PENDAHULUAN
Cairan merupakan komposisi terbanyak pada tubuh bayi, sekitar 75% dari
berat badan bayi merupakan berat cairan tubuh. Kadar ini akan menurun dengan
berkembangnya usia. Cairan tubuh dibagi menjadi dua, cairan intraseluler dan
ekstraseluler. Pada anak anak 2/3 dari total cairan dalam tubuh merupakan
cairan intraseluler dan 1/3 lainnya merupakan cairan ekstraseluler. Hal lain yang
terkandung dalam cairan tubuh adalah adanya elektrolit elektrolit yang penting
kalium , sedangkan pada ekstraseluler yang dominan adalah natrium dan klorida.
Komposisi yang berbeda ini sangat penting untuk dijaga keseimbangannya agar
gangguan cairan tubuh sedikit saja akan berdampak langsung pada proses
neonates, atau dalam keadaan sakit. Pertukaran cairan pada bayi dan anak anak
sangat tinggi, hampir mencapai 25% dari total cairan tubuh, oleh karena itu jika
ada gangguan pada anak seperti adanya demam, muntah, diare atau penyakit yang
terlihat lebih cepat pada anak anak ketimbang dengan orang dewasa, oleh karena
pasien anak yang dirawat terutama untuk mencukupi kebutuhan cairan dan untuk
cairan pada anak anak. Konsep terapi cairan untuk menjaga agar volume cairan
tubuh tetap relative konstan dan komposisi elektrolit didalamnya tetap stabil agar
tubuh anak bisa bermetabolisme dengan baik, dengan artian bahwa jumlah asupan
cairan dan elektrolit yang masuk relatif sama dengan jumlah yang dikeluarkan.
Terapi cairan pada anak tidak semata mata diberikan tanpa ada pertimbangan,
terapi cairan yang diberikan harus berdasarkan fisiologi cairan tubuh dan
berdasarkan indikasi indikasi tertentu dalam pemilihan terapi cairan apa yang
Penulisan referat ini dibatasi pada pembahasan fisiologi cairan tubuh dan
ke beberapa literatur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel. Persentase total cairan tubuh, cairan intraseluler, dan cairan ekstraseluler
berdasarkan umur
Kompartemen Umur
Lahir Bulan Tahun
cairan tubuh 0 3 6 6 16
Total cairan 78% 75% 70% 65% 60%
tubuh
Cairan 33% 37,5% 40% 42,5% 40%
intraseluler
Cairan 45% 37,5% 30% 22,5% 20%
ekstraseluler
Dua ruang lain adalah ruang transcellular dan ruang slowly exchangeable.
karakteristik tersendiri dan dalam keadaan normal tidak begitu penting. Cairan
dan jaringan ikat yang keras. Pertukaran tidak mudah terjadi sehingga tidak
mempengaruhi keseimbangan cairan. Cairan transcellular atau rongga ketiga
cairan lumen usus, cairan bola mata, cairan getah bening, cairan intrapleura,
badan.Adelman
merupakan kation utama ekstraseluler dan aktif secara osmotik menjaga volume
Kalium penting untuk membangkitkan sel-sel saraf dan otot, serta bertanggung
Intake dirangsang oleh rasa haus sebagai respon kurang air (hipertonik)
atrium dan pembuluh darah besar, atau melalui peningkatan angiotensin II.
Gangguan rasa haus bisa terjadi pada gangguan psikologik, penyakit SSP,
Pengeluaran air dapat berupa kehilangan cairan insensible (30%), air kemih
melalui ginjal (60%) dan sedikit cairan tinja (10%). Ini menggambarkan jumlah
Kehilangan insensible bisa melalui kulit (2/3) dan paru (1/3), tergantung faktor-
faktor yang mempengaruhi energy expenditureseperti luas permukaan tubuh, suhu
tubuh dan lingkungan, laju respirasi, dan kelembaban lingkungan. Ini berbeda
yang biasanya terjadi bila suhu tubuh dan lingkungan meningkat, yang diatur oleh
yaitu antidiuretic hormone (ADH). Produksi urin juga dipengaruhi oleh laju
filtrasi glomerulus, keadaan epitel tubulus ginjal, fungsi tiroid, dan kadar adrenal
permeablitas duktus colligentus terhadap air. Air berdifusi keluar tubulus atas
pengaruh ADH, dan difusi tidak terjadi bila tidak ada ADH.Adelman
Cairan tubuh terdiri dari air, elektrolit, dan non elektrolit. Air sebagai
pelarut, elektrolit dan non elektrolit sebagai terlarut. Distribusi antar kompartemen
osmotik di luar sel yang dibatasi membran yang permeabel terhadap air.
intrasel atau sebaliknya. Fosfat anorganik dan protein (90% anion intraseluler)
intraseluler dapat dengan bebas keluar masuk sel, tetapi karena anion intraseluler
relatif konstan dan harus menganut hukum netralitas elektron, maka kehilangan
kation intrasel akan diganti dengan kation ekstrasel. Untuk menghindari edema
natrium keluar sel melawan chemical gradient dan electrical gradient. Dikatakan
juga bahwa perubahan nilai strong ion difference (selisih konsentrasi kation kuat
dan anion kuat) akan menyebabkan gangguan keseimbangan asam basa, begitu
konsentrasi solute atau kandungan air melalui regulasi ginjal. Pemeliharaan cairan
yang tak mudah melintasi pori kapiler. Selain permeabilitas kapiler dan colloid
(hukum Starling). Air dari ruang intersisial dibawa oleh saluran limfe melalui
duktus thorasikus ke vena cava. Tidak ada hubungan antara osmolalitas dengan
a) Cairan Kristaloid
Indikasi penggunaan antara lain untuk resusitasi defisit cairan di ruang interstitiel
kristaloid bila diberikan dalam jumlah cukup (3-4 kali jumlah darah yang hilang )
ternyata sama efektifnya seperti pemberian cairan koloid untuk mengatasi defisit
20-30 menit.7,9
b) Cairan Koloid
Disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut plasma
menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama (waktu paruh 3-6 jam)
banyak (misal luka bakar).Kerugian dari plasma expander yaitu mahal dan dapat
1. Koloid alami
Yaitu fraksi protein plasma 5% dan albumin manusia ( 5 dan 2,5 % ).
Dibuat dengan cara memanaskan plasma atau plasenta 60C selama 10 jam
untuk membunuh virus hepatitis dan virus lainnya. Fraksi protein plasma selain
terdapat dalam fraksi protein plasma dibandingkan dalam albumin. Oleh sebab
A. Dextran
dikeluarkan 46% lewat urin dalam waktu 2 hari dan sisanya 64%
dalam waktu 8 hari. Larutan koloid ini juga dapat menimbulkan reaksi
penderita gawat.
C. Gelatin
c. Oxypoly gelatin
2.3 Kebutuhan Cairan Tubuh dan Elektrolit pada Anak
Jumlah air yang dianjurkan untuk diberikan pada bayi penting, terutama
pada bayi muda dibandingkan dengan golongan umur selanjutnya, karena air
merupakan nutrien yang medium untuk nutrien yang lain. Oleh karena itu, intake
nutrien ditentukan oleh kadarnya dalam cairan dan jumlah cairan (termasuk air)
nutrien yang lain. Menurut umur, dalam keadaan biasa, kebutuhan air rata-rata
BB / 24 Jam
6 Bulan 130 -140 ml
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
usia dewasa. Sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia.
b. Iklim
Iklim yang panas membutuhan cairan tubuh yang lebih dari yang biasanya
c. Kondisi Sakit
Anak 60 70 % BB
Bayi 75-90% BB
tubuh totat volurne ekstraselular, dan votume cairan intraselular selama hansisi
dari kehdupan fetal ke pascanatal. Saat lahir, 73% dari berat badan total bayi
adalah cairan, dibandingkan dengan 58% pada dewasa. Bayi secara proporsional
memiliki rasio cairan ekstraselular yang lebih tinggi dbandingkan dengan orang
dewasa. Konsekuensinya, kadar natrium dan klorida tubuh total lebih tinggli dan
kadar kalium, magnesium, dan fosfat lebih rendah. Aspek yang sangat penting
kecepatan pertukaran cairan sebanyak tujuh kali lebih cepat dbandingkan dengan
orang dewasa, lalu metabolism pada bayi dua kali lebih cepat terkait berat
terjadinya asidosis.
Kebutuhan cairan yang spesifik pada setiap usia adalah sebagai berikut:
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit pada Anak
Anak memerlukan cairan dan elektrolit relatif lebih banyak dari pada
dewasa, karena:
volume
tinggi, epidermis pada bayi preterm masih imatur).
Kemampuan konsentrasi urin rendah
(usia <1 tahun) dan sekresi ADH pada bayi cenderung lebih tinggi.1
pada anak, termasuk dalam hal faktor yang mengurangi kebutuhan cairan dan
cairan adalah:
a. Humidifikasi
campuran gas yang terdiri dari udara dan uap air. Humidifikasi yang sering terjadi
pada manusia adalah pada saat respirasi, yang berguna untuk melembabkan udara
cairan tubuh akan sedikit untuk disekresikan melalui ginjal. Pada syndrome of
pengenceran urin tidak ada, dan cairan tubuh yang berlebihan tidak bisa
dikeluarkan.2
c. Hipotermi
Ada berbagai cara kehilangan panas pada neonates dan anak, seperti
d. Gagal ginjal
Pada gagal ginjal, terjadi penumpukan cairan akibat sulitnya cairan di dalam
tubuh untuk disekresikan melalui ginjal karena organ sekresi cairan utama tubuh
adalah ginjal.1
a. Aktifitas
b. Demam
c. Hiperventilasi
Udara saat proses ekspirasi terdiri dari uap air dan udara karena proses
sehingga pengeluaran uap air dalam udara tersebut akan meningkat. Pada proses
Jurnlah air yang dianjurkan untuk diberikan pada bayi penting, terutama
pada bayi muda dibandingkan dengan golongan umur selanjutnya, karena air
merupakan nutrien yang medium untuk nutrien yang lain. Oleh karena itu, intake
nutrien ditentukan oleh kadarnya dalam cairan dan jumlah cairan (termasuk air)
nutrien yang lain. Menurut umur, dalam keadaan biasa, kebutuhan air rata-rata
a. Urine : Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi
normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml
per jam.
b. Paru paru IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan
melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses
d. Feces : Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,
(kolon).
e. Kulit: Rata rata 500 600 dari kehilangan cairan tuhuh.Pada bayi lahir
mengalami kehilangan cairan tubuh yang sangat cepat karena berbagai factor
termasuk luas permukaan kulit yang lebih besar dan peningkatan kandungan
dijaga oleh kation utama ekstraselular yaitu natrium. Anion utama juga
dianggap sebagai regulator utama status volume tubuh karena baik natrium
pada anak-anak adalah kehilangan melalui saluran cerna (diare dan muntah),
selain itu dapat juga melalui kulit (demam, keringat yang berlebihan pada pasien
fibrosis kistik atau setelah olahraga berat, dan luka bakar), dan melalui urin
minum dan meningkatkan asupan garam. Ketika air dan garam tidak memadai
dalam penggantian cairan dan mineral yang hilang, volume sirkulasi efektif akan
berkurang sehingga dapat berefek pada berkurangnya perfusi jaringan dan organ.
Hipovolemia yang terjadi pada anak akan mengarah pada keadaan dehidrasi.
(jurnal)
Dehidrasi dapat terjadi akibat kehilangan air dan natrium. Bila natrium yang
hilang bersama air konsentrasinya lebih tinggi dari kadar natrium cairan
dalam air yang hilang kurang lebih sama makan terjadi dehidrasi iso-osmotik, dan
bila kehilangan natrium lebih rendah daripada air maka akan terjadi dehidrasi
kecuali pada anak-anak yang lalai dalam pemberian asupan, pada daerah yang
dilanda kelaparan, atau pilihan diet cairan yang tidak adekuat pada anak-anak
yang tidak dapat diberikan makanan padat. Kehilangan natrium melalui saluran
kemih dapat terjadi pada berbagai keadaan penyakit ginjal, dari gangguan
displasia renal atau tubular, seperti sindroma Bartter. Pada neonatus, terutama
kegagalan sistem regulasi normal pada ginjal. Pada anak-anak yang paling sering
terjadi yaitu akibat dari tidak adanya aldosteron pada anak-anak dengan
dan kadar natrium cairan ekstraseluler. Tanda yang dapat dijumpai antara lain,
berat badan turun, turgor kulit menurun, ubun-ubun cekung, mata cekung, mukosa
kering, nadi cepat dan tekanan darah turun, serta jumlah urin sedikit dan pekat.
(PGD)
Gangguan dalam keseimbangan cairan tubuh sering disertai dengan
a. Hiponatremia
Hiponatremia adalah jika kadar natrium serum <130 mEq/L. Tujuan awal
yang lebih besar daripada kehilangan air. Terdapat tiga keadaan hiponatremia
berdasar status volume cairan tubuh yang dapat dibedakan berdasar kadar natrium
b. Hipernatremia
mEq/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat kehilangan cairan dengan kadar natrium
yang lebih rendah dari kadar natrium serum. Hipernatremia sebenarnya hampir
tidak pernah terjadi pada pasien dengan sistem pengaturan osmolaritas serum
yang normal. Anak dengan dehidrasi hiperosmotik biasanya iritabel, kulit lembab,
dan disertai penurunan turgor tidak nyata. Rehidrasi pada dehidrasi hiperosmotik
harus dilakukan dengan perlahan, kecuali bila simptomatik atau kadar natrium
c. Hipokalemia
mEq/L):
heparin).
g. Gejala klinis hiperkalemia berupa kelemahan sampai kelumpuhan otot,
h. parestesia, penurunan refleks, perubahan gambaran elektrokardiogram (tall-
T),
i. bila berat bisa terjadi fibrilasi ventrikel dan henti jantung. (PGD)
Air adalah komponen penting dalam pemeliharaan terapi cairan, karena setiap hari
tubuh akan kehilangan cairan.kehilangan cairan dapat terjadi melalui urin dan
tinja serta yang tidak dapat diukur seperti pada kulit dan paru. Tujuan dari
maintenance cairan adalah : mencegah dehidrasi, mencegah gangguan elektrolit,
dehidrasi dan persentase berat badan pasien, seorang anak yang memiliki berat
( nelson)
badan <3% pada anak yang 3-6% pada anak yang >6% pada anak yang
teraba. Menurunnya
tekanan darah
Urin Urin output menurun Sedikit atau tidak ada Tidak ada urin output
urin output
Fisik Fisik dalam batas Irritable atau lethargi, Mata dan ubun-ubun
dan penurunan
kesadaran
perfusi masih memadai. Fase resusitasi ini membutuhkan pemulihan yang cepat
dan dapat diberikan larutan isotonis, seperti Nacl atau ringer laktat. Anak biasanya
diberikan bolus cairan 20 mL/kg BB dari cairan isotonik selama 20 menit. Anak
dengan dehidrasi berat mungkin memerlukan bolus cairan cepat. Pada anak
dan plasma, jarang dibutuhkan untuk bolus cairan. Awal fase resusitasi dan
rehidrasi selesai jika anak volume intravaskular yang membaik. Tandanya adalah
tekanan darah, peningkatan perfusi, urin output normal, dan melewati fase kritis.
lebih dari 24 jam. Untuk meyakinkan bahwa volume intravaskular baik, pasien
menerima tambahan bolus 20-mL / kg dari cairan isotonik lebih dari 2 jam. Total
cairan yang dibutuhkan anak adalah maintenance ditambah defisit. Volume cairan
isotonik yang diterima pasien, dikurangi dengan ini. Monitoring pada terapi cairan
adalah :
darurat):
Perubahan berat badan yang cepat menggambarkan perubahan cairan tubuh total.
dibutuhkan.
2. Anamnesis:
o Produksi urin.
3. Pemeriksaan fisis: status mental, nadi, frekuensi nadi, tekanan darah, berat
badan, membran mukosa, turgor kulit, warna kulit, perabaan perifer, dan waktu
pengisian kapiler.
Pemberian cairan intravena harus memperhatikan jenis cairan, jumlah cairan, dan
1. Jenis cairan
Pada keadaan syok, untuk memperbaiki volume sirkulasi efektif, apapun jenis
digunakan adalah Ringers Lactat, Ringers Asetat, dan NaCl 0,9%. Setelah syok
2. Jumlah cairan
Untuk memperbaiki volume sirkulasi efektif diberikan 10-20 ml/kgBB dalam 10-
30 menit. Evaluasi perbaikan klinis meliputi status mental, tanda vital, dan
produksi urin. Bila setelah pemberian cairan 60 mL/kgBB syok belum teratasi,
3. Pemberian cairan pada keadaan dehidrasi tanpa syok atau setelah syok teratasi.
elektrolit.
Kebutuhan rumatan
Berat badan sebelum dehidrasi Berat badan sekarang atau Berat x % dehidrasi
a. Hiponatremia
dengan gejala klinis berupa penurunan kesadaran atau kejang. Koreksi cepat
Pada umumnya gejala klinis hilang setelah kenaikan natrium sebesar 5-10 mEq/L
atau kadar natrium 125 mEq/L. Koreksi selanjutnya dilakukan secara lambat
dengan cairan isotonis. Total kenaikan perhari tidak melebihi 10-15 mEq/L. Salin
Total body water (L) x [ Kadar Na diharapkan (mEq/L) Kadar Na saat ini (mEq/L)]
Biasanya kadar natrium yang digunakan dalam rumus ini adalah 135
mEq/L. Pada keadaan hipervolemia, jumlah air yang perlu dikeluarkan untuk
dilakukan dengan pemberian cairan rumat sesuai IWL (membuat balans negatif)
b. Hipernatremia
kecuali bila simptomatik atau kadar natrium serum >180 mEq/L. Pada keadaan ini
dibutuhkan penurunan kadar natrium hingga 175-180 mEq/L dengan cepat. Bila
terdapat syok, maka pemberian cairan kristaloid isotonik dengan cepat untuk
Untuk rumus ini biasanya digunakan kadar natrium 145 mEq/L. Terdapat
tiga keadaan hipernatremia berdasar status volume cairan tubuh yang dapat
c. Hipokalemia
konsentrasi yang lebih tinggi (1 mEq/5 mL) untuk membatasi jumlah volume.
harus dilakukan setiap jam, hingga kadar kalium mencapai 3 mEq/L. Selanjutnya
mendapat obat yang menyebabkan kehilangan kalium atau pada pasien yang
pemberian kalsium glukonas 60-100 mg/kg iv atau kalsium klorida 20-25 mg/kg
iv pelan (tidak lebih dari 100 mg/menit). Tiap 1 gram kalsium glukonas 10%
mengandung 4,5 mEq kalsium elemental, sedangkan tiap satu gram kalsium
klorida 10% mengandung 13,5 mEq kalsium elemental. Bila perlu tambahkan
nebulizer salbutamol intravena 4-5 g/kgBB dalam 20 menit dan dapat diulang
atau dalam satu jalur dengan kalsium karena dapat menimbulkan presipitasi. Jika
jalur intravena hanya tersedia satu, maka kalsium diberikan lebih dahulu.
Pemberian glukosa dengan dosis 1 g/kgBB dan insulin (rapid insuline) 0,2 U/g
glukosa secara intravena diberikan dalam 15-30 menit. Jumlah yang sama dapat
nasogastrik atau rektal 1-2 g/kg berat badan dalam larutan sorbitol atau dekstrosa.
Bila diberikan rektal konsentrasinya tidak boleh lebih dari 20%. Pemberian secara
oral lebih efektif. Bila cara di atas tidak berhasil, dilakukan transfusi tukar atau
dialisis. Loop diuretik dan/atau tiazid dapat diberikan pada kasus tanpa gagal
asupan kalium, mengobati penyakit yang mendasari, dan dilusi dengan pemberian
Pudjiadi AH, Latief A. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat: Cairan dan Elektrolit.
Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme III JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson