Cowok
Pernah ku ucap kepadamu
Dialah cinta pertamaku
Namun kini kau milikku
Demi tuhan kau hidupku
Hingga akhir hayatku
Duet
Bukan cuma kata indah
manis bibir saja
Bukan cuma kata cinta
Namun bukti nyata
Cowok
Resah gelisah jangan tumbuh luka
Mengurangi cinta
Usah kau ragu hasrat cintaku
Hanya milikmu selalu
Duet
Bukan cuma kata indah
Manis bibir saja
Bukan cuma kata cinta
Namun bukti nyata
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas izin dan
rahmat-Nya telah di buat POA Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas Balongbendo
Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ini disusun.
Dengan Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ini, diharapkan sebagai
acuan untuk melaksanakan upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut di wilayah Puskesmas
Balongbendo yang lebih terstruktur dan tersistem sehingga tercapai pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang optimal.
POA ini akan dievaluasi dan diperbaiki secara berkala dan akan diperbaiki bila ditemukan hal-hal
yang dianggap sudah tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada semua
pihak atas perhatian, bantuan dan masukan serta kontribusinya dalam Penyusunan POA upaya
pelayanan kesehatan gigi dan mulut ini.
DAFTAR ISI
BAB. I.
PENDAHULUAN
1
1
I.1. Latar Belakang
1
I.2. Tujuan
3
I.3. Dasar Hukum
3
BAB.II.
ANALISA SITUASI DAN KECENDERUNGAN
5
II.1. Kondisi Saat ini dan Permasalahannya
5
II.2. Lingkungan Strategis
13
II.3. Kecenderungan
14
II.4. Keadaan dan Masalah
15
II.5. Isu Strategis
18
BAB.III. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI
20
III.1. Visi
20
III.2. Misi
20
III.3. Tujuan
20
III.4 Sasaran
21
viii
III.5. Strategi
21
III.6. Kebijakan
22
BAB.IV. PROGRAM-PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
23
GIGI DAN MULUT
1.
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
23
2.
Program Fluoridasi
23
3.
Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
24
4.
Upaya Kesehatan Perorangan
24
5.
Program Pengawasan Obat dan Bahan
25
Kedokteran Gigi
6.
Program Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
26
7.
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen
27
2
Pembangunan Kesehatan
8.
Monitoring dan Evaluasi
27
9.
Bimbingan Teknis / Supervisi
27
10. Program Unggulan
28
BAB.V.
PENYELENGGARAAN DAN PENILAIAN
35
V.1. Penyelenggaraan
35
V.2. Penilaian
35
BAB.VI. PENUTUP
36
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya dapat terwujud.
Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 H angka (1) mengamanahkan, bahwa setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, serta pasal 34 angka (3) Negara
bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak. Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, mengamanahkan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi,
anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang disertai oleh
peningkatan pengawasan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan. Upaya tersebut
dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan
ekologi dan lingkungan, kemajuan iptek serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat
kemitraan dan kerja sama lintas sektor. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan
kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Pembangunan nasional harus
berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap
kesehatan.
Pelaksanaan kewenangan wajib bagi pemerintahan daerah baik di provinsi, kabupaten/kota yang
tertuang pada Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, dinyatakan pada pasal 7 bahwa urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Pada penjelasan Peraturan Pemerintah nomor
38 tahun 2007, bahwa kewenangan bidang kesehatan untuk pencegahan dan pemberantasan
penyakit yang menjadi tanggungjawab daerah yaitu penyelenggaraan pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular tertentu pada skala provinsi, kabupaten/kota.
3
Organisasi perangkat daerah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007,
pasal 19 dinyatakan bahwa besaran organisasi perangkat daerah ditetapkan berdasarkan variable
jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),
dinas yang akan terbentuk terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang,
sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3
(tiga) seksi.
Dalam undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan di pasal 93 disebutkan bahwa
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Dan pasal 94
dijelaskan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 tertulis bahwa Health is a
fundamental human right, yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit
dan mempertahankan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi
manusia dan sehat sebagai investasi.
Kesehatan gigi merupakan bagian intergral dari kesehatan secara keseluruhan yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup. Prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal tinggi di
masyarakat dan hasil penelitian menunjukkan karies gigi mempunyai dampak yang luas, yaitu
gangguan pada kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi, disabilitas fisik, ketidak nyamanan
psikis dan disabilty psikis.
WHO pada tahun 2003 telah membuat acuan Global Goals for Oral Health 2020, yaitu
meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan menekankan pada upaya
promotif dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut
dengan diagnosa dini, pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik.
Disamping itu, pada The Sixtieth World Health Assembly (WHA- 60) tahun 2007 disusun
Resolusi WHA 60.17 tentang kesehatan gigi dan mulut yaitu: Rencana aksi promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit terintegrasi.
Dengan adanya kebijakan pelayanan dibidang kesehatan gigi dan mulut, maka perlu ada langkah-
langkah selanjutnya yang lebih terstruktur dan tersistem melalui komitmen yang kuat dari para
pakar, akademisi serta stakeholder terkait dalam menyusunan suatu rencana strategi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, yang dapat dijadikan rujukan bagi pelaksana baik di pusat,
provinsi dan kabupaten/kota.
I.2 Tujuan
* Terwujudnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut profesional,
komprehensif dan terpadu sesuai standar dan e ka profesi
* Meningkatnya manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
efek f dan efi sien
* Meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas.
* Meningkatnya kemandirian pelayanan kesehatan dalam dan
meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut
* Terciptanya kerjasama lintas program dan lintas sektor
* Meningkatnya peran serta masyarakat dalam memelihara kesehatan
gigi dan mulut
1.3 Sasaran
4
5
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Keadaan Geografi.
Puskesmas Balongbendo terletak di Kecamatan Balongbendo yang merupakan daerah kurang
lebih 4 m diatas permukaan laut yang terletak pada tepi Jalan Raya yang menuju kea rah Surabaya
dan Mojokerto, yang mengandalkan hasil pertanian berupa padi.
Kecamatan Balongbendo terletak di bagian Barat Kabupaten Sidoarjo dengan batas batas
wilayah :
Sebelah Utara : Kecamatan Wringin Anom
Sebelah Timur : Kecamatan Krian
Sebelah Selatan : Kecamatan Tarik
Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto
Letak ketinggian Wilayah Kecamatan Balongbendo dari permukaan laut rata-rata 10 12
m.
Gambar II.1
Peta Kecamatan Balongbendo
B. Luas Wilayah.
Luas Wilayah Kecamatan Balongbendo 31.40 Km2, yang terbagi menjadi 20 desa. Dari 20
desa tersebut wialyah yang terluas adalah desa Sumokembangsri dengan luas 2.62 km2.
C. Keadaan Iklim
Suhu di Kecamatan Balongbendo berkisar antara 20 C 35 C, letak Kecamatan Balongbendo
disekitar Garis Katulistiwa sehingga wilayah ini mengalami perubahan musim dua kali yaitu musim
kemarau dan musim penghujan yang selalu berganti.
D. Kependudukan.
1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk.
Jumlah penduduk Kecamatan Balongbendo pada tahun 2016 adalah 77.179 jiwa, dengan
penduduk rumah tangga 22.650
2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk.
6
Tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Balongbendo rata-rata 2.500 jiwa per Km2.
Kepadatan penduduk di Kecamatan Balongbendo menurut Desa sangat bervariasi. Desa
Seketi dengan luas 2.42 Km2 merupakan desa terpadat penduduknya dengan jumlah
8.174.Sedangkan Desa yang penduduknya terendah adalah Desa Gagang Kepuhsari
dengan luas 1.16 dengan jumlah penduduk 1.920.
3. Komposisi Penduduk.
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dilihat dari perkembangan rasio jenis
kelamin, yaitu rasio penuduk laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk Kecamatan
Balongbendo tahiun 2015 777.179. Perbandingan antara penduduk laki laki dan
perempuan relative seimbang yaitu 38.773 jiwa penduduk laki-laki dan 38.406 jiwa
penduduk perempuan.
Gambar II.2
Prosentase Penduduk Kecamatan Balongbendo Tahun 2016
Berdasar kelompok Umur
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
1,692 719 437 385 3,211
20 - 24
1,011 3,313
2,268 25 - 29
3,059
2,773 30 - 34
3,094 35 - 39
3,319
3,427 3,373 40 - 44
3,362 3,330 45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75+
7
8
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
9
10
Penyakit gigi dan mulut yang banyak di derita Masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
Balongbendo adalah berkaitan dengan kebersihan mulut yang erat hubunganya dengan penyakit
karies gigi dan penyakit jaringan periodontal.
Dari hasil rekapan kunjungan di Balai pengobatan gigi Puskesmas Balongbendo tahun 2015,
1 Menurut ICD X Pasien yang berkunjung ke balai pengobatan gigi puskesmas. Dari jumlah
seluruh kunjungan 6512 kasus. Penyakit jaringan pulpa (K04) merupakan
penyakit gigi dan mulut terbanyak diderita masyarakat Balongbendo
dengan jumlah kunjungan 2690. Di ikuti penyakit periodontal (K05)
merupakan penyakit gigi dan mulut ke dua terbanyak diderita masyarakat
Balongbendo dengan jumlah kunjungan 1099 kasus. Lalu penyakit
jaringan keras gigi (K 02) merupakan penyakit gigi dan mulut ke tiga
terbanyak diderita masyarakat Balongbendo dengan jumlah kunjungan
1061 kasus.
2 Menurut usia Pasien yang berkunjung ke balai pengobatan gigi puskesmas. Dari jumlah
seluruh kunjungan 6512 kasus. Usia muda 20 44 tahun merupakan jumlah kunjungan
terbanyak diderita masyarakat Balongbendo dengan jumlah 2670. Di ikuti usia
anak sekolah umur 7-19 tahun merupakan jumlah ke dua terbanyak
diderita masyarakat Balongbendo dengan jumlah kunjungan 1099 kasus.
Dari data diatas Maka keadaan gigi dan mulut dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penyakit gigi dan mulut yang banyak di derita Masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
Balongbendo adalah berkaitan dengan kebersihan mulut yang erat hubunganya dengan penyakit
karies gigi dan penyakit jaringan periodontal. Penderita penyakit gigi dan mulut di dominasi
pasien yang berumur muda/produktif dan anak sekolah
Dalam undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan di pasal 93 disebutkan
bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, penyakit gigi,
pengobatan penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Dan
pasal 94 dijelaskan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan
tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 tertulis bahwa Health is
a fundamental human right, yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit
dan mempertahankan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi
manusia dan sehat sebagai investasi.
Kesehatan gigi merupakan bagian intergral dari kesehatan secara keseluruhan yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup. Prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal tinggi di
masyarakat dan hasil penelitian menunjukkan karies gigi mempunyai dampak yang luas, yaitu
gangguan pada kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi, disabilitas fisik, ketidak nyamanan
psikis dan disabilty psikis.
WHO pada tahun 2003 telah membuat acuan Global Goals for Oral Health 2020, yaitu
meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan menekankan pada upaya
promotif dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut
dengan diagnosa dini, pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik.
Walaupun selama ini program-program kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan, namun
pelayanan kesehatan gigi dan mulut belum terjangkau secara efektif dan merata oleh masyarakat.
Untuk itu pelayanan asuhan dalam upaya pemeliharaan diri harus dilakasanakan lebih efektif
dengan menggunakan metode yang lebih terarah baik terhadap penyakit gigi dan mulut maupun
terhadap masyarakat umum
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi
Upaya Pelayanan kesehatan gigi dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun swasta. Upaya
pelayanan kesehatan gigi yang dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada
11
pendekatan level of care (kebijakan WHO) yang meliputi tindakan promotif, preventif, deteksi
dini, kuratif dan rehabilitatif yaitu merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk
memberikan pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya yang ada.
Pendekatan WHO saat ini untuk upaya pelayanan kesehatan gigi dilakukan dengan
pendekatan Basic Package of Oral Care (BPOC) atau Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut di Puskesmas, yang terdiri dari: Perawatan Kegawat daruratan Gigi dan Mulut (Oral
Urgent Treatment (OUT), Tersedianya Pasta Gigi yang mengandung uoride dengan harga
terjangkau (Aordable Fluoride Toothpaste (AFT) dan Penambalan gigi dengan invasi minimal
(tanpa bur) /Atraumatic Restorative Treatment (ART).
Pada tahun 2003, WHO Global Oral Health Programme memformulasikan kebijakan dan
aksi-aksi yang dibutuhkan guna meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Strategi yang ditetapkan
adalah bahwa pencegahan penyakit gigi dan mulut harus diintegrasikan dengan pencegahan
penyakit kronis dan promosi kesehatan umum karena resiko kesehatan yang saling berhubungan.
World Health Assembly (WHA) dan Executive Board (EB) merupakan badan tertinggi pada
WHO dan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, kesehatan gigi dan mulut dibahas oleh kedua
badan tersebut yaitu pada tahun 2007. Pada EB 120 dan WHA 60, negara-negara anggota
menyepakati suatu rencana aksi kesehatan gigi dan mulut dan mengintegrasikannya dengan
pencegahan penyakit, dengan demikian hal ini mengesahkan pendekatan Program Kesehatan Gigi
dan Mulut. Kebijakan tersebut membentuk landasan bagi pengembangan atau penyesuaian
program kesehatan gigi dan mulut pada tingkat nasional di kemudian hari. World Congress on
Preventive Dentistry (WCPD) ke 8 diadakan pada bulan September 2005 di Liverpool, Inggris.
Partisipan dari 43 negara membahas mengenai pencegahan penyakit gigi dan mulut yang
merupakan permasalahan besar bagi seluruh populasi di dunia. Untungnya, penyakit gigi dan
mulut dapat dicegah dan dapat diperbaiki apabila dilakukan suatu program kesehatan masyarakat
yang tepat. Partisipan kongres juga menekankan bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian tidak terpisahkan dari kesehatan secara umum, kesejahteraan dan juga merupakan hak
asasi manusia. Para partisipan menegaskan komitmen mereka untuk mendukung seluruh program
yang dilaksanakan oleh otoritas kesehatan nasional dan internasional, institusi penelitian,
lembaga swadaya masyarakat dan kelompok masyarakat dalam upaya promosi kesehatan serta
pencegahan penyakit gigi dan mulut.
Program kesehatan gigi dan mulut di puskesmas pada dasarnya dapat di bagi dalam tiga
bagian
a. Kegiatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat /keluarga
b. Kegiatan pelayanan kesehatan gigi pada anak usia sekolah
c. Kegiatan pelayanan kesehatan gigi pada penderita/ pengunjung /Puskesmas
4 PUSKESMAS PEMBANTU 3
5 PUSKESMAS KELILING 2
12
6 PRAKTIK DOKTER 3
PERORANGAN
7 POSKESDES 20
8 PRAKTEK DOKTER SPESIALIS 1
10 APOTIK 5
2. SUMBER DAYA
Dokter gigi
Perawat gigi
Tugas pokok
Pendelegasian
Dilaksanakan bila pelaksana utama tidak ada
13
1.2. Manajemen (makro)
a. Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, mengevalusi masalah
kesehatan gigi dan mulut di wilayahnya.
b. Menkordinasi, monitor keseluruhan program kesehatan gigi di puskesmas
c. Mengkoordinasi, menggerakan perawat gigi dalam melaksanakan pelayanan asuhan
d. Meningkatkan kemampuan perawat gigi dalam bidang medis tehnis, dalam rangka
pendelegasian wewenang bila yang bersangkutan akan di tempatkan di puskesmas
tanpa dokter gigi.
e. Bertanggung jawab dalam pencatatan/pelaporan dalam rangka sistem monitoring /
evaluasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayahnya.
1 Jumlah SD / MI 34
2 Jumlah TK / RA 30
3 Jumlah Posyandu 65
4 Jumlah PAUD 28
5 Jumlah Kader Posyandu 325
6 Jumlah kelas Ibu hamil 20
Kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam program kesehatan gigi belum dilibatkan oleh
program kesehatan lainnya.
C. Pembiayaan
14
Kebutuhan biaya untuk pelayanan kesehatan gigi cenderung semakin besar oleh karena
pelayanan promotif dan preventif tidak dilakukan secara maksimal, sehingga mengakibatkan
pelayanan kuratif semakin meningkat dan kebutuhan biaya pelayanan tersebut menjadi semakin
mahal.
BAB IV
RUMUSAN MASALAH
15
Penyakit gigi dan mulut yang banyak di derita Masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
Balongbendo adalah berkaitan dengan kebersihan mulut yang erat hubunganya dengan penyakit
karies gigi dan penyakit jaringan periodontal.
Walaupun selama ini program-program kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan, namun
pelayanan kesehatan gigi dan mulut belum terjangkau secara efektif dan merata oleh masyarakat.
Untuk itu pelayanan asuhan dalam upaya pemeliharaan diri harus dilakasanakan lebih efektif
dengan menggunakan metode yang lebih terarah baik terhadap penyakit gigi dan mulut maupun
terhadap masyarakat umum
Bab V
PERIORITAS MASALAH
Kecenderungan
Penyakit gigi dan mulut saat ini dak terbatas pada penyakit karies
dan jaringan penyangga gigi, tetapi lebih berkembang menjadi
masalah sistem stomatogna k, facial pain, celah bibir dan langit-
langit, penyakit-penyakit mulut (sariawan, jamur, dll), serta penyakit
dan kelainan yang dapat mbul pada mulut dan rongga mulut.
16
Penyakit gigi dan mulut merupakan faktor resiko penyakit kronis
seper penyakit jantung, sistem pernapasan, diabetes, kanker, diet
yang dak sehat (unhealthy diet), penggunaan tembakau,
penggunaan alkohol, dan kebersihan mulut yang buruk.
Kelainan / kerusakan akibat trauma pada jaringan gigi dan mulut
semakin meningkat
Penyakit yang ditularkan melalui darah seper HIV/AIDS dan hepa
s meningkat.
Meningkatnya jumlah usia lanjut karena umur harapan hidup
meningkat memerlukan rehabilitasi fungsi kunyah dan memerlukan
perawatan penyembuhan yang sangat kompleks.
Pen ngnya keadaan gigi geligi seseorang sebagai iden tas.
Peran dokter gigi ke depan dapat mendorong kemitraan unsur
terkait, termasuk masyarakat dan badan usaha di bidang kesehatan
gigi dan mulut. Di samping itu akan memacu pelayanan holis k
komprehensif, pendidikan dan riset, termasuk penyediaan alat
kesehatan gigi dan mulut, obat, bahan dan komoditas yang
berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Dari permasalahan program Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi yang
ada, hal ini dikarenakan :
1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan perawatan
kesehatan gigi dan mulut
2. Pertambahan jumlah dan sebaran tukang gigi yang semakin merugikan masyarakat dalam
hal kesehatan gigi dan mulut
3. Tempat tinggal masyarakat jauh dari faskes
4. Tempat faskes di tepi jalan protokol
5. Kerjasama lintas program belum maximal
6. kurangnya dana pengelolaan dan pembiayaan program
7. Kurangnya tenaga di balai pengobatan gigi
17
BAB VI
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri factor penyebab yang berpengaruh pada masalah tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan alat analisis diagram tulang ikan (fish bone analyzer). Beberapa factor penyebab masalah tersebut, dikelompokan
dalam kelompok internal (sumberdaya) maupun faktor eksternal (lingkungan) yang dapat dilihat dalam digram berikut
Dana Metode
18
BAB III
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
III.1 Visi
Mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut dalam
rangka mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang setinggi-tingginya
III.2 Misi
1. Mendidik masyarakat dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut secara mandiri dengan
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi profesional yang komprehensif, terpadu, bermutu
dan terjangkau
3. Melaksanakan manajemen kesehatan gigi dan mulut yang efisien dan efektif
4. Memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
5. Mendorong pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan pendanaan untuk pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
6. Mendorong terlaksananya penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
7. Mendorong kerjasama lintas program dan lintas sektor baik nasional maupun
internasional
III.5 Strategi
III.6 Kebijakan
19
BAB IV
PROGRAM - PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan pendekatan terintegrasi dengan program kesehatan lainnya dengan
memperhatikan, kegiatan serta sasaran yang ingin dicapai oleh DINAS KESEHATAN Sidoarjo antara lain:
TABEL INDIKATOR DAN TARGET KINERJA PROGRAM GIGI DAN MULUT TAHUN 2017
UKGS
TARGE
INDIKATOR
N T(%) SUMBE
KINERJA/JEN DEFINISI OPERASIONAL CARA PENGHITUNGAN
O R DATA
IS KEGIATAN 2017
Jumlah murid kelas 1 SD/MI
Murid kelas 1 Laporan
yang dilakukan
yang Murid kelas 1 yang dilakukan penjaringankesehatan gigi dan gigi /
1 penjaringan di bagi jumlah 100%
dilakukan mulut di wilayah kerja puskesmas waktu tertentu Puskesm
murid kelas 1 SD/MI dikali
penjaringan as
100 %
Perawatan preventif dan kuratif sederhana (berupa kumur- Jumlah Murid kelas 1-6
Murid kelas 1 kumur flour, topical aplikasi flour, Fissure sealant, surface yang mendapat perawatan
Laporan
- 6 yang protection, Automatic Restoratif Treatment (ART), dibagi umlah Murid kelas
2 40% Puskesm
mendapat Pencabutan gigi sulung), yang diberikan pada murid kelas 1-6 SD/MI
as
perawatan 1-6 SD/MI yang dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi baik di yangmembutuhkan
sekolah ataupun yang dirujuk ke puskesmas perawatan dikali 100 %
SD/MI dengan Murid SD/MI yang dirujuk ke Puskesmas yang mendapatkan Jumlah SD/MI dengan Laporan
3 UKGS Tahap perawatan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu UKGS Tahap III dibagi 30% gigi /
III tertentu jumlah SD/MI dikali 100% UKGS
20
UKGM
TARGE
INDIKATOR
N T(%) SUMBE
KINERJA/JENIS DEFINISI OPERASIONAL CARA PENGHITUNGAN
O R DATA
KEGIATAN 2017
Jumlah APRAS yang
Anak pra sekolah ( APRAS) di UKBM (Posyandu
APRAS yang dilakukan dilakukanpenjarigan dibagi Laporan
dan PAUD ) yang dilakukan penjaringan
4 penjaringan di UKBM jumlah APRAS di UKBM 40% Puskesm
kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja
(Posyandu dan PAUD) (Posyandu dan PAUD ) as
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
dikali 100 %
cakupan UKBM yang melaksanakan UKGM di Jumlah UKBM yang Laporan
UKBM Yang
5 wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu melaksakan UKGM dibagi 15% Puskesm
melaksanakan UKGM
tertentu jumlah UKBM dikali 100 % as
21
Jumlah Bumil yang
Bumil
Kunjungan baru bumil mendapat
yang Kualita
Pelayan yang dirujuk dari KIA perawatan kes gigi
mendap s
an yang mendapat di Puskesmas PJ pelayanan
at keseha 3 Regist
7 paripurn perawatan kesehatan dibagi jumlah 1 bulan 60% gigi dan
perawat tan gigi bulan er gigi
a bagi gigi/diperiksa dan Bumil yang mulut
an pada
Bumil dirawat di Poli gigi diperiksa di
kesehata Bumil
puskesmas puskesmas dikali
n gigi
100%
22
Program, kegiatan dan sasaran pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dilakukan melalui:
5. Lintas Program
Kerjasama dengan pemegang program Pomosi kesehatan
Kerjasama dengan pemegang program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
Kerjasama dengan pemegang program Gizi
Kerjasama dengan pemegang program Sanitasi
Kerjasama dengan bidan desa untuk melaksanakan UKBM
Pelatihan/TOT Tenaga Kesehatan/Pemegang Program
6. Lintas Sektor
Kerjasama dengan Kecamatan balongbendo
Kerjasama dengan Cabang dinas pendidikan kecamatan Balongbendo
Kerjasama dengan Ikatan Guru Taman kanak-kanak (IGTKI), kec. Balongbendo
Kerjasama dengan Ikatan Guru Paud , Kec Balongbendo
Kerjasama dengan Kader kesehatan di wilayah kec. Balongbendo
23
b) Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan luar gedung
c) Adanya bukti fisik hasil kegiatan dalam dan luar gedung
Untuk terwujudnya visi, misi melalu strategi yang telah ditetapkan, maka perlu
diperhatikan faktor-faktor penentu keberhasilan (Critical succsess factor) sebagai berikut:
- Adanya Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria untuk pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut.
Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan gigi dalam bidang manajemen, ilmu dan
teknologi serta etika profesi dalam penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut dan
program pokok serta program unggulan kesehatan dalam rangka menuju Indonesia Sehat
2020, melalui:
Melengkapi fasilitas kerja baik secara teknis, dalam rangka peningkatan kinerja, melalui:
a. Peningkatan sarana, prasarana di lingkungan kerja
b. Peningkatan sumber daya dalam mendukung peningkatan kinerja di sarana kesehatan.
24
BAB V
PENYELENGGARAAN DAN PENILAIAN
V.1 Penyelenggaraan
Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut memerlukan komitmen yang tinggi dan dukungan serta kerjasama yang baik antara para pelakunya, yang
ditunjang oleh tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good governance). Penyelengaraan Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut
dilakukan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban.
3. Usaha Meningkatkan derajat Sasaran primer: Sesuai Jadwal Dokter gig dan
kesehatan Gigi kesehatan gigi anak peserta didik (murid screening untuk siswa Perawat gigi
Sekolah sekolah sekolah) SD/MI SD/MI
( UKGS ) dan 2. Sasaran sekunder:
sikat gigi Meningkatkan guru, pengelola
bersama pendidikan, orang tua
pengetahuan kesehatan
murid serta TP UKS.
gigi dan mulut anak
25
sekolah
Meningkatkan
pengetahuan dan
keterampuilan anak
sekolah tentang cara
memelihara gigi dengan
baik dan benar.
3. Usaha Meningkatkan derajat Bidan desa Sesuai Jadwal Dokter gig dan
kesehatan Gigi kesehatan gigi Masyarakat BIAS/pemberian vit Perawat gigi
Masyarakat Kader kesehatan A
Meningkatkan
pengetahuan kesehatan Calon ibu hamil dan
gigi dan mulut Masyarakat balita di Posyandu,
paud dan anak pra
sekolah murid taman
kanak-kanak (TK )
5 Screning kelas Mengetahui kesehatan gigi Bumil Sesuai Jadwal untuk Dokter gigi dan
Bumil dan mulut Bumil sedini kelas Bumil Perawat gigi
mungkin
6. Sikat gigi Meningkatkan pengetahuan Siswa SD/MI kelas IV Sesuai Jadwal Dokter gigi dan
bersama dan keterampuilan anak dan V screening untuk Perawat gigi
sekolah tentang cara siswa SD
memelihara gigi dengan baik
dan benar.
7. Pelatihan Meningkatkan pengetahuan Kader tiwisada Sesuai jadwal Dokter gigi dan
Tiwisada kesehatan gigi pada kader pelatihan tiwisada UKS Perawat gigi
tiwisada
26
Perencanaan program Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi disusun untuk mengatasi permasalahan yang ada, selain itu juga untuk
mempertahankan pencapaian target tahun sebelumnya. Perencanaan disusun sesuai alokasi dana yang tersedia. Adapun alokasi dana yang ada di puskesmas
khususnya program Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi adalah dana bantuan operasional, dana APBD propinsi.
27
Alat peraga
Pembinaan Peningkatan BUTEK 40 penyuluhan Dokter gigi Kegiatan
Promotif kesehatan Rp
5 kesehatan gigi di derajad kesehatan I dan posyand (phantom, dan perawat UKGMD APBD/BOK
gigi dan mulut 2.000.000
Posyandu Masyarakat BALITA u/PAUD Laptop, gigi berjalan
LCD)
28
30.000,00 360.000,00
Rp Rp
24 botol @
alkohol 1L 30.000,00 720.000,00
Rp Rp 1 box
12 kotak @
kasa 4cmX10 cm 30.000,00 360.000,00 = 5 rol
Rp Rp
5 set @
calcium hidr0xida 20.000,00 100.000,00
Rp Rp
30 buah @
kapas 20.000,00 600.000,00
Rp Rp
120 box @
hands scoend 40.000,00 4.800.000,00
Rp Rp 1 box
36 box @
masker 40.000,00 1.440.000,00 = 100 buah
Rp Rp 1 box
24 botol @
betadin 10ml 20.000,00 480.000,00 = 50 buah
Rp Rp 1 set
5 set @
elite semen 200.000,00 1.000.000,00 = powder+liquid
glass Rp Rp 1 set
10 set @
ionomer(FUJI X) 900.000,00 9.000.000,00 = powder+liquid
Rp Rp 1
20 kotak @
spongostan 75.000,00 1.500.000,00 kotak 50 buah
Rp Rp
36 botol @
Cavit 171.600,00 6.177.600,00
Flatcher/tempora Rp Rp 1 set
3 set @
ry 50.000,00 150.000,00 = powder+liquid
Rp Rp
3 botol @
tooth cleansing 120.000,00 360.000,00
Rp Rp
6 botol @
te-econom bond 500.000,00 3.000.000,00
composit(3M Rp Rp 1 set 1 etsa,1 bonding,3
15 Set @
ESPE) 2.500.000,00 37.500.000,00 = composit
Ectsa gel 6 botol @ Rp Rp
29
200.000,00 1.200.000,00
Rp Rp
JUMLAH 8.089.100,00 87.705.100,00
BUA Rp Rp
1 BEIN LURUS BESAR SMIC 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
2 BEIN LURUS SEDANG 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
3 BEIN LURUS KECIL 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
4 BAEIN BENGKOK BESAR 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
5 BAEIN BENGKOK SEDANG 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
6 BAEIN BENGKOK KECIL 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BOR INTAN UNTUK KECEPATAN TINGGI BUA Rp Rp
7 (ROUND) 40 H @ 50.000,00 2.000.000,00
BOR INTAN UNTUK KECEPATAN TINGGI BUA Rp Rp
8 (FISURE) 40 H @ 50.000,00 2.000.000,00
BOR INTAN UNTUK KECEPATAN TINGGI BUA Rp Rp
9 (INVERTED) 40 H @ 50.000,00 2.000.000,00
BOR INTAN UNTUK KECEPATAN TINGGI (WHITE BUA Rp Rp
10 STONE ) 5 H @ 50.000,00 250.000,00
30
BUA Rp Rp
14 EKSKAVATOR BERUJUNG DUA (BESAR) 5 H @ 50.000,00 250.000,00
BUA Rp Rp
15 EKSKAVATOR BERUJUNG DUA (KECIL) 15 H @ 50.000,00 750.000,00
BUA Rp Rp
16 GUNTING OPERASI GUSI 12 CM (WAGNER) PAKISTAN 2 H @ 50.000,00 100.000,00
BUA Rp Rp
18 KACA MULUT DATAR NO.4 DENGAN TANGKAI PAKISTAN 20 H @ 50.000,00 1.000.000,00
LEMPENG KACA PENGADUK SEMEN 10X7,5X1 BUA Rp Rp
19 CM 4 H @ 30.000,00 120.000,00
PENGUNGKIT AKAR GIGI KANAN (CRYER BUA Rp Rp
25 MESIAL) 1 H @ 200.000,00 200.000,00
BUA Rp Rp
26 PENGUNGKIT AKAR GIGI KIRI (CRYER DISTAL) 1 H @ 200.000,00 200.000,00
BUA Rp Rp
29 PENUMPAT PLASTIS 5 H @ 50.000,00 250.000,00
BUA Rp Rp
30 PENUMPAT SEMEN BERUJUNG DUA 20 H @ 50.000,00 1.000.000,00
BUA Rp Rp
31 PINSET GIGI 20 H @ 50.000,00 1.000.000,00
Rp Rp
32 PITA MATRIK (MATRIX BAND) 5MMX100MM 3 ROL @ 50.000,00 150.000,00
Rp Rp
33 SELULOID STRIP 30 BOX @ 30.000,00 900.000,00
Rp Rp
34 ARTIKULATING PAPER 30 BOX @ 30.000,00 900.000,00
BUA Rp Rp
35 SKELER, BLACK KIRI&KANAN (TYPE HOE) PAKISTAN 1 H @ 50.000,00 50.000,00
BUA Rp Rp
36 SKELER STANDAR BULAN SABIT (TYPE SICKLE) PAKISTAN 1 H @ 50.000,00 50.000,00
SKELER STANDAR CANGKUL KANAN(TYPE BUA Rp Rp
37 CHISEL MESIAL) PAKISTAN 1 H @ 50.000,00 50.000,00
31
SKELER STANDAR CANGKUL KIRI(TYPE CHISEL BUA Rp Rp
38 DISTAL) PAKISTAN 1 H @ 50.000,00 50.000,00
BUA Rp Rp
39 SKELER STANDAR TOMBAK (TYPE HOOK) PAKISTAN 1 H @ 50.000,00 50.000,00
BUA Rp Rp
40 SONDE LENGKUNG PAKISTAN 5 H @ 50.000,00 250.000,00
BUA Rp Rp
41 SONDE LURUS PAKISTAN 10 H @ 50.000,00 500.000,00
BUA Rp Rp
42 SPATULA PENGADUK SEMEN PAKISTAN 1 H @ 50.000,00 50.000,00
SPATULA PENGADUK SILIKAT/GLASSS BUA Rp Rp
43 IONOMER PAKISTAN 4 H @ 30.000,00 120.000,00
TANG PEMOTONG TULANG UNTUK ANAK BUA Rp Rp
44 (KNABEL TANG) 15CM PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN AKAR GIGI ATAS BUA Rp Rp
45 (BAYONET) PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN AKAR GIGI BAWAH UNTUK BUA Rp Rp
46 ANAK PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
47 TANG PENCABUTAN AKAR GIGI DEPAN ATAS PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
48 TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM ATAS ANAK PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM ATAS BUA Rp Rp
49 KANAN PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
50 TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM ATAS KIRI PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM BAWAH BUA Rp Rp
51 ANAK PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM BESAR BUA Rp Rp
52 BAWAH PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM KECIL BUA Rp Rp
53 ATAS PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
32
TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM BUA Rp Rp
54 KECIL&TARING BAWAH PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM TERAKHIR BUA Rp Rp
55 ATAS PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI GERAHAM TERAKHIR BUA Rp Rp
56 BAWAH PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI SERI & SISA AKAR BUA Rp Rp
57 BAWAH PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI SERI & TARING ATAS BUA Rp Rp
58 ANAK PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
59 TANG PENCABUTAN GIGI SERI & TARING ATAS PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
TANG PENCABUTAN GIGI SERI & TARING BUA Rp Rp
60 BAWAH ANAK PAKISTAN 1 H @ 120.000,00 120.000,00
BUA Rp Rp
63 TEMPAT ALKOHOL ( DAPPEN GLASS ) 2 H @ 30.000,00 60.000,00
BUA Rp Rp
65 JARUM JAHIT, LENGKUNG (NO. 14) 10 H @ 20.000,00 200.000,00
BUA Rp Rp
66 BENANG JAHIT 2 H @ 30.000,00 60.000,00
KLEM / PEMEGANG JARUM JAHIT (METHIEU BUA Rp Rp
69 STANDAR) PAKISTAN 2 H @ 50.000,00 100.000,00
BUA Rp Rp
70 KORENTANG PENJEPIT SPONGE (FOERSTER) PAKISTAN 2 H @ 50.000,00 100.000,00
BUA Rp Rp
74 SKALPEL MATA PISAU BEDAH (KECIL) PAKISTAN 5 H @ 20.000,00 100.000,00
BUA Rp Rp
75 SKALPEL TANGKAI PISAU OPERASI PAKISTAN 2 H @ 50.000,00 100.000,00
BUA Rp Rp
78 BAKI LOGAM UNTUK ALAT STERIL PAKISTAN 10 H @ 100.000,00 1.000.000,00
BUA Rp Rp
80 LAMPU SPIRITUS ISI 120 CC 1 H @ 50.000,00 50.000,00
33
TOPLES KAPAS LOGAM DENGAN BUA Rp Rp
82 PEGAS&TUTUP (50X75) PAKISTAN 2 H @ 50.000,00 100.000,00
BUA Rp Rp
83 TOPLES PEMBUANGAN KAPAS (50X175 T.1M) PAKISTAN 2 H @ 50.000,00 100.000,00
BUA Rp Rp
84 WASKOM BENGKOK (NIERBEKEN) PAKISTAN 20 H @ 50.000,00 1.000.000,00
BUA Rp Rp
89 PERIODONTAL PROBE PAKISTAN 5 H @ 50.000,00 250.000,00
WOODPEC BUA Rp Rp
91 SKELER ELEKTRIC KER 1 H @ 4.000.000,00 4.000.000,00
Rp Rp
92 SALIVA EJECKTOR 12 BOX @ 100.000,00 1.200.000,00
BUA Rp Rp
93 HAND PIECE (HIGH SPEED) 4 H @ 2.500.000,00 10.000.000,00
BUA Rp Rp
94 HAND PIECE (LOW SPEED) 2 H @ 2.500.000,00 5.000.000,00
BUA Rp Rp
96 PHANTOM GIGI 4 H @ 250.000,00 1.000.000,00
41 Rp Rp
JUMLAH
7 14.230.000,00 41.420.000,00
Rp Rp
1 PERBAIKAN ALAT - ALAT KESEHATAN GIGI 1 TAHUN @ 10.000.000,00 10.000.000,00
Rp Rp UNTUK WATER
2 AIR BERSIH 6 GALON @ 20.000,00 120.000,00 TANK
34
Rp
3 -
Rp
-
Rp
-
Rp Rp
JUMLAH 7
10.020.000,00 10.120.000,00
V.2 Penilaian
penilaian Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut ini dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka perlu dikembangkan sistem pelaporan
pelaksanaan. Untuk mengetahui keberhasilan program di dalam rencana strategi pelayanan kesehatan gigi diperlukan penyelenggaraan dan penilaian. Sebagai alat
ukur dalam proses pengawasan, pengendalian dan penilaian digunakan berbagai indikator kinerja yang diuraikan secara terperinci.sebagai berikut:
1. Pelaporan program upaya kesehatan gigi dan mulut bulanan, trisemester, dan tahunan
2. Pelaporan LPLPO bulanan
3. Pelaporan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS )
4. Pelaporan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat ( UKGM ) di UKBM
- Pelaporan Usaha Kesehatan Gigi anak prasekolah ( TK )
- Pelaporan Usaha Kesehatan Gigi di Posyandu atau PAUD
- Pelaporan Usaha Kesehatan Gigi di kelas ibu hamil
35
BAB VI
PENUTUP
POA Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut dibuat dalam rangka menunjang tercapainya
tujuan yang ingin dicapai pada Rencana penyelenggaraan Kesehatan gigi dan mulut puskesmas
balongbendo. Kebijakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut ini, diharapkan dapat dipakai
sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya kesehatan gigi dan mulut
dalam tahun berikutnya.
POA Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut ini disusun sedemikian rupa sehingga hasil
pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan Penyusunan Memiliki rencana
program dan kegiatan selanjutnya.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam Penyusunan Memiliki Kebijakan Pelayanan
Kesehatan gigi dan mulut ini diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan semoga upaya
yang akan dilaksanakan dapat lebih terarah, fokus dan terukur.
Selanjutnya Kebijakan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut ini hanya dapat dilaksanakan
dan tercapai tujuannya, bila dengan dedikasi dan kerja keras, terutama semua aparatur kesehatan
dipuskesmas balongbendo dan membawa manfaat bagi kesehatan masyarakat di Indonesia,
khususnya masyarakat di wilayah kerja puskesmas balongbendo
36