Laporan Penelitian
Oleh :
Kelompok V
C Reguler 2015
Suib (3152131023)
Siti Rosanna Lubis (3151131047)
Wentina Muliati Hutabarat (3152131026)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tentang Analisis
Pengaruh Aktivitas Ekonomi Penduduk Terhadap Kerusakan Ekosistem hutan Mangrove Di
Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Persut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Penelitian ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan Laporan Penelitian ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Laporan Penelitian yang selanjutnya akan kami susun.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Penelitian tentang Analisis Pengaruh Aktivitas
Ekonomi Penduduk Terhadap Kerusakan Ekosistem hutan Mangrove Di Desa Tanjung Rejo,
Kecamatan Persut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ini dapat memberikan manfaat maupun
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Analisis Pengaruh Aktivitas Ekonomi
Penduduk Terhadap Kerusakan Ekosistem hutan Mangrove Di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan
Persut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Kelompok V
ABSTRAK ............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL
BAB I
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Adapun fungsi dari ekosistem mangrove mencakup beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi fisik, menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut
(abrasi) dan intrusi air laut, dan mengolah bahan limbah.
3. Fungsi ekonomi sebagai sumber bahan bakar (arang kayu bakar), pertambakan, tempat
pembuatan garam, dan bahan bangunan. Saenger, (1983) juga merinci hasil-hasil produk
dari ekosistem hutan mangrove, antara lain bahan bakar (kayu bakar, arang dan alkohol),
bahan bangunan (balokperancah, bangunan, jembatan, balok rel kereta api, pembuatan
kapal, tonggak danatap rumah), pertanian (makanan ternak, pupuk dan sebagainya),
perikanan (tiang-tiang untuk perangkap ikan, pelampung jaring, pengeringan ikan, bahan
penyamak jaring dan lantai), dan bahan baku industri (makanan, minuman, obat-obatan,
kertas, dan sebagainya).
Menurut Irwanto (2008) bahwa banyak kegiatan manusia di sekitar kawasan ekosistem
hutan mangrove yang berakibat perubahan karakteristik fisik dan kimiawi disekitar habitat hutan
mangrove sehingga tempat tersebut tidak lagi sesuai bagi kehidupan dan perkembangan flora dan
fauna di dalam ekosistem hutan mangrove.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004
tentang Kriteria Bakau dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove, maka kondisi ekosistem
hutan mangrove dibagi menjadi tiga kriteria yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Dilihat dari tabel 1. kriteria ekosistem hutan mangrove dapat diketahui bahwa kondisi
ekosistem hutan mangrove tergolong baik apabila jumlah vegetasi hutan mangrove yang
menutupi lahan 75% dan kerapatan pohon yang tumbuh dilahan hutan mangrove 1500
Pohon/Ha, kondisi ekosistem hutan mangrove tergolong sedang apabila jumlah vegetasi hutan
mangrove yang menutupi lahan 50% - < 75% dan kerapatan pohon yang tumbuh di lahan
hutan mangrove 1000 - < 1500 Pohon/Ha, dan kondisi ekosistem hutan mangrove tergolong
rusak apabila jumlah vegetasi hutan mangrove yang menutupi lahan < 50% dan kerapatan pohon
yang tumbuh di lahan hutan mangrove < 1000 Pohon/Ha. Selain itu, Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 menyatakan bahwa ekosistem hutan mangrove yang
mengalami kerusakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Kerusakan Ringan
2. Kerusakan Sedang
Kerusakan ekosistem hutan mangrove yang tergolong sedang apabila jumlah populasi
pohon mangrove yang menutupi ekosistem hutan mangrove kurang dari 30% dan jumlah
kerapatan pohon mangrove kurang dari 600 pohon/Ha. Untuk kerusakan sedang ekosistem hutan
mangrove dapat mengakibatkan sebagian besar fauna kehilangan sumber makanan dan tempat
tinggal, serta sebagian besar aktivitas ekonomi penduduk dalam memanfaatkan sumber daya
alam hutan mangrove akan berkurang.
3. Kerusakan Berat
Kerusakan ekosistem hutan mangrove yang tergolong berat apabila jumlah populasi
pohon mangrove yang menutupi ekosistem hutan mangrove kurang dari 10% dan jumlah
kerapatan pohon mangrove kurang dari 200 pohon/Ha. Untuk kerusakan berat ekosistem hutan
mangrove dapat mengakibatkan kehidupan fauna yang berhabitat disana terancam bahaya
bahkan kepunahan dan aktivitas ekonomi penduduk yang memanfaatkan sumberdaya alam hutan
mangrove akan terhenti,selain itu daerah tersebut akan terancam dari bencana alam tsunami,
gelombang laut besar dan abrasi yang membahayakan kehidupan manusia.
Bengen (2004) menyatakan bahwa dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
pesatnya kegiatan pembangunan di pesisir bagi berbagai peruntukan (pemukiman, perikanan,
pelabuhan, dll), tekanan ekologis terhadap ekosistem pesisir, khususnya ekosistem hutan
mangrove, semakin meningkat pula. Meningkatnya tekanan ini tentunya berdampak terhadap
kerusakan ekosistem hutan mangrove itu sendiri baik secara langsung (misalnya kegiatan
penebangan atau konversi lahan) maupun tak langsung (misalnya pencemaran oleh limbah
berbagai kegiatan pembangunan).
Patiar Tambunan, 2009. Kajian Potensi Ekonomi Mangrove (studi kasus di Desa Kayu
Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Sserdang Bedagai). Dalam penelitian ini
disampaikan mengenai bagaimana manfaat potensi mangrove dengan baik tanpa harus
menyebabkan kerusakan pada ekosistem hutan mangrove tersebut. Berbagai potensi
pemanfaatan ekonomi terdapat pada ekosistem mangrove Desa Kayu Besar, Kecamatan Bandar
Khalifah Serdang Bedagai, baik yang sudah dimanfaatkan dan belum dimanfaatkan. Potensi
tersebut meliputi potensi flora dan fauna dan hasil hutan non kayu di tambah potensi
pemanfaatan ekosistem lainnya. Dalam penelitian tersebut juga disampaikan bahwa kegiatan
pemanfaatan di hutan mangrove karena di konversi menjadi kebun atau sawah. Selain itu
penggunaan pupuk kimia jumlah besar dalam pertanian intensif juga dapat menyababkan
Upaya Pelestarian
Rehabilitasi
Konversi Ekosistem Hutan Mangrove Pemerintah
Masyarakat
Reboisasi
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Sampel
Menurut Arikunto, (2006) sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi
yang bersangkutan. Mengingat populasinya sangat besar dan lokasinya luas, serta agar diperoleh
sampel yang representative yaitu sampel yang benar-benar menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya, maka sampel diambil memakai dengan teknik, yaitu Purposive Sampling.
Purposive Sampling yaitu sampling yang bertujuan untuk mengambil subjek yang di
dasarkan atas tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
kerusakan ekosistem mangrove akibat dari aktivitas ekonomi penduduk di daerah penelitian,
maka sesuai dengan Purposive Sampling hanya wilayah ekosistem mangrove yang berada di
Desa Tanjung Rejo dan penduduk yang tinggal di sekitar kawasan ekosistem mangrove yang
menjadi sampel penelitian. Berdasarkan pengumpulan data dengan metode purposive sampling
Hasil observasi/pengamatan pada penelitian ini dicatat secara deskriptif, yang secara
akurat mengamati dan merekam fenomena yang muncul dan mengetahui hubungan antara aspek
dalam fenomena tersebut. Data dan informasi tersebut dapat berupa tabel data kuantitatif
maupun kualitatif, gambar maupun peta di wilayah penelitian, serta visualisasi foto, sebagai
bahan analisis dan penjelasan.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari buku-buku kepustakaan dan beberapa instansi yang terkait
dan validitas datanya dapat dipertanggung jawabkan. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
Survei instansi
Survei instansi dilakukan kepada instansi-instansi terkait yang ada di daerah penelitian,
sperti Kantor Kepala Desa, Kantor Kecamatan, dan Kapling/Kepala Dusun di daerah.
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH
Luas Desa Tanjung Rejo adalah 4396 Ha. Bila ditinjau dari luas daerah berdasarkan
penggunaan lahannya, kehidupan penduduk diwarnai dengan kehidupan agraris. Kegiatan agraris
baik petani lahan kering (sawah) maupun lahan basah (tambak).
4.1.2 Iklim
Desa Tanjung Rejo merupakan daerah yang beriklim tropis, dengan suhu udara rata-rata
230 C 330 C dengan curah hujan rata-rata 2400 mm/tahun. Lazimnya daerah yang beriklim
tropis, Desa Tanjung Rejo memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim
kemarau terjadi pada bulan april hingga september dan musiam penghujan terjadi pada bulan
oktober hingga maret.
4.1.3 Topografi
Topografi adalah keadaan bentang alam suatu daerah. Topografi suatu wilayah akan
mempengaruhi pola penggunaan lahan, diamana topografi/kemiringan lereng merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi berbagai proses alam seperti terjadinya erosi, tanah kritis, tanah
longsor, terganggunya tata air, banjir, terjadinya pengendapan dan lain sebagainya. Secara umum
Desa Tanjung Rejo tergolong pada daerah dataran rendah dan berbentuk permukaan yang halus
dengan ketinggian tempat 0-7 meter diatas permukaan laut.
Dari tabel 3. dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan di Desa Tanjung Rejo paling
banyak digunakan adalah jenis areal pertanian sawah dengan luas 1918,65 Ha (43,64%),
penggunaan lahan pertambakan menempati posisi kedua dengan luas 1022,53 Ha (23,27%),
selanjutnya adalah hutan bakau dengan luas 765,28 (17,4%).
= 107
Artinya bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan di Desa Tanjung Rejo Terdapat 107 orang
penduduk laki-laki Desa Tanjung Rejo.
DR =
1069
x 100
DR = 7.589
= 14,08
Dari perhitungan diatas dapat diperkirakan angka beban ketergantungan penduduk yang
ada di Desa Tanjung Rejo. Dari perhitungan diatas dapat diketahui behwa setiap penduduk
berusia produktif menanggung beban ketergantungan sebanyak 14 orang di Desa Tanjung Rejo.
2. Sarana Kesehatan
Kesehatan merupakan salah stu faktor menentukan dalam perkembangan penduduk di
suatu desa. Oleh karena itu, kesehatan sangat perlu diperhatikan. Sarana kesehatan di Desa
Tanjung Rejo cukup memadai dimana sudah dijumpai poliklinik, posyandu, dan puskesmas.
Sarana ini dianggap sudah dapat memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk Desa Tanjung Rejo.
Ketersediaan fasilitas kesehatan masyarakat yang lengkap turut meningkatkan kesehatan
masyarakat. Pengadaan fasilitas kesehatan masyarakat hendaknya diupayakan tersebar ke
seluruh desa guna mencapai masyarakat yang sehat jasmani, pembangunan dapat berjalan
dengan baik dan lancar bila kesehatan baik fisik dan mental masyarakat baik.
3. Sarana Pendidikan
Ketersediaan sarana pendidikan tidak boleh diabaikan dalam suatu daerah tertentu,
karena akan menjadi suatau indikasi terhadap maju tidaknya daerah tersebut sesuai dengan
kualitas sumber daya manusia yang diperoleh dari pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting di dalam pembangunan dan kemajuan bangsa. Karena kemajuan suatu
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Dalam analisis pada bab ini akan diuraikan pokok bahasan tentang bagaimana aktivitas
ekonomi penduduk terhadap kerusakan ekosistem hutan mangrove di Desa Tanjung Rejo,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dari pembahasan ini diharapkan mampu
memberikan gambaran tentang bagaimana ektivitas ekonomi penduduk terhadap kerusakan
Data pada tabel tersebut di dapat dari hasil wawancara dengan penduduk setempat yang
mengatakan hampir sekitar 400 Ha hutan mangrove yang sudah di manfaatkan atau dijamah oleh
penduduk, namun juga terdapat kerusakan yang tidak begitu parah atau masih pada kategori
sedang. Dari data tersebut dapat dilihat kondisi baik sekitar 365,28 Ha (47,73%) yang dimana
persentasi penutupan vegetasi hutan mangrove di lahan kawasan ekosistem hutan mangrove = 75
% dan kerapatan pohonnya = 1500 pohon/Ha. Kondisi sedang sekitar 267 Ha yang dimana
penutupan vegetasi hutan mangrove di lahan kawasan ekosistem mangrove = 50% - <75% dan
kerapatan pohon mangrove = 1000 - < 1500 pohon/Ha. Kondisi rusak sekitar 133 Ha (17,38%)
dengan persentasi penutup vegetasi <50% dan kerapatan pohon mangrovenya < 1000 pohon/Ha.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dibahas pada BAB V, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kondisi Fisik hutan mangrove di Desa Tanjung Rejo yaitu kondisi baik sekitar 365,28 Ha
(47,73%) yang dimana persentasi penutupan vegetasi hutan mangrove di lahan kawasan
ekosistem hutan mangrove = 75 % dan kerapatan pohonnya = 1500 pohon/Ha. Kondisi
sedang sekitar 267 Ha yang dimana penutupan vegetasi hutan mangrove di lahan
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk benar-benar menjalankan program
pelestarian ekosistem hutan mangrove dengan baik di Desa Tanjung Rejo Kecamatan
Percut Sei Tuan agar program tersebut benar-benar terlaksana dengan baik
2. Diharapkan kepada pemerintah daerah hendaknya melakukan penyuluhan langsung ke
lapangan tentang pemanfaatan dan pelestarian ekosistem hutan mangrove kepada seluruh
penduduk di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan agar penduduk dapat
mamahami, memanfaatkan, dan melestarikan sebaik mungkin sumberdaya yang terdapat
dalam ekosistem hutan mangrove
3. Diharapkan kepada pemerintah daerah juga bersedia dan siap untuk mengawasi dan
menjaga ekosistem hutan mangrove di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan
agar tidak mengalami kerusakan yang lebih parah lagi dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Arifin. 2003. Hutan Mangrove Fungsi & Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisius
Begen, D.G. 2000. Pengenalan dan Pengolahan Ekosistem Mangrove, Pusat kajian Sumberdaya
Pesisir dan Lautan hal 58.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut : Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.
Jakarta : PT. Gramedia
Sugiarto dkk. 1996. Penghijauan Pantai. Jakarta: Penebar Ilmu
Irwanto.2008. Irwantoshut.com. Hutan Mangrove dan Manfaatnya, (online)
(http://www.irwantoshut.com/penelitian/hutan_mangrove/, diakses 05/11/2016)
LAMPIRAN
Dokumentasi Penelitian