DISUSUN
3143331032
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian makalah ini.
Namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
demi sempurnanya makalah ini. Kiranya isi makalah ini dapat bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I
Identitas jurnal........................................................................................................
BAB II
Ringkasan utama..............................................................................................5
BAB III
BAB V
Kesimpulan.26
Saran..........................................................................................................................27
BAB I PENDAHULUAN
Kedua jurnal ini mempunyai kesamaan tujuan yaitu sama-sama ingin mengukur
keaktifan belajar siswa SMA kelas X. kedua jurnal ini dipilih karena jurnal ini akan
membandingkan apakah dengan penggunaan model pembelajaran di sekolah siswa akan
lebih aktif lagi dikelas atau tidak.. Selain itu jurnal ini juga mengambil objek yang sama yaitu
siswa SMA kelas X.
Kedua jurnal ini juga berhubungan, alasan lain memilih jurnal ini ialah ingin melihat
perbandingan atarara kedua model tersebut manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap
keaktifan belajar siswa. Kedua jurnal ini juga sama-sama ingin siwa itu belajar aktif dan
belajar untuk berdiskusi dan belajar untuk mengutarakan pendapat.
Jurnal Utama
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini (1) Meningkatkan keaktifan siswa, (2)Meningkatkan hasil belajar
siswa, (3) Cara mengatasi hambatan yang dihadapi dalam penerapan
modelpembelajaran kooperatif tipe GI.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang
dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus ditempuh dengan 3 kali pertemuan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Januari Maret.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keaktifan siswa pada siklus I ke siklus II
meningkat sebesar 11,25% masuk dalam kategori baik. (2) Hasil belajar geografi siswa pada
siklus I sebesar 22 siswa atau 62,86% memperoleh nilai >75, dan pada siklus II meningkat
sebanyak 27 siswa atau 77,14% yang memperoleh nilai >75 (3) Pelaksanaan pembelajaran
kooperatif GI terdapat hambatan kurang kesiapan siswa dalam belajar, cara mengatasinya
dengan memberikan pedoman langkah pembelajaran sehari sebelum pelaksanaan, sehingga
tidak menghalangi terlaksananya pembelajaran geografi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI.
Pendidikan sebagai wahana atau alat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). ). Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan
dalam menghadapi persaingan global dalam dunia pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) nomor 20 Tahun 2003 pasal 1.
Pendidikan merupakan pengajaran dan pelatihan yang terdapat pada pendidikan informal,
nonformal, dan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah
terhadap anak remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka
(Mudyaharjo, 2001:
Proses pembelajaran merupakan salah satu bagian proses pendidikan dengan guru sebagai
pemegang peranan utama. Proses pembelajaran mengandung serangkaian perbuatan
antara guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan pendidikan.Masalah proses belajar mengajar pada umumnya
terjadi di kelas. Kelas dalam arti luas mencakup interaksi guru dan peserta didik, teknik dan
strategi belajar mengajar, dan implementasi kurikulum serta evaluasinya (Kasihan Kasbolah
E.S, 2001: 1).
Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran serta peserta didik adalah metode
pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif lebih menitik beratkan pada proses
belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok.
Data untuk melihat tingkat hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil Penilaian Tengah
Semester I yaitu nilai rata-rata mata pelajaran geografi, patokan nilai kognitif dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.
1. Keaktifan Belajar
Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23) berarti giat. Belajar
tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Belajar
yang baik adalah siswa belajar melalui pengalaman langsung, sehingga siswa tidak
hanya sekedar mengamati secara langsung tetapi ia juga menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2008: 22). Salah satu klasifikasi hasil belajar yang
terkenal adalah taksonomi yang disusun oleh Benyamin (1964) yang membagi menjadi tiga
ranah atau kategori, yaitu:
A. Ranah Kognitif
B. Ranah Afektif
C. Ranah Psikomotoris
3. Ranah Psikomotoris
Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 2009: 59). Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan, melainkan perubahan kelakuan. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti: terjadinya perubahan pengetahuan, pemahaman,
tingkah laku, keterampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada pada diri
individu yang sedang belajar.
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil pendidikan yang diinginkan.
Terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk
menyediakan pengalaman belajar. Menurut Oemar Hamalik (2008: 77) suatu tujuan
pembelajaran harus memenuhi kriteria sebagai berikut
1)Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya dalam
situasi bermain peran.
2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan
diamati.
3)Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada
peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-
kurangnya tiga gunung utama.
Proses Pembelajaran
Pada proses pembelajaran guru dituntut dapat menentukan pendekatan, metode, teknik,
dan memilih gaya mengajar yang sesuai dengan kondisi siswa sehingga apa yang akan
disampaikan atau diajarkan bisa tercapai seperti yang telah direncanakan. Faktor penting
dalam proses pembelajaran adalah terjadinya interaksi edukatif antara pendidik dengan
subjek didik.
Proses interaksi edukatif tersebut paling sedikit mengandung tujuh syarat, yaitu:
4. Pembelajaran Geografi
a. Pengertian geografi
Istilah geografi berasal dari zaman Yunani kuno, yang artinya uraian tentang bumi. Para pakar
geografi pada seminar lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang
tahun 1988, merumuskan geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks
keruangan. Objejk studi geografi adalah geosfer yaitu permukaan bumi yang terdiri atas
atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer.
b. Pendekatan geografi
Jati diri atau identitas suatu ilmu dapat menekankan pada sudut pandang. Sudut pandang
ini disebut juga sebagai pendekatan-pendekatan penelitian geografi memanfaatkan kajian
keruangan, ekologi dan kewilayahan.
4. Air yang ada diberbagai samudera, laut serta seluk beluk pergerakannya.
11. Pengaturan umat manusia secara politis dan relasi antar mereka.
5. Model Pembelajaran Kooperatif
2) Belajar kerjasama
3) Pembelajaran Partisipatorik
4) Reaction Teaching
Model pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa unsur-unsur yang saling terkait satu
dengan lainnya, seperti: adanya kerjasama, anggota kelompok heterogen, keterampilan
kolaboratif, saling ketergantungan.
i. Dapat menjadi acuan bagi perkembangan kepribadian yang sehat dan terintegrasi.
Model investigasi kelompok berasal dari premis bahwa dalam bidang sosial
maupun intelektual, proses pembelajaran disekolah menggabungkan nilai-nilai yang
didapatnya. Keberhasilan pelaksanaan investigasi kelompok sangat tergantung dengan
latihan-latihan berkomunikasi dari berbagai keterampilan sosial lain yang dilakukan
sebelumnya.
Model ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
maupun dalam ketrampilan pro kelompok (Group Process Skills).
Asumsi pengembangan pembelajaran kooperatif tipe GI, yaitu:
1) Meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui
pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat
bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas,
2) Komponen emsional lebih peting dari pada intelektual yang tak rasional lebih
penting dari pada yang rasional,
3) Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah
harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.
C.METODE PENELITIAN
E.KESIMPULAN
hasil belajar siswa kelas X7 di SMA Negeri 2 Bantul pada mata pelajaran geografi. Adapun
kesimpulannya secara rinci adalah:
Oleh : HARMOKO
Hasil observasi di SMK Muhammadiyah Prambanan terhadap kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran menggunakan alat ukur yang diperoleh melalui wawancara dengan guru terungkap
beberapa permasalahan. Rendahnya prestasi belajar siswa merupakan salah satu
permasalahan.Untuk mengatasi permasalahan diatas adalah salah satunya dengan
pembelajaran yang efektif.Dalam proses menemukan metode pembelajaran yang efektif,
para pendidik akan terlatih menjadi pengajar yang inspiratif bagi peserta didik. Sehingga para
siswa dalam menjalani proses belajar lebih merasa nyaman dan senang. Salah satu metode
pembelajaran kooperatif adalah Student Team Achievement Division (STAD).
STAD adalah model pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh para guru disekolah.
Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim yang terdiri atas empat orang yang
berbeda-beda tingkat kemampuan, dan jenis kelaminnya.
Guru menyampaikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran, selanjutnya siswa
mengerjakan kuis tim untuk mendapatkan skor tim serta yang terakhir siswa mengerjakan
kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri dan tidak diperbolehkan untuk saling
membantu (Slavin, 2010:11).
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimen Design dengan desain non
randomized pretest-posttest control group design.
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas X Jurusan Teknik Pemesinan SMK
Muhammadiyah Prambanan yang berjumlah 5 kelas. Sedangkan jumlah seluruhnya adalah 170
siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelas X TPC (35 siswa) sebagai
kelas eksperimen dan kelas X.
D. Teknik Pengumpulan Data.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan dua teknik dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Lembar Observasi
2. Tes
Teknik analisis data digunakan untuk menganalisis deskriptif statistic deskriptif adalah
statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
A.Penyajian Data
Perhitungan statistik deskriptif kelas kontrol pada pretest didapatkan jumlah skor rata-rata
(mean) 57,17, median 59, modus 63, nilai tertinggi 81 dan nilai terendah 28.Peningkatan
terjadi pada nilai posttest, didapatkan jumlah skor rata-rata (mean) 73,06, median 75,
modus 75, nilai tertinggi 84 dan nilai.terendah 56. Sementara kelas eksperimen mendapatkan
nilai pretest didapatkan jumlah rata-rata (mean) 58,17, median 59, modus 59, nilai
tertinggi 81 dan nilai terendah 3.
B.Pengujian Hipotesis
perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberi
perlakuan pembelajaran kooperatif model STAD.
2. Uji hipotesis Kedua
Dari hasil uji-t didapatkan harga t hitung 4,651 dengan taraf kesukaran 68 maka harga t tabel
1,669. Karena harga t hitung lebih kecil dari t tabel (th = 4,651 > tt = 1,669) maka Ha diterima.
Maka kesimpulannya hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol setelah
diberi perlakuan pembelajaran kooperatif model STAD
Kesimpulan
A. Pada bagian abstrack jurnal ini melampirkan atau menggunakan satu bahasa yaitu
bahasa Indonesia. Jurnal ini tidak melampirkan atau menggunakan bahasa Inggris.
B. Penggunaan bahasa pada bagian abstrack ini cukup mudah untuk dimengerti, selain itu
penggunaan EYD dan tanda baca nya juga sudah sesuai dengan kaidah tata
kebahasaan.
C. Kata kunci yang diberikan juga sudah baik dan sudah mewakili dari pokok bahasan
yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.
1). Pada bagian pembahsan penulis pada awal paragraph penulis menjabarkan tentang
keadan atau proses belajar mengajar dan penggunaan metode yang digunakan guru dilokasi
penelitian penulis
2). Kemudian penulis melampirkan data table tentang peningkatan penilian RPP pada SMA
yang menjadi tempat penulis melakukan penelitian
3).Selain itu penulis juga melampirkan table dan table tersebut dibuat cukup rapi dan menarik
dengan memberikan sentuhan warna.
4). Selain table penulis juga memasukkan data yang diperolehnya kedalam bentuk grafik
serta dilengkapi dengan penjelasan dari grafik tersebut.
5). Isi yang dibahas dalam bagian ini sudah cukup baik sehingga kita bisa melihat hasil
penelitian penilis itu dibuktikan dengan data data yang disajikan penulis
1. Pada bagian kesimpulan penulis sudah menjabarkannya cukup detail dan rinci, itu terbukti
dengan pada bagian pertama kesimpulan penulis menjelaskan tentang adanya hubungan
antara penggunaan model pembelajaran yang sebelumnya dengan yang sesudahnya.
2. pada bagian kedua penulis menyimpulkan hasil penelitiannya berdasarkan data-data yang
yang di perolehnya dari hasil peneliuanya.
3. penulis juga memberikan saran yang cukup baik dan membangun dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru dilokasi penelitian penulis.
4. bahasa yang digunakan juga cukup bail, tidak menggunakan bahasa dan kalimat yang
ambigu sehingga tidak terjadi penafsiran ganda olej pembaca
A. Bagian abstrack dari jurnal ni tidak menggunakan dua bahasa, jurnal ini hanya
menggunakan bahasa Indonesia saja
B. Pada bagian awal paragraph penulis melampirkan tujuan dari penelitiannya serta
hasil dari tujuan penelitiannya
C. Pada bagian selanjutnya penulis menuliskan kata kunci dari apa yang ingin dilihat
atau dihasilkan dari penelitiannya tersebut
D. Penggunakan EYD dan huruf capital pada jurnal ini tidak sesuai dengan tata
bahasa, pada jurnal ini penggunaan tanda baca nya juga masih berantakan dan
belum sesuai dengan tata bahasa menulis karya ilmiah yang baik dan benar.
2. Bagian pendahuluan
A. Pada awal paragraph kata pembuka kalimatnya sudah cukup sesuai dengan apa
yang igin diteliti dan penjabarannya juga sudah cukup baik
B. Terdapat batasan masalah dalam jurnal ini
C. Dalam jurnal ini penulis menjelaskan sudah cukup detail dan rinci tujuan apa
yang ingin di capai dalam penelitian yang dilakukan penulis
D. Dari segi isi sudah cukup baik, antara kalimat satu dengan kalimat yang lain
juga sudah cukup singkron.
3. Landasan Teori
A. Pada bagian awal landasan teori penulis membuka kalimatnya dengan pengertian
pembelajaran kooperatif, hal itu menurut saya sudah cukup baik.
B. Pada bagian selainnya penulis juga menuliskan langkah-langkah dalam
pengaflikasiaan model-model pembelajaran kooperatif, sehingga pembaca lebih
mudah untuk mengerti
C. Penulis juga melampirkan data penelitiannya dalam bentuk table
D. Pada bagian 2 penulis juga menjelaskan tentang keaktifan siswa, hal tersebut
sudah sangat baik, karena penulis menyesuaikan antara pembahsan dengan kata
kunci
E. Pada bagian ini penulis juga memasukkan pendapat para ahli yang mana itu dapat
mendukung penelitian penulis.
F. Pada bagian ini penulis tidak menggunakan tanda baca yang baik, seharusnya
lebih memperhatikan hal-hal yang sepele seperti ini.
G. Penulis memasukkan sudah cukup banyk teori-teori mendukung mengenai
penelitian penulis.
4. Metodologi penelitian
A. pada bagian awal penulis menjelaskan tentang metode penelitian apa yang dia
gunakan dalam penelitiannya tersebut.
B. Penulis membuat metode penelitiannya cukup rapi,penuls melampirkan data
dalam bentuk table sehingga lebih menarik.
C. Penulis hanya menjelaskan deskripsi penelitiannya secara deskripsi saja, penulis
tidak melampirkan peta lokasi penelitianya.
D. Penulis juga melampirkan data dan populasi serta sampel pada penelitiannya
tersebut.
E. Dari segi isi bagian metodologi penelitian ini sudah sesuai dengan syarat syarat
penulisan karya ilmiah, karena penulis sudah menjabrkannya cukup detail
6. Bagian kesimpulan
A. Hasil dari kesimpulan penulis sudah cukup jelas dan mudah untuk dimengerti oleh
para pembaca
B. Hasil kesimpulannya juga sudah sesuai dengan rumusan maslah maupun batasan
masalah dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Keterlibatan siswa untuk turut belajar dengan cara menerapkan model pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Siswa tidak hanya menerima
saja materi dari guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri.
Hasil belajar tidak hanya menghasilkan peningkatan pengetahuan tetapi juga meningkatkan
keterampilan berpikir.
Kemampuan siswa untuk mengerjakan soal-soal sejenis uraian perlu dilatih, agar penerapan
model pembelajaran kooperatif dapat optimal. Kemampuan tersebut akan tampak dengan
jelas bila siswa mampu mengajukan soal-soal secara mandiri maupun berkelompok.
Kemampuan siswa untuk mengerjakan soal tersebut dapat dideteksi lewat kemampuannya
untuk menjelaskan penyelesaian soal yang diajukannya di depan kelas. Dengan penerapan
model kooperatif dapat melatih siswa belajar kreatif, disiplin, dan meningkatkan
keterampilan berpikir siswa.
SARAN
Jurnal adalah sumber ilmu yang dapat memberikan informasi yang sangat berguna,
melalui jurnal kita bisa mengetahui berbagai macam informasi, selain itu dengan membaca
jurnal kita juga bisa menambah wawasan dan pemahaman kita tentang berbagai hal.
Namun ada baiknya juga jika penulis lebih memperhatikan jurnal yang ditulisnya itu
memperhatikan penggunaan bahasa, huruf dan tulisannya. Dan ada baiknya juga jika penulis
ingin menulis sebuah buku itu hendaknya dikemas dan di desain dengan kreatif agar para
pembaca lebih tertarik untuk membaca.
Selain itu bahasa yang digunakan juga harus memperhatikan tata bahasa yang baik,
dan harus memenuhi syarat-syarat dalam penulisan jurnal.