Berpikir kritis diaplikasikan dalam bentuk EBM (Evidence Based Medicine). EBM sendiri terlahir
dari korelasi-korelasi antara produk dan keluaran.
Untuk mengaplikasikan berpikir kritis sesuai EBM, perlu workshop dan latihan secara terus-
menerus sejak mahasiswa memasuki masa pre-klinis agar terbiasa hingga nantinya saat memasuki
masa klinis mahasiswa bisa mencari sumber-sumber info kesehatan yang benar dan akurat (Lli CD
et al ., 2008)
Selain itu, ada juga kriteria berpikir kritis yang benar, yaitu :
1. kejelasan
2. akurasi
3. presisi
4. relevansi
5. logika yang digunakan
6. kejujuran
7. kedalaman pikiran
8. implikasi solusi
(Richard Paul, 2005)
Cara Penyampaian Pendapat Ilmiah ke Orang Awam Untuk Meningkatkan Mutu Kesehatan
1. Melaksanakan posyandu
2. Mengsosialisasikan vaksinasi ke orangtua dengan cara menyampaikan masalah, menerima
pertanyaan, dan membimbing dengan persuasif
Ada beberapa macam cara orangtua menanggapi sosialisasi tentang vaksin, yaitu :
1. menerima tanpa bertanya (30%-40%)
2. menerima dengan hati-hati (25%-35%)
3. ragu-ragu (20%-30%)
4. menerima tapi terlambar vaksinasi (2%-22%)
5. menolak (<2%)
Media penyampaian informasi bisa dengan penyuluhan, pamflet, seminar, selebaran (Depkes)
metode himbauan kepada masyarakat ada 3 sasaran
1. individu dengan cara bimbingan, penyuluhan, dan wawancara
2. kelompok kecil (2-15 orang) melalui diskusi
kelompok besar (lebih dari 15 orang) melalui ceramah
3. massa dengan media massa
setiap orang tidak dilarang untuk bicara mengenai masalah kesehatan, termasuk apa yang
dianggap sehat dan baik menurut versi mereka. tapi, ketika pembicaraan tersebut telah masuk ke
ruang publik, pemerintah perlu melakukan filtrasi/penyaringan agar masyarakat tidak mendapat
pemahaman keliru tentang kesehatan yang ujung-ujungnya merugikan masyarakat dan pemerintah
(Pribakti, 2011)