Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRODUKSI TERNAK PERAH

Kemurnian dan Bangsa-Bangsa Sapi Perah di Dunia

Oleh :

Kelas C

Faza Rasyadan A 200110150096

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2016
1. Kemurnian

Menurut kemurnian bangsa sapi-sapi ini dibagi ke dalam

empat kelompok besar, yaitu:

A. Pure Breed

Merupakan perkawinan ternak-ternak murni tetapi

masih dalam satu bangsa. Cara ini digunakan untuk

mempertahankan difat-sifat atau karakteristik suatu

bangsa yang memiliki sifat unggul.

B. Grade

Grade yang dimaksudkan disini adalah hewan yang

tidak murni akan tetapi memiliki sifat-sifat asli. Misalnya

sapi Grati. Sapi Grati tidak murni akan tetapi mempunyai

sifat-sifat menyerupai fries Hollands.

C. Cross Breed

Cross breed merupakan persilangan antar sapi dari

bangsa (breed) yang berbeda. Menurut Warwick et al

(1990) menyatakan bahwa Perkawinan silang adalah

perkawinan ternak-ternak dari bangsa yang berbeda.

Tekhnisnya Cross breed ini hanya berlaku untuk

persilangan pertama pada breed asli, tetapi secara

umum berlaku juga untuk sistem crisscrossing dari dua

jenis atau rotasi persilangan dari tiga atau lebih bibit dan

untuk menyilangkan pejantan murni dari satu ras untuk

menaikan tingkatan betina dari ras yang yang lain.


Contohnya seperti sapi Grati yang merupakan hasil

persilangan antara sapi Fries Hollands dengan sapi

Madura, sapi PO atau sapi Jawa.

D. Scrub Animal

Yakni hewan yang tidak mempunyai sifat-sifat khas

dari sesuatu bangsa, atau hewan yang tidak dapat

diklasifikasikan kepada suatu bangsa, misalnya sapi

Jawa.

2. Bangsa-Bangsa Sapi Perah di Dunia

2.1 Bangsa Sapi Perah Subtropis

A Fries Holland

Sapi perah Fries Holland (FH) sering juga dikenal

dengan nama Holstein Friesian. Berasal dari negeri

Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625.


Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Blakely

(1991) bahwa bangsa sapi Holstein-Friesien adalah

bangsa sapi perah yang paling menonjol di Amerika

Serikat, jumlahnya cukup banyak, meliputi antara 80

sampai 90% dari seluruh sapi perah yang ada. Asalnya

adalah Negeri Belanda yaitu di propinsi Nort Holand dan

West Friesland, kedua daerah yang memiliki padang

rumput yang bagus. Bangsa sapi ini pada awalnya juga

tidak diseleksi kearah kemampuan atau

ketangguhannya merumput. Produksi susunya banyak

dan dimanfaatkan untuk pembuatan keju sehingga

seleksi kearah jumlah produksi susu sangat

dipentingkan.

Ciri khas daripada sapi ini yaitu berwarna hitam dan

putih, namun di negeri Belanda sendiri terdapat yang

berwarna coklat atau merah dengan bercak-bercak

putih (Brown FH). Bagian dari carpus (Bagian kaki)

berwarna putih atau hitam dari atas hingga bagian

bawah. Bagian Standar bobot badan sapi betina dewasa

1250 pound, pada umumnya sapi tersebut mencapai

bobot 1300-1600 pound. Standar bobot badan pejantan

1800 pound dan pada umumnya sapi pejantan tersebut

mencapai diatas 1 ton. Produksi susu dapat mencapai

6000 liter dalam satu masa laktasi, tetapi kadar lemak

susunya relative rendah, yaitu antara 3,5%-3,7%. Warna


lemaknya kuning dengan butiran-butiran (globuli)

lemaknya kecil, sehingga baik untuk dikonsumsi susu

segar.

B. Ayrshire

Sapi perah Ayrshire dikembangkan di daerah Ayr,

yaitu di daerah bagian barat Skotlandia. Wilayah

tersebut tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin

sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi

sehingga memungkinkan menghasilkan cukup rumput

dari tanah yang kurang subur. Mulai dikembangkan

tahun 1882, dan diusahakan secara besar-besaran di

Kanada sejak tahun 1920.

Pola warna bangsa sapi Ayrshire bervariasi dari

merah dan putih sampai warna mahagoni dan putih.

Bangsa sapi ini lebih bersifat gugup atau terkejut bila

dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang lain. Para

peternak dahulu nampak masih berhati-hati dalam

usaha mereka dalam melakukan seleksi kearah tipe

yang bagus. Hasil itu masih nampak dalam gaya


penampilan, simetri, perlekatan ambing yang nampak,

disamping kehalusan dan kebersihannya sebagai tipe

perah. Sapi Ayrshire hanya termasuk dalam peringkat

sedang dari sudut daging serta pedet yang dilahirkan.

Rata-rata bobot badan sapi betina dewasa 1250 pound

dan sapi jantan mencapai 1600-2300 pound. Produksi

susu menurut DHIA (1965/1966) rata-rata 10312 pound

dengan kadar lemak 4% (Prihadi ,1997).

C. Brown Swiss

Berasal dari daerah pegunungan Swiss yang mulai

dikembangkan tahun 1869. Sapi ini merumput di kaki-

kaki gunung pada saat musim semi sampai lereng yang

paling tinggi saat musim panas. Keadaan alam seperti

itu melahirkan hewan-hewan yang tangguh akan

kemampuan merumput yang bagus. Ukuran badannya

yang besar serta lemak badannya yang berwarna putih

menjadikannya sapi yang disukai untuk produksi daging

(Blakely,1991).
Sapi Brown Swiss ini warnanya bervariasi mulai dari

coklat muda sampai coklat gelap, serta tercatat sebagai

sapi yang mudah dikendalikan dengan kecenderungan

bersifat acuh. Sapi Brown Swiss dikembangkan untuk

tujuan produksi keju dan daging, serta produksi susunya

dalam jumlah besar dengan kandungan bahan padat

dan lemak yang relative tinggi. Bobot badan sapi betina

dewasa 1200-1400 pound, sedang sapi jantan Brown

Swiss 1600-2400 pound. Produksi susu rata-rata

mencapai 10860 pound dengan kadar lemak 4,1% dan

warna lemak susunya agak putih (Blakely,1991).

D. Jersey

Berasal dari pulau Jersey di selat Inggris. Mempunyai

iklim sedang, musim dingin tak begitu panjang,

hawanya sejuk dan pada musim panas tidak begitu

panas. Menurut Blakely (1991) pun demikian, bahwa

sapi Jersey dikembangkan di pulau Jersey di Inggris yang

terletak hanya sekitar 22 mil dari pulau Guernsey. Pulau


Jersey mempunyai padang rumput yang bagus sehingga

seleksi ke arah kemampuan merumput tidak menjadi

perhatian pokok. Pulau itu hasil utamanya adalah

mentega, dengan demikian sapi Jersey dikembangkan

untuk tujuan produksi lemak susu yang banyak, sifat

yang sampai kini pun masih menjadi perhatian. Dalam

masa perkembangan bangsa ini, hanya sapi-sapi yang

bagus sajalah yang tetap dipelihara sehingga sapi

Jersey ini masih terkenal karena keseragamannya .

Susu yang berasal dari sapi yang berwarna coklat ini,

warnanya kuning karena kandungan karotennya tinggi

serta persentase lemak dan bahan padatnya juag tinggi.

Seperti halnya sapi Guernsey, sapi Jersey tidak disukai

untuk tujuan produksi daging serta pedet yang akan

dipotong. Bobot sapi betina dewasa antara 800-1100

pound. Produksi susu sapi Jersey tidak begitu tinggi,

menurut standar DHIA (1965/1966) rata-rata produksi

sapi Jersey 8319 pound/tahun, tetapi kadar lemaknya

sangat tinggi rata-rata 5,2% (Prihadi,1997).

E. Guernsey
Berasal dari pulau Guernsey dekat pantai Perancis.

Daerah ini lebih banyak curah hujan dengan suhu udara

rata-rata lebih dingin, tanahnya kurang subur untuk

pertanian tetapi baik untuk rerumputan.

Sapi perah Guernsey berwarna coklat muda dengan

totol-totol putih yang nampak jelas. Sapi tersebut

sangat jinak, tetapi karena lemak badannya yang

berwarna kekuningan serta ukuran badan yang kecil

menyebabkan tidak disukai untuk produksi susu dengan

warna kuning yang mencerminkan kadar karoten yang

cukup tinggi (karoten adalah pembentuk atau prekusor

vitamin A). disamping itu, kadar lemak susu serta kadar

bahan padat susu yang tinggi. Bobot badan rata-rata

sapi betina dewasa 1100 pound dengan kisaran antar

800-1300 pound. Sedangkan bobot sapi jantan dewasa

dapat mencapai 1700 pound. Produksi susu sapi

Guernsey menurut DHIA (1965/1966) rata-rata 9179

pound dengan kadar lemaknya 4,7% (Prihadi,1997).

F. Milking Shorton
Sapi Milking Shorthorn termasuk bangsa sapi tertua

dan terbentuk di Inggris bagian timur laut di lembah

Sungai Thames. Nenek moyang sapi ini adalah bos

(Taurus) Typicus Premigenius. Awal mulanya sapi ini

dikenal sebagai bangsa sapi tipe dwiguna ( perah dan

pedaging). Pada tahun 1969 peternak pembibit di

Amerika Serikat bangsa sapi ini hanya digunakan

sebagai sapi perah. Warna sapi ini bervariasi dari

hampir putih sampai merah semua, dan ada yang

bewarna campuran merah dan putih. Bobot badan ideal

jantan 955 kg, berat pada saat lahir 34 kg. Kadar lemak

susunya 3,65%. Produksi susunya 5.126 kg per laktasi.

2.2 Bangsa Sapi Perah Tropis

A. Sahiwal
Berasal dari India dan tempat pembibitannya di

daerah Montgomery (Pakistan). Sapi perah Sahiwal

berwarna kelabu kemerah-merahan atau kebanyakan

merah warna sawo atau coklat. Sapi betina bobot

badannya mencapai 450 kg sedangkan yang jantan

500-600 kg. sapi ini tahan hidup di daerah asalnya dan

dapat berkembang di daerah-daerah yang curah

hujannya tidak begitu tinggi. Produksi susu paling tinggi

yaitu antara 2500-3000 kg/tahun dengan kadar

lemaknya 4,5%. (Blakely,1991).

B. Red Sindhi
Bangsa sapi Red Sindhi berasal dari daerah distrik

Karachi, Hyderabad dan Kohistan. Sapi Red Sindhi

berwarna merah tua dan tubuhnya lebih kecil bila

dibandingkan dengan sapi Sahiwal, sapi betina dewasa

rata-rata bobot badannya 300-350 kg, sedangkan

jantannya 450-500 kg. produksi susu Red Sindhi rata-

rata 2000 kg/tahun, tetapi ada yang mencapai produksi

susu 3000 kg/tahu dengan kadar lemaknya sekitar 4,9%

(Blakely,1991).

C. Gir

Berasal dari daerah semenanjung Kathiawar dekat

Bombay di India Barat. Pada musim panas temperature

udara mencapai 98F (36,7C) dan musim dingin

temperatu udara sampai 60F (15,5C) (Prihadi,1997).

Warna sapi Gir pada umumnya putih dengan sedikit

bercak-bercak coklat atau hitam, tetapi ada juga yang

kuning kemerahan. Sapi ini tahan untuk bekerja baik di

sawah maupun di tegal. Ukuran bobot sapi betina

dewasa sekitar 400 kg, sedangkan sapi jantan dewasa


sekitar 600 kg. produksi susu rata-rata 2000 liter/tahun

dengan kadar lemak 4,5-5% (Blakely,1991).

D. Damascus

Bangsa sapi ini didapatkan di Syria, Turki, Irak,

Cyprus dan Mesir. Dikembangkan di Ghutta, Oasis Of

Damascus, dan menyebar ke daerah-daerah lain.

Sapi ini berwarna kemerahan hingga coklat tua.

Ukuran tubuhnya medium, sempit dengan kaki yang

panjang dan lurus. Kepala panjang dan sempit dengan

tanduk pendek. Damascus merupakan satu bangsa

perah terbaik di Asia Barat. Betina menghasilkan 1500-

3000 kg/laktasi, lama laktasi 200-300 hari, dengan

kadar lemak 4-5%.

2.3 Sapi Hasil Persilangan

A. Australian Friesiean Sahiwal (AFS)

Dihasilkan dari persilangan antara pejantan Sahiwal

dengan betina FH melalui interbreeding dan seleksi dari

generasi ke generasi oleh Quennsland Departement of

Primari Industries. Bangsa ini mengandung 50% darah

Sahiwal dan 50% FH. Produksi susunya 2.749 kg/laktasi,

dengan kadar lemak 115.

AFS adalah bangsa sapi perah alternative untuk

kondisi lembap dan panas seperti Australia dan negara-


negara tropis lainnya, peningkatan produksi susu

melalui progeny testing masih dilakukan.

B. Australian Milking Zebu (AMZ)

Dikembangkan oleh CSIRO teridiri atas 20-40% Bos

Indicus (Sahiwal, Red Sindhi) dan 60-80% darah Jersey.

Produksi susu pada beranak pertama yaitu 1917 Kg.

DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J and D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan, edisi ke- 4.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Makin, Moch. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Okdogi. 2016. Jenis Sapi Perah dengan Produksi Susu Terbanyak.

http://okdogi.com/2016/08/jenis-sapi-perah (Diakses pada

tanggal 22 Februari 2017 pukul 14.30 WIB)

Prihadi, S. 1997. Dasar Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan

UGM. Yogyakarta.

Shantosi, Ahmad. 2015. Mengenal Sapi Milking Shorthorn dan

Red Poll, Sapi Perah yang Kurang Populer.

http://www.agrinak.com/2015/10/mengenal-sapi-milking-

shorthorn-dan-red.html (Diakses pada tanggal 22 Februari

2017 pukul 15.10 WIB)

Warwick EJ, Maria A, Wartomo H. 1990. Pemuliaan Ternak. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai