Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN LAMANYA POSISI MEMBUNGKUK DENGAN KELUHAN

LOW BACK PAIN PADA PETANI DI DESA KIARAJANGKUNG


KABUPATEN TASIKMALAYA

Meghantari Putri

Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK
Pendahuluan Low Back Pain (LBP) atau yang sering disebut nyeri punggung
bawah merupakan keluhan yang sering dijumpai. Sekitar 90% dari low back
pain bukan disebabkan karena kelainan organik, melainkan karena kesalahan
posisi dalam bekerja. Sebagian besar petani bekerja dengan posisi membungkuk
dan dalam waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan inflamasi pada tendon
dan sendi yang mengakibatkan penekanan, kerusakan pada saraf yang
menimbulkan keluhan nyeri, kesemutan dan kelelahan. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui hubungan antara lamanya posisi membungkuk dengan
keluhan low back pain pada petani di Desa Kiarajangkung Kabupaten
Tasikmalaya.
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan
jumlah sampel 29 orang petani yang bekerja di Desa Kiarajangkung Kabupaten
Tasikmalaya.
Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan antara lamanya posisi membungkuk
dengan keluhan low baik pain pada petani berdasarkan hasil analisis uji fisher
(p=0,003).

Kata kunci : Low back pain, membungkuk, petani

PENDAHULUAN
Low Back Pain (LBP) atau yang sering disebut nyeri punggung bawah
merupakan keluhan yang sering dijumpai.1 Low Back Pain (LBP) merupakan
gangguan muskuloskeletal yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit
muskuloskeletal, gangguan psikologis, dan mobilisasi yang salah. 2 Low back
pain merupakan 1 dari 10 keluhan terbanyak di Amerika Serikat dengan
prevalensi sebesar 7,6-37% per tahun dan insiden tertinggi dijumpai pada usia
45-60 tahun.1
Negara Inggris melaporkan sekitar 17,3 juta orang Inggris pernah
mengalami nyeri punggung pada suatu waktu dan dari jumlah tersebut 1,1 juta
mengalami kelumpuhan akibat nyeri punggung.3 Prevalensi penyakit
muskuloskeletal di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu
11,9% dan berdasarkan keluhan yang dirasakan yaitu 24,7%.4 Menurut WHO
penyakit muskuloskeletal merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi
akibat kerja dengan prevalensi mencapai hampir 60% dari semua penyakit akibat
kerja.5 Berdasarkan penelitian di Indonesia, prevalensi penderita penyakit
muskuloskeletal tertinggi menurut pekerjaan adalah petani.6
Sekitar 90% dari low back pain bukan disebabkan karena kelainan
organik, melainkan karena kesalahan posisi dalam bekerja.7 Sebagian besar
petani bekerja dengan posisi membungkuk dan dalam waktu yang lama sehingga
dapat menyebabkan inflamasi pada tendon dan sendi yang mengakibatkan
penekanan, kerusakan pada saraf yang menimbulkan keluhan nyeri, kesemutan
dan kelelahan.8 Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember telah membuktikan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara posisi bekerja petani dengan
terjadinya keluhan low back pain.9 Berdasarkan uraian latar belakang di atas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan lamanya posisi
membungkuk dengan keluhan low back pain pada petani di Desa Kiarajangkung
Kabupaten Tasikmalaya.

METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional
dengan pendekatan cross-sectional yang berlangsung pada bulan Oktober 2016.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kiarajangkung Kabupaten Tasikmalaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah profesi petani yang bekerja di Desa
Kiarajangkung Kabupaten Tasikmalaya. Sampel ialah seluruh populasi yang
bersedia dan memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi. Kriteria inklusi, yaitu
jenis kelamin perempuan, usia 25 65 tahun, petani dengan posisi kerja
membungkuk, bersedia menjadi responden penelitian dengan menandatangani
informed consent. Kriteria eksklusi, yaitu terdapat riwayat trauma tulang
belakang, terdapat kelainan bawaan struktur tulang belakang, mempunyai
riwayat penyakit yang dapat menimbulkan keluhan low back pain, seperti HNP,
spondylitis yang telah didiagnosis oleh dokter, obesitas ( IMT >25). Besar
sampel menggunakan rumus consecutive sampling dan didapatkan sampel
sebanyak 29 orang. Variabel bebas dari penelitian ini adalah lamanya posisi
membungkuk, sedangkan variabel terikatnya adalah keluhan low back pain. Data
diolah dengan menggunakan uji analisis Chi-square dengan uji alternatif yaitu
uji Fisher.

HASIL
Karakteristik Responden
Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak
29 orang. Karakteristik responden berdasarkan usia antara 25 65 tahun dengan
rerata 45,95 2,38 tahun. Rerata masa kerja responden adalah 5,01 1,76 tahun.
Tabel 1. Karakteristik responden
Karakteristik n Min Max Mean SD
Usia (tahun) 29 25 65 45,95 2,38
Masa Kerja 29 1 8 5,01 1,76
(tahun)

Tabel 2. Distribusi responden


Frekuensi Distribusi
Usia 25-35 3 5%
36-45 10 30%
46-55 12 55%
56-65 4 10%
Masa Kerja 1-4 10 30%
5-8 19 70%
Lamanya Posisi <5 menit 9 25%
Membungkuk >5 menit 20 75%
LBP Nyeri 25 80%
Tidak nyeri 5 20%
Total 29 100%
Mayoritas responden berusia 46-55 tahun (55%) sedangkan mayoritas masa
kerja responden adalah 5-8 tahun (70%). Mayoritas lama posisi membungkuk
pada responden adalah >5 menit (75%) dan responden yang mengeluhkan low
back pain sebanyak 25 orang (80%).
Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat
Lamanya LBP Total P
Posisi Tidak Nyeri Nyeri
Membungkuk n (%) n (%)
<5 menit 6 (19,5) 3 (7,3) 9 (26,8) 0,003
>5menit 5 (14,6) 15 (58,5) 20 (73,8)
Total 11 (34,1) 18 (65,9) 29 (100,0)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden dengan lama posisi


membungkuk <5 menit mayoritas tidak mengeluhkan LBP (19,5%). Jumlah
responden dengan lama posisi membungkuk >5 menit yang mengeluhkan LBP
adalah sebanyak 15 orang (58,5%). Hasil analisis uji fisher diperoleh nilai
p=0,003. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
lamanya posisi membungkuk dengan keluhan low back pain pada petani di Desa
Kiarajangkung Kabupaten Tasikmalaya (p <0,05).

DAFTAR PUSTAKA
1. Pinzon R., 2012 . Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Bawah Akibat
Hernia Nukleus Pulposus. CDK-198 . 39 (10) :749 750.
2. Kaur, K. 2015. Prevalensi Keluhan Low Back Pain (Lbp) Pada Buruh tani
Di Wilayah Kerja Upt Kesmas Payangan Gianyar April 2015. ISM. 5 (10):
49-59.
3. Koesyanto, H. 2013. Masa Kerja Dan Sikap Kerja Duduk Terhadap Nyeri
Punggung. KEMAS 9 (1):9-14.
4. Andini, F. 2015. Risk Factors Of Low Back Pain In Workers. Jurnal
Majority 4 (1): 11-19.
5. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Kerja. 2007. Seri
pedoman tatalaksana penyakit akibat kerja bagi petugas kesehatan.
Penyakit otot rangka akibat kerja. Jakarta.
6. Departemen Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
7. Mayrika, P. 2009. Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan
Nyeri Punggung Bawa Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia 4(1): 61-67.
8. Nurazizah, S., Widayanti., et al. 2015. Hubungan Kebiasaan Olahraga
dengan Low Back Pain Disability. Bandung: Universitas Islam Bandung.
9. Silviyani, V. 2013. Hubungan Posisi Bekerja Buruh tani Lansia dengan
Risiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah di Wilayah Kerja Puskesmas
Sumberjambe Kabupaten Jember. Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai