Anda di halaman 1dari 10

A.

PENDAHULUAN

Kehidupan semua jenis makhluk hidup yang saling mempengaruhi serta


berinteraksi dangan alam membentuk kesatuan yang disebut ekosistem.
Cabang biologi yang mempelajari ekosistem adalah ekologi. Ekologi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu oikos (rumah) dan logos (ilmu).
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Pembahasan ekologi meliputi faktor abiotik dan biotik.

B. KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM

1. Berdasarkan Sifatnya
a) Faktor Biotik (Makhluk Hidup)
Faktor biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk hidup
di bumi. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen,
hewan sebagai konsumen dan mikroorganisme sebagai dekomposer.
Faktor biotik meliputi tingkatan organisme dalam ekologi yang
saling berinteraksi.
Individu, yaitu organisme tunggal yang beradaptasi terhadap
lingkungan, melalui adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku.
(a) Adaptasi morfologi (penyesuaian bentuk tubuh), contoh :
Gigi-gigi khusus
Moncong
Paruh
Daun khusus pada tumbuhan
Akar
(b) Adaptasi fisiologi (penyesuaian fungsi tubuh), contoh :
Kelenjar bau
Kantong tinta
Perubahan warna pada kadal
(c) Adaptasi perilaku (berdasarkan perilaku), contoh :
Pura-pura tidur/mati
Migrasi
Populasi, yaitu kumpulan individu sejenis yang hidup pada daerah
dan waktu tertentu. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu
(dinamika populasi). Dinamika populasi populasi merupakan
perubahan ukuran populasi, yang dipengaruhi oleh faktor
kelahiran, kematian, serta migrasi (imigrasi & emigrasi).
Komunitas, yaitu kumpulan dari berbagai populasi yang hidup
pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi
dan mempengaruhi satu sama lain.
b) Faktor Abiotik (Lingkungan)
Faktor abiotik adalah faktor yang meliputi faktor fisik dan
kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah
suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, angin dan garis lintang.

2. Berdasarkan Fungsinya
Ditinjau dari jabatan fungsional organisme dalam habitatnya,
ekosistem tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut :
a) Produsen :Organisme yang bersifat autotrof (mampu menyediakan
makanan sendiri).
b) Konsumen :Organisme yang memanfaatkan bahan organik yang
terdapat pada organisme lain sebagai makanan.
c) Pengurai :Organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik
yang berasal dari organisme mati.
d) Detritivor :Organisme heterotrof yang memanfaatkan serpihan
organik padat sebagai sumber makanan.

C. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

1) Interaksi Antarorganisme
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut :
a) Netral :hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme
dalam habitat yang sama yang bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan keduanya.
b) Predasi :hubungan antar mangsa dan pemangsa.
c) Parasitisme :hubungan antarorganisme yang berbeda spesies.
d) Komensialisme :hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies dimana salah satu diuntungkan, sedangkan
yang lainnya tidak dirugikan ataupun diuntungkan.
e) Mutualisme :hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies yang saling menguntungkan keduanya.

2) Interaksi Antarpopulasi
Contoh interaksi antarpopulasi adalah alelopati. Alelopati
merupakan interaksi antarpopulasi , jika populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.

3) Interaksi Antarkomunitas
Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya
melibatkan organisme, tetapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur
karbon melibatkan ekosistem yang berbeda, misalnya laut dan darat.

4) Interaksi Antara Komponen Biotik dengan Abiotik


Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik menyebabkan
terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam
ekosistem terdapat juga struktur/tingkat trofik, keanekaragaman
biotik, serta siklus materi.

D. ALIRAN ENERGI DAN DAUR BIOGEOKIMIA

1. Aliran Energi
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk
energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke
konsumen primer, ke konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba.
Pengalihan energi juga berlangsung di dalam rantai makanan
maupun jaring makanan. Daur materi dan aliran energi ini berlangsung
dalam ekosistem.
a) Rantai Makanan
Ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu :
Rantai pemangsa :Tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai ini dimulai dari hewan
herbivor/konsumen I, hewan karnivor/
konsumen II, hewan omnivor/ konsumen III
atau IV.
Rantai parasit :dimulai dari organisme besar hingga
organisme yang hidup sebagai parasit.
Rantai saprofit :dimulai dari organisme mati ke jasad
pengurai.
b) Tingkat Trofik
Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai
makanan yang bernomor sama dengan tingkt makan-memakan.

Karnivor II Tingkat trofik IV


Karnivor I
Tingkat trofik III
Herbivor
Tingkat trofik II
Produsen

Tingkat trofik I

c) Piramida Ekologi
Ada tiga jenis piamida ekologi, yaitu piramida jumlah,
biomassa, dan piramida energi.
Piramida jumlah :piramida ini didasarkan atas jumlah
organisme di tiap tingkat trofik.
Piramida biomassa :berfungsi menggambarkan perpaduan
massa seluruh organisme di habitat
tertentu dan dinyatakan dalam gram.
Piramida energi :piramida ini dibuat berdasarkan observasi
yang dilakukan dalam waktu yang lama. Pada
piramida energi terjadi penurunan jumlah
energi berturut-turut dari tingkat trofik
terendah sampai trofik tertinggi.

2. Daur Biogeokimia
Merupakan daur unsur senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik dan
tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi kimia
dalam lingkungan abiotik. Daur-daur tersebut antara lain daur air,
karbon, nitrogen, sulfur dan fosfor.
a) Daur Nitrogen (N2)
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri.
Amonia ini akan mengalami nitrifaksi oleh bakteri nitrit, sehingga
menghasilkan nitrat yang dapat diserap oleh akr tumbuhan.
Selanjutnya, oleh bakteri dinitrifikan, nitaral diubah menjadi
amonia kembali, dan dilepaskan ke udara. Dengan cara ini, daur
nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
b) Daur Fosfor
Terdapat dua bentuk fosfor, yaitu senyawa fosfat organik
(pada hewan dan tumbuhan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air
dan tanah). Fosfat organik diuraikan oleh fosfat anorganik. Fosfat
anorganik yang terlarut di air tanah/laut akan mengendap di
sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu
karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil akan terkikis dan
kembali membentuk fosfat anorganik terlarut di air, kemudian di
serap akar tumbuhan. Daur ini berulang terus-menerus.
c) Daur karbon (CO2)
Di ekosistem air, pertukaran CO 2 dan atmosfer berjalan tidak
laangsung. Karbon dioksida berikatn dengan air dan membentuk
asam karbonat yang terurai menjadi ion bikarbonat (sumber karbon
bagi alga untuk memproduksi makanan).

d) Daur Sulfur
Sulfur dioksida yang ada di atmosfer bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur trioksida. Produk ini akan bereaksi dengan air di
udara, kemudian jatuh membentuk hujan asam.

E. KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PELESTARIANNYA

1) Perubahan Lingkungan Karena Campur Tangan Manusia


Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya
yaitu penebangan hutan, pembangunan pemukiman dan intensifikasi
pertanian.
Penebangan hutan secara liar dapat mengurangi fungsi hutan
sebagai air. Pembangunan pemukiman pada daerah subur dapat
mengakibatkan lahan yang semula produktif dapat menjadi
tidak/kurang produktif lagi. Sedangkan pada intensifikasi pertanian
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, mengurangi
keanekaragaman dan terjadinya ledakan populasi hama.

2) Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam


Penyebabnya karena bencana alam, kebakaran hutan pada musim
kemarau, letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir, dll.

3) Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan (polusi) adalah masuknya/dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi,dan komponen lain ke dalam lingkungan. Hal
itu menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya.
a) Macam-macam pencemaran
1) Menurut tempat terjadinya
Pencemaran udara
Bahan pencemar udara dapat berupa gas dan partikel.
Contohnya sebagai berikut :
Gas H2S : bersifat racun, terdapat di
kawasan gunung berapi, juga hasil
pembakaran minyak bumi dan batu
bara.
Gas (CO) dan CO2 : bersifat racun, akibat dari efek
rumah kaca dan hasil pembakaran
yang tidak sempurna dari bahan
buangan mobil dan mesin letup.
Gas SO2 dan NO2 : bersifat mengganggu pernafasan.
Batu bara yang mengandung sulfur dioksida, yang akan
menyebabkan gangguan pernafasan serta perubahan
morfologi pada daun, batang, dan benih tumbuhan.
Pencemaran air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh beberapa jenis
bahan pencemar sebagai berikut :
(1) Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan
pembuangan sampah domestik, misalnya sisa detergen
dapat mencemari air.
(2) Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri
menyebabkan O2 di air berkurang.
(3) Fosfat hasil pembusukkan NO3 dan pupuk pertanian
terakumulasi, menyebabkan eutrofikasi, yaitu
penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan
yang cepat pada alga.
(4) Tumpahan minyak bumi, menyebabkan banyak organisme
akuatik mati.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis bahan
pencemar sebagai berikut :
(1) Sampah plastik yang sukar terurai, pecahan kaca, karet
sintesis dan kaleng.
(2) Detergen yang sulit diuraikan.
(3) Zat kimia dari buangan pertanian yang sulit larut.
Pencemaran suara
Pencemaran suara dapat disebabkan oleh suara bising
kendaraan bermotor, pesawat terbang, mesin pabrik, atau
radio. Pencemaran suara dapat mengganggu pendengaran.
2) Menurut macam bahan bakar
Terdapat tiga macam pencemaran berdasarkan macam
bahan pencemarnya.
Pencemaran kimiawi, bahan pencemar erupa zat-zat kimia,
misalnya detergen, minyak, logam, dan pestisida.
Pencemaran biologi, bahan pencemar berupa mikroorganisme.
Pencemaran fisik, bahan pencemar berupa benda-benda yang
sulit terurai di alam.
3) Menurut tingkat pencemaran
Tingkat pencemaran dibedakan menjadi empat, yaitu :
Pencemaran yang mengakibatkan iritasi ringan pada panca
indra dan tubuh yang menyebabkan mata pedas.
Pencemaran yang mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis.
Pencemaran dengan kadar bahan pencemar sangat tinggi
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian
dalam lingkungan.
b) Parameter Pencemaran Lingkungan
Parameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran
adalah sebagai berikut :
1) Parameter Kimia
Parameter kimia meliputi CO2, derajat keasaman (pH), alkalinita,
dan kadar logam-logam berat.

2) Parameter biokimia
Parameter kimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand),
yaitu kadar oksigen terlarut yang hilang dari sampel air pada
waktu dan suhu tertentu, melalui penguraian bahan organik oleh
mikroorganisme.
3) Parameter fisik
Meliputi suhu, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivas.
4) Parameter Biologi
Meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya bakteri,
virus, bentos, dan plankton.

4) Etika Lingkungan
Kesadaran tentang pengelolaan lingkungan memerlukan
pemahaman dan penerapan prinsip ekologi serta etika lingkungan yang
berkaitan dengan sikap serta perilaku yang bersifat objektif.
Prinsip yang diperlukan untuk menerapkan etika lingkungan
antara lain :
a) Manusia merupakan bagian dari lingkungan.
b) Lingkungan diperuntukkan bagi makhluk hidup.
c) Sumber daya alam perlu dipelihara dan pemakaiannya perlu
mempertimbangkan ketersediaan di alam.
d) Perbaikan kualitas kehidupan disesuaikan dengan produksi alam.

5) Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan mempunyai tujuan sebagai berikut :
a) Mencapai keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan.
b) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
c) Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan.

6) Undang-Undang Lingkungan Hidup


Undang-undang tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (9 bab dan 24 pasal) disahkan Presiden RI pada 11
Maret 1982,bertujuan untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup,
menigkatkan kualitas hidup dan menindak para pelanggar yang
menyebabkan rusaknya lingkungan.
Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak,
kewajiban, wewenang, dan ketentuan pidana yang meliputi hal-hal
berikut :
a) Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
b) Setiap orang wajib memelihara lingkungan dan mencegah serta
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan.
c) Setiaporang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup, peran tersebut diatur dengan
perundang-undangan.
d) Barang siapa yang dengan sengaja/karena kelalaiannya melakukan
perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan
hidup/tercemarnya lingkungan hidup, diancam pidana
penjara/denda.

F. LIMBAH DAN DAUR ULANG LIMBAH

Limbah adalah sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya.


Limbah ada dua macam, yaitu limbah cair dan padat yang berasal dari
kegiatan rumah tangga berupa limbah domestik maupun dari aktifitas
pembangunan (limbah pabrik).
Upaya pengelolaan dan penanganan limbah dapat dilakukan dengan cara :
a) Pemanfaatan kembali limbah yang masih dapat dipakai, tentunya setelah
limbah yang ada menjalani penyeleksian.
b) Pabrik-pabrik harus memiliki sistem penampungan serta pengolahan limbah.
Sehingga limbah yang terpaksa dibuang di perairan/lingkungan tidak
membahayakan masyarakat.
c) Di daerah yang tidak memiliki sumber air,limbah cair dapat dialirkan
menuju pabrik pengolahan limbah, untuk diproses menjadi air bersih.
Tahap pemrosesan antara lain penyaringan, pemisahan bahan partikel, dan
penghancuran limbah organik menggunakan mikroorganisme aerobik.
RINGKASAN

Anda mungkin juga menyukai