Anda di halaman 1dari 83

1

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A DENGAN ASFIKSIA


RINGAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA
TANGGAL 16-19 JANUARI 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


Di Akedemi Kebidanan Syekh Yusuf Gowa

Oleh

IDAYANTI
BD.0702.117

AKADEMI KEBIDANAN SYEKH YUSUF GOWA


TAHUN 2010
2

PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A DENGAN ASFIKSIA


RINGAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA
TANGGAL 16-19 JANUARI 2010

Oleh

IDAYANTI
BD.0702.117

Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui, untuk diuji dan
dipertahankan didepan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Syekh Yusuf Gowa

Sungguminasa 21 januari 2010

Pembimbing

( )

Mengetahui

Direktur Akbid Syekh Yusuf Gowa

(Hj. Rohana Rahman Amd Keb.SKM)


NIDN.091 5204 3201
3

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A DENGAN ASFIKSIA


RINGAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA
TANGGAL 16-19 JANUARI 2010

Yang disusun dan diajukan oleh :

IDAYANTI
BD.0702.117

Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Pada hari :

Tanggal :

Telah Diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Pembimbing :

1. ( )

Penguji :

1. ( )
2. ( )

Diketahui, Disahkan oleh,


Pembantu Direktur Bidang Akademi Direktur Akademi Kebidanan
AKBID Syekh Yusuf Gowa Syekh Yusuf Gowa

( ) (H.Rohana Rahman,Amd Keb.SKM)


NIND. NIND.0913045201
4

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Sungguminasa, 21 januari 2010

( IDAYAN TI )
5

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis

panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-

Nyalah berupa kesehatan, jasmani dan rohani, serta akal pikiran sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan Kebidanan diploma III di Akademi Syekh Yusuf Gowa

dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Dengan Asfiksia Ringan Di Rumah

Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tanggal 16 -19 Januari 2010.

Di samping itu, penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan, begitu

pula halnya dengan penulisan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari

itu saran dan kritik para pembaca sangat saya harapkan guna lebih membangun

Karya Tulis Ilmiah ini menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Namun penulis

berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

khususnya saya sendiri.

Selama persiapan, pelaksanaan, penyusunan sampai penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, petunjuk, dan arahan yang tak henti-

hentinya dari dosen pembimbing yaitu Ibu Halimah. Amd. Keb. SKM, untuk itu

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya dan juga kepada :

1. Bapak Abdul Haris,S.Kep, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Syekh

Yusuf Gowa.
6

2. Ibu Hj. Rohana Rahman,SKM, selaku Direktur Akademi Kebidanan Syekh Yusuf

Gowa.

3. Bapak, Ibu dosen dan staf pengajar Akademi Kebidanan Syekh Yusuf Gowa

yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan, dan

keterampilan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan.

4. Ayahanda dan ibunda tersayang ,serta keluarga-keluargaku terkasih yang telah

memberikan dorongan moril maupun materil, yang disertai doa restunya selama

penulis menempuh pendidikan.

5. Seluruh keluarga besar dan saudara-saudari tercinta yang senantiasa

memberikan dorongan serta doa hingga terlaksananya Karya Tulis ini.

6. Sahabat-sahabatku yang tidak bias disebutkan satu persatu serta rekan-rekan

seperjuangan di Akademi Kebidanan Syekh Yusuf Gowa Angkatan kedua

(2007).

7. Spesial buat Kak Iful yang senantiasa memberikan doa dan motivasi kepada

penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal

atas bantuan dan jasa-jasanya dan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan rekan-rekan mahasiswa lainnya.

Sungguminasa, 21 Januari 2010

Penulis
7

BIODATA

A. Identitas

1. Nama :Idayanti

2. NIM : BD 0702 117

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Tempat/ Tanggal Lahir : Takkalasi , 25 januari 1988

5. Suku/ Bangsa : Makassar / Indonesia

6. Agama : Islam

7. Alamat : S I D RAP

B. Riwayat Pendidikan

1. Tamat SD Negeri 3 Allakuang Tahun 2000

2. Tamat SMP Negeri 3 Pangkajene Tahun 2003

3. Tamat SMK Negeri 1 Sidenreng Tahun 2006

4. Mengikuti Pendidikan Diploma III Kebidanan Syekh Yusuf Gowa Tahun

2007 sampai sekarang


8

ABSTRAK

IDAYANTI (Asuhan Kebidanan Pada Bayi A dengan Asfiksia Ringan


tanggal 16-19 januari 2010 di Rumah sakit Syekh Yusuf Kabupaten Gowa)
dibimbing oleh
5 bab, 50 Halaman, 7 lampiran

Secara global, World Health Organitation (WHO) memperkirakan kurang


lebih 8 juta kematian perinatal terjadi setiap tahunnya,dari jumlah tersebut , sekitar
85% kematian bayi baru lahir terjadi akibat infeksi,asfiksia dan cedera saat lahir.
Berdasarkan data skunder yang diperoleh dari dines kesehatan provensi
Sulawesi selatan tahun 2007 tercatat jumlah kematian bayi 547 orang yang
disebabkan oleh BBLR 248 orang (45,34% ),Asfiksia 149 ( 27,24%) tetanus
neonatorium 3 (0,55%) dan lain-lain 147 (26,87%)
Karya tulis ilmiah ini menggunakan 7 langkah Varney yang terdiri dari
pengakajian dan analisa data dasar, identifikasi diagnose/ masalah actual,
identifikasi diagnose/ masalah potensial, tindakan segera dan kolaborasi, rencana
tindakan, pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan.

Asfiksia adalah suatu keadaan bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur, sehingga 02 menurung dan C02 meningkat yang dapat
mnimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi
penyebeb utama kematian bayi baru lahir adalah pelayanan antenatal yang
berkualitas ,asuhan persalinan normal /dasar pelayanan kesehatan neonatal oleh
tenaga professional seperti halnya penatalaksanaan yang dilakukan diRumah sakit
Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa untuk menangani Asfiksia pada bayi
baru lahir

Kata kunci : Asfiksia Ringan

Daftar pustaka : 13 (2003-2010)


9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................


i

PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................................................
ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................
iii

PERNYATAAN....................................................................................................................
iv

KATA PENGANTAR............................................................................................................
vii

BIODATA PENULIS............................................................................................................
v

ABSTRAK BHS.INDONESIA..............................................................................................
vi

DAFTAR ISI........................................................................................................................
ix

DAFTAR TABEL.................................................................................................................
x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................
xii
10

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................
xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1
B. Ruang lingkup penulisan

3
C. Tujuan penulisan

3
D. Manfaat penulisan

5
E. Metode penulisan

6
F. Sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum
..............................................................................................................

10
1. Pengertian
........................................................................................................

10
2. Akan segera dan Etiologi
........................................................................................................

10
3. Patofisiologi
........................................................................................................

10
4. Klasifikasi Kliniks
11

........................................................................................................

11
5. Tanda dan gejalah
........................................................................................................

13
6. Diagnosis
........................................................................................................

14
7. Penanganan
........................................................................................................

14
B. Tinjauan Tentang proses Manajemen Kebidanan
..............................................................................................................

22
1. Pengertian Proses manajeman Asuhan Kebidanan
........................................................................................................

22
2. Tahapan Dalam Manajemen asuhan Kabidanan
........................................................................................................

23
C. Pendokumentasian Dalam Manajemen Kebidanan
..............................................................................................................

25

BAB III : STUDI KASUS

A. Pengkajian dan Analisa data


..............................................................................................................

28
B. Identifikasi diagnose / masalah Aktual
..............................................................................................................

31
C. Identifikasi Diagnosa/ Masalah potensia
12

..............................................................................................................

32
D. Tindakan segera dan kolaborasi

BAB IV : PEMBAHASAN..................................................................................................

44

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................

49

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Penilaian Asfiksia dengan APGAR......................................................................


13

Tabel 2 : Rencana dan pendokumentasian Asuhan Kebidanan.........................................


27
13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tindakan Ventilasi Positif

Gambar 2 Tindakan Intubasi Indotrakeal yang dilakukan oleh 2 orang

Ganbar 3 Tindakan Fase Penekanan kompresi Dada yang dilakukan 2 orang


14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Format permohonan persetujuan judul


2. Daftar konsultasi KTI
3. Surat pengantar untuk melakukan studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah
Syekh Yusuf Gowa
4. Surat keterangan studi kasus dari diklat Rumah Sakit Umum Daerah Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa

BAB I
15

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin didalam

uterus ,kualitas pengawasan antenatal,penyakit-penyakit ibu waktu hamil,

penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir dan bayi normal ada yang

membutuhkan pertolongan medic segera misalnya sindroma gangguan

pernapasan ,asfiksia dan Perdarahan (Wikjosastro 2007).


Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa dengan

menentukan tinggi rendahnya angkah kematian ibu dan bayi dalam 100.000

persalinan hidup, angka kematian bayi dianggap sebagai ukuran yang lebih baik

serta peka untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan (Wiknjosastro, 2006).


Secara global , world Health Organitation (WHO) memperkirakan kurang

lebih 8 juta kematian prenatal terjadi setiap tahunnya . dari jumlah tersebut

,sekitar 85% kematian bayi baru lahir terjadi akibat infeksi ,asfiksia dan cedera

saat lahir. (Varney , 2007).


Di Negara-negara ASEAN , Indonesia merupakan salah satu Negara

dengan angka kematian perinatal tertinggi yaitu berkisar 39 per 1000 kelahiran

hidup sedangkan di Vietnam 31 per 1000 klelahiran hidup,Filipina 26 per 1000

kelahiran hidup, Malaysia 28 per 1000 kelhiranhidup dan singapura hanya 3 per

1000 kelahiran hidup, yang mana diantaranya disebabkan oleh Asfiksia (6-7%).

(http ://www. Depkes.go.id online).

Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan Provensi Sulawesi

Selatan tahun 2007 tercatat jumlah kematian bayi 547 orang yang disebabkan

oleh BBLR 248 orang(45,34%),Asfiksia 149 (27,24),tetanus neonatrium 3


16

(0,55%), dan lain-lain 147 (26,87%). ( profil Dinas Kesehatan Provensi Sulawesi

selatan tahun 2007).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Gowa

tahun 2009 angkah kematian bayii 35 orang dari 1035 kelahiran hidup yang

disebabkan oleh BBLR 15 orang (42,86%), asfiksia 11 orang(31,43%), kelahiran

Kongenetal 4 orang (11,43%), diare(2,86%) dan lain-lain 4 orang (11,43%) (Profil

Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa Tahun 2009).

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan di

Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, jumlah kelahiran

hidup yaitu 1631 bayi dan dari jumlah tersebut terdapat 25 (1,53%) bayi yang

mengalami asiksia. (Buku Pencatatan dan pelaporan rumah Sakit Umum daerah

syekh Yisuf Kabupaten Gowa Bagian Medical record tahun 2009).

Berdasarkan data yang telah diuraikan yaitu sehubungan dengan masih

tingginya kejadian asfiksia yang ditemukan serta besarnya resiko yang

ditimbulkan maka penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui karya

tulis ilmiah ini dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi A dengan asfiksia

Ringan di rumah Sakit Umum daerah syekh Yisuf Kabupaten Gowa.

B. Ruang Lingkup Penulisan


Dalam penyusunan karya tulis ini penulis membatasi pemahaman pada

Asuhan Kebidanan pada Bayi A dengan Asfiksia Ringan di rumah Sakit Umum
17

daerah syekh Yisuf Kabupaten Gowa yang dilaksanakan pada tanggal 16 -19

januari 2010
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi A dengan Asfiksia

Ringan di rumah Sakit Umum daerah syekh Yusuf Kabupaten Gowa yang

dilaksanakan pada tanggal 16 19 januari 2010 dengan menggunakan

manajemen kebidanan sesuai dengan wewenan bidan


2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada bayiA dengan asfiksia

Ringan di rumah Sakit Umum daerah syekh Yusuf Kabupaten Gowa

tanggal 16 -19 januari 2010


b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk menegakkan

diagnose/masalah actual pada bayi A dengan asfiksia Ringan di rumah

Sakit Umum daerah syekh Yusuf Kabupaten Gowa tanggal 16 - 19

januari 2010.
c. Dengan mengantisipasi diagnose/masalah potensial pada bayi A

dengan asfiksia Ringan di rumah Sakit Umum daerah syekh Yusuf

Kabupaten Gowa tanggal 16 19 januari 2010.


d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna pemecahan

masalah pada bayi A dengan asfiksia Ringan di rumah Sakit Umum

daerah syekh Yusuf Kabupaten Gowa tanggal 16 - 19 januari 2010.


e. Dapat merencanakan Asuhan Kebidanan pada bayi A dengan asfiksia

Ringan di rumah Sakit Umum daerah syekh Yusuf Kabupaten Gowa

tanggal 16 - 19 januari 2010.


f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan pada bayi A dengan asfiksia

Ringan di rumah Sakit Umum daerah syekh Yusuf Kabupaten Gowa

tanggal 16 - 19 januari 2010.


18

g. Dapat mengevaluasi ashuan kebidanan pada bayi A dengan asfiksia

Ringan di rumah Sakit Umum daerah syekh Yusuf Kabupaten Gowa

tanggal 16 - 19 januari 2010.


3. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan

kebidanan yang telah dilaksanakan pada bayi A dengan asfiksia Ringan di

rumah Sakit Umum daerah syekh Yusuf Kabupaten Gowa tanggal 16 - 19

januari 2010.

D. Manfaat penulisan
1. Manfaat Praktis (program)
Sebagai bahan masukan pendidikan dalam penerapan proses manajemen

kebidanan pada bayi dengan asfiksia ringan.

2. Manfaat akademi
Sebgai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi

Kebidanan Syekh Yusuf Gowa.


3. Manfaat institusi
Sebagai bahan masukan bagi institusi dalam pengembangan program

pendidikan sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan yang actual

dan professional pada masyarakat.


4. Manfaat Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi penulis dalam

penerapan proses manajemen kebidanan pada bayi dengan asfiksia ringan.


E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan KTI secara sistematis meliputi :

1. Studi kepustakaan
Penulis mempelajari berbagai leteratur yang ad relevansinya dengan asfiksia

ringan termasuk karya tulis yang ada.


2. Studi kasus
19

Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan masalah

pemecahan melalui asuhan kebidanan yang meliputi : pengkajian,

merumuskan diagnose/masalah actual maupun potensial , melaksanakan

tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan, implementasi serta

melaksanakan evaluasi terhadap asuhan kebidanan pada klien asfiksia

ringan.
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan

tekhnik :
a. Anamnese /wawancara
Penulis melakukan Tanya jawab dengan keluarga, bidan dan dokter yang

dapat membantu memberikan keterangan / informasi yang dibutuhkan.


b. Observasi
Penulis memperoleh data dengan melihat dan melakukan pemantauan

secara langsung pada bayi.


c. Pemerikasaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis untuk menjamin

diperolehnya data yang lengkap mulai dari kepala sampai kaki meliputi

inspeksi, palpasi dan auskultasi.


3. Study Dokumenter studi documenter dilakukan dengan mempelajari status

kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat, petugas

laboratorium atau hasil pemeriksaan penunjang lainya.


4. Diskusi
Penulis melakukan Tanya jawab dengan dokter dan atau bidan yang

menangani langsung klien tersebut serta mengadakan diskusi dengan dosen

pengasuh/atau pembimbing karya tulis ilmiah ini.


F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemehaman dalam penulisan karya tulis ini penulis

menyusun dalam bebebrapa bab sebagai berikut :


20

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Penulisan
C. Tujuan Penulisan
D. Mamfaat Penulisan
E. Metode penulisan
F. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Asfiksia


1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisilogi
4. Klasifikasi Kliniks
5. Tanda dan Gejala
6. Diagnosis
7. Penanganan
B. Tinjauan Tentang Proses Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
2. Tahapan Manajemen Kebidanan
C. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan

BAB III STUDI KASUS

A. Langkah I : Pengkajian dan Analisa Data


A. Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
B. Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
C. Langkah IV : Tindakan Segera dan Kolaborasi
D. Langkah V : Rencana Tindakan
E. Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
F. Langkah VII : Evaluasi Asuhan Kebidanan
G. Pendokumentasian Asuhan kebidanan

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bagian ini membahas tentang kesenjangan antara teori dan

fakta yang ada, dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian,

perumusan diagnosa aktual maupun potensial, perlunya tindakan


21

segera dan kolaborasi, peerencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

tindakan asuhan kebidanan.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan hasil

pelaksaanaan studi kasus yang dilakukan dan juga berisi saran-

saran operasional untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Asfiksia


1. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah suatu keadaan bayi baru lahir tidak dapat bernafas

secara spontan dan teratur, sehingga tekanan O2 menurun dan tekanan

CO2 meningkat yang dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan

lebih lanjut. (Wiknjosastro, 2007., Maryunani, N.A., 2008., Manuaba ,

2008).
2. Etiologi
Winjosastro (2007) menjelaskan beberapa faktor tertentu yang dapat

menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya

yaitu :
22

a. Faktor Ibu
1) Preeklamsia dan eklamsia
2) Perdarahan (plasenta previa dan solusio plasenta)
3) Partus lama atau parfus macet
4) Demam selama persalinan
5) Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
6) Kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
b. Faktor Palsenta & Tali Pusat
1) Inpark Plasenta
2) Hematom Plasenta
3) Lilitan Tali Pusat
4) Tali Pusat Pendek
5) Simpul Tali Pusat
6) Prolapsus Tali Pusat
c. Faktor Bayi
1) Bayi Prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia

bahu, ekstraksi vakum, ektraksi forsep)


3) Kelainan bawaan (congenital)
4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
3. Patofiologi
Selama kehidupan intra uteri paru-paru kurang memegang peranan

dalam fungsi pertukaran gas karena pemberian O2 dan pengeluaran CO2

dilakukan trans plasenta, sehingga aiveoli janin berisi cairan yang

dibentuk di dalam paru-paru itu sendiri.


Paru-paru janin yang terisi cairan tidak dapat dipakai untuk

pernapasan, dan peredaran dara lewat paru-paru janin sangat rendah

dibandingkan dengan peredaran darah yang diperlukan sesudah

kelahiran. Ini adalah akibat dari terjadinya kontriksi pembuluh darah

arterioli didalam paru-paru janin, kebanyakan dari aliran darah janin di

alirkan dari paru-paru melalui duktus arteriolis.


Pada bayi normal, segera sesudah lahir paru-paru berkembang

sambil terisi udara, pada saat yang sama cairan paru-paru mulai

dikeluarkan berangsur-angsur dari alveoli, dan arterioli mulai membuka


23

yang menyebabkan peningkatan aliran darah masuk ke dalam jaringan

paru-paru. Duktus arterioles mulai menciut bersama-sama dengan

meningkanya kadar oksigen dalam darah. Aliran darah yang sebelumnya

melewati duktus arteriolus sekarang dialirkan melalui paru-paru dimana

O2 akan diambil untuk dibawah ke jaringan di seluruh tubuh, duktus

arteriolus akan tetap menciut dan sirkulasi darah normal untuk kehidupan

ektrauterin mulai bekerja.


Pada bayi asfiksia, waktu lahir paru-paru tidak berkembang sehingga

mengganggu pengeluaran cairan paru-paru. Akibatnya bayi tampak apnu

atau menunjukkan upaya pernapasan yang lemah. Selain itu peredaran

darah di paru-paru bayi normal meningkat tetapi pada bayi asfiksia

peredaran darhnya menurun, sering dinyatakan dengan vaso kontriksi

paru-paru tetapi duktus arteriolus tetap terbuka untuk mempertahankan

aliran darah tubuh bayi, sehingga seorang bayi yang mengalami asfiksia

menunjukkan hipoksia (kadar oksigen dalam darah berkurang) dan

asiosis (penurunan pH darah).


(Vamey, H., 2007).
4. Klasifikasi klinis asfiksia
Menurut Mochtar asfiksia diklasifikasikan berdsarkan APGAR score

sebagai berikut :
a. Asfiksia berat (nilai Apgar 0 3)
b. Asfiksia sedang (nilai Apgar 4 6)
c. Asfiksia ringan (nilai Apgar 7 9)

Tabel 1 : penilaian Asfiksia dengan APGAR score

Tanda 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada < 100/menit > 100/menit
24

Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak Menangis kuat


teratur

Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif


fleksi sedikit

Refleks Tidak ada Gerakan Menangis


sedikit

Warna Biru/pucat Tubuh Tubuh dan


kemerahan, ekstremitas
ekstremitas kemerahan
biru
Sumber : (Hidayat, A.A., 2009).

5. Tanda dan Gejala


Wiknjosastro (2007) menguraikan tanda dan gejala asfiksia sebagai

berikut :
a. Sebelum lahir :
1) DJJ ireguler dan frekuensinya lebih dari 160 kali permenit atau

kurang dari 120 kali permenit.


2) Mekonium dalam air ketuban setelah lahir.
b. Setelah lahir :
1) Bernafas megap-megap atau pernafasan lambat (kurang dari

30x/menit).
2) Tangisan lemah
3) Warna kulit pucat dan kebiruan (sianosis).
4) Denyut jantung lambat atau tidak teratur.
5) Kejang
6) Penurunan kesadaran.
6. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari

anoksia/hipoksia janin. Diagnosia/hipoksia janin dapat dibuat dalam


25

persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. (Winkjosastro,

H., 2006).
7. Penanganan asfiksia
a. Dalam penanganan asfiksia dapat dilakukan teknik resusitasi sebagai

berikut :
26

1) Ventilasi Tekanan Positif


Gambar 1. Tindakan Ventilasi Tekanan Positif

Sumber : ( varney, H., 2007 )


a) Bayi diletakkan dalam posisi ekstensi
b) Agar VTP efektif, kecepatan memompa ( kecepatan ventilasi )

dan tekanan ventilasi harus sesuai, kecepatan ventilasi sebaik

40 60 kali/menit dan tekanan ventilasi yang dibutuhkan 30

40 cm H2O. setelah nafas pertama, membutuhkan 15 20

H2O. tekanan ventilasi hanya dapat diatur apabila di gunakan

balon yang mempunyai pengukur tekanan.


c) Observasi gerak dada bayi
Adanya gerakan dada bayi turun naik merupakan bukti bahwa

sungkup terpasang dengan baik dan paru-paru mengembang .


27

d) Penilaian suara nafas bilaterai


Suara nafas didengar dengan menggunakan stetoskop,

adanya suara nafas di kedua paru-paru merupakan indikasi

bahwa bayi mendapat ventilasi yang benar.


e) Observasi pengembangan dada bayi
Apabila dada terlalu berkembang, kurangi tekanan dengan

mengurangi meremas balon. Apabila dada kurang

berkembang mungkin disebabkan oleh salah satu penyebab

sebagai berikut pelekatan sungkup kurang sempurna, arus

udara terhambat dan tidak cukup tekanan ( Saifuddin, A.B.,

2006 ).
2) Intubasi Endoktrakeal
a) Peralatan
(1) Kateter isap De lee
(2) Berbagai ukuran selang endoktrakeal yang dapat di

sesuaikan.
(3) Laringskop tekanan positif
(4) Handuk
(5) Plester
28

Gambar 2. Tindakan intubasi indoktrakeal yang di lakukan

oleh 2 orang

Sumber : ( varney, H., 2007 )


b) Metode
(1) Tempatkan bayi pada posisi kepala sedikit ekstensi dapa

di letakkan handuk di bawah bayi ibu.


(2) Kenalkan laringskop di sudut kanan mulut bayi.
(3) Masukkan laringskop sedalam 2 3 cm sambil

merotasikannya ketengah dan menggeser lidah kekiri.


(4) Pada saat ujung bila berada diantara dasar lidah dan

epiglottis, naikkan sedikit ke atas sampai glottis terliahat

( kadang-kadang sedikit tekanan pada laring eksternal

oleh seorang asisten akan memudahkan pemajangan

glottis ).
(5) Masukkan selang endoktrakeal pada sisi kanan mulut

sampai pita suara vokalis, pastikan anda mudah melihat

(selang harus cukup kecil untuk memungkinkan udara

tetap dapat masuk yakni ruang yang mengelilinginya,

ruang ini menjamin ekspirasi dapat di lakukan dengan

mudah dan mengurangi resiko krusakan jaringan).


(6) Isap secret jika diperlukan.
(7) Ketika selang endoktrkeal di masukkan tahan di

tempatnyadengan kencang namun lembut kemudian tarik

laringskop ke adapter kantong.


29

(8) Lakukan ventrikel dengan kantong oksigen, asisten

dengan menggunakan stetoskop harus memeriksa apakah

ventilasi kedua paruh telah adekuat (Varney,H., 2007).


3) Kompresi dada
Gambar 3. Tindakan Fase Penekanan Kompresi Dada yang

dilakukan oleh 2 orang

Sumber : (Varney, H., 2007).


(1) Pelaksana menghadap kedada bayi dengan kedua tangan

dalam posisi yang benar.


(2) Kompresi dilakukan di 1/3 bagian bawah tulang dada di bawah

garis khayal yang menghubungkan ke dua putting susu bayi.

Hati-hati jangan menekan prosesus xifodeus.


(3) Dengan posisi jari-jari tangan benar gunanya tekanan yang

cukup untuk menekan tulang pada - ( 1 2 cm)

kemudian tekanan di lepaskan untuk memungkinkan

pengisian jantung atau tekanan ke bawah di tambah

pembebasan tekanan.

Rasio komprensi dada dan ventilasi dalam 1 menit ialah 90

kompresi dada dan 30 ventilasi (raiso 3 :1) dengan demikian

kompresi dada di lakukan 3 kali dalam 1 detik dan detik

untuk ventilasi 1 kali. Ibu jari adalah ujung-ujung jari harus tetap
30

kontak dengan tempat kompresi dada sepanjang waktu baik pada

saat melepaskan penekanan (Saifuddin, 2006).

b. Tindakan-tindakan yang di lakukan pada bayi di bagi dalam 2

golongan.
1) Tindakan Umum
Tindakan ini dikerjakan tanpa memandang nilai apgar, segera

setalah bayi lahir di usahakan agar bayi mendapat

pemanasan yang baik, harus di cegah atau di kuarangi

kehilangan panas dari tubuhnya. Penggunaan sinar lampu

untuk pemanasan luardan untuk mengeringkan tubuh bayi dan

mengurangi evaporsi.
Bayi diletakkan dengan kepalah lebih rendah dan pengisapan

saluran pernapasan bagian atas segera dilakukan. Hal ini

harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindarkan

timbulnya kerusakan-kerusakan mukosa jalan nafas, spasmus

laring atau kolaps paru-paru. Bila perlu, bayi diransang

dengan memukul telapak kaki atau memijat tendo Achilles.

(wiknjosastro, H., 2006).


2) Tindakan khusus
Tindakan ini dikerjakan setelah tindakan umum

diselenggarakan tanpa hasil, prosedur yang digunakan

disesuaikan dengan beratnya asfiksia yang timbul pada bayi,

yang dinyatakan oleh tinggi rendahnya nilai apgar.

(winjosastro, H., 2006).


a) Asfiksia berat (nilai Apgar 0 3)
(1) Menerima bayi dengan kain hangat
(2) Letakkan bayi pada meja resusitasi
31

(3) Berikan oksigen 4 5 liter/menit dengan tekanan tidak

lebih dari 30 ml air.


(4) Bila tidak berhasil biasanya di pasang ETT

(endotracheal tube).
(5) Bersihkan jalan nafas melalui lubang ETT.
(6) Bila bayi bernafas tetapi bayi masih sianosis/biru

biasanya diberikan terapi bikarbonas natrikus 7,5 %

dengan dosis 2 4 ml/kg berat badan dan glukosa 40

% dengan dosis 1 2 ml/kg berat badan.


(7) Bila asfiksia berkelanjutan bayi masuk ICU dan infuse

terlebih dahulu.

Apabila setelaha 15 30 detik bayi tidak bernafas spontan

dan denyut jantung kurang dari 60 kali permneit atau 60

80 kali permenit dan tidak bertambah di lakukan komprensi

dada. Apabila denyut jantung mencapai 80 kali per menit

atau lebih tindakan komprensi dada di hentikan, tetapi

apabila denyut jantung kurang dari 80 kali permenit mulai

pemberian obat (wiknjosastro, H., 2002).

b) Asfiksia sedang ( nilai apgar 4 6 )


(1) Menerima bayi dengan kain hangat
(2) Bersihkan jalan nafas dengana stimulasi agar timbul

reflex pernafasan.
(3) Bila dalam waktu 30 60 detik tidak timbul pernafasan

spontan, lakukan ventilasi sederhana dengan kateter

O2 intranasal dengan aliran 12 liter/menit. Apabila

dalam waktu 1 2 menit ventilasi ini tidak berhasil.


32

(4) Lakukan segera ventilasi paru-paru dengan tekanan

positif dan perhatikan gerakan nafas spontan yang

mungkin timbul. Tindakan ini dinyatakan tidak berhasil

apabila terjadi penurunan frekuensi jantung atau

perburukan tonus otot.


(5) Lakukan segera intubasi endoktrakheal. Apabila 3

menit setelah lahir tidak memperlihatkan pernafasan

yang teratur berikan bikarbonas natrikus dan glukosa

meskipun ventilasi telah dilakukan dengan adekuat.


c) Asfiksia ringan (nilai apgar 6 8)
(1) Bayi dibungkus dengan kain kering dan bersih.
(2) Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir pada

hidung kemudian disekitar mulut.


(3) Bila berhasil teruskan dengan perawatan selanjutnya

yaitu membersihkan badan bayi, perawatan tali pusat

dan lainnya.
(4) Observasi suhu tubuh, untuk sementara waktu

masukkan bayi kedalam incubator.

B. Tinjaun Tentang Proses Manajemen Kebidanan


1. Pengertian Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan fikiran dan

tindakan berdasarkan fikiran ilmiah, temuan, keterampilan dalam

rangkaian tahapan logis untuk pengambialan keputusan yang

berfokuspada klien. (Salmah, H., 2006).


2. Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
33

Menurut Simatumpang ( 2009 ) proses manajemen asuhan kebidanan

terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan kebidanan di muali dengan

pengumpulan data dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.


a. Langkah I. pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan dengan pengumpulan semua data yang di

perlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu

dirawat kesehatan, pemeriksaan fisik, meninjau catatan terbaru atau

catatan sebelumnya, meninjau data laboratorium dan

membandingkan dengan hasil studi.


b. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose

atau masalah dan kebutuhan klien berdasrkan interpretasi yang benar

atas data-data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan masalah

atau diagnose yang spesifik.


c. Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan melakukan pencegahan, bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benarterjadi.


d. Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Pada langkah ini di perlukan identifikasi perlunya tindakan segera

oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah yang

keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan. Jadi mananjemen bukan hanya selama asuhan primer

periodic atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita


34

tersebut bersama terus-menerus misalnya pada waktu wanita

tersebut dalam persalinan.


e. Langkah V. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan manajemen, diyuangkan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi

atau diantisipasi. Pada langkah ini diidentifikasi data dasar yang

belum lengkap dapa dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh

tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien

atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari

kerangkapedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa

yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.


f. Langkah VI. Melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan
Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

oleh klien atau anggota tim anggota kesehatan lainnya. Jika bidan

tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengerahkan pelaksanaannya. Bidan dalam melaksanakan

manajemen asuhan bagi klien adalah tanggung jawab terhadap

terlaksananya rencana asuhan.


g. Langkah VII. Mengevaluasi Asuhan Kebidanan
Pada langkah ketujuh ini di lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah di berikan meliputi pemenuhan kebutuhan apakah benar-

benar telah terpenuhisesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah

diidentifikasidalam masalah diagnose.


(Simatupang, E. J., 2009)
C. Pendokumentasiaan Manajemen Kebidanan
Menurut Helen Varney (1997) alur berfikir bidan saat menghadapi

klien meliputi tujuh langkah, agar orang lain apa yang telah dilakukan oleh
35

bidan melalui pola berpikir sistematis maka didokumentasikan dalam bentuk

SOAP yaitu :
Subjektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

sebagai langkah 1 Varney.


Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data focus untuk

mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.


Assesment (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.


1. Diagnosa/Masalah
2. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan/Dokter, konsultasi/kolaborasi dan

atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.

Planning (P)

Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan tindakan/

implementasi dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6

dan 7 Varney.

(Simatupang, E. J., 2006).


36

Tabel 2 . Rencana dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Alur Pikir

Bidan

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen Asuhan Pendokumentasian Asuhan


Kebidanan Kebidanan

7 Langkah Varney 5 Langkah SOAP/Notes


(Kompetensi
Bidan)
Data Data Subjektif
Objektif
Masalah/Diagnosa
Antisipasi Masalah
Potensial/Diagnosa
lain
Menetapkan Assessment/ Assesstment/
kebutuhan segera Diagnosa Diagnosa
untuk konsultasi,
kolaborasi
Perencanaan Perencanaan Plan :
Implementasi Implementasi a. Konsul
Evaluasi Evaluasi b. Tes Lab
c. Rujukan
d. Pendidikan/
konseling
e. follow Up
37

BAB III

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A DENGAN ASFIKSIA


RINGAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA
TANGGAL 16-19 JANUARI 2010

Nomor Register : 051518

Tanggal Masuk RS : 16 Januari 2010, jam 03.00 wita

Tanggal Pengkajian : 16 Januari 2010, jam 10.35 wita

Ruang Bersalin : Perawatan III

Nama Pengkaji :IdayantI

A. Langkah I Pengkajian dan Analisa Data


1. Identitas
a. Identitas Bayi :
Nama Bayi : Bayi A
Tanggal / lahir :16 Januari 2010, jam 10.35 Wita
Anak ke : Pertama
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Identitas ibu/Ayah
Nama : Ny A / Tn R
Umur : 27 Tahun / 27 Tahun
Pendidikan : S.I / S.I
Agama : Islam / Islam
Suku : Makassar / Makassar
Pekerjaan : PNS / PNS
Status Pernikahan : Nikah 1 kali, lamanya 2 tahun
Alamat : Jln. Mangkode Bombong no. 27 Gowa.
2. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Riwayat Kehamilan
1) G I P I A O
2) HPHT tanggal 20-04-2009, TP tanggal 27-01-2010
3) Lama kehamilan 38 minggu 2 hari
38

4) ANC 4 kali selam kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa.


5) Imunisasi TT 2 kali di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa.
b. Riwayat Persalinan
1) Ibu masuk kamar bersalin pada jam 03.00 wita, dengan keluhan nyeri

perut tembus ke belakang di sertai dengan pelepasan lendir dan

darah dari jalan lahir sejak jam 01.00 wita.


2) Perlangsungan kala I 7 jam
3) Perlangsungan kala II 2 jam
4) Jenis persalinan spontan pervaginam, presentasi belakang kepala

dengan lilitan tali pusat paa leher.


5) Penilaian bayi baru lahir, dengan hasil penilaian :
a) Pernapasan : lemah, tidak teratur dalam frekuensi 28x/menit

( Normal 30-60 x/menit ).


b) Denyut jantung : frekuensi 110x/menit ( normal 120-160x/menit ).
c) Warna kulit : ekstermitas biru

Tabel 1 : penilaian dengan apgar score :

Tanda 0 1 2 Angka
A. Appereance Pucat Badan Seluruh 1 2
calor (warna merah tubuh
kulit) ektremitas kemerah-
biru merahan

P. Pulse Tidak < 100 >100 2 2


(frekuensi ada x/menit x/menit
jantung)

G. Gremace Tidak Sedikit Menangis 2 1


(reaksi ada gerakan batuk,
terhadap mimik bersin
ransangan)

A. Activity (tonus Lumpuh Ektremitas Gerakan 1 1


otot) fleksi aktif
39

sedikit

R. Respiration Tidak Lemah, Menangis 1 2


(usaha ada tidak kuat
bernafas) teratur
Jumlah 7 8

3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan khusus
1) Bayi tidak segera menangis, pernafasan lemah tidak teratur
2) Frekuensi jantung belum teratur
3) Ekstremitas biru
b. Pemeriksaan umum
1) Kepala : Tidak ada benjolan
2) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning
3) Hidung : Simetris kiri dan kanan
4) Telinga : Simetris kiri dan kanan
5) Mulut/bibir : Banyak terdapat lendir, bibir nampak pucat
6) Lingkar dada : 30 cm (normal 35 cm)
7) Lingkar kepala : 32 cm (normal 34 cm)
8) BB/PB : 2700 gram/49 cm
9) Jenis kelamin laki-laki : Laki-laki
10) Genetalia/anus :Teraba testis dan scrotum dan lubang Anus

(+)
B. Langkah II Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Bayi lahir cukup bulan dengan Asfiksia Ringan
Data subjektif : Ibu mengatakan HPHT tanggal 20-04-2009
Data objektif :
1. Tafsiran persalinan tanggal 27-01-2010.
2. Tanggal persalinan tanggal 16-01-2010, jam 10.35 wita.
3. BBL : 2700 gram PB 49 cm
4. Bayi tidak segera menangis dan bernafas tidak teratur dengan frekuensi 110

x/menit.
5. Bayi lahir spontan pervaginam, presentasi belakang kepala disertai dengan

lilitan tali pusat pada leher.


6. Warna kulit ekstremitas biru
7. Apgar score 7/8

Analisa dan Interpretasi


40

1. Bayi cukup bulan dengan umur kehamilan 38 minggu 2 hari, dihitung dari

HPHT tanggal 20-04-2009, sampai pada saat bayi lahir tanggal 16-01-2010.
2. Bayi dengan asfiksia ringan dimana bayi lahir tidak segera bernafas spontan

dan teratur karena adanya gangguan pertukaran gas serta transport oksigen

dari ibu ke janin yang disebabkan oleh lilitan tali pusat sehingga terjadi

gangguan dalam persendian oksigen/hipoksia.


C. Langkah III Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Potensial terjadinya Asfiksia sedang
Data subjektif :
Data objektif :
a. Bayi yidak segera menangis dan bernafas tidak teratur
b. Frekuensi jantung 110x/menit
c. Adanya lilitan tali pusat pada leher

Analisa dan Interpretasi

Bayi yang lahir tidak segera menangis dan bernafas tidak teratur karena lilitan

tali pusat dapat menyebabkan tekanan O2 dalam tubuh menurun dan tekanan

CO2 meningkat sehingga aliran O2 dari plasenta ke janin terhambat, apabila

asfiksia ringan tidak tertangani secara tepat maka dapat mengakibatkan Asfiksia

sedang.

D. Langkah IV Tindakan Segera dan Kolaborasi


Kolaborasi dengan dokter pemberian obat-obatan (injeksi Vit. K 0,5 ml)
E. Langkah V Rencana Tindakan
Tujuan :
1. Asfiksia teratasi
2. Bayi dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dari intra

uterin
3. Tidak terjadi infeksi pada tali pusat

Kriteria :
41

1. Bayi segera menangis


2. TTV dalam batas normal
3. Bayi tidak mengalami gangguan suhu tubuh
4. Refleks bayi baik
5. Warna kulit kemerahan seluruh tubuh
6. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

Rencana tindakan

1. Bungkus dan keringkan tubuh bayi dengan kain kering dan bersih
Rasional :
Dengan membungkus badan bayi dapat menjaga kehangatan tubuh bayi

dan mencegah kehilangan panas yang berlebihan (hipotermi).


2. Atur posisi bayi dalam keadaan ekstensi
Rasional :
Dengan posisi ekstensi dapat membantu melonggarkan jalan nafas dan

mencegah terjadinya aspirasi lendir yang terdapat di mulut dan hidung ke

paru-paru.
3. Bersihkan jalan nafas dari lendir
Rasional :
Dengan membersihkan saluran nafas dari lendir, proses respirasi bayi dapat

berjalan dengan baik secara spontan dan teratur.


4. Lakukan rangsangan taktil
Rasional :
Dengan rangsangan taktil bayi di harapkan segera menangis
5. Nilai usaha bernafas, warna kulit, dan tonus otot setiap 5 menit
Rasional :
Untuk mengetahui kondisi bayi.
6. Ukur TTV tiap 15 menit
Rasional :
TTV merupakan indicator untuk mengetahui keadaan umum bayi dan

menentukan tindakan selanjutnya.


7. Injeksi vitamin K 0,5 ml/IM pada paha kiri
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya perdarahan intrakranial.
8. Perawatan tali pusat dilakukan setelah Asfiksia teratasi
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya infeksi.
42

9. Anjurkan pada ibu agar menyusui bayinya dan menkomsumsi makanan

dengan gizi seimbang


Rasional :
Pemenuhan asupan gizi ibu menyusui sangat berpengaruh pada produksi

dan kualiatas ASI.


10. Jelaskan pada ibu macam-macam alat kontrasepsi
Rasional :
Dapat mencegah terjadinya kehamilan
F. Langkah VI Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Tanggal 16 Januari 2009 jam 10.40 wita
1. Membungkus dan mengeringkan tubuh bayi dengan kain kering dan besih
2. Mengatur posisi bayi dalam keadaan ekstensi
3. Membersihkan nafas dari lendir
4. Melakukan rangsangan taktil
5. Meniliai usaha bernafas, warna kulit, dan tonus otot setiap 5 menit
6. Mengukur TTV tiap 15 menit
7. Member vitamin K 0,5 ml/ IM pada paha kiri
8. Merawat tali pusat setelah asfiksia teratasi
9. Menganjurkan pada ibu agar menyusui bayinya dan mengkonsumsi makan

dengan gizi seimbang


10. Menjelaskan pada ibu macam-macam alat kontrasepsi
G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan
Tanggal 16-01-2010, jam 10.50 wita
1. Asfiksia ringan teratasi dengan kriteria :
a. Bayi bernafas secara spontan
b. Tidak terdapat lendir pada mulut dan hidung
c. Seluruh tubuh kemerah-merahan
d. Bayi menangis kuat
2. Bayi dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan ditandai dengan bayi

tidak mengalami hipotermi


3. Asfiksia sedang tidak terjadi
4. Tidak terdapat tanda-tanda yang infeksi
5. Tali pusat terbungkus kasa
6. Ibu mengerti dan bersedia melaksanakan apa yang di anjurkan petugas

kesehatan.
43

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


PADA BAYI A DENGAN ASFIKSIA RINGAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH
YUSUF KABUPATEN GOWA
TANGGAL 16 JUNI 2009

Nomor Register : 051518

Tanggal Masuk RS : 16 Januari 2010, jam 03.00 wita

Tanggal Pengkajian : 16 Januari 2010, jam 10.35 wita

Ruang Bersalin : Perawatan III

Nama Pengkaji : I D AYAN T I

IDENTITAS

1. Identitas Bayi :

Nama Bayi : Bayi A

Tanggal / lahir : 16 Januari 2010, jam 10.35


Anak ke : Pertama
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Identitas ibu/Ayah

Nama : Ny A / Tn R

Umur : 27 Tahun / 27 Tahun


Pendidikan : S.I / S.I
Agama : Islam / Islam
Suku : Makassar / Makassar
Pekerjaan : PNS / PNS
Status Pernikahan : Nikah 1 kali, lamanya 2 tahun
Alamat : Jln. Mangkode Bombong no. 27 Gowa.

SUBJEKTIF (S)
44

1. G I P I A O.
2. HPHT tanggal 20-04-2009
3. ANC 4 kali selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf

Kabupaten Gowa.
4. Imunisasi TT 2 kali di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten

Gowa.
5. Ibu masuk kamar bersalin jam 03.00 wita, dengan keluhan nyeri perut tembus ke

belakang disertai pelepasan lendir dan darah dari jalan lahir sejak jam 01.00

wita.

OBJEKTIF (O)

1. TP tanggal 27-01-2010
2. Masa gestasi 38 minnggu 2 hari.
3. Bayi lahir tanggal 16-01-2010 jam 10.35 wita.
4. Bayi tidak segera menangis, pernapasan lemah dn tidak teratur.
5. Frekuensi jantung lemah dan belum teratur.
6. Ekstremitas biru.
ASSESMENT (A)
Bayi lahir cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan 38 minggu 2 hari dengan

asfiksia ringan.
45

PLANNING (P)
Tanggal 16-01-2010 jam 10.40 wita
1. Membungkus dan mengeringkan tubuh bayi dengan kain kering dan bersih.
2. Mengatur posisi bayi dalam keadaan ekstensi.
3. Membersihkan jalan nafas dari lendir.
4. Melakukan rangsangan taktil.
5. Menilai usaha bernafas, warna kulit, dan tonus otot setiap 5 menit.
6. Mengukur TTV tiap 15 menit.
7. Member vitamin K 0,5 ml/ IM pada paha kiri.
8. Merawat tali pusat dilakukan setelah asfiksia teratasi.
9. Menganjurkan pada ibu agar menyusui bayinya dan mengkonsumsi

makanan dengan gizi seimbang.


46

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA


BAYI A DENGAN ASFIKSIA RINGAN HARI II
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH
YUSUF KABUPATEN GOWA
TANGGAL 17 JANUARI 2010

SUBJEKTIF (S)

1. Keadaan bayi suadah agak membaik.

OBJEKTIF (O)

1. Bayi menangis dan bernafas secara spontan


2. Frekuensi jantung sudah teratur.
3. Kulit bayi kemerah-merahan.
ASSESMENT (A)
Bayi lahir cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan 38 minggu 2 hari perawatan

hari II dengan masalah asfiksia ringan.


PLANNING (P)
Tanggal 17 januari 2010, jam 08.45 wita
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus, agar

suhu bayi dalam batas normal.


Hasil : bayi telah dikeringkan dan dibungkus dengan selimut.
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil : frekuensi jantung 120 x/menit , suhu badan 36,5oC, pernafasan 30

x/menit.
47

3. Merawat tali pusat dengan kasa steril


Hasil : tali pusat terbungkus dengan kasa steril.
4. Menganjurkan ibu untuk member ASI
Hasil : ibu menyusui bayinya setiap saat.
5. Mengingatkan jembali ibu agar mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan apa yang di anjurkan oleh

petugas kesehatan.
48

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA


BAYI A DENGAN ASFIKSIA RINGAN HARI III
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH
YUSUF KABUPATEN GOWA
TANGGAL 18 JANUARI 2010

SUBJEKTIF (S)

1. Keadaan bayi suadah agak membaik.


2. Ibu memberikan ASI

OBJEKTIF (O)

1. Bayi menangis dan bernafas secara spontan


2. Tanda-tanda Vital : frekuensi jantung 120 x/menit, suhu badan 36,5OC.
3. Konjuntiva tampak merah mudah dan kulit berwarna kemerahan.
4. Gerakan dada sesuai dengan pola nafas bayi.
5. Tali pusat masih terbungkus kasa steril.
6. Pergerakan tangan dan reflex menggenggang baik.
ASSESMENT (A)
Bayi lahir cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan 38 minggu 2 hari perawatan

hari III dengan masalah asfiksia ringan.


PLANNING (P)
Tanggal 18 Januari 2009, jam 09.30 wita
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus, agar

suhu bayi dalam batas normal.


Hasil : bayi telah dikeringkan dan dibungkus dengan selimut.
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil : frekuensi jantung 120 x/menit , suhu badan 36,5oC, pernafasan 30

x/menit.
3. Merawat tali pusat dengan kasa steril
Hasil : tali pusat terbungkus dengan kasa steril.
4. Menganjurkan ibu untuk member ASI
Hasil : ibu menyusui bayinya setiap saat.
5. Mengingatkan kembali ibu agar mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melaksanakan apa yang di anjurkan oleh

petugas kesehatan.
6. Mengajarkan pada cara memandikan bayi dan merawat tali pusat.
49

Hasil : ibu mengerti cara memandikan bayi dan merawat tali pusat.
7. Pemberian Imunisasi.
Hasil : Hepatitis HBO
50

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang adanya kesenjangan antara tinjauan

pustaka dengan tinjauan kasus pada bayi A dengan asfiksia ringan di Rumah Sakit

Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, tanggal 16-19 januari 2010 bayi A

dengan teori penanganan asfiksia ringan.


Untuk memudahkan pembahasan ini, penulis akan membahas berdasarkan

pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan tujuh langkah, yaitu

pengumpulan data dasar, merumuskan diagnosa/masalah actual, merumuskan

diagnosa/ masalah, melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi, merencanakan

tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan dan

mengevaluasi asuhan kebidanan.

A. Langkah I Pengkajian dan Analisa data

Dalam pengkajian ini diawali dengan pengumpulan data melalui

anamneses yang meliputi identitas bayi dan orang tua bayi. Riwayat kehamilan

da persalinan sekarang serta pemeriksaan fisik yang berpedoman pada format

pengkajian yang tersedia namun, tidak menutup kemungkinan untuk menambah

data-data lain yang ditemukan jika dibutuhkan.


Asfiksia dalam tinjauan pustaka adalah keadaan dimana bayi tidak dapat

segera dapat bernafas spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia terjadi karena

gangguan gas serta transport oksigen dari ibu kejanin sehingga terjadi gangguan

dalam persediaan oksigen.


Diperoleh pada kasus bayi A yaitu asfiksia ringan, dengan melihat data

yang diperoleh maka tidak terdapat kesenjangan tinjauan pustaka dengan kasus

nyata pada bayi A dengan asfiksia.


51

Pada tahap pengkajian penulis tidak menemui hambatan yang berarti

karena adanya sikap kooperatip dari keluarga bayi A untuk memberikan

informasih yang diperlukan serta dapat menerimakehadiran penulis saat

pengumpulan data sampai tindakan yang diberikan, mau menerimah anjuran

serta saran yang diberikan oleh bidan.

B. Langkah II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Asfiksia dalam tinjauan pustaka adalah keadaan diaman bayi tidak dapat

segera bernafas secara spontan dan teratur setelah bayi lahir. Sedangkan pada

studi bayi Aditemukan bayi tidak segera menangis, gerak tonus otot tidak aktif,

warnah kulit ekstrimitas biru dan leher terlilit tali pusat sehingga ditegakkan

diagnose asfiksia ringan potensial terjadi asfiksia sedang.


Demikian penerapan tinjauan pustaka dan kasus pada bayi A. secara

garis besar tampak adanya persamaan diagnosa actual yang ditegakkan

sehingga memudahkan memberikan tidakan selanjutnya.

C. Langkah III Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial

Pada tinjauan pustaka manajemen asuhan kebidanan mengidentifikasi

adanya masalah potensial yang mungkinterjadi pada bayi A. berdasarkan

pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan observasi serta evaluasi jika

kondisi tidak normal yang apabila tidak ditangani akan membawa dampak yang

lebih berbahaya sehingga mengancam bayi A. dari tinjauan pustaka Asfiksia

JIka tidak ditangani segera dapat mengakibatkan terjadinya Asfiksia sedang.


Pada bayi A dengan asfiksia ringan, mengeringkan tubuh bayi,

membungkus serta membersihkan jalan nafas dalam melakukan rangsangan

taktil. Hal ini jika dibandingkan tinjauan pustaka tidak terdapat kesenjangan.
52

D. Langkah IV Tindakan Segera dan Kolaborasi

Tindakan segera yang diberikan pada kasus ini tidak ada kesenjangan

sesuai yang ditemukan teori adapun tindakan yang diberikan sesuai dengan

keadaan bayi yaitu mengeringkan tubuh bayi, membersihkan jalan nafas dan

melakukan rangsangan taktil.

E. Langkah V Rencana Tindakan

Pada tinjaun kebidanan suatu rencana tindakan yang komprehensif tidak

hanya indikasi yang apa timbul berdasrkan kondisi klien serta hubungannya

dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi antisipasi dengan

bimbingan terhadap keluarga klien dan rencana tindakan harus disetujui

keluarga klien, semua tindakan harus berdasrkan rasional yang relevan dan

diakui kebenarannya satu situasi dan kondisi tindakan harus secara teoritis.
Pada bayi A dengan asfiksia ringan merencanakan asuahan

kebidanan berdasrkan diagnosa masalah atual dan potensial.


Dalam tinjauan pustaka yang dikatakan bahwa asfiksia tindakan yang

harus diberikan adalah mengeringkan tubuh bayi, membungkus bayi, mengatur

posisi bayi kemudian membersihkan jalan napas serta melakukan ransangan

taktil. Hal ini menunjukkan bahwa ada kesamaan antara tinjauan dan tinjauan

manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus dilahan praktek.

F. Langkah VI Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Sesuai tinjauan asuhan kebidanan bahwa melaksanakan rencana

tindakan harus efesien dan menjamin rasa aman bagi klien. Pelaksanaan

asuhan kebidanan dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan serta bekerja sama
53

dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan rencana tindakan yang telah

direncanakan.
Pada studi kasus bayi A dengan asfiksia ringan semua tindakan yang

telah direncanakan sudah di laksanakan seluruhnya dengan baik, tanpa

hambatan karena kerja sama dan penerimaan yang baik dari keluarga klien dan

petugas kesehatan yang ada di ruang bayi.

G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan

sebagai langkah terakhir dalam kasus ini adalah melakukan evaluasi

terhadap hasil dan proses manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan.

Mengevaluais pencapaian dengan kriteria yang diidentifikasi, memutuskan

apakah tujuan telah tercapai atau belum tercapai.


Pada tinjauan pustaka evalusi yang dilakukan adalah menilai usaha

bernafas, frekuensi jantung dan warna kulit. Berdasarkan studi kasus bayi A

dengan asfiksia ringan tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang dari evaluasi

tinjauan pustaka. Oleh karena itu bila dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan

studi kasus bayi A secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan, serta

sesuai dengan apa yang diharapkan karena ibu telah menyusui bayinya dengan

baik dan melaksanakan semua yang dianjurkan oleh petugas keshatan.


54

PENUTUP

Setelah membahas dan menguraikan kasus pada bayi A dengan Asfiksia

Ringan di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Tanggal 16-19

Juni 2009, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Pada Bayi A diagnosa/Masalah dan potensial adalah bayi cukup bulan sesuai

masa kelahiran, lahir spontan dengan lilitan tali pusat, asfiksia ringan dan

potensial terjadi asfiksia sedang. Adapun penanganan yang dilakukan pada bayi

A di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa adalah menilai

usaha bernafas, keringkan tubuh bayi, mengatur posisi kepala dengan posisi
55

defleksi pada saat pengisapan lendir, melakukan rangsangan taktil. Maka dari

asuhan yang telah diberikan, ditarik kesimpulan bahwa penanganan yang

dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa dalam

menangani bayi asfiksia secara garis besar menunjukkan adanya persamaan

dengan tinjauan pustaka.

B. Saran-saran

1. Bagi keluarga klien

Memberikan informasi serta dukungan kepada keluarga klien dalam

hal ini kedua orang tuanya tentang keadaan bayi agar merekamengerti dan

mau bekerja sama serta berpartisipasi dalam proses penyembuhan anaknya.

2. Bagi petugas kesehatan

Bidan sebagai tenaga medis diharapkan peka terhadap pertolongan

persalinan sehingga dalam mengambil keputusan klinik secara tepat untuk

menghindari keterlambatan dalam merujuk yang dapat mencegah kematian

ibu dan bayi.

3. Bagi institusi

Bagi institusi pendidikan khususnya institusi kesehatan diharapkan

dapat meningkatkan mutu dan sarana pendidikan agar mendapatkan tenaga

kesehatan yang berkwalitas dan professional.


56

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Angka Kematian Bayi, www. Depkes.go.id,online, di akses

tanggal 25 juni 2009.


Hidayat, A,., 2008. Asuhan Neonatus, bayi dan balita. EGC. Jakarta.
Maryunani, A. N ., 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir . Trans Info Media .

Jakarta.
Maryunani, A. N ., 2008. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas. Trans Info

Media . Jakarta.
Salma, 2006. Asuahan Kebidanan Artenatal. EGC. Jakarta.
Simatupang, E. J., 2006. Penerapan Unsur-Unsur Manajemen Dalam

Praktek Kebidanan. EGC. Jakarta.


Simatupang, E.J., 2008. Manajemen Asuhan Kebidanan. EGC. Jakarta.
Suhermi, 2008. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya. Jakarta.
Syaifuddin, A. B., 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

YBP-SP. Jakarta.
Syaifuddin, A. B., 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal YBP-SP. Jakarta.


Varney, H., 2007. Asuhan Kebidnan. Edisi 4 Volume 2. EGC. Jakarta.
Wiknjosastro, 2007. Asuhan Persalinan Normal. Edisi 3. JNPK KR.

Jakarta.
Wiknjosastro, 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta.
57

Lampiran 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Judul : ASI Ekslusif

2. Sasaran : Keluarga Klien

3. Tanggal : 16 Januari 2010

4. Waktu : 12.45 13.15 wita

5. Tempat : Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa

6. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah penyuluhan, diharapkan ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang

ASI Ekslusif.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui manfaat ASI ekslusif bagi ibu dan bayi.

2. Berkeinginan untuk memberi ASI ekslusif.

7. Metode : Ceramah dan Diskusi

8. Pembimbing : Hj. A. Sudarmi Amd. Keb, SKM.

9. Refrensi

Maryunani AN, 2009, Asuhan pada ibu dalam Masa Nifas, Trans Info Media, Jakarta.
58

MATERI

Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan

tanpa campur dengan tambahan cairan lain seperti susu Formula, jeruk, Madu, air

tee, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur

susu, biscuit, bubur nasi tim. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan

makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau

lebih.

A. Keuntungan Menyusu Ekslusif Secara Umum

1. Memberikan Nutrisi yang optimal dalam hal kualitas dan kuantitas bagi bayi

Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental yang

berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu pada

periode akhir atau trimester ketiga kehamilan kolustrum dikeluarkan pada

hari-hari pertama setelah kelahiran.


Kolustrum sangat penting bagi bayi, karena:

a. Kolustrum pada hari pertama sampai hari keempat, merupakan cairan

emas yang istimewa, kaya akan zat nutrisi antibody.

b. Jumlah kolustrum bervariasi antara 10 100 mi per hari dengan ratarata

30 ml.

c. Jumlah kolustrum akan bertambah dan mencapai komposisi ASI biasa

sekitar 3-14 hari.

d. Kolustrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi dan alergi.


59

e. Kolustrum merupakan cairan emas yang mengandung antibody 10-17

kalilebih banyak dari ASI biasa.

f. Memberikan imunisasi pertama, ASI dapat dikatakan sebagai Cairan

Hidup

g. Kolustrum juga mengandung :

Laxansia (laksatif/pecahan) yang membersihkan mekonium

Growth factor, yang membantu mematangkan usus

Kaya vitamin A, yang dapat mencegah berbagai infeksi dan

mencegah penyakit mata (kebutaan).

2. Meningkatkan kecerdasan secara :

a. Asuh (fisik biomedis)

ASI mengandung zat gizi dengan fungsi spesifik untuk pertumbuhan otak.

b. Asah (stimulasi / pendidikan)

Menyusui ekslusif merupakan stimulasi awal dimana pandangan, belaia,

usapan, kata kata ibu waktu menyusui memenuhi kebutuhan awal dari

pendidikan/ kebutuhan stimulasi atau kebutuhan ransangan.

c. Asih (fisik biomedis)


60

Bayi yang disusui ekslusif, dipijat, sering didekap, dibelai, membuat

bayi merasa aman, terlindung dan dicintai.

Bonding yang baik merupakan dasar dari terbentuknya suasana

secure at-tachment.

Bayi tumbuh menjadi manusia mencintai sesamanya/ spiritual yang

baik (IQ/ spiritual Quantum yang baik).

Menyusi dini merupakan latihan bersosialisasi dini membentuk

emosional stabil (EQ lebih tinggi).

B. Manfaat ASI Bagi Bayi

1) ASI mengandung protein yang spesipik untuk melindungi bayi dari alergi.

2) Secara alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia

kelahiran bayi (seperti untuk bayi prematur, ASI memiliki kandungan protein

lebih tinggi disbanding ASI untuk bayi yang cukup bulan).

3) ASI juga bebas kuman karena diberikan secara langsung.

4) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

5) ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi.

6) ASI banyak mengandung kadar selenium yang melindungi gigi dari

kerusakan.
61

7) Menyusui akan melatih daya isap bayi dan membantu membentuk otot pipi

yang baik.

8) ASI memberikan keuntungan psikologis.

C. Manfaat ASI bagi Ibu

1) Membantu mempercepat pengembalian rahim kebentuk semula dan

mengurangi perdarahan setelah kelahiran.

2) Mengurangi baiay pengeluaran karena ASI tidak perlu diberi.

3) Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum ASI tidak mudah

terinfeksi.

4) Mencegah kanker payudara (karena pada saat menyusui hormone estrogen

mengalami penurunan sementara itu tampak aktifitas menyusui, kadar

hormone estrogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu

pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan antara

hormone estrogen dan progesterone).

5) Mengurangi resiko anemia. Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko

perdarahan pasca bersaling berkurang. Naikanya kadar hormone oksitisin

selama menyusui akan menyebabkan semua otot polos mengalami

kontraksi. Kondisi inilah yang mengakibatkan uterus mengecil sekaligus

menghentikan perdarahan.
62

Perlu diketahui, perdarahan yang berlangsungg dalam tenggang waktu lama

merupakan salah satu penyebab anemia.

6) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan ibu secara bertahap.

7) Memberikan rasa puas, bangga dan bahagi pada ibu yang berhasil menyusui

bayinya.

8) Pemberian ASI secara Ekslusif dapat berfungsi secara kontrsepsi sampai 6

bualn setelah kelahiran karena isapan bayi merangsang hormon prolaktin

yang menghambat terjadinya ovulasi/pematangan telur sehingga menunda

kesuburan.

D. Tujuh (7) langkah keberhasilan ASI Ekslusif

1) Mempersiapkan payudara bila diperlukan

2) Mempelajari ASI dan tatlaksana menyusui.

3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan lingkungan.

4) Manfaat memilih rumah sakit sayang bayi.

5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI yang ekslusif.

6) Mendatangi fasilitas konsultasi yang laktasi untuk persiapan apabila ibu

menemui kesulitan saat menyusui.

7) Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.


63
64
65

Lampiran 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Judul : Cara Menyusui yang Benar

2. Sasaran : Keluarga Klien

3. Tanggal : 16 Januari 2010

4. Waktu : 13.15 13.35 wita

5. Tempat : Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa

6. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah penyuluha, diharapkan ibu dapat mengetahui cara menyusui yang

benar.

b. Tujuan Khusus

1. Ibu menyusui bayinya dengan benar.

2. Bayi merasa puas pada saat disusui.

7. Metode : Ceramah dan diskusi

8. Pembimbing : Hj. A, Sudarmi, Amd. Keb. SKM.

9. Refrensi
66

Suhermi, 2008, Perawatan Masa Nifas, Fitramaya, Jakarta.


67

CARA MENYUSUI YANG BENAR

1. Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu

a. Keluakan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada puting susu

dan areola.

b. Ibu berada pada posisi yang rileks dan nyaman.

c. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya.

Empat hal yang pokok, yaitu :

1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.

2) Muka bayi harus menghadap kepayudara, sedangkan hidungnya kearah

putting susu.

3) Ibu harus memegang bayinya berdekatan pada ibu.

4) Untuk BBL : ibu harus memonopang badan bayi bagian belakang,

disamping kepala dan bahu.

d. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari

yang lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari

untuk membentuk putting susu sedemikian rupa sehingga mudah

memasukkannya kemulut bayi.


68

e. Berilah ransangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara:

menyentuhkan bibir bayi keputing susu atau dengan cara menyentuh sisi

mulut bayi.

f. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.

g. Setelah mulut bayi terbukacukup lebar, gerakan bayi segera ke payudara dan

bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu atau payudara ibu yang digerakkan

ke mulut bayi.

h. Arahkan bibir bawah bayi di bawah putting susu sehingga dagu bayi

menyentuh payudara.

i. Perhatikanlah selama menyusui itu.

2. Ciri-ciri bayi menyusui dengan benar

a. Bayi tampak tenang.

b. Badan bayi menempel pada perut ibu.

c. Dagu bayi menempel pada payudara.

d. Mulut bayi terbuka cukup lebar.

e. Bibir bawah bayi juga terbuka lebar.

f. Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas dari pada bagian bawah mulut

bayi.
69

g. Bayi ketika mengisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan tidak

ada bunyinya.

h. Puting susu tidak merasa nyeri.

i. Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus.

j. Kepala bayi tidak pada posisi tengadah.


70

Lampiran 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Judul : Cara Menyusui yang Benar

2. Sasaran : Keluarga Klien

3. Tanggal : 16 Januari 2010

4. Waktu : 13.15 13.35 wita

5. Tempat : Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa

6. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah penyuluhan, diharapkan ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang

Keluarga Berencana.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui kekurangan dan kelebihan alat kontrasepsi.

2. Mau menggunakan salah satu dari alat kontrasepsi yang di tawarkan.

7. Metode : Ceramah dan diskusi

Pembimbing : Hj. A, Sudarmi, Amd. Keb. SKM.

8. Refrensi :
71

Saifuddin A.B., 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Keluarga Berencana,

YBP Sarwono Prawihardjo, Jakarta.


72

MATERI
Metode KB terdiri dari beberapa macm, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi kesehatan klien yang ingin memilihnya.


Adapun macam macam alat kontrasepsi adalah sebagai berikut :

1. Metode Sederhana

Metode KB sederhana dapat dilakukan tanpa alat dan dengan alat atau obat.

a. Tanpa alat atau obat seperti :

1) Senggama terputus

2) Pantang berkala

b. Dengan alat atau obat seperti :

1) Kondom

2) Diafragma dan kap

3) Jelli, krim, tissue

4) Tablet busa

2. Metode efektif

a. Pil KB

Hormon yang mengandung estrogen dan progesterone saja yang di minum

setiap hari selama 21 atau 28 hari.


Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :
73

1) Keuntungan :

a) Praktis, efisien dan aman.

b) Tidak mengurangi produksi ASI, cocok digunakan untuk ibu

menyusui.

c) Tidak terbatas umur.

2) Kerugian

a) Kembalinya kesuburan agak telat.

b) Harus kembali ke tempat pelayanan.

c) Tidak dianjurkan bagi penderita hypertensi, jantung dan hati.

b. Suntikan

Hormone yang disuntikkan ke otot panggul, setiap 3 bulan atau hormone

estrogen yang disuntikkan setiap 1 bulan sekali.


Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :

1) Keuntungan

a) Praktis, efektif dan aman.

b) Tidak mempengaruhi produksi ASI, cocok digunakan untuk ibu.

c) Tidak terbatas umur.

2) Kerugian :
74

a) Kembalinya kesuburan agak telat.

b) Harus kembali ketempat pelayanan.

c) Tidak dianjurkan bagi penderita hypertensi, jantung dan hati.

c. Susuk/Impian

Merupakan satu atau enam kapsul (seperti korek api) yang dimasukkan

kedalam kulit lengan atas secara perlahan lahan melepaskan hormone

progesteron selama 3 atau 5 bulan.


Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :

1) Keuntungan :

a) Tidak menekan produksi ASI.

b) Praktis dan efektif.

c) Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun).

d) Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan.

e) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone

estrogen.

2) Kerugian :

a) Susuk/Impian harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan

yang terlatih.

b) Dapat menyebabkan siklus haid berubah.


75

c) Pemakai tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri.

d. AKDR/IUD

Adalah alat yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-

macam, terbuat dari plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur

perak yang dapat berisi hormone, waktu penggunaannya biasa mencapai 10

tahun.
Adapun keuntungan dan kerugiannya darii IUD /AKDR adalah sebagi berikut:

1) Keuntungan :

a) Praktis dan ekonomis

b) Efektifitas tinggi (angka kegagalan kecil)

c) Kesuburan akan segera kembali jika di buka

d) Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil

e) Tidak mengganggu pemberian ASI

2) Kerugian

Dapat keluar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan ukuran rahim

pemakai.

e. Metode Mantap

Merupakan tindakan pada alat reproduksi untuk membatasi keturunan

permanen atas suami istri secara sukarela.


76

1. Tubektomi
Kontrasepsi permanen wanita untuk mereka yang tidak menginginkan

anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti pemakai harus menandatangani

surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh suami.


Cara kerjanya menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak

dapat dibuahi oleh sperma.

a) Keuntungan

(1) Efektif langsung tidak sterilisasi.

(2) Permanen.

(3) Tidak ada efek samping jangka panjang.

(4) Tidak mengganggu hubungan seksual.

b) Kerugian : Resiko dan efek samping tetap ada.

2. Vasektomi

Kontrasepsi permanen laki laki untuk mereka yang tidak menginginkan

anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti pemakai harus menandatangani

surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh istri.


Cara kerjanya dengan menghalangi transport spermatozoa/jalannya sel

mani pria sehingga tidak dapat membuahi sel telur.


Adapun keuntungan dan kerugiannya adalah :

a) Keuntungan :
77

(1) Tidak ada mortalitas dan kematian.

(2) Morbiditas/komplikasi penyakit lain lebih kecil.

(3) Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.

(4) Tidak mengganggu hubungan seksual.

(5) Tidak ada resiko terhadap kesehatan.

(6) Tidak harus diingat-ingat, tidak harus ada persedian.

(7) Sifatnya permanen.

b) Kerugian :

(1) Harus dengan tindakan pembedahan/operasi.

(2) Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari

minggu sampai sel mani menjadi negative.

(3) Tidak dapat di lakukan pada orang yang masih ingin punya anak

lagi.
78
79
80

FORMAT PERMOHONAN PERSETUJUAN JUDUL

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I D AYAN T I

Nim : BD 0702.117

Kelas : III C

Mengajukan permohonan judul kepada dosen pembimbing sebanyak 3 judul yaitu :

1. BBLR

2. ASFIKSIA RINGAN

3. PREMATUR

Selanjutnya untuk disetujui.

Makassar, 08 Januari 2010


Dosen Pembimbing

( Hj. Sudarmi, SKM )

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : I D AYAN T I

NIM : BD 0602.016
81

KELAS : III.A

PEMBIMBING : Hj. A. Sudarmi, SKM

NO HARI/TANGGAL MATERI BIMBINGAN SARAN/PERBAIKAN PARAF PEMBIMBING

Sungguminasa, 17 januari 2009

Pembimbing

( Hj. A. Sudarmi, SKM )


82
83

Anda mungkin juga menyukai