IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Suci Kadarsih
NIM : 03031381419126
Shift/Kelompok : Senin Siang/2
3.1. Mikroba
Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel (uni seluler) seperti yang umum
di dapatkan pada bakteri, ragi dan mikroalga. Dapat pula berbentuk filamen
(serat) seperti yang umum terdapat pada fungi dan mikroalga. Bentuk filamen
pada kenyataannya dapat berupa semu jika hubungan antar sel tidak nyata dan
filamen benar jika hubungan antar sel terlihat jelas pada beberapa jenis fungi dan
mikroalga. Bentuk mikroba bervariasi yang didapatkan pada sel bakteria, yaitu
bulat (coccus) dan batang (basil). Dari kedua bentuk tersebut didapatkan variasi
seperti Diplococcus (jika dua sel berdempetan), Petracoccus (jika empat sel
berdempetan) dan Sarcina (jika delapan sel berdempetan, empat bawah dan atas).
Pada abad XVII Antonio van Leeuwenhoek bukanlah satu-satunya
penyelidik yang menggunakan mikroskop, tetapi lensa-lensa yang dibuatnya
memang yang terbaik. Robert Hooke menemukan bentuk-bentuk mikroskopik
dalam gabus dan dalam batang bermacam-macam tumbuhan. Dalam gabus ini ia
melihat barisan yang rapi yang terdiri dari kompartemen-kompartemen berdinding
tebal yang mengingatkannya kepada sarang lebah, sehingga kompartemen itu
disebut sel. Ungkapan Robert Hooke mengenai sel yang berjalan sejajar dengan
1
ungkapan Van Leeuwenhoek mengenai hewan kecil. Selama satu setengah abad
banyak orang yang meneliti sel dan hewan keci tetapi tidak dapat memahaminya.
Setelah adanya penelitian Scheilden dan Schwan, para peneliti
mengungkapkan bahwa setiap sel biasanya terbentuk dengan teratur melalui
pembagian sel induk. Semenjak permulaan hidup, penurunan sel hidup dari sel
lain yang ada lebih dahulu tidak pernah putus dan semua unsur pewarisan dan
evolusi harus terdapat dalam sel. Sekarang teori sel disimpulkan dalam tiga
pengertian utama, yaitu sel adalah satuan struktur organisme hidup, sel adalah
satuan fungi dalam organisme hidup dan semua sel berasal dari sel yang telah ada.
Di antara sel-sel terdapat banyak perbedaan dalam ukuran, bentuk dan struktur
dalam. Hampir setiap sel mengandung sedikitnya satu nukleus. Nukleus sel hidup
biasanya sukar dilihat di bawah mikroskop, tetapi akan lebih mudah dilihat
setelah diwarnai. Bahan nukleus bereaksi lain terhadap zat warna atau banyaknya
zat warna yang diserapnya, berbeda jika dibandingkan dengan bagian sel lainnya.
Mikroba yang memiliki kemampuan antimikroba dan menghasilkan
senyawa antimikroba adalah bakteri Aktinomycetes, dan Kapang. Aktinomycetes
dan kelompok bakteri, seperti kelompok bakteri asam laktat dan bakteri. Gram
positif telah banyak diteliti dan dikenal sebagai sumber berbagai senyawa
antimikroba. Kapang tanah yang mempunyai aktivitas antimikroba adalah genus
Aspergillus, Penicillium, Paecilomyces, Trichoderma, dan Fusarium. Aspergillus
menghasilkan senyawa antimikroba mevionin dan aspersilin. Penicillium sp.
menghasilkan penisilin untuk menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel.
Trichoderma sp. menghasilkan senyawa antimikroba yaitu enzim 1,3
glukanase dan khitinase yang dapat menghancurkan dinding hifa dari beberapa
fungi serta isocyanide-3-(-isocyanocyclopent-2-enylidene) propionic acid yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Genus kapang tanah lainnya
yang mampu menghasilkan senyawa antimikroba masih belum banyak diteliti.
Skrining isolat-isolat kapang tanah baru terutama dari berbagai daerah di
Indonesia masih harus terus dilakukan untuk mengetahui potensinya sebagai agen
antimikroba. Wonorejo Surabaya merupakan salah satu kawasan mangrove di
Indonesia dan termasuk ke dalam kawasan Pantai Timur Surabaya dengan jenis
substrat berlumpur. Pada substrat berlumpur terdapat seresah daun dan hewan
asosiasi mangrove yang mati dan juga sumber bahan organik pada suatu habitat.
Bahan organik dibutuhkan kapang untuk melangsungkan metabolismenya.
Tanah di Wonorejo Surabaya dianggap berpotensi sebagai substrat alami
yang baik untuk pertumbuhan kapang tanah berdasarkan hasil penelitian. Sebagai
perbandingan, dilaporkan bahwa pada daerah hutan mangrove di Jakarta terdapat
kapang tanah genus Aspergillus, Paecilomyces, Penicillium, dan Trichoderma
yang memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhii,
Staphylococcus aureus, dan yeast Candida albicans. Namun potensi isolat-isolat
kapang tanah Wonorejo Surabaya khususnya sebagai antimikroba belum
diketahui, sehingga pada penelitian ini dilakukan uji kemampuan antimikroba.
Kemampuan antimikroba yang dihasilkan oleh kapang tanah Wonorejo
Surabaya dapat dideteksi menggunakan modifikasi uji antagonisme dual culture.
Uji dual culture dilakukan dengan cara menumbuhkan dua kultur mikroba yang
berbeda dalam satu medium biakan padat. Kemudian dalam tenggang waktu
tertentu masa inkubasi di antara dua kultur mikroba terbentuk zona bening.
Misalnya modifikasi dual culture untuk kapang A dan bakteri B. Bakteri B dalam
jumlah sel tertentu ditanam terlebih dahulu pada medium agar padat dengan
metode usap atau swab. Kemudian di atas medium padat tersebut diinokulasikan
satu koloni kapang A. Setelah masa inkubasi tertentu, bila ada sekresi senyawa
antimikroba, maka akan terbentuk zona bening di sekeliling koloni kapang A
sebagai indikasi penghambatan pertumbuhan bakteri B dan sebaliknya apabila
tidak terbentuk zona bening di sekeliling koloni kapang A, maka mengindikasikan
bahwa tidak adanya kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dari bakteri B.
Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri
dari bakteri, fungi dan virus. Bakteri merupakan mikroba prokariotik yang rata-
rata selnya berukuran 0,5-1 dikali 2-5 m, berbentuk elips, bola, batang atau
spiral. Fungi adalah organisme eukariotik, bersifat heterotrof, dinding selnya
mengandung kitin, tidak berfotosintesis, mensekresikan enzim ekstraseluler ke
lingkungan dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi. Berdasarkan
penampakannya, fungi dikelompokkan ke dalam kapang (mold), khamir (yeast),
4
3.3. Sel
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel
adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa
organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu
8
3.4. Mikroskop
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis paling umum dari mikroskop, dan
yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat
optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang
diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop terbagi menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi berdasarkan
kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi
mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler
(satu lensa) dan binokuler (dua lensa) untuk mengamati bagian dalam sel.
Sistem pengamatan dengan menggunakan mikroskop ada dua macam,
yaitu sistem kering dan sistem basah. Sistem kering adalah penggunaan
mikroskop dengan tidak menggunakan cairan pada preparat dan lensa objektif.
Sistem basah yaitu dengan menggunakan cairan antara objektif dan preparat.
Cairan dapat berupa air tetapi yang lazim digunakan ialah minyak cadar (cadar
oil). Dengan immerses sistem dapat diperoleh perbesaran yang jauh lebih besar
daripada sistem kering sampai 1000x atau lebih. Sehabis bekerja dengan immerse
olie, lensa harus dibasahi dengan alcohol absolute atau dengan xylol.
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan
pembesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan
elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari
pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak
energi dan radiasi elektro magnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya. Macam-macam mikroskop elektron terdiri dari mikroskop transmisi
elektron, mikroskop pemindai transmisi elektron, mikroskop pemindai elektron,
mikroskop pemindai lingkungan elektron serta mikroskop refleksi elektron.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Mikroskop
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Pisau cutter tajam
5. Api Bunsen
6. Jarum Ose
7. Pinset
4.2. Bahan
1. Aquades
2. Serat Kapas
3. Methylen blue
4. Daun
5. Minyak Emersi
6. Roti (Segar dan Rusak)
7. Air Comberan
8. Tempe (Segar dan Rusak)
9. Bawang Merah
10. Kentang (Segar dan Rusak)
V. PROSEDUR PERCOBAAN
5.1. Simple Staining (Pewarnaan Sederhana)
a) Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95%
b) Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan diwarnai
c) Ambil 1 atau 2 ose biakan dan letakkan ditengah-tengah gelas objek
d) Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar
dan diperoleh apusan tipis berdiameter 1-2 cm
e) Lakukan fiksasi dengan mengangin-anginkan atau dengan melewatkannya
diatas nyala api bunsen hingga apusan tampak kering dan transparan
f) Teteskan Methylen blue ke atas kaca objek tadi
g) Semprotkan sedikit aquadest
h) Keringkan hati-hati dengan tissue (jangan sampai terkena apusan)
i) Amati dengan mikroskop dengan variasi perbesaran dan bantuan minyak
emersi
j) Gambar bentuk sel yang terlihat
DAFTAR PUSTAKA