Anda di halaman 1dari 7

BAB II

ISI

I. ANATOMI KELENJAR ADRENALIN


Kelenjar adrenal merupakan merupakan sepasang kelenjar endokrin yang
terletak pada bagian atas setiap ginjal dan membentuk piramida datar. Pada
orang dewasa, suatu kelenjar adrenal memiliki tinggi 3-5 cm, lebar 2-3 cm,
dan ketebalan hamper mencapai 1cm dengan berat 3,5-5 gr.

Tiap kelenjar terbungkus terbungkus oleh fascia renalis bersama dengan


ginjal. Organ ini mudah dipisahkan dari ginjal karena ada sedikit jaringan
lemak yang memisahkannya dari kutub atas ginjal.

Kelenjar sebelah kanan berbentuk seperti piramid dengan apex disebelah


atas dan basis pada ginjal. Terletak ini di antara diaphragma disebelah
posterior kanan dan vena cava inferior di sebelah anteromedial. Kelenjar
sebelah kiri berbentuk semilunaris dan letaknya lebih memanjang ke bawah
pada sisi medial ginjal kiri di bandingkan dengan kelenjar sebelah
kanan.Pada bagian depan,kelenjar ini berhubungan dengan gaster dan
pancreas, di sebelah belakang dengan diaphragma.

Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat kolagen dan dibedakan
menjadi 2 bagian, cortex adrenal berada pada bagian perifer berwarna
kuning dimana 80-90% darinya terdiri atas kelenjar. Bagian kecil yaitu
medulla adrenal terdapat pada bagian tengah berwarna coklat kemerahan.
Kelenjar adrenal layaknya kelenjar tyroid terdiri dari banyak pembuluh darah.
Korteks merupakan lapisan perifer yang berwarna kekuningan, sedangkan
medulla merupakan lapisan sentral yang berwarna coklat kemerahan.
Gambaran umum histologis mirip kelenjar endokrin yang lain, sel-sel
berkelompok membentuk genjel-genjel di sepanjang kapiler.

Kelenjar adrenal diliputi kapsula tebal jaringan pengikat padat kolagen. Dari
kapsula terbentuk septa tipis (trabekula) ke dalam kelenjar. Paling luar
terdapat kapsula adipose.

Korteks adrenal

Dibagi atas tiga zona yang batasnya tidak tegas, yaitu:

Zona Glomerulosa
Merupakan lapisan yang paling luar dan 5% volume adrenal, terdiri
dari sel-sel yang berbentuk columnar/silindris/pyramidal dan tersusun
berkelompok membentuk deretan bundar atau melengkung yang
dikelilingi oleh kapiler darah, inti spheris/bulat; kecil; gelap, sitoplasma
mengaandung granula-granula basofil dan tetes lemak yang tampak
seperti vakuola.
Zona ini menghasilkan hormone mineralokortikoid, dimana hormone
aldosteron merupakan salah satu hormon yang paling kuat.
Zona Fasikulata
Merupakan lapisan yang paling tebal, yaitu 65% volume adrenal.
Sel-sel pada lapisan ini, tersusun dalam genjel-genjel lurus radial
dengan ketebalan satu atau dua sel dan berjalan tegak lurus. Bentuk
sel polihidral, inti vesikuler; besar; letak central; kadang-kadang
terdapat dua inti, sitoplasma sedikit basofil; banyak tetes-tetes lemak,
sehingga memberikan gambaran vakuola yang besar, sehingga selnya
disebut spongiocyt.
Sinusoid di antara lempeng sel mengikuti susunan radial.
Zona ini menghasilkan hormone glukokortikoid (cortisone, cortisol) dan
hormone androgen (dehydroepiandrosterone).
Zona Retikularis
Merupakan lapisan yang tipis, yaitu 7% volume adrenal. Terletak di
antara zona fasikulata dan medulla adrenal. Disini sel-sel tersusun
dalam genjel-genjel yang tidak teratur, membentuk anyaman
anastomosis. Ukuran sel lebih kecil dibandingkan kedua zona
sebelumnya.
Bentuk sel bermacam-macam, yaitu:
o Sel berukuran besar, sitoplasmanya sedikit asidofil dan
mengandung granula yang berisi pigmen lipofuchsin, jumlahnya
banyak.
o Sel irregular dengan inti piknotik (inti kecil, gelap), di duga
merupakan proses degenerasi sel.

Zona ini menghasilkan glukokortikoid dan androgen.

Medulla Adrenal
Batas dengan korteks tidak merupakan garis yang teratur.
Sel-sel pada medulla berukuran besar dan tersusun dalam kelompokan sel
yang tidak teratur serta dikelilingi banyak kapiler-kapiler darah. Terdapat
sel-sel ganglion simpatis sendiri atau berkelompok.
Bentuk sel polihidral, inti vesikuler, sitoplasma dengan potassium
bikhromat menunjukkan granula-granula halus berwarna coklat, yang
merupakan reaksi khromafin, sehingga sel-sel pada medulla sering
disebut sebagai sel-sel khromafin.

Medulla adrenal menghasilkan tiga buah hormone catecholamine yaitu


norepenephrine (adrenalin), epinephrine, dan sejumlah dopamine
II. HORMON
III. PENYAKIT AKIBAT KELAINAN HORMON
a. Hipersekresi Aldosteron
Kelebihan sekresi mineralkortokoid dapat di sebabkan oleh :
Hipersekresi dari rumor adrenal yang dibentuk oleh sel penghasil
aldosterone (hiperaldosteronisme primer, atau sindrom Conn)
Peningkatan berebihan aktivitas system renin-angiotensin
(hiperaldosteronisme sekunder).
Selanjutnya disebabkan oleh sejumlah penyakit yang menyebabkan
penurunan kronik aliran
darah arteri ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan berlebihan sistem
renin-angiotensin-aldosteron. Salah satu conth adalah aterosklerosis
yang menyebabkan penyempitan arteri renalis.
Gejala hiperaldosteronisme primer atau sekunder berkaitan dengan
efek aldosterone yang berlebihan yaitu, retensi Na+ dalam jumlah
besar (hipernatremia) dan deplesi K+ (hipokalemia). Tekanan darah
tinggi (hipertensi) biasanya ada, namun tidak secara parsial karena
retensi Na+ dan cairan yang berlebihan.
b. Hipersekresi Kortisol
Sekresi kortisol yang berlebihan (sindrom Cushing) dapat
disebabkan oleh :
Stimulasi berlebihan korteks adrenal oleh CRH dan ACTH kadar tinggi
Tumor adrenal yang mengeluarkan kortisol secara berlebihan tanpa
bergantung pada ACTH
Tumor penghasil ACTH yang terletak di luar hipofisis, terutama di paru.
Apapun sebabnya, gambaran yang menonjol pada sindrom ini
berkaitan dengan efek berlebihan glikokortiroid, dengan gejala utama
adalah glukoneogenesis yang berlebihan.
Jika terlalu banyak asam amino yang diubah menjadi glukosa maka
tubuh mengalami
Kelebihan glukosa (glukosa darah tinggi) dan kekurangan protein.
Karena hiperglikemia dan glukosuria (glukosa dalam urin) yangb terjadi
mirip dengan diabetes mellitus maka penyakit ini kadang disebut
diabetes adrenal. Oleh sebab-sebab belum jelas, sebagian dari glukosa
ekstra ini mengendap sebagai lemak tubuh di lokasi-lokasi yang khas
untuk penyakit ini yaitu abdomen, di atas tulang beikat, dan di wajah.
Distribusi abnormal lemak di dua lokasi terakhir ini masing-masing
disebut buffalo hump (punuk sapi) dan moon face (wajah bulan)
sementara itu, anggota badan tetap kurus.
Selain efek-efek yang berikatan dengan kelebihan produksi glukosa,
efek lain timbul karena mobilisasi luas asam-asam amino dari protein
tubuh untuk dogunakan sebagai prekusor glukosa. Berkurangnya
protein otot menyebabkan kelemahan otot dan kelelahan. Kulit
abdomen yang kekurangan protein dan menipis menjadi tegang
berlebihan oleh endapan lemak, membentuk garis-garis ireguler ungu
kemerahan. Berkurangnya protein structural di dinding pembuluh halus
menyebabkan pasiean mudah memar. Penyembuhan luka terhambat
karena pembentukan kolagen, protein structural utama di kulit
tertekan. Selain itu, berkurangnya rangka kolagen tulang
memperlemah tulang sehingga dapat terjadi fraktur spontan atau
karena cedera ringan.

c. Hipersekresi Androgen Adrenal


Kelebihan sekresi andogen adrenal, suatu penyakit yang
menyebakan maskulinisasi, lebih
sering daripada penyakit kelebihan sekresi estrogen adrenal yang
menyebabkan feminisasi dan sangat jarang di jumpai. Kedua penyakit
ini disebut sindrom adrenogenital, yang menekankan menonjolnya
efek kelebihan hormone seks adrenal pada genitalia dan karakteristik
seks terkait.
Gejala yang terjadi karena sekresi androgen berlebihan bergantung
pada jenis kelamin dan
usia ketika hiperaktivitas ini dimulai.
Pada wanita dewasa, karena amdrogen menimbulkan efek
maskulinisasi maka wanita dengan penyakit ini cenderung mengalami
pola pertumbuhan rambut seperti laki-laki, suatu keadaan yang disebut
hirsutisme. Pasien juga biasanya memperlihatkan karakterisktik seks
sekunder pria misalnya suara menjadi lebih berat serta lengan dan
tungkai berotot. Payudara mungkin mengecil dan haid berhenti akibat
akibat supresi andogen dan pada jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium
untuk sekresi hormone seks wanitanya sendiri.
Pada bayi perempuan baru lahir. Bayi perempuan baru lahir dengan
sindrom adrenogenital memperlihatkan genitalia eksterna mirip pria,
karena sekresi androgen berlebihan telah terjadi secara dini selama
masa janin dan mempengaruhi perkembangan genitalia mereka sesuai
garis pria, serupa dengan pembentukan pria di bawah pengaruh
androgen testis. Klitoris, yang merupakan homolog penis pada wanita,
membesar di bawah pengaruh androgen dan tampak seperti penis
sehingga pada sebagian kasus sulit mula-mula jenis kelamin bayi.
Karena itu, kelainan hormone ini adalah salah satu penybab utama
pseudohermafroditisme wanita, suatu keadaan dimana gonad
wanita (ovarium) terbentuk genitalia eksterna mirip pada pria.
(Hemafrodit sejati memiliki gonad kedua jenis kelamin).
Pada pria prapubertas. Sekresi androgen adrenal yang berlebihan pada
anak laki-laki prapubertas menyebabkan mereka mengalami
pembentukan karakteristik seks sekunder secara lebih dini, misalnya
suara menjadi lebih berat, janggut, penis membesar, dan dorongan
seks. Keadaan ini disebut pseudopubertas prekoks untuk
membedakannya dari pubertas sejati, yang terjadi karena peningkatan
aktivitas tertis. Pada pseudopubertas prekoks, sekresi androgen dari
korteks adrenal tidak disertai oleh produksi sperma atau aktivitas
gonad lain karena testis masih berada dalam keadaan prapubertas
nonfungsional.
Pada pria dewasa. Aktivitas kelebihan androgen adrenal pada pria tidak
menimbulkan efek yang jelas, karena semua efek maskulinisasi yang
dipicu oleh DHEA yang lemah , meskipun dalam jumlah yang
berlebihan, tidak bermakna dibandingkan dengan efek maskulinisasi
yang ditimbulkan oleh testosteron testis yang lebih poten dan lebih
banyak.
Sindrom adrenogenital paling sering disebabkan oleh defek enzim
herediter di jalur
steroidogenik kortisol. Jalur untuk sintesis androgen bercabang dari
jalur biosintetik normail untuk kortisol. Ketika terjadi defisiensi suatu
enzim yang secara spesifik esensial untuk sintesis kortisol maka
sekresi kortisol berkurang. Penurunan sekresi kortisol menghilangkan
efek umpan balik negatif pada hipotalamus dan hipofisis anterior
sehingga kadar CRH dan ACTH meningkat. Korteks adrenal yang
defektif tidak mampu berespons terhadap peningkatan ACTH dengan
meningkatkan sekresi kortisol tetapi mengalihkan prekusor-prekusor
kolesterolnya ke jalur androgen. Akibatnya adalah produksi DHEA yang
berlebihan. Androgen yang berlebian ini tidak menghambat ACTH
tetapi menghamabt gonadotropin. Karena produksi gamet tidak
terangsang tanpa adanya gonadotropin maka orang dengan sindrom
adrenogenital steril. Tentu saja mereka memperlihatkan gejala-gejala
defisiensi kortisol.
Gejala virilisasi adrenal, sterilitas, dan defisiensi kortisol semua
dapat diatasi dengan
pemberian glukokortiroid. Pemberian glikokortiroid eksogen
menggantikan deficit kortisol dan yang lebih drastis menghambat
hipotalamus dan hipofisis anterior sehingga sekresi ACTH tertekan. Jika
sekresi ACTH telah berkurang maka korteks adrenal tidak lagi
dirangsang secara terus menerus dan sekrersi androgen akan turun
secara nyata. Berkurangnya androgen adrenal dalam jumlah besar dari
sirkulasi memungkinkan ciri maskulinisasi mereda dan sekresi
gonadotropin kembali normal. Tanpa mengetahui bagaimana sistem-
sistem hormone saling berkaitan, akan sulit di pahami bagaimana
pemberian glukokortiroid dapat secara dramatis memulihkan gejala
maskulinisasi dan sterilitas.

Anda mungkin juga menyukai