Anda di halaman 1dari 2

Pajak Pertemuan kedua

Pajak Penghasilan (PPh)


Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak

Subjek Pajak
Pasal 2 ayat (1), (1a)
- Orang pribadi
- Warisan yang belum terbagi
* Badan
^ Bentuk Usaha Tetap (BUT)
BUT merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek
pajak badan

Kewajiban Pajak
Subjektif
Objektif

PPh26 = PPh subjek pajak luar negeri > 20% x Pendapatan Bersih
WP Luar Negeri > WP Dalam Negeri
> 183 hari atau 6 bulan

PPh 21
1. Meninggal dunia
2. Ekspatriat
3. Pindah Cabang
> Disetahunkan

Tidak Termasuk Subjek Pajak


1. Kantor perwakilan negara asing
2. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat asing
3. Organisasi internasional
4. Blbla
Objek Pajak
Pasal 4 ayat (1)
Penghasilan
Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang:
1. Diterima atau diperoleh Wwajib Pajak
2. Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
3. Dapat dipaka untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
Dengan nama dan dalam bentuk apapun

PPH 24 > Sumber Penghasilan > DN dan LN


1. Total penghasilan DN > IBIT
2. Total penghasilan LN > Laba LNA
> Laba LNB
3. Total Penghasilan = 1 + 2
4. Pajak terutang = 25% x 3
5. Pajak Terutang di masing-masing negara di LN
LNA : Tarif LNA x Laba LNA = 100 (misal)
LNB : Tarif LNB x Laba LNB = 150 (misal
6. Batas Kredit pajak
LNA : Laba LNA/3 x 4 = 90 (misal)
LNB : Laba LNB/3 x 4 = 160 (misal)
7. Perbandingan LNA dengan LNB di nomor 5 dan 6 (ambil yang paling kecil)
LNA : 90
LNB : 150
8. PPh 24 = 5 : 7
= 250 : 240 (terendah)

Objek Pajak
Pasal 4 ayat (1)
- Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
- Laba usaha
- dll

Anda mungkin juga menyukai