Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MINERALGRAFI TEKSTUR BATUAN

( TA 4213 )

Disusun oleh :
Gagah Arofat 12113045

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FASKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016/2017
TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur adalah kenampakan dari batuan yang dapat merefleksikan sejarah kejadiannya.Faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan tekstur batuan beku adalah derajat kristalisasi,
granulitas/besar butir dan kemas/fabric.
Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:
1. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf)
2. Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus hanya dapat dilihat dengan mikroskop
3. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral
pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
4. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian
kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya
relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di sekitar fenokrist disebut
massadasar.
5.Pyroklastik strukturnya mirip dengan porfiritik namun bila dilihat di bawah mikroskop bahwa
butirannya lebih banyak pecah-pecah dari pada saling mengunci. Fragmennya juga bengkok,
terpilin dan terdeformasi. Terjadi akibat erupsi ledakan material berukuran debu yang
dihembuskan ke atas

Pengamatan tekstur meliputi, tingkat kristalisasi, keseragaman kristal dan ukuran kristal yang
masing-masing dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan :

Derajat Kristalisasi
Tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasinya :
Holokristalin : terdiri dari kristal seluruhnya
Hipokristalin : terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas
Holohyalin : terdiri dari gelas seluruhnya

Granulitas/Besar Butir
Tekstur batuan beku berdasarkan granulitas/besar butirnya :
Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa

Khusus untuk batuan bertekstur fanerik, ukuran butirnya dapat ditentukan sbb :
Halus : besar butir < 1 mm
Sedang : besar butir 1 mm - 5 mm
Kasar : besar butir 5 mm - 3 cm
Sangat kasar : besar butir > 3 cm
Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.

Jika batuan bertekstur porfiritik maka ukuran fenokris dan masa dasar dipisahkan.
Kemas/fabric
Tekstur batuan beku berdasarkan keseragaman butir/kristalnya :
Equigranular : ukuran besar butir relatif sama
Inequigranular : ukuran besar butir tidak sama
Khusus untuk inequigranular dapat dibedakan menjadi tekstur :
Porfiritik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) yang
lebih halus.
Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks)
gelas/amorf.

Tekstur batuan beku berdasarkan bentuk geometri kristalnya :


Tabular (plagioklas, k-felspar)
Prismatik (piroksen, hornblenda)
Berlembar (mika)
Poligonal (kuarsa, olivin)

Gambar 1. Sketsa bentuk butir (kristal/mineral) a. euhedral, b. subhedral, c. anhedral.

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN


Pembagian batuan sedimen berdasarkan tekstur :
Batuan sedimen bertekstur klastik
Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin)

Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin) :


Umumnya terdiri dari mineral autigenik
Pada P dan T tertentu seringkali memperlihatkan gejala diagenesa, akibatnya porositas batuan
menjadi sangat rendah atau hilang.
Porositas primer rendah dan memperlihatkan tekstur mozaik (contoh : batugamping).
Kadang-kadang terdapat butiran yang amorf (seperti kalsedon & opal) sebagai semen.
Besar butiran/kristal batuan sedimen non klastik (kristal) :

Tekstur dibedakan menjadi :

a. Kristalin
Terdiri dari kristal-kristal yang interlocking. Untuk pemberiannya menggunakan skala Wenthworth
dengan modifikasi sebagai berikut :
b. Amorf Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf.

Batuan sedimen bertekstur klastik :


Terdiri dari material detritus (hasil rombakan : pecahan), memperlihatkan tekstur klastik
(butiran berukuran lempung sampai bongkah)
Memperlihatkan berbagai struktur sedimen
Proses : pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi
Dapat dipelajari tentang sumber material (provenance), lingkungan pengendapan/fasies,
diagenesa

Besar butir (grain size) : unsur utama dari tekstur klastik, yang berhubungan dengan tingkat
enersi pada saat transportasi dan pengendapan.
Besar butir menggunakan skala Wentworth :

Besar butir ditentukan oleh :


Jenis pelapukan : kimia ------------- butiran halus
mekanis ------------- butiran kasar
Macam transportasi
Waktu/jarak transportasi

Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik :


Butiran (grain) : butiran klastik (yang tertransport) disebut sebagai fragmen.
Masa dasar (matrix) : lebih halus dari butiran/fragmen, diendapkan bersama-sama dengan
fragmen.
Semen (cement) : berukuran halus, mengikat butiran/fragmen dan matrik, diendapkan setelah
fragmen dan matrik .

1. Ukuran butir (grain size)


Batuan sedimen klastik digolongkan dan diberi nama sesuai dengan ukuran butirnya. Pembagian
tersebut disampaikan oleh Wentworth,1922.
2. Pemilahan (sorting)
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam
pemilahan dipergunakan pengelompokan sbb :
Terpilah Baik (Well Sorted), kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang
seragam pada semua komponen batuan sedimen.
Terpilah Buruk (Poorly Sorted), kenampakan pada batuan sedimen yang memiliki besar butir
yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah.
Selain dua pengelompokkan tersebut adakalanya seorang peneliti menggunakan pemilahan
sedang untuk mewakili kenampakan yang agak seragam.
3. Kebundaran (roundness).
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran pada batuan sedimen
klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi menjadi :
Membundar Sempurna (Well Rounded), hampir semua permukaan cembung
(equidimensional).
Membundar (Rounded), pada umumnya memiliki permukaan bundar, ujung-ujung dan tepu
butiran cekung.
Agak Membundar (Subrounded), permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang
membundar.
Agak Menyudut (Sub Angular), permukaan datar dengan ujung-ujung yang tajam.
Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir runcing dan tajam.
4. Kemas (fabric)
Kemas memiliki pengertian seberapa banyak rongga yang terdapat diantara butiran. Batuan
sedimen yang memiliki kemas baik, tertutup berarti semakin sedikit rongga yang ada diantara
butiran. Atau sebaliknya pada batuan sedimen yang memiliki kemas terbuka berarti memiliki
banyak rongga diantara butirannya. Batuan sedimen yang telah mengalami kompaksasi lanjut akan
memiliki kemas tertutupsekalipun sebelumnya kemasnya terbuka. Pasir yang belum terbatukan
adalah berkemas terbuka sedangkan pada batu lempung dan batu lanau yang mempunyai butiran
halus cenderung terkemas secara tertutup.

TEKSTUR BATUAN METAMORFOSA


Tekstur batuan metamorfosa (tekstur kristaloblastik) :
Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit, biotit)
Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar,
piroksen
Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura
(tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.
Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.
Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan
granoblastik.
Idioblastik butiran mineral penyusunnya berbentuk euhedral.
Hipidioblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk subhedral.
Xenoblastik, mineral penyusunnya berbentuk anhedral.
Tekstur khas lainnya :
Tekstur relic (sisa) : tekstur sisa yang terbentuk sebelum metamorfosa (dapat menunjukan batuan
asal sebelum mengalami proses metamorfosa). Penamaannya dengan memberi awalan blasto
(kemudian disambung dengan nama tekstur sisa), misalnya :
Tekstur blastoporfiritik (batuan asal bertekstur porfiritik)
Tekstur blastoofitik (batuan asal bertekstur ofitik)
Tekstur kristaloblastik : setiap tekstur yang terbentuk pada saat metamorfosa. Penamaannya
dengan memberi akhiran blastik, dipakai untuk memberikan nama tekstur yang terbentuk oleh
rekristalisasi proses metamorfosis, misal tekstur porfiroblastik yaitu batuan metamorf yang
memperlihatkan tekstur mirip porfiritik pada batuan beku, tapi tekstur ini betul-betul akibat
rekristalisasi metamorfosis.
Awalan meta untuk memberikan nama batuan metamorf bila masih dikenali sifat dari batuan
asalnya, misalnya metasedimen, metaklastik, metagraywacke, metavolkanik, dsb

Gambar 14. Beberapa tekstur batuan metamorfik, A. Granoblastik, B. Granoblastik (butir tak
teratur), C. Schistose dengan porfiroblast, D. Schistose dengan granoblastik lentikuler,E. Filitik, F.
Gneissose, G. Milonitik, H. Milonitik, I. Granoblastik dalam milonit.

Palimsest : Merupakan tekstur sisa batuan metamorf.


Blastoporfiritik, sisa tekstur porfiritik batuan asal (batuan beku) yang masih nampak.
Blastofitik, sisa tekstur ofitik pada batuan asal (batuan beku) yang masih nampak.
Blastopsepit, tekstur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir lebih besar dari
pada pasir (psepit).
Blastopsamit, sama dengan blastopsepit tapi ukuran butirannya pasir (psamite)
Blastopellite, textur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir lempung (pellite).

Daftar Pustaka :
Modul Praktikum Petrologi Semester 4
http://www.repastrepost.com/2016/09/batuan-beku-pengertian-struktur-tekstur.html diakses pada
pukul 20.00 WIB tanggal 22 Februari 2017
http://www.repastrepost.com/2016/09/batuan-sedimen-non-klastik-tekstur.html diakses pada pukul
20.00 WIB tanggal 22 Februari 2017
http://www.repastrepost.com/2016/09/batuan-sedimen-klastik-tekstur-struktur.html diakses pada
pukul 20.00 WIB tanggal 22 Februari 2017
http://www.repastrepost.com/2016/09/batuan-metamorf-pengertian-penamaan.html diakses pada
pukul 20.00 WIB tanggal 22 Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai