PENDAHULUAN
yang cukup besar terhadap kondisi keterpurukan Bangsa Indonesia dalam krisis
Pemerintah sebelum era reformasi telah membangun budaya birokrasi yang kental
dilihat dalam kerangka teoritik dan empirik yang luas, mencakup didalamnya
1
dan pembangunan politik yang saling terkait dan mempengaruhi. Dengan
ini berdampak baik pula pada kebijakan ekspor dan import di Indonesia,
eksport impor ?
Indonesia?
BAB II
2
TINJAUAN LITERATUR
Birokrasi bukanlah suatu fenomena yang baru bagi kita karena sebenarnya
telah ada dalam bentuknya yang sederhana sejak lama, dengan demikian
yang berarti sejak era reformasi, dalam masyarakat yang modern, birokrasi
dimaksudkan sebagai suatu sistem otorita yang ditetapkan secara rasional oleh
secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh orang banyak.
Reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik dari
yang sudah ada. Reformasi ini diarahkan pada perubahan masyarakat yang
Weber, setiap aktivitas yang menuntut koordinasi yang ketat terhadap kegiatan-
3
yaitu senantiasa didasarkan hanya pada keunggulan teknis dibandingkan dengan
barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri (daerah pabean),
barang dari luar negeri (luar daerah pabean), barang bekas atau baru.
Semua barang yang dimaksudkan adalah semua atau seluruh barang dalam bentuk
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Masalah yang terjadi sebelum adanya Reformasi Birokrasi Eksport Import.
Window (INSW)
migas, bahan bakar, minyak sawit, dan produk tambang hasil pengolahan
permurnian.
dan dari pusat logistik berikat diatur dalam peraturan Menteri Perdagangan
5
No. 64/M-DAG/PER/9/2016. Ketentuan ini berlaku karena untuk
Pusat Logistik Berikat menjadi salah satu bentuk dari Tempat Penimbunan Berikat
1. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, dapat disertai 1
(satu) atau lebih kegiatan sederhana dalam jangka waktu tertentu untuk
dikeluarkan kembali.
6
Pasal 2 :
1. Semua jenis barang asal luar daerah pabean dapat dimasukkan ke PLB
a. Penyelenggara PLB
b. Pengusaha PLB
c. Pengusaha di PLB
Pasal 3 : Terhadap barang asal luar daerah pabean yang masuk ke PLB diperlukan
Pasal 4 :
1. Dalam hal barang yang masuk ke PLB merupakan barang asal luar daerah
pabean yang akan dikeluarkan dari PLB ke tempat lain dalam daerah
7
Pasal 5 :
peraturan perundang-undangan.
Pasal 6 :
Pasal 7 :
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan memiliki daya
berbeda-beda. Mereka yang terlibat dalam transaksi ekspor impor tersebut baik
para pengusaha yaitu eksportir dan importir atau pihak yang terlibat baik langsung
perdagangan luar negeri baik yang dilakukan di setiap negara tujuan ekspor.
8
terkadang belum seluruhnya dikenal atau bahkan dimanfaatkan di Indonesia.
5. Buying Agent (bertindak sebagai agen untuk satu atau lebih pembeli
importir/ pembeli)
9
10. Freight Forwarder, EMK L/ EMKU44
barang tersebut serta menerbitkan bill of lading (B/L) atau surat bukti
muat barang)
13. Bea Cukai ( bagi eksportir bertindak sebagai pihak yang meneliti dokumen
dikapal, bagi importir bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin
10
Liputan6.com, Jakarta - Lamanya waktu bongkar muat peti kemas
tersebut hingga kunjungan kedua, belum ada perbaikan waktu bongkar muat.
Jokowi pun mengancam akan mencopot para pejabat yang terlibat dalam
operasional bongkar muat jika memang tak mampu memperbaiki waktu bongkar
muat peti kemas tersebut. "Kalau bertanya tidak ada jawabannya ya saya akan cari
dengan cara saya. Kalau sudah sulit, bisa saja dirjen saya copot, bisa saja pelaku
di lapangan saya copot, bisa saja menteri yang saya copot, pasti kalau itu," ungkap
Jokowi dengan tegas saat sidak di Tanjung Priok pada 17 Juni 2015.
Lembaga dan instansi yang terkait dengan praktik dwelling time pun
langsung saling lempar tanggung jawab. Mulai dari Pelindo II, Kementerian
Perdagangan, Bea Cukai, dan beberapa lainnya tak ingin disalahkan. Sebagian
besar merasa tidak menjadi penyebab lamanya proses bongkar barang di Tanjung
Priok.
Terakhir, kasus yang mencuat adalah adanya praktik suap alias gratifikasi
Pelabuhan Dipersingkat
11
Presiden Jokowi mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok untuk meninjau
program Tol Laut. Dalam kunjungan tersebut jokowi meminta agar lembaga
dan instansi yang terkait bisa mempersingkat waktu bongkar muat kontainer
dari yang selama ini di kisaran 5,5 hari menjadi 4,7 hari.
menjadi 4,7 hari. Untuk pre clearance custom, Indroyono menjelaskan, akan
Ketiga instansi ini sepakat bahwa proses pre clearance custom hanya selama
2,7 hari. Harapannya di Bea Cukai proses hanya berlangsung setengah hari.
Sedangkan untuk post clearance custom sekitar satu setengah hari. "Jadi
harapannya dwelling time bisa mencapai 4,7 hari. Sekarang ini masih sekitar
inspeksi mendadak (sidak) proses dwelling time. Dalam sidak ini Jokowi
marah besar karena sudah lebih dari 6 bulan belum ada perubahan waktu
bongkar muat. "Siapa yang paling lama instansi urusan izin? Pasti ada yang
paling lama, tidak percaya saya. Masih ada yang terlama instansi mana itu
12
20 Juni 2015: Menteri Rini Beri Klarifikasi Soal Masalah Dwelling
Time
penumpang turun-naik.
ke luar pelabuhan.
pihaknya selama ini telah memberikan fasilitas yang baik kepada 8 instansi
yang berwenang dalam dwelling time, namun faktanya, tidak ada koordinasi
antar tiap instasi tersebut. Karena itu, ia mengelak bila instansi yang ia
23 Juni 2015 : Bea Cukai Ungkap Biang Kerok Leletnya Bongkar Muat
di Pelabuhan
13
time di pelabuhan. Salah satunya karena murahnya ongkos timbun di
Aspek.
Pelabuhan Tanjung Priok ini tidak hanya menimbulkan kerawanan suap, tetapi
dampaknya ini sangat luas," terang Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes
time, perizinan di kementerian pemilik izin atau pemberi rekomendasi izin dan
14
ini juga memunculkan adanya pengendalian oleh kartel dan mafia yang
impor menjadi tidak terkendali di pasar, ekonomi lokal menjadi lesu karena daya
tidak terkendalinya produk impor sehingga tidak ada proteksi bagi pelaku bisnis
kebijakan yang tidak sesuai dengan nawacita dan program Presiden Jokowi.
Dengan begitu, kepercayaan publik terhadap pemerintah pun menurun. "Ini juga
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
birokrasi saat ini sudah mulai membaik khususnya di bidang ekport import.
4.2. Saran
16