Anda di halaman 1dari 14

HASIL RESUME ELEARNING SYSTEMATIC REVIEW

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Evidence Based Nursing

OLEH:
KELOMPOK 4
Inta Susanti 131914153004
Suhendra Agung Wibowo 131914153008
Rumaolat windarti 131914153021
Muhammad Anis Taslim 131914153029
Firda Yusniar 131914153032
Elok Faradisa 131914153033
Kartini Estelina Tungka 131914153040
Nanda Bachtiar 131914153041
Masunatul Ubudiyah 131914153045
Lilis Indrawati 131914153050

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
RESUME SYSTEMATIC REVIEW

1. Definisi
Systematc Review merupakan salah satu metode yang menggunakan
review, telaah, evaluasi terstruktur, pengklasifikasian, dan pengkategorian dari
evidence based-evidence based yang telah dihasilkan sebelumnya.
Systematic review atau sering disingkat SR adalah metode yang
mengidentifikasi, menilai, dan menginterpretasi seluruh temuan-temuan pada
suatu topik penelitian, untuk menjawab pertanyaan penelitian (research
question) yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode SR dilakukan secara
sistematis dengan mengikuti tahapan dan protokol yang memungkinkan proses
systematic review terhindar dari bias dan pemahaman yang bersifat subyektif
dari penelitinya.

2. Langkah-langkah dalam Systematic Review


a. Menentukan masalah (Pico and keyword development)
Terkait pendekatan yang digunakan untuk menilai masalah dalam
systematic review, untuk penelitian kuantitatif atau experimen, kita dapat
menggunakan pendekatan PICO atau Patient/Population, Intervention
Comparison Outcome (PICO) sedangkan untuk penelitian kualitatif kita
dapat menggunakan SPIDER (Cooke, Smith and Booth, 2012). Selama fase
penyaringan, judul dan abstrak penelitian dipindai. Mengikuti metodologi
serupa dengan tinjauan yang dilakukan, penulis perlu memeriksa apakah
publikasi teridentifikasi cocok dengan aturan berikut yang didefinisikan
dalam kriteria berdasarkan populasi, intervensi, komparasi, hasil, kerangka
waktu, dan format desain studi (Shadreck and Jack, 2018).

P (Patient/Population)
P mewakili pasien, populasi, dan masalah yang diangkat dalam karya
ilmiah yang ditulis termasuk didalamnya yaitu umur, gender, ras. P menilai
apakah penelitian sudah fokus pada pertanyaan penelitian (Moreno-Blanco et
al.,2019).
I (Intervention)
I adalah intervensi baik itu meliputi treatment di klinis ataupun
pendidikan dan administratif. Selain itu intervensi juga mewakili faktor
prognostik atau paparan yang akan diangkat dalam karya ilmiah dapat berupa
perjalanan penyakit ataupun perilaku beresiko. Intervention berguna untuk
melihat apakah strategi dan manajemen telah dijelaskan dengan baik
(Moreno-Blanco et al., 2019).
C (Comparation)
Comparation merupakan intervensi pembanding yang ingin
dibandingkan dengan intervensi atau pararan pada karya ilmiah yang akan
ditulis, bisa dalam bentuk terapi, faktor resiko, placebo ataupun nonintervensi
(Moreno-Blanco et al., 2019).
O (Outcome)
Outcome adalah hasil atau target apa yang ingin dicapai dari suatu
penelitian, hasil yang ingin dicari dapat berupa kualitas hidup, patient safety,
pengaruh atau perbaikan dari suatu kondisi atau penyakit tertentu,
menurunkan biaya ataupun meningkatkan kepuasan pasien. Outcome melihat
apakah hasil yang diharapkan atau konsekuensi terhadap pasien
teridentifikasi dengan jelas (Moreno-Blanco et al., 2019).

Sumber yang menjelaskan tentang SPIDER. dalam menggunakan


format SPIDER untuk melakukan systematic review pada penelitian kualitatif
(Cooke, Smith and Booth, 2012).
S (Sample)
Sample adalah kelompok peserta yang lebih kecil cenderung
digunakan dalam penelitian kualitatif daripada penelitian kuantitatif, jadi
istilah ini dianggap lebih tepat
(P I) Phenomenon of Interest
Phenomenon of Interest dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk
memahami caranya dan mengapa perilaku, keputusan, dan tertentu
pengalaman individu. Oleh karena itu, suatu intervensi atau eksposur tidak
selalu jelas dalam pertanyaan penelitian kualitatif.
(D) Design
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian kualitatif akan
menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Karena statistik
inferensial tidak digunakan dalam penelitian kualitatif, rincian desain
penelitian akan membantu membuat keputusan tentang kekokohan studi dan
analisis.
(E) Evaluation
Penelitian kualitatif memiliki hasil akhir yang sama dengan metode
penelitian kuantitatif: hasil pengukuran. Ini berbeda tergantung pada
penelitian pertanyaan dan mungkin mengandung lebih banyak unobservable
dan konstruksi subyektif bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif
(mis., sikap dan pandangan dan sebagainya), jadi evaluasi dianggap lebih
cocok.
(R) Research Type
Tiga jenis penelitian dapat dicari diantaranya metode kualitatif,
kuantitatif, dan campuran.
Setelah mengidentifikasi permasalahan dengan menggunakan metode
PICOS, SPIDER atau yang lainnya, untuk melakukan Systematic Review kita
perlu membuat keyword untuk mencari artikel yang sesuai dengan kriteria
yang kita tentukan. Adapun yang dapat dilakukan adalah beberapa tahap
berikut:
Tahap Pertama
Identify synonyms and related terms
Penting untuk tidak mengabaikan tahap ini dalam proses pencarian. Waktu
yang dihabiskan untuk mengidentifikasi semua sinonim dan istilah terkait
untuk masing-masing elemen atau konsep PICO Anda akan memastikan
bahwa pencarian Anda mendapatkan sebanyak mungkin catatan yang
relevan.
- Pikirkan secara lateral tentang bagaimana orang lain dapat menggambarkan
konsep yang sama
- Terminologi apa yang digunakan secara internasional?
- Apakah ada perbedaan ejaan dalam kata Inggris Inggris dan Inggris AS?
- Apakah ada istilah atau frasa sehari-hari yang digunakan?
- Periksa istilah pencarian yang digunakan dalam makalah lain atau ulasan
sistematis - istilah lain dapat disarankan dari ini. Mungkin bermanfaat untuk
memeriksa kamus, ensiklopedi, dan teks kunci yang relevan untuk istilah
alternatif.
Buat daftar setiap istilah pencarian yang Anda identifikasi. Misalnya, jika
Anda mencari: exercise-based rehabilitation for coronary heart disease
maka sinonim yang dapat kita temukan:
Exercise-based rehabilitation
rehabilitation
exercise
exercise therapy
sports
physical education and training
exertion
physical training
aerobics
kinesiotherapy
Coronary heart disease
coronary heart bypass
myocardial ischemia
myocardial infarction
coronary disease
coronary thrombosis
Tahap Kedua
Gunakan Truncation dan Wildcard
Definisi 'truncation' adalah untuk mempersingkat atau memotong pada
akhirnya. Pemotongan digunakan dalam pencarian basis data untuk
memastikan pengambilan semua kemungkinan variasi istilah pencarian.
Semua basis data memungkinkan pemotongan, tetapi simbol yang digunakan
mungkin berbeda, jadi yang terbaik adalah memeriksa bantuan basis data
untuk detailnya.
Database biasanya memungkinkan kata-kata terpotong di bagian akhir, atau
secara internal:
 Memotong kata di akhir memastikan bahwa semua variasi kata, dimulai
dengan root tertentu, akan diambil. Ini sangat berguna untuk mengambil
versi kata tunggal dan jamak. Berhati-hatilah untuk tidak memotong
persyaratan terlalu dini, atau Anda dapat mengambil sejumlah besar
dokumen yang tidak relevan. Sebagian besar database menggunakan tanda
bintang (*) untuk menemukan akhiran alternatif untuk istilah. Sebagai
contoh:
therap* will retrieve therapy, therapies, therapists, therapeutic,
therapeutical
 Memotong suatu kata secara internal memastikan bahwa variasi ejaan
suatu kata dapat diambil. Misalnya, pediatri atau paedetrics
Pemotongan internal tersedia di beberapa basis data, memungkinkan Anda
untuk mencari ejaan kata alternatif - sangat berguna saat mencari ejaan
kata-kata Amerika dan Inggris. Misalnya, menggunakan basis data OVID
(MEDLINE, EMBASE, PsycINFO, dll), tanda tanya yang termasuk dalam
kata dapat menunjukkan nol atau satu karakter di tempat itu:
color will retrieve either colour or color
Tahap Ketiga
Menggabungkan istilah Operator Boolean
Operator Boolean memungkinkan Anda untuk menautkan istilah bersama,
baik untuk memperluas pencarian atau untuk mengecualikan istilah dari hasil
pencarian Anda.
OR : Gunakan untuk memperluas pencarian Anda, meningkatkan jumlah
referensi yang diambil. Gunakan "ATAU" untuk mencari sinonim dan istilah
terkait untuk setiap konsep dalam pertanyaan penelitian.
Misalnya, ketika mencari konsep "rehabilitasi berbasis olahraga" Anda dapat
menggunakan istilah berikut: rehabilitation OR exercise OR exercise therapy
OR sports OR exertion OR physical training OR aerobics OR kinesiotherapy
AND : Digunakan untuk mempersempit pencarian, sehingga mengurangi
jumlah referensi. Misalnya, mencari: coronary heart disease AND Australian
Aboriginals Akan mengambil hanya referensi yang mencakup kedua topik.
NOT : Digunakan untuk mempersempit pencarian, sehingga mengurangi
jumlah referensi.
Sebagai contoh:
female NOT male
Akan mengambil referensi yang berhubungan dengan perempuan, tetapi
bukan yang membahas laki-laki. Perhatian harus dilakukan ketika
menggunakan NOT, Pada contoh di atas, penelitian yang berhubungan
dengan perempuan dan laki-laki akan dikeluarkan dari hasil pencarian.
Selain itu kita juga bisa menggunakan limitation atau batasan jika artikel yang
kita temukan terlalu banyak, sehingga dapat ditemukan artikel yang paling
sesuai dengan systematic review yang akan dilakukan.

b. Menentukan kriteria inklusi


Berikut ini ada sedikit pengetahun unntuk kita apa itu kriteria inklusi.
Kriteia inklusi adalah:
Karakteristik subjektif penelitian dari satu populasi atau target, terjangkau
dan akan di teliti, untuk di pertimbangkan menjadi pedoman saat menentukan
kriteria inklusi. kriteria atau standar yang ditetapkan sebelum penelitian atau
penelaahan dilakukan. Kriteria inklusi digunakan untuk menentukan apakah
seseorang dapat berpartisipasi dalam studi penelitian atau apakah penelitian
individu dapat dimasukkan dalam penelaahan sistematis. Kriteria inklusi
membantu dalam proses mengidentifikasi dalam sistimatik review. Peneliti
harus menetapkan jenis dan rincian laporan penelitian yang akan digabung.
Untuk uji klinis, misalnya perlu ditetapkan apakah hanya akan disertakan uji
klinis dengan randomisasi, berapa jumlah subyek minimal yang dapat
diterima, karakteristik klinis pasien, intervensi yang dilakukan, lama follow-
up minimal, outcome yang diperlukan, rentang umur subyek, serta lain-lain
rincian data yang diperlukan. Perlu pula dari awal ditentukan laporan dalam
bahasa apa saja yang akan disertakan (apakah hanya artikel yang berbahasa
Inggris atau mencakup yang berbahasa lain), tahun publikasi, dan lain-lain
aspek yang relevan dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian. Juga harus
ditentukan dilakukan terhadap laporan penelitian yang telah dipublikasi
ataukah mencakup pula data yang tidak dipublikasi. (Anwar et al., 2005)
Kesimpulan :
1. Kriteria inklusi bukan lawan atau kebalikan dari kriteria ekslusi
2. Kriteria inklusi digunakan untuk menyeleksi subjek yang memenuhi
persyaratan (teoritis) tertentu untuk sebuah penelitian, sedangkan kriteria
eksklusi digunakan untuk menetapkan sampel yang terpilih dengan
mengeluarkan sampel yang secara teknis tidak dapat diproses lebih lanjut.
3. Judul penelitian dapat menggambarkan kriteria inklusif yang jelas.
Kriteria inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi
menjadi sampel yang memenuhi kriteria teoritis penelitian, yaitu kriteria yang
secara teorisesuai dan terkait dengan topik dan kondisi penelitian. Setelah
didapatkan sampel yang memenuhi kriteria tersebut kemudian anggota
sampel ini disaring lagi dengan kriteria eksklusi yang bersifat teknis. Baik
kriteria inklusi maupun eksklusi tidak dapat ditetapkan sebelum diketahui
topik penelitian, serta teknik pengmbilan sampel yang digunakan. Kriteria
inklusi juga tidak mutlak diperlukan dalam pengambilan sampel penelitian,
tergantung topik, metode dan teknik pengambilan sampel yang digunakan.

c. Database Selection
Beberapa faktor mempunyai peranan penting dalam menentukan
kualitas pencarian systematic review. Yang pertama adalah strategipencarian.
Dalam beberapa penelitian membuktikan bahwa keterlibatan spesialis atau
ahli informasi atau pustakawan akan sangat berpengaruh pada hasil pencarian
sumber primer dan kualitas metodologi yang akan digunakan pada systematic
review.
Kedua, database selection atau pemilihan database yang akan
digunakan juga dapat mempengaruhi kualitas pencarian data primer.
Database rujukan yang biasa digunakan pada penelitian medis dan
keperawatan anatara lain Scopus, EMBASE, MEDLINE, COCHRANE
LIBRARY, Web of Science, Proquest dan lain sebagainya. Database
selection bertujuan untuk meminimalkan adanya bias pada saat pencarian
sumber data primer serta pada hasil penulisan systematic review.
Ketiga adalah beberapa bukti menunjukkan bahwa pencarian literature
yang akan digunakan pada systematic review sebaiknya dilakukan pada
beberapa database. Karena hasil pencarian dari beberapa database akan
memberikan cakupan yang lebih besar daripada pencarian dari database
tunggal.
Jadi dalam keseharian seorang klinisi, segala intervensi dan keputusan
klinis yang dibuat harus selalu berdasarkan bukti terbaru yang valid dan
relevan. Namun, publikasi literatur yang begitu pesat dan kesibukan para
klinisi menyebabkan hal tersebut menjadi tantangan dalam praktik sehari-
hari. Disisi lain, untuk dapat mengikuti perkembangan dan setiap kemajuan
dalam bidang medis, klinisi harus selalu menerapkan konsep praktik berbasis
bukti. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, artikel review sistematik dan meta
analisis muncul dan menjadi pilihan utama dalam pencarian literatur karena
artikel ini menyediakan summary of evidence dari penelitan-penelitian
primer. Walaupun demikian, tidak semua literatur review sistematik dan meta
analisis valid serta relevan untuk diterapkan dalam situasi klinis khusus yang
dihadapi. Oleh karena itu, mengembangkan kemampuan melakukan telaah
kritis yang merupakan bagian dari lima tahapan proses praktik berbasis bukti
sangatlah penting untuk dimulai sejak dini. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, panduan berupa checklist dalam melakukan telaah kritis terhadap
artikel review sistematik dan meta analisis disusun untuk memudahkan
pemahaman serta penilaian terhadap artikel tersebut. Dengan
mengembangkan kemampuan tersebut, keputusan klinis yang dibuat akan
lebih rasional, efektif dan efisien, serta menguntungkan klinisi dan pasien.

d. Performing search
Tahapan-tahapan dalam melakukan systematic review :
1. Perumusan masalah penelitian
2. Memfokuskan pertanyaan penelitian dapat menggunakan metode PICOT
atau SPIDER
3. Mencari sumber-sumber informasi terkait dari jurnal nasional atau
internasional terutama yang terindeks scopus
4. Mempertimbangkan level evidence
5. Menentukan sumber referensi ilmiah (primer, skunder, tersier)
6. Penilaian Kualitas Jurnal yang didapat (Critical Appraisal) untuk skoring
artikel. Beberapa tools penilaian bisa didownload dibeberapa situs yang
tersedia melalui mesin pencari google.
7. data ektrasi
8. menyusun laporan

e. Critical Appraisal
Bagaimana pentingnya Critical Appraisal didalam penyusunan
Sistematic Riview yaitu kita Sebagai mahasiswa keperawatan memiliki
pemahaman dan kemampuan yang belum memadai dalam melakukan telaah
kritis (critical appraisal) terhadap artikel-artikel atau jurnal-jurnal yang
mereka dapatkan. Dengan begitu banyaknya artikel yang terpublikasi saat
ini, pemilihan artikel yang benar-benar berkualitas dan dapat dipercaya
menjadi hal yang sangat penting. Diantara banyak artikel penelitian yang
tersedia dengan berbagai desain studi, artikel review sistematik dan meta
analisis menduduki tingkat kepercayaan tertinggi dalam hierarki evidence
dan menjadi pilihan utama dalam pencarian artikel. Oleh karena itu,
kemampuan untuk melakukan telaah kritis terhadap jenis artikel ini
sangatlah penting.
Telaah Kritis dan Praktik berbasis bukti Telaah kritis (critical
appraisal) adalah suatu proses yang secara teliti dan sistematis mengevaluasi
penelitian untuk memutuskan tingkat kepercayaan, nilai, serta relevansinya
dalam suatu konteks tertentu. Dengan kata lain, telaah kritis merupakan
suatu proses mengevaluasi dan menginterpretasikan suatu evidence secara
sistematis dengan mempertimbangkan validitas, hasil, dan relevansinya.
Sedangkan, praktik berbasis bukti merupakan integrasi dari bukti penelitian
terbaik (best research evidence) dengan keahlian klinis (clinical expertise)
dan nilai-nilai serta preferensi pasien (patient values and preferences).
f. Additional search
Referensi yang tersaji melalui sumber primer ilmiah dalam proses
review baik secara internal maupun eksternal. Salah satu sumber primer
yang perlu dirujuk adalah Jurnal, Buku-Buku (Neuman 2011:131).

g. Extrasi data
Saya akan tambahkan dari tahapan dituliskan yaitu pada tahapan yang ke 7
(tujuh) bahwa menurut Perry & Hammond, 2002 tujuan dari data ektrasi
adalah : Melakukan ekstraksi data dari studi individual untuk mendapatkan
temuan pentingnya.

h. Data syntesis dan writing report


Reporting adalah tahapan penulisan hasil SLR dalam bentuk tulisan,
baik untuk dipublikasikan dalam bentuk paper ke jurnal ilmiah atau untuk
menyusun Bab 2 tentang Literature Review dari skripsi/tesis/disertasi kita.
Struktur penulisan dari SLR biasanya terdiri dari 3 bagian besar, yaitu:
Pendahuluan (Introduction), Utama (Main Body) dan Kesimpulan
(Conclusion). Bagian Pendahuluan akan berisi latar belakang dan landasan
mengapa SLR pada suatu topik itu penting dan harus dilakukan. Sedangkan
Bagian Utama akan berisi protokol SLR, hasil analisis dan sintesis temuan,
serta diakhiri dengan diskusi yang membahas implikasi dari hasil SLR.
Bagian Kesimpulan akan berisi rangkuman dari temuan yang kita dapatkan,
sesuai dengan RQ yang kita tetapkan di depan.
Apabila SLR yang kita tulis akan dikirimkan dalam bentuk paper
untuk suatu jurnal ilmiah, kita harus benar-benar menganalisis jurnal apa
saja yang tepat untuk paper SLR kita. Tepat disini bisa bermakna dua, tepat
dalam arti topiknya sesuai, dan juga tepat dalam arti bahwa kualitas temuan
yang kita hasilkan dari SLR kita memang sesuai dengan level dari jurnal
ilmiah yang akan kita pilih. Saya biasanya membuat list dari jurnal ilmiah
yang saya targetkan untuk tempat publikasi, dan saya urutkan berdasarkan
nilai SJR atau JIF dari jurnal tersebut. Saya juga berusaha mempelajari
beberapa SLR yang sebelumnya dimuat pada jurnal-jurnal tersebut.
Kemudian saya melakukan self-assesment apakah kualitas dari paper SLR
saya sepadan dengan yang selama ini muncul di jurnal-jurnal tersebut.
Gambar di bawah adalah contoh list jurnal-jurnal di bidang software
engineering yang banyak memuat topik tentang SLR yang saya tulis yaitu
software defect prediction. Kita akan lebih mudah mendapatkan list jurnal
ini, karena proses SLR akan membawa kita ke paper-paper terbaik yang ada
dalam suatu topik. Tinggal dilist saja di jurnal apa paper-paper pilihan kita
itu diterbitkan.
Standar Mempersiapkan writing report menggunakan format
terstruktur
Elemen yang diperlukan:
1. Sertakan judul laporan
2. Sertakan abstrak
3. Sertakan ringkasan eksekutif
4. Sertakan ringkasan yang ditulis untuk publik awam
5. Sertakan pengantar (alasan dan tujuan)
6. Sertakan bagian metode. Jelaskan berikut ini:
a. Protokol penelitian
b. Kriteria kelayakan (kriteria untuk termasuk dan tidak termasuk studi
dalam tinjauan sysematic)
c. Kerangka analitik dan pertanyaan kunci
d. Basis data dan sumber informasi lain yang digunakan untuk
mengidentifikasi studi yang relevan
e. Strategi pencarian
f. Proses pemilihan studi
g. Proses ekstraksi data
h. Metode untuk menangani informasi yang hilang
i. Informasi yang akan diambil dari studi termasuk
j. Metode untuk menilai kualitas studi individu
k. Ukuran ringkasan ukuran efek (mis., Rasio risiko, perbedaan rata-rata)
l. Dasar pemikiran untuk mengumpulkan (atau tidak mengumpulkan)
hasil studi termasuk

DAFTAR PUSTAKA
Cooke, A., Smith, D. and Booth, A. (2012) ‘Beyond PICO: The SPIDER tool for
qualitative evidence synthesis’, Qualitative Health Research, 22(10), pp.
1435–1443. doi: 10.1177/1049732312452938.
Finding What Works in Health Care: Standards for Systematic Reviews (2011).
Chapter: 5 Standards for Reporting Systematic Reviews
Flaherty RJ. (2014). A simple method for evaluating the clinical literature. Fam
Pract Manag;11(5):47-52
Julian Higgins, James Thomas. (2019). Version 6 Cochrane Handbook for
Systematic Reviews of Interventions
Moreno-Blanco et al. (2019) ‘Technologies for Monitoring Lifestyle Habits Related
to Brain Health: A Systematic Review’, Sensors, 19(19), p. 4183. doi:
10.3390/s19194183.
Nursalam, (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika
Perry, A. & Hammond, N. (2002). Systematic Review: The Experience of a PhD
Student. Psychology Learning and Teaching, 2(1), 32–35.

Practice, E. and Newhouse, R. P. (2007) ‘Organizational Change Strategies for’,


37(12), pp. 552–557.

Romi Satria Wahono, (2015). A Systematic Literature Review of Software Defect


Prediction: Research Trends, Datasets, Methods and Frameworks, Journal of
Software Engineering, Vol. 1, No. 1,

Shadreck, M. and Jack, U. A. (2018) ‘Shelf quality studies: modelling of the flow
quality and lactic acid bacteria-bifidobacteria quantity, as parameters for
monitoring shelf quality of stirred yogurt using shelf time, ph, bostwick
consistency and temperature’, International Research Journal of Biochemistry
and Bioinformatics.

Vassar, M. et al. (2017). Database selection in systematic reviews: an insight


through clinical neurology. Health Info. Libr. J. 34, 156–164.

Anda mungkin juga menyukai