PEMBAHASAN
1. Tingkat inflasi.
Rasio uang dalam daya beli (paritas daya beli) berfungsi sebagai semacam sumbu nilai
tukar yang mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa tingkat inflasi berdampak pada
nilai tukar. Semua hal lain dianggap sama, tingkat inflasi di negara tersebut telah terbalik
dampak proporsional terhadap nilai mata uang nasional, yaitu peningkatan inflasi di
suatu negara mengarah pada penurunan mata uang nasional, dan sebaliknya. penyusutan
inflasi uang di dalam negeri mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk
menjatuhkan nilai tukar mata uang mereka terhadap mata uang negara-negara di mana
tingkat inflasi yang lebih rendah. Alignment dari nilai tukar dan penyesuaian paritas daya
beli yang terjadi dalam waktu dua tahun. Hal ini karena kutipan harian nilai tukar tidak
dikoreksi berdasarkan daya beli mereka, dan ada faktor lain dari pembentukan nilai
tukar.
6. Kebijakan Moneter.
Rasio peraturan pasar dan keadaan nilai tukar mempengaruhi dinamika. Pembentukan
nilai tukar di pasar valuta asing melalui mekanisme permintaan dan penawaran mata
uang biasanya disertai oleh fluktuasi tajam dalam hubungan pertukaran. Bentuk tukar riil
di pasar yang merupakan indikator, uang ekonomi, kredit keuangan, dan kepercayaan
dalam mata uang tertentu. Regulasi nilai tukar yang bertujuan meningkatkan atau
menurunkan atas dasar tujuan kebijakan moneter dan ekonomi pendapatan.
8. Faktor pasar, Faktor-faktor ini secara signifikan dapat mengubah nilai mata uang di
interval pendek.
Harapan keseluruhan bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan, perubahan dalam defisit
perdagangan fiskal dan asing secara langsung mempengaruhi nilai tukar. Di samping itu,
ekspektasi pelaku pasar valuta asing memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai
tukar. puncak musiman dan turunnya aktivitas bisnis di negara yang memiliki dampak
signifikan terhadap tingkat mata uang nasional.
Secara fundamental posisi rupiah di level 8.700 saat ini merupakan posisi yang cukup
stabil. Saat ini melemahnya rupiah cenderung membuat pelaku pasar melakukan non-
delivery forward (NDF). NDF merupakan suatu kontrak forward jangka pendek dengan
keuntungan atau kerugian pada waktu jatuh tempo dengan menghitung selisih antara nilai
tukar yang telah disetujui dan nilai tukar yang terjadi di pasar spot pada saat kontrak tersebut
jatuh tempo. NDF merupakan instrumen hedging yang populer untuk mata uang yang tidak
diperdagangkan secara internasional seperti rupiah. Pada ilustrasi diatas, dapat dilihat
bagaimana penurunan kurs tukar nominal akan cenderung mendorong ekspor dan
menurunkan impor suatu negara. Sebaliknya pula, penguatan kurs tukar akan cenderung
menurunkan ekspor dan menaikkan impor (karena harga produk ekspor menjadi relatif mahal
bagi konsumen negara lain dan harga produk impor menjadi relatif murah bagi konsumen di
dalam negeri).
Dampak yang terjadi akibat apresiasi riil ini umumnya sama dengan dampak dari apresiasi
nominal, misalnya:
1. Produk impor yang masuk akan semakin banyak, sehingga intensitas persaingan
meningkat.
2. Ekspor akan cenderung turun, karena harga produk ekspor menjadi relatif mahal bagi
konsumen di negara lain.
3. Jika ada pengiriman hasil keuntungan dari anak perusahaan di Jepang ke perusahaan
induk di Amerika (repatriasi laba), jumlahnya akan lebih besar. Hal ini karena inflasi
di Jepang menaikkan harga produk yang dijual di dalam negeri, sehingga total
pendapatan anak perusahaan meningkat