KELOMPOK XII
ANDRE THADEO ABRAHAM G 0014032
BANATIDIKA IKRARIDA DZAKIYYAH G 0014054
BIAS AYU RENTANG SUKMA G 0014056
DANIELA RATNANI G 0014062
FADHLAN HIDAYAT G 0014090
FRIDA AGITYA PUTRI G 0014104
GHINA SHABRINA A G 0014106
IRSYAD HAPSORO RISTIANSAH G 0014126
NAURAH ASYIFA PRIANDINI G 0014176
NEONIZA ERALUSI A G 0014178
SATRIA ARDI NURDANI G 0014218
WIDHA MUSTHIKA P G 0014238
YOSEFINA SONIA C K G 0014244
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bioetika dan Humaniora merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
dunia kedokteran, merupakan suatu keharusan saat melakukan penelitian. Etika
Penelitian harus selalu diterapkan agar sesuai dengan aturan yang ada. Semua
penelitian yang melibatkan makhluk hidup sebagai subjeknya harus dilaksanakan
sesuai dengan etika penelitian untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dan
memperkecil kerugian atau risiko bagi subjek dan memperkecil kesalahan
penelitian.
Sebagai seorang peneliti kita harus memahami semua etika penelitian yang
ada, maka dari itu sangatlah penting kita mempelajarinya, sebagai bekal agar
penelitian kita kelak dapat memperoleh manfaat dan berguna bagi orang banyak.
1.2 Skenario 2
2
penelitian penuh dan honorarium dari pabrikan obat tersebut dengan perjanjian
bahwa sebelum dipublikasikan, hasil penelitian harus dikonsulkan terlebih dahulu
dengan pihak perusahaan. Perusahaan tersebut juga meminta nama dan data
lengkap mengenai pasien dilampirkan pada saat laporan.
3
BAB II
Seven Jumps
4
2. Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan
Permasalahan dalam skenario ini adalah sebagai berikut:
a. Apa saja clinical privilege seorang tenaga medis / dokter?
b. Apakah penggunaan insulin ekstraksi dari babi sesuai dengan
etika dan etiket?
c. Bagaimana cara mengurus ethical clearance?
d. Apa saja clinical privilege seorang co as?
e. Apa yang perlu diperhatikan secara etik dalam penelitian
kesehatan?
f. Apa alasan seseorang yang ingin melakukan penelitian harus
mengurus etchical clearence?
g. Mengapa diperlukan informed consent ?
h. Apa yang harus tercantum dalam informed consent?
i. Apakah legal memberikan rekam medis kepada oranglain?
5
Pada dasarnya seluruh penelitian/riset yang menggunakan manusia
sebagai subjek penelitian harus mendapatkan Ethical Clearence atau
Keterangan Lolos Kaji Etik. Di Indonesia standar etik penelitian tersebut
diatur dalam UU Kesehatan No. 23 /1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP
no.39 /1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Penelitian/riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik yang mencakup
riset pada farmasetik, alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur
bedah, rekam medis, sampel biologik, serta penelitian epidemiologik,
sosial dan psikososial. (FKUI, 2014)
6
obatnya hanya itu diperbolehkan. Sedangkan menurut etika secara umum
diperbolehkan
7
tersendiri. Penentuan tindakan atau penatalaksanaan pasien juga tidak
dilakukan oleh koas. Koas sifatnya hanya mendiskusikan dengan dokter
penanggung jawab pasien. Sepenuhnya keputusan ada di tangan dokter.
(Tarigan, 2011)
8
Pasal 9
(1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan
tanpa persetujuan pasien dalam rangka kepentingan penegakan etik
atau disiplin, serta kepentingan umum.
(2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan
etik atau disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1diberikan atas
permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik Profesi atau Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
(3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka
identitas pasien.
(4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. audit medis;
b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular;
c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;
d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa
yang akan datang; dan
e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat.
(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas
pasien dapat dibuka kepada institusi atau pihak yang berwenang untuk
melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
9
3. eksperimen harus dirancangkan dan didasarkan atas percobaan binatang
dengan atas pengetahuan
4.eksperimen tersebut harus dilaksanakan harus dilaksanakan
menghindarakan semua trauma dan penderitaan fisik maupun mental
yang tidak diperlukan
5. tidak boleh dilakukan apabila diperkirakan akan terjadi kematian/trauma
6. risiko tidak boleh melebihi pentingnya permasalahan
7. adanya fasilitas yang melindungi subjek penelitian
8. hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kompetensi
ilmiah
9. selama dilakukan eksperimen, subjek penelitian bebas untuk
menghentikan eksperimen tersebut
10. selama dilakukan eksperimen peneliti harus bersedia menghentikan
eksperimen apabila memungkinkan terjadinya trauma atau kematian
(Gunawan, 2010)
10
BAB III
KESIMPULAN
Penelitian selalu terjadi dalam dunia kedokteran dan salah satu penelitian tersebut
sering berhubungan dengan clinical privilege seorang dokter maupun dokter muda
saat trial klinik. Adapun tidak hanya dokter saja yang memiliki clinical privilege
atau wewenang melakukan tindakan medis. Dari segi hukum dan atas dasar
pendidikan, seorang co-ass diperbolehkan melakukan tindakan medis termasuk
melakukan penelitian dan memberikan terapi kepada pasien asalkan didampingi
oleh dokter sebagai pembimbing dan pengawasnya. Selain itu, ia juga harus
melakukan standar informed consent dan merahasiakan atau menyadikan nama
pasien yang dilakukan penelitian.
Adapun proses penelitian dalam dunia kedokteran dapat dibagi menjadi tiga fase.
Fase yang pertama yaitu prapenelitian yang mencakup ethical clearance dan
informed consent. Sedangkan fase kedua yaitu proses penelitian yang mencakup
pencarian sumber dana. Lalu, fase yang terakhir yaitu pascapenelitian (pelaporan)
yang mencakup kerahasiaan data.
11
BAB IV
SARAN
Kami menyarankan kepada dokter muda atau para co-ass untuk lebih memahami
prinsip dasar penelitian dan prosesnya dengan baik karena hal tersebut juga
menyangkut masa depan karier mereka. Tanpa persiapan, bimbingan, dan evaluasi
yang terarah dikhawatirkan akan mengganggu trade record-nya dalam dunia
kedokteran. Selain itu, perusahaan farmasi yang biasaya membiayai penelitian
hendaknya berada di batas-batas yang telah ditentukan misalnya tidak boleh
mempublikasikan hasil penelitian seorang peneliti (researcher) ataupun dokter.
12
DAFTAR PUSTAKA
Pickett G, Hanlon JJ. (1995) Kesehatan Masyarakat Administrasi dan Praktik. 9th
ed. Tras. Mukti AG. Jakarta:EGC
Dorland, W.A. Newmon. (2011) Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28.
Jakarta: EGC
FatwaMUI(2010) PenggunaanMikrobadanProdukMikrobialdalamProduk
Pangan. Available at : http://muijatim.org/index.php/fatwa/12fatwamui
2010/36fatwamuipenggunaanmikrobadanprodukmikrobialdalamprodk
pangan(Accessed:28Septembre2014).
Setiawan, E. (2012) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Available at:
http://kbbi.web.id/(Accessed:21Septembre2014).
Sugiyono.(2006) MetodePenelitianKuantitatif,Kualitatif,danRD.Bandung:
Afbaeta.
13
Gunawan dan Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI
14