PENDAHULUAN
1
4. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian etik penelitian kesehatan?
5. Bagaimana bentuk pelanggaran terhadap etika kegiatan ilmiah?
6. Apa masalah etika dalam penelitian?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Informed consent merupakan upaya peningkatan perlindungan terhadap salah satu hak
asasi pasien (subjek penelitian) dalam hubungan peneliti dan pasien, yaitu hak atas informasi
dikaitkan dengan hak untuk menentukan nasib sendiri (otonomi pasien). Hak-hak tersebut
tetap melekat selama menjadi pasien yang harus menjalani perawatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Untuk itu, diperlukan suatu komunikasi antara peneliti dan pasien sebagai subjek
penelitian secara jujur dan ketulusan perawat dalam hal ini sebagai peneliti.
Secara rinci, dasar informasi bagi persetujuan kedua belah pihak, dalam hal ini
peneliti dan pasien, adalah sebagi berikut :
1. Jujur dalam menerangkan produser, tujuan, termasuk menyebutkan setiap produser
yang bersifat eksperimental.
2. Mendeskripsikan keadaan yang akan terjadi, yang tidak menyenangkan, dan resiko
yang mungkin akan terjadi.
3. Menjelaskan manfaat dari penelitian yang sedang dilaksanakan.
4. Menjelaskan setiap prosedur alternatif yang cocok dan mungkin lebih menguntungkan
subjek penelitian.
5. Memberi kesempatan kepada subjek untuk bertanya mengenai prosedur yang telah
dijelaskan.
6. Memberikan kesempatan kepada pasien (subjek penelitian) untuk berfikir mengenai
keikutsertaan (partisipasi) dalam proyek penelitian ini.
Pemaksanaan kepada subjek penelitian tidak diperbolehkan. Hal ini jelas melanggar kode etik
penelitian. Setiap pasien mempunyai hak untuk setuju atau tidak. Mereka juga punya
kebebasan untuk menentukan hal tersebut. Perawat peneliti tidak boleh memaksa pasien
untuk berpatisipasi dalam sebuah penelitian dengan tekanan dan ancaman.
b. Beneficence
Perawat selalu berupaya agar segala tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien mengandung prinsip kebaikan (promote good). Prinsip berbuat yang terbaik bagi
pasien ini tentu saja dalam batas-batas hubungan teraupetik antara perawat-pasien. Penelitian
yang dilakukan dengan melibatkan pasien sebagai responden mengandung konsekuensi
bahwa semuanya demi kebaikan pasien, guna mendapatkan suatu metode dan konsep yang
baru untuk kebaikan pasien.
4
c. Nonmaleficence
Penelitian keperawatan mayoritas menggunakan populasi dan sampel manusia
(pasien). Oleh karena itu, sangat berisiko terjadi kerugian fisik dan psikis terhadap subjek
penelitian. Jika penelitian dilakukan oleh peneliti pemula, biasanya juga akan timbul rasa
cemas, takut, dan keraguan pada pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh perawat hendaknya tidak mengandung unsur bahaya
atau merugikan pasien, apalagi sampai mengancam jiwa pasien. Penelitian adalah upaya baik
untuk pengembangan profesi. Namun, jika sampai mengorbankan pasien atau mendatangkan
bahaya bagi pasien sebaiknya penelitian tersebut dihentikan.
d. Confidentiality
Pada penelitian sosial seperti yang sering dilakukan oleh perawat, peneliti wajib
merahasiakan data-data yang sudah dikumpulkannya. Kerahasiaan ini bukan tanpa alasan.
Seringkali subjek penelitian menghendaki agar dirinya tidak diekspos kepada khalayak ramai.
Oleh karena itu, jawaban tanpa nama dapat dipaki dan sangat dianjurkan subjek penlitian
tidak menyebutkan identitasnya. Apabila sifat penelitian memang menuntut peneliti
mengetahui identitas subjek, ia harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu serta
mengambil langkah-langkah dalam menjaga kerahasiaan dan melindungi jawaban tersebut.
e. Vertacity
Proyek penelitian yang dilakukan oleh perawat hendaknya dijelaskan secara jujur
tentang manfaatnya, efeknya, dan apa yang didapat jika pasien dilibatkan dalm proyek
tersebut. Penjelasan seperti ini harus disampaikan kepada pasien karena mereka mempunyai
hak untuk menegtahui segala informasi kesehatannya secara periodik dari perawat.
f. Justice
Sebuah dilema etik kadang terjadi ketika seorang perawat peneliti sedang melakukan
kegiatan penelitian yang berkaitan dengan intervensi keperawatan. Misalnya, peneliti ingin
melakukan perawatan luka dengan metode tertentu. Sekelompok pasien diberi perawatan luka
dengan menggunakan povidon iodin, sementara kelompok yang lain (kontrol) tidak diberi apa
pun (kasa saja). Dalam hal ini, timbul suatu dilema apakah perlakuan semacam itu dapat
diterima menurut etika penelitian? Apakah kita sudah meperlakukan pasien dengan adil?
Tentu saja pertanyaan ini menarik untuk dibahas. Dalam hal ini, ada solusi walaupun belum
tentu perawat tersebut telah berbuat adil terhadap pasien, yaitu dengan melakukan perawatan
5
luka kepada kelompok kontrol dengan cairan salin normal. Dengan demikian, perawat telah
berupaya semaksimal mungkin untuk tetap melaksanakan prinsip justice (keadilan) pada
pasien.
c. Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai
hak atau membrikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak
dalam perlakuan terhadap manusia.
Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap
ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun
intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau
membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika
dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004).
Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat prinsip
utama yang perlu dipahami oleh pembaca, yaitu:
6
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang
terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan
dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa
tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah:
peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri dari:
a. penjelasan manfaat penelitian
b. penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat
ditimbulkan
c. penjelasan manfaat yang akan didapatkan
d. persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
subyek berkaitan dengan prosedur penelitian
e. persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja
f. jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
Namun kadangkala, formulir persetujuan subyek tidak cukup memberikan proteksi
bagi subyek itu sendiri terutama untuk penelitian-penelitian klinik karena terdapat perbedaan
pengetahuan dan otoritas antara peneliti dengan subyek (Sumathipala & Siribaddana, 2004).
Kelemahan tersebut dapat diantisipasi dengan adanya prosedur penelitian (Syse, 2000).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality.
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu
termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan
informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar
individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai
identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk
menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan koding
(inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas responden.
7
serta perasaan religius subyek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi
prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki bermacam-
macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimanakah keuntungan dan beban harus
didistribusikan di antara anggota kelompok masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh
mana kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut
kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Sebagai contoh dalam
prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk
mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi
dalam penelitian.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits)
(Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004).
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat
digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi
mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian
untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian.
2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian etik penelitian kesehatan
a. Surat usulan dari institusi tempat peneliti bekerja, bila usulan berasal dari luar institusi
Badan Litbangkes yang memiliki Komisi Etik Institusi, maka usulan harus berasal dari
Komisi etik institusi tersebut (bukan dari peneliti utama/pimpinan insitusi)
b. Surat rekomendasi dari Panitia Pembina Ilmiah.
c. Protokol penelitian meliputi tujuan dan manfaat, metodologi yang menjelaskan secara
terperinci mengenai : tata cara pengambilan sample (darah/urine/spesimen lainnya), tujuan
pemeriksaan, intervensi yang diberikan, serta manfaat bagi responden (bila ada uji klinik/
pengambilan sample), jumlah biaya yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
d. Daftar tim peneliti, beserta keahliannya
e. Curriculum vitae peneliti utama atau Ketua Pelaksana, untuk melihat apakah kemampuan
peneliti utama atau ketua pelaksana sudah sesuai dengan apa yang akan dikerjakan.
f. Keterangan pembiayaan, untuk melihat apakah sudah etis bila suatu penelitian dilihat dari
jumlah biaya dan hasil yang akan didapat.
g. Ethical clearance dari institusi lain (bila ada).
8
h. Penjelasan dan Informed Consent dalam 1 lembar / tidak terpisah
9
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya.
Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai
berikut :
1. Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam penelitian itu,
termasuk penelitian eksperimen.
2. Penjelasan tentang penelitian.
3. Pernyataan tentang berapa lama subyek penelitian perlu berpartisipasi dalam
penelitian
4. Gambaran tentang apa yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian, sebagai
peserta sukarela penelitian. Setiap prosedur eksperimental perlu dijelaskan.
5. Gambaran mengenai resiko dan rasa tidak enak yang mungkin dialami subyek, jika
subyek berpartisipasi dalam penelitian.
6. Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi bagi subyek, jika subyek berpartisipasi
dalam penelitian ini.
7. Informasi mengenai pengobatan dan alternatif lain yang akan diberikan kepada
subyek, jika subyek mengalami resiko dalam penelitian.
8. Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan medis sunyek.
9. Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikan kepada
subyek, jika subyek mengalami masalah yang berhubungan dengan penelitian.
10. Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa calon
subyek dapat menanyakan tentang masalah kesehatan yang mungkin muncul
berkaitan dengan penelitian tersebut.
11. Pengertian partisipasi dalam penelitian haruslah sukarela, bahwa subyek dapat
memutuskan untuk meninggalkan penelitian tanpa dirugikan, bahwa apabila ia
bersedia berpartisipasi kemudian sesudah jangka waktu tertentu ia meninggalkan
penelitian, ia bebas pergi tanpa ada sanksinya.
12. Jumlah subyek penelitian yang akan turut serta dalam penelitian dan lokasi penelitian
akan dilaksanakan.
13. Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek dalam
penelitian tersebut
10
b. Anonimiti (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau menantumkan nama
responsen pada lembaran alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informsi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya SSoleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporka pada hasil riset.
11
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan gunakan
data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Tuliskan nara sumber
semua yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan pernah melakukan plagiasi..
g. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain
yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data
tersebut.
h. Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke berbagai media
(jurnal, seminar).
i. Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa/peneliti pemula.
Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualits.
j. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja
Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Bila penelitian
dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar
ditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua
(co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.
k. Tanggung Jawab Sosial
Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahan masyarakat, meningkatkan taraf
hidup, memudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga
bertanggung jawab melakukan pendampingan nagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan
hasil penelitian Anda
l. Tidak melakukan Diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena
alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan pembelajaran
seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai taraf Pakar.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait
dengan penelitian Anda.
12
o. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang
sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan
percobaan.
p. Mengutamakan keselamatan Manusia
Bila harus mengunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian harus:
dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan, hormati
harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut siapkan pencegahan dan
pengobatan bila sampel Anda menderita efek negatif penelitian.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika berasal dari bahasan Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek
etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam
masyarakat. Etika juga merupakan sopan santun atau tatakrama yang mengatur hubungan-
hubungan dan prilaku di dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004), etika
dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika
disebut pula sebagai filsafat moral.
Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati
masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih adekuat
dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata
kehidupan masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-
prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.Peneliti dalam melaksanakan seluruh
kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta
menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam
penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek
penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004)
3.2 Saran
Dalam melakukan penelitian, ada aturan/etika yang harus di taati. Peneliti dalam
melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific
attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian.
14
DAFTAR PUSTAKA
Jacob, T. 2004. Etika Penelitian Ilmiah. Warta Penelitian Universitas Gadjah Mada (Edisi
Khusus), 60-63.
Loiselle, C.G., Profetto-McGrath, J., Polit, D.F., & Beck, C.T. 2004. Canadian Essentials of
Wasis. (2006). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Keperawatan. Jakarta: EGC.
15