Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

MENEMUKAN CIRI UMUM


DAN CIRI KHUSUS PUISI

ATIZA ARRAAHMI
VIII8
MTsN ANDALAN PEKANBARU
PUISI KARYA SITOR SITUMORANG

SAJAK POHON RANDU

Kuingin tulis sajak


penyerahan mutlak
kepada alamraya

menyatu dengan hayat


tanpa kata
tanpa aksara

Betapa ingin
kutulis
sajak mutlak
pohon randu

menjulang
di depan mata
kemesraan hidup

di relung Borobudur hatiku.

CIRI UMUM

1. Diksi yang digunakan seolah-olah menggambarkan harapan sehingga


pembaca seperti merasakan perasaan dari penyair. Membaca karya Sitor
terasa dekat. Ada kesan mesra dari kata-kata yang ia rangkai. Itu yang
disukai dari karyanya.

2. Puisi di atas terdiri dari lima bait dan tiap bait terdiri atas tiga hingga empat
larik. Puisi ini tergolong ke dalam puisi modern karena tidak terikat oleh
pembagian bait, baris, dan persajakan. Puisi yang berjumlah 15 larik ini
bentuknya hampir mirip Soneta karena dilihat dari susunannya yaitu dua bait
pertama masing-masing terdiri atas tiga larik dan dua bait terakhir masing-
masing terdiri dari empat larik.

3. Gaya bahasa penyair mempunyai arti yang sangat dalam. Pada bait keempat,
penyair menggambarkan harapannya terhadap masa depannya. Menjulang
di depan mata memiliki makna tampak jelas di hadapan Aku lirik. Di hari
senja kemesraan hidup bermakna di saat umur Aku lirik yang sudah tua.
Dan maksud dari di relung Borobudur hatiku adalah perasaan Aku lirik
yang sepi.
4. Apa yang dikemukakan dalam puisi tersebut adalah kesan penyair setelah
menghayati kenyataan hidup itu. Kesan-kesan yang timbul dari kenyataan
diolah dalam batin penyair, kemudian penyair membuat deskripsi tentang
kesannya itu ke dalam puisi dengan kata-kata yang indah, namun padat.
Maksud utama puisinya adalah menjelaskan kesan yang terdapat dalam
pikiran, perasaan, dan kesadaran penyair dan bukan mendeskripsikan secara
terperinci kenyataan itu.

5. Puisi Pohon Sajak Rindu ini tidak terikat pada rima dan jumlah kata.
Buktinya pada puisi tersebut akhiran setiap larik berbeda beda, ataupun
antara kata dari lirik yang satu dengan larik dibawahnya. Jumlah katanya
pun tidak ditentukan.

CIRI KHUSUS

Sitor Situmorang merupakan salah seorang penyair angkatan 45 yang cukup


banyak melahirkan karya sastra terutama puisi dengan ciri khasnya berupa
pilihan kata yang banyak merefleksikan kesepian dirinya. Bentuk puisi Sitor
banyak berkiblat kepada puisi lama seperti pantun, dan syair. Pengaruh sastra
Eropa The Tale of Two Continents yang ditulis oleh Baudelaire juga turut
mempengaruhi karya-karya Sitor, terutama dalam hal pemilihan struktur
kebahasaan seperti lambang, kiasan, dan diksi. Hal itulah yang membuat banyak
sastrawan menganggap sosok Sitor sebagai penyair liris pendebah kesepian,
keterasingan dalam bentuk-bentuk simbolis.
Sitor Situmorang sepertinya membuat puisi Sajak Pohon Randu sebagai
wujud kesepian dirinya akan nasib yang menimpanya. Pada tahun 1976 ia
dibebaskan dari penjara setelah delapan tahun menjalani hukuman di balik sel. Ia
dipenjara karena dituduh telah melakukan pemberontakan lewat esainya yang
berjudul Sastra Revolusioner. Sitor merasa kesepian karena semua orang
sepertinya memilih diam. Hingga ia dikeluarkan dari penjara dan ia tidak pernah
mengetahui kesalahannya. Sitor merasa bahwa ia hanya sendiri di dunia ini. Ia
merasa bahwa bentuk perjuangannya melalui karya-karyanya tidak ada yang
mengakui saat itu.

PUISI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO


MATA PISAU

Mata pisau itu tak berkejap menatap mu


kau yang baru saja mengasahnya
berfikir: ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam;
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat leher mu

CIRI UMUM

1. Dalam puisi ini tertulis pada larik pertama mata pisau itu tak berkejap
menatap mu ini menunjukan bahwa kalimat tersebut masuk ke dalam
personifikasi dari kata mata itu tak berkejap menatapmu. Menatapmu disini
seolah-olah pisau itu mempunyai mata atau indera penglihatan seperti
makhluk hidup ataupun seperti manusia yang mempunyai indera
penglihatan.

2. Perasaan Penyair dalam puisi ini yaitu ingin menunjukan bahwa sesuatu
yang bermanfaat dan bernilai positif bisa menimbulkan hal negatif juga
tergantung orang yang memakainya. Dan disini penyair menentang jika
sesuatu yang bernilai positif di gunakan untuk hal yang negatif.

3. Dalam puisi yang berjudul pada suatu hari nanti karya Sapardi Djoko
Damono ini diksi yang dipakai tidak terlalu sulit, dan pembaca pasti akan
mengerti apa maksud dari kata-kata yang dipilih dalam puisi ini.

CIRI KHUSUS

Sapardi Djoko Damono banyak sering mendapakan pujian karena penggunaan


bahasanya di dalam puisi-puisinya, namun mampu memberikan imajinasi luas dan
menimbulkan rasa berbeda pada pembacanya Kesederhanaan sajaknya masih
belum sebatas kata-kata, juga terdapat pada beberapa bait yang dituliskan secara
jelas sehingga mapu membuat orang awam juga bisa mengerti. Beliau memiliki
ciri khas dalam membuat puisi yaitu membebaskan kata-kata hingga tidak lagi
terikat dengan makna yang sebenarnya bahkan tidak sedikit kata-kata yang
digunakan dalam puisinya tidak dapat diterjemahkan oleh kamus manapun. Hal ini
justru membuat karya-karya sulit untuk dipahami orang awam.

Anda mungkin juga menyukai