Anda di halaman 1dari 2

Perserikatan Bangsa-bangsa atau yang biasa disingkat dengan PBB adalah sebuah organisasi

Internasional yang didirikan oleh 5 Negara besar yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis,
Rusia, dan Republik Rakyat Cina.

Awal berdirinya organisasi ini dikarenakan dari sebuah cita-cita untuk menciptakan
perdamaian diantara negara-negara di dunia yang sebelumnya mengalami dua peperangan
besar yang dikenal dengan Perang dunia I (tahun 1914-1918) dan perang dunia II (tahun
1939-1945).

Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota yang kemudian bertambah lagi hingga
menjadi 193 anggota. Dilansir dari wikipedia, Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di
Manhattan, New York City, dan memiliki hak ekstrateritorialitas. Kantor utama lain terletak
di Jenewa,Nairobi, dan Wina. Organisasi ini didanai dari sumbangan yang ditaksir dan
sukarela dari negara-negara anggotanya.

Tujuan utamanya adalah untuk menjaga perdamaian, dan keamanan dunia, memajukan, dan
mendorong penghormatan hak asasi manusia, membina pembangunan ekonomi, dan sosial,
melindungi lingkungan, dan menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan,
bencana alam, dan konflik bersenjata. PBB memiliki enam bahasa resmi, yaitu Arab,
Tionghoa,Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol.

Masuknya Indonesia Menjadi Anggota PBB

Dari sekian banyaknya anggota PBB, Indonesia berada dalam daftar anggota PBB
tersebut. Indonesia masuk menjadi anggota PBB tanggal 28 September 1950 yang tercatat
menjadi anggota ke-60.

Tetapi Indonesia pernah keluar dari anggota PBB. Pada tanggal 28 Desember 1966 secara
resmi Indonesia masuk kembali menjadi anggota PBB. Masuknya kembali Indonesia menjadi
anggota PBB disambut baik oleh sejumlah negara terutama dari Asia.

Masuknya Indonesia kembali ke PBB bukan tanpa alasan dan tujuan. Di PBB inilah Bangsa
Indonesia memiliki tujuan untuk memperjuangkan negara-negara yang belum merdeka dan
aktif ikut serta menciptakan perdamaian dunia dengan dikirimnya pasukan perdamian PBB
dari Indonesia seperti Pasukan Garuda untuk perdamaian Kamboja, Timur Tengah, dan
sebagainya.

Menurut Abdulgani (1972:8) menjelaskan Indonesia dan PBB dilahirkan di waktu


peperangan dunia kedua selesai dan baik Undang-undang Dasar Republik Indonesia maupun
Piagam PBB adalah bernafaskan cita-cita kemerdekaan, keadilan dan perdamaian dunia serta
keamanan internasional.

Abdulgani menjelaskan, kedua-duanya dilahirkan ditengah-tengah penderitaan dan dibawah


ancaman jamur-awannya bom atom, suatu penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan
persenjataan yang menimbulkan kecemasan dan harapan baru. Kedua-duanya adalah hasil
proses sejarah dalam situasi dan kondisi tertentu, dimana berbagai perbenturan dari macam-
macam kekuatan ikut memainkan pengaruhnya atau ikut menentukan, seperti runtuhnya
kekuatan fasisme, redupnya kolonialisme, bertahannya imperalisme, dan menaiknya
demokrasi, komunisme dan sosialisme; kesemuanya dan masing-masing terjalin dalam
kepentingan-kepentingan ekonomi, politik, dan militer, serta bersumber kepada berbagai
filsafat, kebudayaan, agama dan kepercayaan.

Dengan demikian, bergabungnya Indonesia dengan PBB merupakan suatu cara bagi
Indonesia dalam mencapai tujuannya diantaranya adalah menjadi negara.

Peran PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) Terhadap Indonesia

Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar. Berikut ini peranan PBB
terhadap Indonesia.

a. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar
persoalan Indonesia dibahas dalam ragme umum PBB.

b. PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke meja


Perundingan Renville.

c. Ketika terjadi Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI. Hasil kerja UNCI adalah
mempertemukan Indonesia-Belanda dalam perundingan Roem-Royen.

d. PBB juga berperan dalam penyelesaian masalah Irian Barat PBB membentuk pemerintahan
sementara yang bernama UNTEA. Pada tanggal 1 Maret 1963 PBB menyerahkan Irian Barat
kepada Indonesia.

e. Saat pelaksanaan Pepera tahun 1969, utusan PBB yang diwakili Ortis Sanz hadir. Ortis
Sanz juga membawa hasil Pepera ke dalam sidang umum PBB.

Menurut Abdulgani (1972:12) menjelaskan Komperensi Asia Afrikadi Bandung pada bulan
April 1955 yang diprakarsai oleh Indonesia telah mengambil putusan untuk mendesak Dewan
Keamanan PBB hendaknya para peserta Konferensi.

PBB berperan besar bagi tegaknya Kedaulatan NKRI. Peran PBB antara lain menjadi
perantara dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Hasilnya, Belanda mengakui secara
resmi kemerdekaan Indonesia. PBB juga berperan penting dalam kembalinya Irian Jaya ke
NKRI.

Anda mungkin juga menyukai