumentasikan
kegiatan, mencatat
kegiatan di toolbook

4. Munawaroh Nasailul Teknik 8 jam / Memanajemen


Cholil/D1121151015 Kimia minggu keuanngan, pengetik
laporan kemajuan
dan akhir
18

Anda mungkin juga menyukai