Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Suci Kadarsih
NIM : 03031381419126
Shift/Kelompok : Senin Siang/2

I. JUDUL PERCOBAAN : Morfologi Sel

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui variasi bentuk sel tumbuhan
2. Mengamati perbedaan bentuk sel pada sampel yang masih bagus dan sampel
yang busuk dengan menggunakan mikroskop.
3. Melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan baik dan
benar.

III. DASAR TEORI

3.1. Mikroba
Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel (uni seluler) seperti yang umum
di dapatkan pada bakteri, ragi dan mikroalga. Dapat pula berbentuk filamen
(serat) seperti yang umum terdapat pada fungi dan mikroalga. Bentuk filamen
pada kenyataannya dapat berupa semu jika hubungan antar sel tidak nyata dan
filamen benar jika hubungan antar sel terlihat jelas pada beberapa jenis fungi dan
mikroalga. Bentuk mikroba bervariasi yang didapatkan pada sel bakteria, yaitu
bulat (coccus) dan batang (basil). Dari kedua bentuk tersebut didapatkan variasi
seperti Diplococcus (jika dua sel berdempetan), Petracoccus (jika empat sel
berdempetan) dan Sarcina (jika delapan sel berdempetan, empat bawah dan atas).
Pada abad XVII Antonio van Leeuwenhoek bukanlah satu-satunya
penyelidik yang menggunakan mikroskop, tetapi lensa-lensa yang dibuatnya
memang yang terbaik. Robert Hooke menemukan bentuk-bentuk mikroskopik
dalam gabus dan dalam batang bermacam-macam tumbuhan. Dalam gabus ini ia
melihat barisan yang rapi yang terdiri dari kompartemen-kompartemen berdinding
tebal yang mengingatkannya kepada sarang lebah, sehingga kompartemen itu
disebut sel. Ungkapan Robert Hooke mengenai sel yang berjalan sejajar dengan

1
ungkapan Van Leeuwenhoek mengenai hewan kecil. Selama satu setengah abad
banyak orang yang meneliti sel dan hewan keci tetapi tidak dapat memahaminya.
Setelah adanya penelitian Scheilden dan Schwan, para peneliti
mengungkapkan bahwa setiap sel biasanya terbentuk dengan teratur melalui
pembagian sel induk. Semenjak permulaan hidup, penurunan sel hidup dari sel
lain yang ada lebih dahulu tidak pernah putus dan semua unsur pewarisan dan
evolusi harus terdapat dalam sel. Sekarang teori sel disimpulkan dalam tiga
pengertian utama, yaitu sel adalah satuan struktur organisme hidup, sel adalah
satuan fungi dalam organisme hidup dan semua sel berasal dari sel yang telah ada.
Di antara sel-sel terdapat banyak perbedaan dalam ukuran, bentuk dan struktur
dalam. Hampir setiap sel mengandung sedikitnya satu nukleus. Nukleus sel hidup
biasanya sukar dilihat di bawah mikroskop, tetapi akan lebih mudah dilihat
setelah diwarnai. Bahan nukleus bereaksi lain terhadap zat warna atau banyaknya
zat warna yang diserapnya, berbeda jika dibandingkan dengan bagian sel lainnya.
Mikroba yang memiliki kemampuan antimikroba dan menghasilkan
senyawa antimikroba adalah bakteri Aktinomycetes, dan Kapang. Aktinomycetes
dan kelompok bakteri, seperti kelompok bakteri asam laktat dan bakteri. Gram
positif telah banyak diteliti dan dikenal sebagai sumber berbagai senyawa
antimikroba. Kapang tanah yang mempunyai aktivitas antimikroba adalah genus
Aspergillus, Penicillium, Paecilomyces, Trichoderma, dan Fusarium. Aspergillus
menghasilkan senyawa antimikroba mevionin dan aspersilin. Penicillium sp.
menghasilkan penisilin untuk menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel.
Trichoderma sp. menghasilkan senyawa antimikroba yaitu enzim 1,3
glukanase dan khitinase yang dapat menghancurkan dinding hifa dari beberapa
fungi serta isocyanide-3-(-isocyanocyclopent-2-enylidene) propionic acid yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Genus kapang tanah lainnya
yang mampu menghasilkan senyawa antimikroba masih belum banyak diteliti.
Skrining isolat-isolat kapang tanah baru terutama dari berbagai daerah di
Indonesia masih harus terus dilakukan untuk mengetahui potensinya sebagai agen
antimikroba. Wonorejo Surabaya merupakan salah satu kawasan mangrove di
Indonesia dan termasuk ke dalam kawasan Pantai Timur Surabaya dengan jenis
substrat berlumpur. Pada substrat berlumpur terdapat seresah daun dan hewan
asosiasi mangrove yang mati dan juga sumber bahan organik pada suatu habitat.
Bahan organik dibutuhkan kapang untuk melangsungkan metabolismenya.
Tanah di Wonorejo Surabaya dianggap berpotensi sebagai substrat alami
yang baik untuk pertumbuhan kapang tanah berdasarkan hasil penelitian. Sebagai
perbandingan, dilaporkan bahwa pada daerah hutan mangrove di Jakarta terdapat
kapang tanah genus Aspergillus, Paecilomyces, Penicillium, dan Trichoderma
yang memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhii,
Staphylococcus aureus, dan yeast Candida albicans. Namun potensi isolat-isolat
kapang tanah Wonorejo Surabaya khususnya sebagai antimikroba belum
diketahui, sehingga pada penelitian ini dilakukan uji kemampuan antimikroba.
Kemampuan antimikroba yang dihasilkan oleh kapang tanah Wonorejo
Surabaya dapat dideteksi menggunakan modifikasi uji antagonisme dual culture.
Uji dual culture dilakukan dengan cara menumbuhkan dua kultur mikroba yang
berbeda dalam satu medium biakan padat. Kemudian dalam tenggang waktu
tertentu masa inkubasi di antara dua kultur mikroba terbentuk zona bening.
Misalnya modifikasi dual culture untuk kapang A dan bakteri B. Bakteri B dalam
jumlah sel tertentu ditanam terlebih dahulu pada medium agar padat dengan
metode usap atau swab. Kemudian di atas medium padat tersebut diinokulasikan
satu koloni kapang A. Setelah masa inkubasi tertentu, bila ada sekresi senyawa
antimikroba, maka akan terbentuk zona bening di sekeliling koloni kapang A
sebagai indikasi penghambatan pertumbuhan bakteri B dan sebaliknya apabila
tidak terbentuk zona bening di sekeliling koloni kapang A, maka mengindikasikan
bahwa tidak adanya kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dari bakteri B.
Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri
dari bakteri, fungi dan virus. Bakteri merupakan mikroba prokariotik yang rata-
rata selnya berukuran 0,5-1 dikali 2-5 m, berbentuk elips, bola, batang atau
spiral. Fungi adalah organisme eukariotik, bersifat heterotrof, dinding selnya
mengandung kitin, tidak berfotosintesis, mensekresikan enzim ekstraseluler ke
lingkungan dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi. Berdasarkan
penampakannya, fungi dikelompokkan ke dalam kapang (mold), khamir (yeast),
4

dan cendawan (mushroom). Cendawan merupakan fungi yang berukuran


makroskopis, sedangkan kapang dan yeast adalah fungi yang berukuran
mikroskopis. Rata-rata sel kapang berukuran 1-5 dikali 5-30 m dan yeast
berukuran 1-5 dikali 1-10 m. Kapang adalah fungi multiseluler berfilamen
dengan susunan hifa yang menyerupai benang yeast merupakan fungi uniselular.
Terdapat jenis yeast tertentu yang bersifat patogenik seperti Candida sp
dapat mengalami dua fase (dimorfisme) dalam siklus hidupnya, yaitu fase yeast
(membentuk sel tunggal) dan fase miselium untuk penetrasi ke jaringan inangnya.
Selain berinteraksi intraspesies, mikroba tersebut juga berinteraksi secara
interspesies dengan manusia, tumbuhan, dan hewan. Dalam interaksinya dengan
manusia, mikroba tersebut ada yang bersifat sangat menguntungkan dan juga
merugikan. Contohnya bakteri patogen Escherichia coli dan kelompok bakteri
Coliform dapat menyebabkan diare, kolera, dan penyakit saluran pencernaan
lainnya yang sangat merugikan manusia. Kapang dan khamir dapat menyebabkan
penyakit yang berbahaya karena menghasilkan racun (mikotoksin) dan
menginfeksi seluruh permukaan tubuh seperti kulit, kuku, dan rambut (mikosis
superfisial), serta dapat menyerang jaringan dalam tubuh melalui peredaran darah.
Saccharomyces cerevisiae adalah organisme yang berperan utama dalam
pembuatan roti. Ditambahkan dalam adonan roti yang menghasilkan gas yang
mengasamkan adonan (leavens) atau mengembangkan adonan untuk
menghasilkan roti dengan tekstur yang lepas dan porous dan pada saat yang sama
flavour yang khusus juga diperoleh pada roti. Lactobacillus plantarum dan
Lactobacillus brevis. Biasanya ditemukan dalam roti beradonan asam,
memproduksi asam laktat dan memberikan flavour asam pada produk akhir.
Leuconostoc mesenteroides. Bakteri asam laktat yang berupa gram positif
berbentuk rantai pendek memberikan peranan penting dalam fermentasi adonan.

3.2. Morfologi Bakteri


Bakteri berasal dari bahasa latin bacterium berarti jamak. Bakteri
merupakan kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil.
Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum
ditemukannya mikroskop. Setelah ditemukannya mikroskop (setelah abad ke-19),
ilmu tentang mikroorganisme terutama bakteri mulai berkembang.
Morfologi bakteri meliputi bentuk bakteri, ukuran sel bakteri, dan struktur
sel. Pada umumnya berdasarkan variasi bentuknya bakteri dibagi menjadi tiga
golongan besar yaitu kokus (coccus), basil, spiral. Kokus (coccus) merupakan
bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi.
Mikrococcus merupakan bakteri yang berbentuk kecil dan tunggal, diplococcus
merupakan bakteri yang berbentuk berganda dua-dua, tetracoccus merupakan
bakteri yang berbentuk bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar,
sarcina merupakan bakteri yang berbentuk bergerombol membentuk kubus,
staphylococcus merupakan bakteri yang berbentuk bergerombol, dan
streptococcus merupakan bakteri yang berbentuk saling bergandengan.
Basil (bacillus) merupakan kelompok bakteri yang berbentuk batang atau
silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut: Diplobacillus merupakan bakteri
yang berbentuk bergandengan dua-dua, dan streptobacillus merupakan bakteri
yang berbentuk bergandengan membentuk rantai. Spiral (Spirilum) merupakan
bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi berupa vibrio yang
merupakan bakteri yang berbentuk lengkung kurang dari setengah lingkaran (atau
kita kenal dengan bentuk koma), spiral merupakan bakteri yang berbentuk
lengkung lebih dari setengah lingkaran, dan spirochete merupakan bakteri yang
berbentuk lengkung dan juga membentuk struktur yang fleksibel.
Bakteri memiliki ukuran yang sangat kecil dan bervariasi. Adapun variasi
ukuran bakteri sebagai berikut: 1,0-5,0 dikali 0,5-1,0 m, dengan diameter 0,6-3,5
m. Pengamatan bakteri tentunya memerlukan penggunaan mikroskop. Bakteri
diamati dengan mikroskop pada pembesaran maksimum (100 kali). Detil struktur
sel dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron. Struktur sel bakteri
dapat dibagi atas tiga bagian utama yaitu: Dinding sel, bagian internal berupa
protoplasma yang mengandung membran sel, inclusion body, mesosom, ribosom,
nukleoid (DNA), dan bagian eksternal berupa kapsul, flagela dan pili. Dinding sel
bakteri sangat tipis dan elastis. Dinding sel bakteri terbentuk dari peptidoglikan
yang merupakan polimer unik yang hanya dimiliki oleh golongan bakteri.
6

Dinding sel berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi perlindungan


dari lingkungan luar dan mengatur pertukaran zat-zat pada sel. Teknik pewarnaan
gram berfungsi untuk menunjukan perbedaan yang mendasar dalam organisasi
struktur dinding sel bakteri (cell anvelope). Bakteri gram positif memiliki dinding
sel relatif tebal, terdiri dari berlapis-lapis polymer peptidoglycan (disebut juga
murein). Tebalnya dinding sel menahan lolosnya komplek crystal violet-iodine
ketika dicuci dengan alkohol atau aseton. Bakteri gram negatif memiliki dinding
sel berupa lapisan tipis peptidoglycan, lapisan tipis ini diselubungi oleh lapisan-
lapisan tipis outer membrane yang terdiri dari lipopolysaccharide (LPS). Daerah
antara peptidoglycan dan lapisan LPS disebut periplasmic space (hanya dapat
ditemukan pada gram negatif). Periplasmic space merupakan zona berisi cairan
atau gel yang mengandung berbagai enzymes dan nutrient-carrier proteins.
Protoplasma merupakan semua material yang terdapat didalam dinding sel.
Membran sel terdapat dibagian dalam dinding sel yang tersusun billayer, dan
mengandung berbagai protein yaitu: Enzim untuk reaksi, pori untuk proses difusi,
reseptor untuk transpor, mengenal, komunikasi, dan penempelan. Sitoplasma
merupakan cairan sel yang terdapat didalam plasma membran. Terdiri dari 80%
air, ribosom, berbagai enzim, koenzim, senyawa organik dan senyawa anorganik.
Ribosom merupakan organel sel yang berfungsi sebagai pabrik protein.
Sedangkan mesosom merupakan invaginasi dari plasma membran, dalam bentuk
vesikel, tubule, atau lamela. Nucleoid merupakan material genetik bakteri atau
kromosom, berbentuk circular (melingkar), membawa sifat yg mengatur viabilitas
bakteri. Plasmid merupakan material genetik nonesensial, ekstra kromosom,
berbentuk melingkar tetapi ukuran lebih kecil dari DNA, membawa sifat-sifat
tambahan ketahanan terhadap (antibiotik, ultra violet, patogenisitas, produksi
bakteriosin), tetapi tidak membawa sifat untuk viabilitas sel. Plasmid dapat
berpindah-pindah antar bakteri, atau dari bakteri ke sel tanaman inang lainnya.
Flagela merupakan bagian eksternal dari sel bakteri. Flagela Berfungsi
sebagai alat gerak, struktur utamanya adalah protein yang disebut flagellin,
fleksibel, memiliki ukuran diameter 10-15 m, dengan panjang 10-20 m.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima
golongan, yaitu atrik merupakan bakteri yang tidak mempunyai flagel, monotrik
merupakan bakteri yang mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya, lofotrik
merupakan bakteri yang mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya,
amfitrik merupakan bakteri yang mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya,
peritrik merupakan bakteri yang mempunyai flagel pada seluruh permukaannya.
DNA bakteri dapat ditransfer dari satu sel bakteri ke sel bakteri lain selama
proses konjugasi. Kapsul atau envelope merupakan bagian ekternal bakteri.
Kapsul adalah selubung sel bakteri berupa Extracellular Poly Sacharide (EPS).
Berupa kapsul bila melekat erat pada dinding sel atau berupa lendir dengan
struktur longgar. EPS Berfungsi sebagai pelindung sel dari kekeringan dan
serangan mikroorganisme lain, alat untuk melekat pada permukaan dan juga
berperan dalam penyerapan ion selektif, dan dalam interaksi inang-patogen.
Fimbria adalah tabung protein yang menonjol dari membran pada banyak
spesies dari Proteobacteria. Fimbria umumnya pendek dan terdapat banyak di
seluruh permukaan sel bakteri. Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada di
permukaan sel bakteri namun tidak banyak. Pili berperan dalam konjugasi bakteri.
Fimbria ditemukan pada bakteri gram negatif, dimana bakteri tersebut memiliki
lapisan peptidoglikan yang tipis pada dinding selnya. Kapsul adalah bagian dari
bakteri berfungsi melindungi bakteri dari kondisi lingkungan yang ekstrim.
Bakteri yang termasuk dalam organisme prokariot selain memiliki
kegunaan, juga bisa menimbulkan kerugian karena merupakan patogen yang
umum pada mahluk hidup seperti manusia. Contohnya adalah bakteri patogen
Pseudomonas aeruginosa yang dapat menginfeksi paru-paru sehingga
menimbulkan kematian. Bakteri patogen lain yang populer adalah Staphylococcus
aureus yang merupakan Mikroflora normal manusia pada permukaan kulit, mulut,
dan hidung, namun pada saat sistem imun menurun, S. aureus akan bersifat
patogen dan dapat menimbulkan penyakit seperti penggumpalan darah.

3.3. Sel
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel
adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa
organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu
8

sel saja. Beragam organisme lainnya, misalnya manusia, adalah multiseluler


(manusia diperkirakan memiliki 100.000 miliar sel dalam tubuhnya). Semua
organisme tersusun atas satu atau lebih sel, setiap sel berasal dari sebuah sel
lainnya, seluruh fungsi vital bagi organisme terjadi di dalam sel dan sel-sel
tersebut mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk mengatur fungsi
sel dan memindahkan informasi kepada sel-sel generasi berikutnya.
Sel merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup yang terdiri dari
protoplasma yang sangat fungsional dan mempunyai inti sel (nucleus). Sel-sel
yang sama bentuk dan fungsinya akan menyusun jaringan, sedangkan jaringan
akan membentuk organ (alat tubuh). Organ-organ yang menyusun sistem organ
dan seluruh sistem. Kesatuan fungsional dari masing-masing organ akan
membentuk suatu individu. Ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan serta
sifat-sifat fisik maupun sifat- sifat kimia sel tumbuhan disebut sitologi.
Umumnya, setiap organisme hidup adalah sekumpulan sel normal yang
membentuk tisu dan seterusnya organ tubuh. Di samping itu sel juga bertanggung
jawab dalam mengatur kestabilan, keseragaman dan kesempurnaan fungsi tubuh
suatu organisme tersebut. Kegagalan dalam fungsi suatu organ tubuh organisme
biasanya berpuncak daripada ketidaknormalan yang berlaku terhadap sel teras
organ. Sel primitif yang terbentuk adalah sel prokariotik ,yakni sel sederhana yang
tidak memiliki membran inti. Sel primitif itu hanya memiliki membran sel,
sitoplasma yang mengandung DNA dan RNA hasil transkripsi serta zat-zat
organik yang berasal dari lingkungannya sebagai makanan. Tidak ada mitokondria
yang berfungsi menghasilkan energi di dalamnya tubuh sel tersebut.
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah pembangkit tenaga bagi sel. Mitokondria banyak
terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan
banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk
mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips
dengan diameter 0,5 m dan panjang 0,5 1,0 m. Struktur mitokondria terdiri
dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar
membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran. Di antara sel-sel
terdapat banyak perbedaan dalam ukuran, bentuk dan struktur dalam.
Hampir setiap sel mengandung sedikitnya satu nukleus. Inti sel (nukleus
sel) adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung
sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang
yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon.
Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga
berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi
mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana
ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
Nukleus sel hidup biasanya sukar dilihat di bawah mikroskop, tetapi akan
lebih mudah dilihat setelah diwarnai. Bahan nukleus akan bereaksi lain terhadap
zat warna atau banyaknya zat warna yang diserapnya, berbeda jika dibandingkan
dengan bagian-bagian sel lainnya. Hal ini akan menyebabkan adanya suatu
kontras antara nukleus dan bagian-bagian sel di sekelilingnya terhadap zat warna.
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi
enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada
berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve
dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40
jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif sekitar pH 5.
Fungsi utama dari lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Badan golgi disebut juga aparatus golgi, kompleks golgi atau diktiosom
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir
di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10
hingga 20 badan golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan.
10

3.4. Mikroskop
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis paling umum dari mikroskop, dan
yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat
optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang
diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop terbagi menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi berdasarkan
kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi
mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler
(satu lensa) dan binokuler (dua lensa) untuk mengamati bagian dalam sel.
Sistem pengamatan dengan menggunakan mikroskop ada dua macam,
yaitu sistem kering dan sistem basah. Sistem kering adalah penggunaan
mikroskop dengan tidak menggunakan cairan pada preparat dan lensa objektif.
Sistem basah yaitu dengan menggunakan cairan antara objektif dan preparat.
Cairan dapat berupa air tetapi yang lazim digunakan ialah minyak cadar (cadar
oil). Dengan immerses sistem dapat diperoleh perbesaran yang jauh lebih besar
daripada sistem kering sampai 1000x atau lebih. Sehabis bekerja dengan immerse
olie, lensa harus dibasahi dengan alcohol absolute atau dengan xylol.
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan
pembesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan
elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari
pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak
energi dan radiasi elektro magnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya. Macam-macam mikroskop elektron terdiri dari mikroskop transmisi
elektron, mikroskop pemindai transmisi elektron, mikroskop pemindai elektron,
mikroskop pemindai lingkungan elektron serta mikroskop refleksi elektron.
IV. ALAT DAN BAHAN

4.1. Alat
1. Mikroskop
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Pisau cutter tajam
5. Api Bunsen
6. Jarum Ose
7. Pinset

4.2. Bahan
1. Aquades
2. Serat Kapas
3. Methylen blue
4. Daun
5. Minyak Emersi
6. Roti (Segar dan Rusak)
7. Air Comberan
8. Tempe (Segar dan Rusak)
9. Bawang Merah
10. Kentang (Segar dan Rusak)

V. PROSEDUR PERCOBAAN
5.1. Simple Staining (Pewarnaan Sederhana)
a) Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95%
b) Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan diwarnai
c) Ambil 1 atau 2 ose biakan dan letakkan ditengah-tengah gelas objek
d) Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar
dan diperoleh apusan tipis berdiameter 1-2 cm
e) Lakukan fiksasi dengan mengangin-anginkan atau dengan melewatkannya
diatas nyala api bunsen hingga apusan tampak kering dan transparan
f) Teteskan Methylen blue ke atas kaca objek tadi
g) Semprotkan sedikit aquadest
h) Keringkan hati-hati dengan tissue (jangan sampai terkena apusan)
i) Amati dengan mikroskop dengan variasi perbesaran dan bantuan minyak
emersi
j) Gambar bentuk sel yang terlihat

5.2. Pengamatan Sel Bawang Merah, Daun, dan Serat Kapas


a) Bersihkan kaca objek
b) Iris tipis helaian bawang merah atau daun atau serat kapas
12

c) Ambil dengan pinset dan letakan dikaca objek


d) Tetesi aquadest
e) Amati dibawah mikroskop dengan variasi perbesaran
f) Gambar bentuk sel yang terlihat

5.3. Pengamatan untuk Roti dan Kentang (Segar dan Rusak)


a) Bersihkan kaca objek
b) Ambil sedikit preparat yang segar
c) Tetesi dengan aquadest
d) Amati dibawah mikroskop dengan variasi perbesaran
e) Lakukan hal yang sama untuk preparat dengan bahan yang rusak
f) Bandingkan hasilnya
g) Gambar bentuk sel yang terlihat

DAFTAR PUSTAKA

Abercombie, M. I993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.


Dahlan, H. 2017. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Palembang: Labora
torium Teknologi Bioproses Universitas Sriwijaya.
Hamidah. 2010. Bakteri dan Pengecatannya. (Online) http://journalitem/92showi
nterstitialjournalitem. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2017).
Nissa. 2012. Organisasi Struktur Dan Morfologi Sel. (Online). http://blajar-
pintar.ac.id/uk2012/04/organisasi-struktur-dan-morfologi-sel.html. (Diakses
pada tanggal 17 Maret 2017).
Sukarno. 1966. Biologi 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai