Anda di halaman 1dari 13

A.

Jenis Pengujian

Jenis pengujian yang dilakukan pada kali ini adalah Pengujian Titik
Lembek Aspal, pengujian kali ini adalah lanjutan dari pengujian penetrasi aspal.
Pada praktikum kali ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui berapa titik
lembek aspal dalam ukuran suhu. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Bahan
Perkerasan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Kajian Teori

Aspal atau bitumen adalah salah satu bahan perekat yang digunakan
pada konstruksi perkerasan jalan. Aspal merupakan bahan yang bersifat
termoplastis, yaitu mempunyai viskositas/kekentalan yang dipengaruhi oleh
temperatur. Termoplastis berarti pada saat keadaan dingin (suhu rendah) aspal
akan bersifat padat. Tetapi pada saat suhu tinggi aspal akan bersifat lunak
atau sifat plastisitasnya tinggi. Kepekaan terhadap temperatur dari tiap jenis
aspal berbeda-beda tergantung dari mana aspal tersebut diperoleh.
Banyaknya campuran aspal dalam perkerasan berkisar antara 4%-10%
berdasarkan berat campuran, atau 10%-19% berdasarkan volume campuran.
(Sukirman, 2003:26)
Bahan aspal tidak mempunyai titik leleh tetap, sebagaimana bahan lain
tapi karena mempunyai stadium transisi daric air ke padat terdapatvariasi
temperartur. Umumnya semakin tinggi titik lembek aspal, makin rendah
variabilitasnya. Metodanya sendiri dikenal sebagai metoda Bola-Cincin (ring
and ball). Dalam pengujian ini air dalam tabung dipanaskan dengan
dipertahankan pada temperature tidak melebihi 56C ubntuk ter, dan 111C untuk
aspal dengan kecepatan pemanasan 0.5C/3 menit pertama. Temperature dibaca
dari thermometer, sesudah aspal atau ter menyentuh dasar pelat dibawah cincin
(Hamirhan, 2005:165).
Menurut SNI 06-2434-1991, titik lembek aspal adalah suhu pada saat bola
baja dengan berat tertentu mendesak turun suatu lapisan aspal/bitumen yang
tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh pelat

1
dasar yang terletak dibawah cicin pada ketinggian tertentu, sebagai akibat
kecepatan pemanasan tertentu.
Titik lembek berkisar (30-200)C dan dibaca saat aspal berikut bola
menyentuh plat dasar yang berjarak kirakira 1 inci dibawahnya. Atau
menentukan kepekaan aspal terhadap suhu, yaitu perlakuan aspal yang mulai
menjadi lunak pada suhu tertentu. Cara uji penentuan titik lembek yaiu suhu
pada bola baja, dengan berat tertentu, mendesak turun sehingga lapisan aspal
yang tertahan dalam ukuran cincin berukuran tertentu, sehingga aspal tersebut
menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cincin pada tinggi tertentu,
sebagai akibat dari pemanasan yang dilakukan. (RSNI 06-2434-1991:1).

C. Alat Dan Bahan


Dalam praktikum pemanasan aspal pada kali ini, diperlukan alat dan bahan guna
sebagai penunjang keberhasilan pada praktikum. Alat dan bahan yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum pemanasan aspal kali ini adalah:
a. Kompor Listrik
Kompor digunakan sebagai alat pemanas guna melelehkan aspal yang
akan diuji titik lembeknya.

Gambar 1. Kompor listrik


b. Piring Logam
Piring logam berfungsi sebagai wadah aspal saat dipanaskan hingga
meleleh atau mencair diatas kompor.

2
Gambar 2. Piring seng
c. Sendok logam
Sendok digunakan sebagai alat pengaduk ketika aspal dipanaskan dan
sebagai alat untuk menuangkan aspal cair kedalam cicncin.

Gambar 3. Sendok logam


d. Termometer
Termometer disini digunakan sebagai pengukur suhu aspal ketika
dipanaskan diatas kompor dan mengukur suhu air dalam bejana.

Gambar 4. termometer

e. Cincin Kuningan
Cincin kuningan terbuat dari bahan kuningan dan berbentuk seperti
cincin, digunakan sebagai tempat mencetak atau meletakkan aspal.

3
Gambar 5. Cincin kuningan

f. Bola Pejal
Bola baja memiliki diameter 9,53 mm dan berat 3,5 gram. Dalam
pengujian titik lembek ini, bola baja berfungsi sebagai beban yang
diletakkan di atas cincin kuningan berisi aspal, sehingga titik lembek
aspal dapat diketahui.

Gambar 6. Bola pejal

g. Dudukan Benda Uji


Terbuat dari bahan kuningan. Pada dudukan kuningan ini terdapat dua
lubang kecil yang berfungsi sebagai tempat dudukan cincin kuningan
yang berisi bola baja dan benda uji yaitu aspal

Gambar 7. Dudukan benda uji


h. Bejana gelas

4
Dalam pegujian ini diperlukannya bejana gelas adalah sebagai tempat
air untuk perendaman dan tempat pengujian titik lembek.

Gambar 8. Bejana gelas


i. Kassa Asbes
Dalam pengujian titik lembek ini, kassa asbes digunakan sebagai alas
penyekat panas untuk gelas bejana pada saat dipanaskan diatas kompor
listrik agar gelas bejana tidak pecah.

Gambar 9. Kassa asbes


j. Stopwatch
Stopwatch digunakan sebagai penghitung wangku pemanasan aspal
hingga sampai suhu tertentu.

Gambar 10. Stopwatch

2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum pemanasan aspal kali ini adalah:
a. Aspal

5
Aspal digunakan karena praktikum pada kali ini akan melakukan
pengujian pemanasan aspal.

Gambar 11. Aspal


b. Minyak Tanah
Minyak tanah digunakan untuk membersihkan alat praktek dari sisa aspal
yang melekat.

Gambar 12. Minyak tanah


c. Es Batu
Digunakan untuk membantu mendinginkan benda uji sampai suhu
yang dituju sebelum dilakukan pengujian titik lembek

6
Gambar 13. Es batu
d. Air
Digunakan untuk merendam dan membantu mendinginkan benda uji
dengan es sebelum dilakukan pengujian penetrasi.

Gambar 14. Air

D. Langkah kerja
Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan kegiatan praktikum berdoa kepada Allah Subhanahu
Wataala agar diberi kemudahan dan kelancaran pada saat praktikum.
2. Alat dan bahan praktikum disiapkan di atas meja kerja.
3. Es batu dipecah dengan ukuran tidak terlalu besar.
4. Es batu dimasukan kedalam bejana yang berisi air dan dipertahankan agar
suhu berada pada kisaran 5C.
5. Kompor listrik dinyalakan.
6. Piring seng berisi aspal dipanaskan diatas kompor hingga mencair dan berada
pada suhu 120C.
7. Cincin kuningan ditaruh diatas piring seng dan aspal yang telah mencair
dituangkan didalam cincin kuningan, diusahakan agar volume aspal tidak
melebibihi cincin kuningan.

7
8. Air es dituangkan kedalam piring seng agar aspal didalma cincin kuningan
menjadi padat.
9. Cincin kuningan yang berisi aspal yang sudah padat diangkat dari piring
seng.
10. Cincin kuningan berisi aspal diletakan diatas pengarah bola dan bola pejal di
letakan datas cincin kuningan yang berisi aspal.
11. Pengarah bola yang telah diletakan cicin kuningan diatsnya tadi, dimasukan
kedalam bejana berisi air es.
12. Bejana yang berisis alat pengarah bola diletakan dan dipanaskan diatas
kompor listrik bersamaan dinyalakannya stopwatch.
13. Benda uji diamati, setiap kenaikan suhu 5C waktu dicatat dan bola besi
diamati perubahannya, hingga aspal mencair dan bola besi jatuh pada
dasarah alat pengarah bola besi. Waktu dan suhu akhir dicatat.
14. Pengujian selesai dan alat dibersihkan dari sisa-sisa aspal yang menempel
lalu alat dikembalikan dan disimpan pada tempatnya.

E. Penyajian data
Pada praktikum titik lembek kali ini, diperoleh beberapa data yang dihasilkan
yaitu:
Tabel 1. Data pengujian
Waktu Pengujian
Suhu Ruangan Tempat Pengujian
Hari,Tanggal Waktu
11.00 s.d
Senin, 6 Laboratorium Jalan
14.40 28C
Maret 2017 Raya, PTSP, FT UNY
WIB

Tabel 2. Data hasil pengamatan


N Waktu (detik) Suhu (C) Keterangan
o Bidang 1 Bidang 2 Bidang 1 Bidang 2 Bidang 1 Bidang 2
1 0 0 5 5
2 164 164 10 10
3 291 291 15 15
4 408 408 20 20
5 519 519 25 25
6 613 613 30 30

8
7 723 723 35 35 mulai masuk
8 817 817 40 40 1/2 bagian masuk
9 908 908 45 45
2/3 bagian masuk
10 1004 1004 50 50
11 1090 1053 55 53 Jatuh

F. Pembahasan
Dari hasil pengujian titik lembek aspal yang telah dilakukan, dari
kedua bola baja ternyata jatuh tidak bersamaan. Pengamatan ini
menggunakan 2 buah bola besi, dari pengujian titik lembek aspal yang
kami lakukan, didapatkan data bahwa untuk aspal dengan penetrasi 0-49.
Bola pertama mencapai titik lembek dengan waktu 18 menit 10 detik dan
suhu yang diperlukan hingga ke titik lembek adalah 55C sedangkan untuk
bola besi kedua mencapai titik lembek dengan waktu 17 menit 33 detik
dan suhu yang diperlukan hingga ke titik lembek adalah 53C.
Aspal merupakan masa padat yang mempunyai
viskositas/kekentalan yang dipengaruhi oleh temperatur. Termoplastis
berarti pada saat keadaan dingin (suhu rendah) aspal akan bersifat padat.
Tetapi pada saat suhu tinggi aspal akan bersifat lunak atau sifat
plastisitasnya tinggi. Namun demikian, respon aspal terhadap perubahan
suhu sangat bergantung pada komposisi unsur-unsur pembentuk aspal itu
sendiri. Pelembekan bahan-bahan aspal dan ter tidak terjadi dengan
sekejap pada suhu tertentu, tapi lebih merupakan perubahan gradual
seiring pertambahan suhu. Titik lembek juga menjadi suatu batasan dalam
penggolongan aspal dan ter.
Titik lembek merupakan temperature pada saat bola baja dengan
berat tertentu, mendesak turun lapisan aspal yang tertahan dalam cincin,
berukuran tertentu, sehingga aspal menyentuh pelat dasar yang terletak
dibawah cincin pada ketinggian tertentu, sebagai akibat kecepatan
pemanasan tertentu. Pengujian ini bermanfaat sebagai acuan di lapangan
atas kemampuan aspal serta ter untuk menahan suhu permukaan yang
terjadi agar tidak lembek dan akhirnya akan mengurangi daya lekatnya dan
juga pengujian ini dilakuakan untuk menentukan kualitas aspal yang

9
nantinya akan digunakan dilapangan.Berikut merupakan grafik hubungan
antara suhu dengan waktu:
Gambar 15. Grafik Hubungan Suhu (C) dengan Waktu Lembek Benda Uji 1
(menit)

Gambar 16. Grafik Hubungan Suhu (C) dengan Waktu Lembek Benda Uji 2
(menit)

G. Kendala Praktikum
Kendala yang dialamai pada praktikum pemanasan aspal kali ini adalah:
1. Keterbasannya jumlah alat yang dimiliki Laboraturium Konstruksi Jalan,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Keterbatasan luas ruangan yang terlalu kecil membatasi ruang gerak saat
praktikum.
3. Banyak mahasiswa yang hanya melihat proses praktikum menjadikan kelas
tidak kondusif karena banyak yang ramai sendiri.

H. Kesimpulan
Dari hasil pengujian titik lembek aspal dengan menggunapa metode ring
and ball titik lembek aspal untuk bola pertama sebesar 55OC dalam waktu 18
menit 10 detik dan untuk bola kedua titik lembeknya pada suhu 53 OC dalam

10
waktu 17 menit 33 detik. Berdasarkan spesifikasi Bina Marga tentang titik
lembek untuk aspal keras PEN 40 (Ring and Ball Test) adalah 51OC
(minimum) dan 63OC (maksimum). Jadi dapat disimpulkan bahwa aspal yang
telah kami uji termasuk kedalam syarat yang ditentukan oleh Bina Marga
untuk digunakan pada pekerjaan jalan.

I. Saran-saran
Saran agar praktikum kedepannya lebih baik adalah:
1. Penambahan jumlah alat agar kinerja mahasiswa nantinya lebih optimal.
2. Penambahan luas ruangan agar lebih leluasa dan optimalisasi dalam kinerja
praktikum lebih baik.
3. Kesadaran akan perawatan alat agar nantinya alat lebih awet dan dapat
dipakai lagi tahun-tahun berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamirhan, Saodang. (2005).Konstruksi Jalan Raya. Nova: Bandung.


SNI 06-2434-1991. Uji titik lembek aspal dengan alat ring and ball. Jakarta:
Badan Standarasisasi Nasional.
SNI 19-6421-2000. Spesifikasi Standar Termometer. Jakarta: Badan Standarasisasi
Nasional.
Sukirman, Silvia. (2003). Beton Aspal - Campuran Panas. Edisi Pertama Jakarta:
Granit.

11
LAMPIRAN

Gambar 17. Pemanasan Aspal

12
Gambar 18. Proses Pengukuran Suhu Kembali

Gambar 19. Proses Penuangan Aspal

13

Anda mungkin juga menyukai