Anda di halaman 1dari 4

Bionature Vol.

11 (1): Hlm: 18 - 21, April 2010


ISSN: 1411-4720
Fortifikasi Cita Rasa Cake Melalui Penambahan Tepung Sukun Hasil Fermentasi 18

Fortifikasi Cita Rasa Cake Melalui Penambahan Tepung Sukun Hasil Fermentasi
(Fortification Cake Flavor With Add The Bread Tree Powder From Fermentation Process)

Hartati dan Rachmawaty


Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

Abstract

One of the bread tree utilization is to make it powder. In generally, the bread tree powder has good
taste and good condition than tapioca powder. So it can produce many kinds of delicious product. Several
kinds of food that can made from the bread tree powder are cake, pastry, donuts, pudding, kroket, risoles,
gethuk, klepon, apem ect. The aim of this research is to know the acceptance number (organoleptik) of cake
that made from the bread tree powder from fermentation process if we compare with the cake from wheat
flour. This research consist of 3 treatment; A1 (cake from wheat flour), A2 (cake from the bread tree powder)
and A3 (cake from the bread tree from fermentation process). The product was tasted by organoleptik test
(taste, smell and teksture). Based on the research we know that the taste of A3 product is the most like (62 %)
then A1 (48%) and A2 (33 %). The smell of A3 product is the most like (48%) then A1 and A2 (like and
dislike just 38%), and the best texture is A1 (67%), A2 (48%).

Keywords : fortification, cake, fermented the bread tree powder

A. Pendahuluan yang berarti dapat menggantikan tepung terigu


secara keseluruhan.
Dalam rangka menggali sumber pangan baru, Masih terbatasnya fortifikasi cita rasa cake
buah sukun dipandang cukup potensial untuk dengan menggunakan bahan adonan dari tepung
diangkat kepermukaan mengikuti jejak ubi kayu, sukun hasil fermentasi serta untuk
jagung, dan ubi jalar. Di Indonesia, buah sukun mengoptimalkan sumber daya alam yang
telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan, melimpah tersebut, maka perlu dilakukan
sedangkan di beberapa negara lain seperti Hawai, pengolahan tepat guna terhadap sumber pangan
Tahiti, Fiji, Samoa, dan di wilayah kepulauan alternatif yang ditujukan untuk memberi nilai
Sangir Talaud, sukun dimanfaatkan sebagai bahan tambah, menghasilkan produk yang digemari serta
makanan pokok (Suprapti, 2002). penerapan teknologi. Dengan perlakuan teknologi
Upaya pengembangan atau budi daya sukun, fermentasi dapat menghasilkan produk-produk
perlu didukung oleh adanya usaha pengolahan dan pangan yang bermutu tinggi dengan flavor yang
pengawetannya, sehingga nilai guna dan hasil khas. Berbagai penelitian yang telah dilakukan
gunanya dapat diperoleh secara maksimal. Salah menunjukkan bahwa penggunaan kultur mikrobia
satu pemanfaatan sukun adalah membuat tepung dalam proses fermentasi dapat menghasilkan
sukun. Pada umumnya tepung sukun memiliki cita produk dengan flavor yang khas, sifat bioaktifitas
rasa dan kondisi yang lebih baik bila tinggi, daya simpan serta keamanan yang
dibandingkan dengan tepung tapioka. Sehingga memadai (Fardiaz, 1995).
tentu saja akan dapat menghasilkan aneka produk Berdasarkan hal tersebut diatas, maka sangat
olahan yang lebih enak pula. Adapun beberapa potensial dilakukan penelitian mengenai
jenis makanan yang dapat dibuat dari tepung fortifikasi cita rasa cake dari tepung sukun hasil
sukun antara lain adalah cake, bolu, donat, fermentasi. Produk ini memiliki nilai tambah yang
pudding, kroket, risoles, gethuk, klepon, apem,kue cukup memadai karena merupakan hasil
lapis, pastel, dan lain-lain. perombakan secara mikrobiologis.
Salah satu kue yang banyak disukai sekarang
ini adalah cake. Bahan utama dalam pembuatan B. Metode Penelitian
cake ini adalah tepung terigu. Berdasarkan hasil 1. Pembuatan Tape Sukun
pengamatan, tepung sukun dapat menggantikan
(menyubtitusi) fungsi tepung terigu hingga 100%, Dipilih buah sukun yang matang warna agak
kekuningan dan baik, lalu dikupas bagian luarnya
Fortifikasi Cita Rasa Cake Melalui Penambahan Tepung Sukun Hasil Fermentasi 19

kemudian dicuci sampai bersih. Selanjutnya tepung sukun (sebagai perlakuan A2), dan tepung
sukun yang telah dibersihkan dipotong-potong (1 tape sukun (sebagai perlakuan A3) sedikit demi
buah sukun sebaiknya dipotong menjadi 8 bagian) sedikit sambil terus dikocok hingga masing-
lalu dicuci bersih kembali. Sukun yang telah masing menjadi adonan yang homogen dan
bersih tersebut dikukus selama kurang lebih 20 lembut kemudian dicampurkan essense ke dalam
menit dan setelah dingin di taburi dengan bubukan adonan dan diaduk rata. Kemudian disiapkan
ragi sebanyak 1 gram untuk setiap kilogram loyang persegi atau bulat, olesi tipis-tipis mentega
bahan. Kemudian fermentasi dilakukan pada secara merata, dan taburi tipis-tipis tepung.
baskom plastik yang telah diberi alas daun pisang Adonan dituangkan kedalam loyang. Panggang
dan dilakukan pada suhu ruang selama 2 3 hari. adonan cake dalam loyang tersebut dengan oven
hingga matang.
2. Pembuatan Tepung Tape Sukun Dalam penelitian ini, perlakuan akan
Tepung tape sukun dibuat dengan dilakukan sebagai berikut:
mengeringkan tape yang dilanjutkan dengan A1 = cake bahan tepung terigu
penggilingan dan pengayakan. Proses pengeringan A2 = cake bahan tepung sukun
dapat dilakukan dengan cara tape ini ditipiskan A3 = cake bahan tepung sukun hasil fermentasi
hingga ketebalan 1 2 milimeter dan dikeringkan
pada suhu 70 75oC selama 9 16 jam. Setelah 4. Teknik Pengumpulan Data
itu bahan digiling dan tepung yang terbentuk Cake yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji
diayak dengan ayakan. Buah sukun mengandung Organoleptik untuk rasa, aroma dan tekstur.
enzim Polifenolase yang dapat mengubah warna
daging sukun yang berada dipermukaan bekas C. Hasil dan Pembahasan
irisan menjadi coklat atau hitam (browning). 1. Rasa
Untuk mencegah reaksi tersebut digunakan bahan
kimia sebagai pemutih yaitu Natrium Meta Hasil uji organoleptik terhadap parameter
Bisulfit yang digunakan dalam dosis minimal rasa menunjukkan bahwa perlakuan A3 (cake
0,3% (3 gram dalam tiap 1 liter air perendam). bahan tepung fermentasi ) menunjukkan tingkat
Pada pembuatan tepung tape perlu diperhatikan penerimaan panelis dalam kategori sangat suka
pengaturan suhu dan waktu pengeringan sehingga mencapai 62 % sedangkan perlakuan A1 (cake
aroma dan cita rasa tidak banyak berubah. bahan tepung terigu) tingkat penerimaan panelis
Selanjutnya tepung tape sukun ini siap untuk dengan kategori suka 48% dan A2 (cake bahan
dijual yang dapat digunakan untuk campuran roti , tepung sukun) kategori suka 33% dan kurang suka
pudding, cake dan lain-lainnya. 38%. Ini menunjukkan bahwa tingkat penerimaan
panelis dengan parameter rasa lebih dominasi
3. Pembuatan Cake disukai pada perlakuan yang menggunakan cake
Pada masing-masing perlakuan dicampurkan dengan bahan tepung sukun hasil fermentasi. Jika
mentega, gula pasir, soda kue, baking powder, dibandingkan dengan penerimaan panelis pada
pewarna kuning telur, vanili, dan garam dalam perlakuan yang menggunakan tepung sukun dan
wadah pengocokan, kemudian kocok dengan tepung terigu sebesar 33-48%, panelis yang
dalam kecepatan tinggi hingga menjadi adonan menyukai rasa sukun dari perlakuan tersebut.ini
yang homogen dan lumer. Ditambahkan telur satu membuktikan bahwa tingkat penerimaan panelis
persatu sambil terus di aduk sampai adonan terhadap perlakuan cake dengan bahan tepung
mengembang, kurangi kecepatan mixer dan sukun terfermentasi lebih tinggi.
masukkan tepung terigu (sebagai perlakuan A1),
Fortifikasi Cita Rasa Cake Melalui Penambahan Tepung Sukun Hasil Fermentasi 20

70

Prosentase Tingkat Kesukaan


60

50

40 SS
Rasa 30 S
KS
20
TS
10

0
A1 A2 A3
Jenis Perlakuan

Gambar 1. Hubungan antara prosentase tingkat penerimaan panelis dalam kategori Rasa dengan jenis
perlakuan

Data pada perlakuan A1 dan A2 membuktikan 2. Aroma


bahwa hampir 20% panelis kurang menyukai rasa Hasil uji organoleptik terhadap parameter
cake bahan tepung terigu dan 38% panelis kurang aroma menunjukkan bahwa perlakuan A3 (cake
menyukai rasa cake bahan tepung sukun. Bila bahan tepung fermentasi) menunjukkan tingkat
dibandingkan dengan cake bahan sukun hasil penerimaan panelis dalam kategori sangat suka
fermentasi panelis sangat menyukai rasa cake 48% suka 33%. Sedangkan perlakuan A1 (cake
bahan tepung ferementasi dengan persentase 62%. bahan tepung terigu) tingkat penerimaan panelis
Umumnya menyukai cake dengan bahan tepung dengan kategori suka 57% dan A2 (cake bahan
terferemntasi karena rasanya lebih manis tepung suka) kategori suka dan kurang suka 38%.
dibandingkan dengan cake berbahan tepung terigu Pada perlakuan A3 (cake bahan tepung
(A1) dan cake berbahan tepung sukun (A2 ). Rasa terfermentasi) tingkat penerimaan panelis pada
manis yang lebih ini karena adanya proses aroma secara keseluruhan tingkat penerimaan
fermentasi yang terjadi dengan perubahan pati panelis pada aroma perlakuan A3 yang
menjadi gula. menggunakan cake bahan tepung suka
terfermentasi tergolong tinggi.

60
Prosentase Tingkat Kesukaan

50

40
Aroma

SS
30
S

20 KS
TS
10

0
A1 A2 A3
Jenis Perlakuan

Gambar 2. Hubungan antara prosentase tingkat penerimaan panelis dalam kategori Aroma dengan jenis
perlakuan
Fortifikasi Cita Rasa Cake Melalui Penambahan Tepung Sukun Hasil Fermentasi 21

Tingkat penerimaan panelis pada kategori dan suka mencapai 38%. Sedangkan A1 (cake
sangat suka mendominasi perlakuan yang cake bahan tepung terigu) dalam kategori suka
menggunakan bahan tepung sukun terfermntasi mencapai 67% dan A2 (cake bahan tepung sukun)
karena memiliki aroma yang khas akibat produk dengan kategori suka mencapai 48%.
dari fermentasi dan aroma sukun yang khas. Hal ini menunjukkan bahwa parameter tekstur
lebih disukai pada perlakuan A1 (cake bahan
3. Tekstur tepung terigu) kemudian perlakuan A2 (cake
Parameter tekstur dari uji organoleptik bahan tepung sukun), terakhir pada perlakuan A3
menunjukkan bahwa perlakuan A3 (cake bahan (cake bahan tepung sukun terfermentasi). Tingkat
tepung sukun fermentasi) menunjukkan tingkat penerimaan panelis pada pengamatan tekstur dari
penerimaan panelis dalam kategori sangat suka perlakuan A3 tergolong dalam kategori rendah.

70
Prosentase Tingkat Kesukaan

60

50
Tekstur

40 SS

30 S
KS
20 TS

10

0
A1 A2 A3
Jenis Perlakuan

Gambar 3. Hubungan antara prosentase tingkat penerimaan panelis dalam kategori Tekstur dengan jenis
perlakuan

D. Kesimpulan Tambah Pangan. Makalah Pada Seminar


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Mikrobiologi Kelautan dan Bioremediasi,
maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji Ujung Pandang.
organoleptik rasa sangat disukai pada perlakuan Lies Suprapti. 1996. Dasar-Dasar Teknologi
A3 (cake berbahan tepung sukun terfermentasi) Pangan. Surabaya: Vidi Ariesta,
mencapai 62 % dibandingkan dengan A1 (cake Lies Suprapti. 2002. Tepung Sukun. Yogyakarta:
berbahan tepung terigu) hanya 33%, aroma lebih Penerbit Kanisius.
disukai juga pada perlakuan A3 dibandingkan A1 Suliantari, dkk. 1990. Teknologi fermentasi Umbi-
dan A2, dan tekstur lebih disukai pada perlakuan Umbian dan Biji-bijian. Bogor: PAU,
A1. Institut Pertanian Bogor.
Sudjana, 1985. Desain dan Analisis Eksperimen.
E. Daftar Pustaka Bandung: Tarsito.
Yasa Boga, 2003. Terampil Membuat Cake &
Fardiaz, S. 1995. Perkembangan Teknologi Pastry. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Fermentasi untuk Meningkatkan Nilai Utama.

Anda mungkin juga menyukai