Anda di halaman 1dari 12

Semoga persalianku lancar

Step 1
Bishops score : skor untuk menentukan penatalaksaan KPD, lebih dari sama dengan 6 harus
diinduksi persalinan.
Step 2
1. Kapan HPL dan berapa usia kehamilan?
2. Bagaimana anatomi jalan lahir secra singkat dan proses persalinan normal?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses persalinan?
4. Mengapa pasien mengalami keluhan keluar cairan sejak 2 hari yang lalu tanpa disertai
mulas maupun lendir darah dan tidak disertai demam?
5. Mengapa OUE terbuka 2cm efficement 30%?
6. Bagaimana etiologi dan patofisiologi dari diagnosis?
7. Apa interpretasi dari pemeriksaan inspekulo dan tes lakmus jadi biru?
8. Apa pemeriksaan peunjang untuk kasus di skenario?
9. Mengapa dokter menganjurkan penilaian bishops score?
10. Bagaimana penilaian bishops score?
11. Apa diagnosis dari kasus di skenario?
12. Bagaimana penatalaksanaan dari skenario?
13. Apa komplikasi dan faktor resiko dari kasus di skenario?

Step 3
1. Kapan HPL dan berapa usia kehamilan?
HPL 12 12 2016 usia kehamilan 38 minggu
2. Bagaimana anatomi jalan lahir secra singkat dan proses persalinan normal?
Janin terletak di cavum uteri
Jalan lahir lunak dan keras
Jalan lahir lunak: keluar lewat ostium vagina
Jalan lahir keras pelvis mayor dan minor (keluarnya janin)
Diameter pelvis:
Interna ( pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul) dan
eksterna( intertrochanterica, intercristarum, inter spinosum, da anteroposterior?

Proses persalinan:
Kala 1:
His
Bloodyshow
Kencengkenceng

Fase laten dan aktif


Aktif 6jam (akselerasi 2 jam pembukaan 4 cm, dilatasi maks 2 jam pembukan 9
cm, fase deselarasi pembukaan 9cm sampe sempurna)
Laten: pembukaan 3 cm selama 7 sampai 8 jam

MP 7,5 jam
PG 13,5 jam
Kala 2:
Pembukaan lengkap
Perieum menonjol
Vulva dan anus membuka
Proses kepala bayi ketika masuk PAP, menghadap bawah dulu, muter ( diameter
transversa sempit), bahu depan, bahu belakang, lahir ekstremitas.

Kala 3:
Cek plasenta sudah lepas atau belum ( edem, kotiledon)
Kala 4:
Evaluasi perdarahan
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses persalinan?
1. Power ibu dan kontraksi uterus, kontraksi otot perut, tegangan lig. rotundum
2. Passage berhubungan dengan tinggibadan ibu < 140 cm panggul sempit, rongga
panggul dasar panggul dan vagina
3. Janin besar normal atau kecil, letak janin, presentasi, posisi
4. Penolong skill dan kesiapan
5. Psikologis emosi dan kesiapan intelektual.

Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :


1.Tenaga atau Kekuatan (power) ; his (kontraksi uterus), kontraksi otot
dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi
ligamentum rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama
persalinan.
2. Janin (passanger) ; letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak
plasenta.
3. Jalan Lintas (passage) ; ukuran dan tipe panggul, kemampuan
serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan introitus
vagina untuk memanjang.
4. Kejiwaan (psyche) ; persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman
persalinan, dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.

4. Mengapa pasien mengalami keluhan keluar cairan sejak 2 hari yang lalu tanpa disertai
mulas maupun lendir darah dan tidak disertai demam?
Keluar cairan :
Cairan ketuban kalau pecah dikarenakan kontraksi uterus dan peregangan
berulang, pada trimester ketiga mudah pecah berkaitan dengan gerakan janin
Ukuran rahim berat janin bb ibu kontraksi uterus karena sinyal biomolekuler dari
janin yang diterima otak ibu akan terjadi penurunan progesteron.

Demam induksi infeksi, pada skenario tidak ada demam jadi tidak ada infeksi

Tanpa lendir darah bloody show tanda inpartu, di skenario hamil 38 minggu secra
fisiologis belum masuk fase melhairkan jadi janin dalam konsisi belum siap
dilahirkan jadi harus cek bishops score.
Kapan dikatakan aterm?
37-42 minggu
5. Mengapa OUE terbuka 2cm efficement 30%?
OUE terbuka karena proses kelahiran terdilatsi untuk jalan lahir janin karena
kontraksi rahim

Efficement karena pembukaannya, serviks menyatu dengan segmen uterus


sehingga saluran serviks makin melebar dan mendatar sehingga tipis.

Akibat kontraksi rahim yang menyebabkan dilatasi serviks memungkinkan janin


bia keluar. Efficement serabut otot yang keluar ke atas oleh segmen atas yang retraksi
dan serviks menyatu dengan segmen uterus yang bawah sehingga menyebabkan
pelebaran dan mendatar.

Terbuka 2 cm masuk kala 1 fase laten

6. Bagaimana etiologi dan patofisiologi dari diagnosis?


Etiologi :
KPD :
Berkurangnya kekuatan membran infeksi ( diperantai IL alfa peningkatan
glukokortikoid dan prostaglandin sehingga meningkatkan apoptosis sel amnion)
selaput amnion dan korion mengandung kolagen mengalami penuruna karena proses
inflamasi sehingga kekuatan untuk amnion berkurang)
Meningkatnya tekanan hidramnion, gemelli dsb
Berkurangya air ketuban

Penyebab robekan kantung ketubakan karena trauma dan rahim yang lemah
a. Serviks inkompeten, kanalis sevikalis yang selalu terbuka
olehkarenakelainan pada servik uteri (akibat persalinan, kuretase, atau
tindakan bedah obstetri lainnya).
b. Ketegangan rahim berlebihan (tekanan intra uterin
meningkatsecaraberlebihan/overdistensiuterus:seperti pada keadaan
trauma, kehamilan ganda, hidramnion).
c. Kelainan letak janin dan rahimmisalnya: letak sungsang dan letak lintang,
sehingga tidak ada bagianterendah yang menutupi pintu ataspanggul
(PAP) yang dapat menghalangitekanan terhadap membranbagian bawah.
d. Kemungkinan kesempitan panggul dimanabagian terendah belum masuk
PAP misalnyapada Cephalo Pelvic Disproportion (CPD).
e. Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaputketuban
dalambentuk preteolitik sel sehingga memudahkan ketubanpecah
(Amnionitis/Korioamnionitis).
f. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin Crendah, ataupun
kelainangenetik).
g. Akhirnya, pecahnya selaput ketuban juga dapat disebabkan oleh trauma
dan setelah fetoskopi atau amniosentesis (iatrogenic).

Patofisiologi:

Infeksi streptocokus grup B, staphylokokous aureus sekresi protease degradasi


membran selaput ketuban. Respon tubuh reaksi nflamasi picu sitokin ( IL1,6,
TNF alfa) peningkatan aktivitas RMP 1 dan NMP 3 selaput membran ketuban
pecah

Faktor mekanis kehamilan gemelli polihidroamnion peregangan mekanis selaput


ketuban picu faktor inflamasi ( IL 6 dan 1) kemotaksis terhadap neutrofil
picu aktivitas kolagenase tidak seimbangan TIF dan MMP pecahnya selaput
ketuban.
Hormon relaksi picu MMP 3 dan 9 , tidak disertai dengan penghambatnya
degradasi dari kolagen tipe 1, 3, 4, 5, 6
7. Apa interpretasi dari pemeriksaan inspekulo dan tes lakmus jadi biru?
Kemungkinan air ketuban pecah normal ph 7-7,5 ( basa) kertas lakmus biru
Tidak bau karena air ketuban belum terinfeksi
Bau ??
Bau khas agak manis dan sedikit amis, warna putih agak keruh atau bening

Inspekulo

Cairan ketuban normal tidak berbau atau agak sedikit manis, alkalis
Px Inspekulo tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban
tidak ada dan air ketuban sedah kering.
Kemungkinan air ketuban pecah normal ph 7-7,5 ( basa) kertas lakmus biru
Tidak bau karena air ketuban belum terinfeksi

8. Apa pemeriksaan penunjang untuk kasus di skenario?


Tes lab
leukosit meningkat curiga infeksi
Nitrazin (menggunakan kertas lakmus) jika ada darah dan infeksi bisa
menunjukkan positif palsu, biru ketuba pecah dini
Tes pakis gambaran seperti daun pakis cairan diteteskan di preparat, jika ada KPD :
gambaran rambut bayi dan lemak

USG melihat jumlah air ketuban, lihat kapan

Usg adanya oligohiddramnion


Ph perempuan hamil sekitar 4,5 jk ada cairan ketuban sekitar 7,1 sampai 7, 3

a. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengindentifikasikan kehamilan ganda, anormaly janin
atau melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis. menilai banyaknya
air ketuban, umur kehamilan, dan posisi janin.
b. Amniosintesis
Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru
janin.
c. Pemantauan janin
Membantu dalam mengevaluasi janin
d. Protein C-reaktif
Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peringatan korioamnionitis
Pemeriksaan secara langsung cairan yang merembes tersebut dapat
dilakukan dengan kertas nitrazine, kertas ini mengukur pH (asam-basa). pH
normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-
7,3. Tes tersebut dapat memiliki hasil positif yang salah apabila terdapat
keterlibatan trikomonas, darah, semen, lendir leher rahim, dan air seni.
Pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi jumlah air ketuban yang terdapat di dalam rahim.
Sumber: The American Journal of Clinical Nutrition
Darah rutin jumlah leukosit
Suhu

9. Mengapa dokter menganjurkan penilaian bishops score?

Standarisasi objective untuk menentukan induksi persalinan


1. Pembukaan serviks
2. Pendataran serviks
3. Penurunan kepala
4. Konsistensi serviks
5. Posisi serviks

Jika lebih dari samadengan 6 induksi persalinan pervaginam


Untuk multiparitas UK > 36 minggu
Letak verteks
Hubungan antara bishops skore dengan KPD?

7 persalinan vagina 100%


5-7 40 sampai 60%
0-4 10%
Untuk melihat pembukaan, pendataran kepala konsistensi servik dan posisi
servik
Kalo kurang dari 6 cukup oksitosin
Kurang dari 5 pematangan serviks dengan PGE atau balon cateter (tidak
boleh digunakan saat ibu pendarahan)

Kalau tidak ada baloon cateter pakai apa?

10. Bagaimana penilaian bishops score?


0 1 2 3
Pembukaan Belum ada 1- 2 cm 3.4 cm >5
Pendataran 0-30% 40-50% 60-70% >80%
Penurunan -3 -2 -1 sampai 0 +1 dan +2
kepala diukur
dari bd Hodge
III
Konsistensi Keras Sedang lunak
serviks
Posisi serviks Ke belakang Searah sumbu Ke depan
jalan lahir

>=6 induksi persalinan : diberi oksitosin


<5 belum matang, >6 perlu pematangan serviks

Surfaktan untuk pengembangan paru jika terlalu tinggi maka akan terganggu.

11. Apa diagnosis dari kasus di skenario?


Masuk aterm pengeluaran cairan dari kemaluan banyak KPD (
Pecahnya ketuban sebelum tanda tanda persalinan
<37mgg Preterm prematue ruptur of the membran ( PPROM)
Dasar dx:
Anamnesis
Px cairan
Px tambahan USG,lakmus
KPD pecahnya selaput ketuban sebelum kelahiran kurang dari 37 mggu
1. Tentukan pecahnya adanya pengeluaran cairan dari vagina
2. Usia kehamilan usg
3. Tanda infeksi suhu > 38 derajat celsius
4. VT

Klasifikasinya:
a. PROM > 37 mggu

b. PPROM <37 mggu

c. SPROM Pecahnya ketuban setelah atau awal persalinan


d. PPPROM Prolonged Premature Preterm Rupture of Membrane
Etiologi infeksi, polihidramnion, inkompetensi serviks

12. Bagaimana penatalaksanaan dari skenario?

Konservatif 32 -34 mguu dirawat sampai keluar air ketuban berhenti ( ampisilin
dll)
32 -37 dexamethasone dan steroid lain, belum impartu dan infeksi antibiotik

Aktif Oksitosin, misoprostol, dilhat tanda tanda infeksi jika tidak

Akhiri kehamilan??
Penanganan tiap tiap minggu?
Kortikosteroid mempercepat pematangan paru, mecegah enterokolitis
Betamethasone 12 mg tiap 24 jam 2 hari
Inj 6 mg semala 2 hari, minggu 20 sampe 32 kehamilan

Antibiotik mengurangi infeksi dan memanjangkan periode laten


Penisilin, ampisilin, eritromisin
Tidak boleh asam klavulanat

Progesteron mencegah PPROM


Profilaktik tokolisis belum jelas ( papaverin induksi persalinan

Konservatif rawat di rs sampai air ketuban berhenti


Aktif misoprostol 25 sampai 50 infeksi antibiotik dosis tinggi

Skor pelvik < 5 SC


5 induksi persalinan

< 23 mggu antibiotik dan konserfatif terminasi??

KPD 27 minggu diberi MGSO4 24 jam

Penanganan per minggu dari KPD?

< 32 minggu -34 : dirawat sampai air ketuban tidak keluar lagi
32-37 mggu tidak infeksi tes busa negatif belum inmpartu : beri
deksametasone observasi tanda tanda infeksi
37 minggu terminasi

Sudah impartu 32-37 tidak ada infeksi : tokolitik salbutamol deksametasone


dan induksi sesudah 24 jam.

32- 37 ada infeksi beri antibiotik dan induksi


32-37 mggu : steroid pacu pematangan paru janin, periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap mggu bila memungkinkan
Dosis betametasone 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari deksametason
intamuskular 5mg tiap 6 jam sebnyak 4 kali.
Apa komplikasi dan faktor resiko dari kasus di skenario?
Komplikasi:
Infeksi
Prematuritas respiratory distress syndrom
Hipoksi (oligohidramnion) dan sindrom deformitas janin( kompresi muka dan bagian
tubuh, hipoplasi paru

Faktor risiko :
Ibu riwayat KPD, perdaraahn antepartum, penyakit bawaan, merokok selama
hamil
Uteroplasenta dan janin polihidramnion, gemelli, dan solusio plasenta, berat janin,
malposisi

Komplikasi:
infeksi
Persalinan premature
Hipoksi
asfiksi
sindom deformitas janin hipoplasi
atonia
syok
endometritis

Anda mungkin juga menyukai