Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Suci Kadarsih
NIM : 03031381419126
Shift/Kelompok : Senin Siang/2

I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Cuka Apel

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui peran mikroorganisme dalam proses pembuatan cuka apel
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembuatan cuka apel dengan
proses fermentasi.
3. Mengetahui lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan cuka apel.

III. DASAR TEORI

3.1. Sejarah Cuka Apel

Berdasarkan legenda di kawasan pegunungan Kaukasia, di perbatasan antara


daratan Asia dan Eropa, sebelah tenggara Rusia, konon ribuan tahun yang lalu
Nabi Muhammad yang pertama kali memberikan sebuah biji (berisi bakteri baik
kelompok Lactobacillus sp) kepada orang-orang setempat dan mengajari cara
membuat minuman asam, yang mengandung polisakarida larut air yang dihasilkan
oleh bakteri asam laktat, yang akan meningkatkan pembentukan sistem imun
dalam tubuh manusia. Sehingga masyarakat tersebut memiliki kondisi tubuh yang
kuat dan sehat serta hampir tidak pernah menderita berbagai macam penyakit.
Tercatat dalam sejarah, pada tahun 907, Elie Metchinkoff ilmuan Rusia
peraih Nobel menyampaikan hipotesisnya tentang manfaat minuman fermentasi
(dari susu yang diasamkan) bagi bangsa Bulgaria . Minuman tersebut biasa
mengkonsumsi minuman tersebut, mempunyai dampak umur panjang dan selalu
dalam kondisi sehat, sedikit sekali yang terserang penyakit . Perkembangan
berikutnya sekitar abad VII, dalam literatur Kekaisaran Romawi pernah mencatat

1
9

bahwa Yulius Caesar mengintruksikan kepada para prajurit Romawi untuk secara
teratur mengkonsumsi minuman yang asam (cuka dari buah apel) agar
dapat menjaga sistem imun atau ketahanan tubuh dari prajuritnya tersebut.
Di Amerika Serikat, sekitar abad XVIII tercatat nama Presiden Amerika
kedua John Adams sebagai pengkonsumsi teratur cuka apel, memiliki kesehatan
tubuh yang terjaga sehingga terhindar dari serangan penyakit sampai beliau wafat
di usia 91 tahun. Sekitar awal tahun 1990, cuka apel mulai beredar dipasaran
Indonesia sebagai produk impor. Umumnya bahan baku cuka apel tersebut terbuat
dari buah apel New Zeland, Whosington dan Red Delicious, dan diperkirakan
sekitar tahun 1998, di Indonesia mulai muncul beberapa merk cuka apel yang
diproduksi menggunakan bahan baku domestik (buah apel Malang-Jawa Timur).
Pada awal tahun 1990, cuka apel mulai beredar dipasaran Indonesia sebagai
produk impor. Umumnya bahan baku cuka apel tersebut terbuat dari buah apel
new zealand, washington dan red delicious. Kemudian diperkirakan sekitar tahun
1998, di Indonesia mulai muncul beberapa merk cuka apel yang diproduksi
menggunakan bahan baku domestik (buah apel Malang, Jawa Timur) . Berbicara
tentang cuka apel di Indonesia tidak terlepas dari peran besar Miftahus Sadiyah,
S.TP selaku penemu formulasi cuka apel yang kemudian diproduksi oleh PT.
Hemarco Perkasa Utama sejak tahun 2001, dengan kualitas produk yang baik
tersebut membawa berkah bagi kejayaan PT. Hemarco Perkasa Utama sebagai
industri yang mampu mempopulerkan cuka apel diseluruh penjuru Indonesia.

3.2. Buah Apel


Apel adalah salah satu buah yang sangat digemari oleh masyarakat
Indonesia. Apel digemari karena rasanya yang sangat manis dan kandungan
gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai kandungan air dan vitamin yang
tinggi, serta kalori yang cukup kecil. Buah apel merupakan buah yang berasal dari
daerah dengan iklim sub-tropis. Di Indonesia buah apel akan banyak ditanam oleh
petani di daerah Batu, yang ada di Malang . Terdapat tiga varietas apel yang
dikembangkan di daerah tersebut yakni Manalagi, Rome Beauty, dan Anna . Apel
dikenal mempunyai kandungan tanin yang sangat tinggi. Apel, seperti komoditi
9

buah yang lain, mudah mengalami kerusakan. Kerusakan pada apel diduga akan
terjadi karena adanya perubahan komponen-komponen kimia dalam buah apel.
Perubahan komponen kimia dapat mempengaruhi sifat fisik apel. Perubahan
sifat fisik dan kimia pada apel dapat menurunkan mutu dari apel itu sendiri.
Apel adalah jenis buah-buahan yang satu famili dengan keluarga mawar
(rosaceae). Buah apel biasanya berwarna merah kulitnya jika masak dan siap
dimakan, namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau kuning. Kulit buahnya
agak lembek, daging buahnya keras. Buah ini memiliki beberapa biji di dalamnya.
Apel dikenal mempunyai kandungan tanin yang sangat tinggi. Apel, seperti
komoditi buah yang lain, mudah mengalami kerusakan. Kerusakan pada apel
diduga terjadi karena perubahan komponen-komponen kimia dalam buah apel.
Perubahan komponen kimia dapat mempengaruhi sifat fisik apel. Perubahan sifat
fisik dan kimia pada apel dapat menurunkan mutu dari apel itu sendiri. Apel
adalah jenis buah-buahan yang satu famili dengan keluarga mawar (rosaceae).
Buah apel memiliki syarat-syarat penting agar dapat tumbuh dengan baik .
Syarat-syarat ini terdiri dari iklim, media tanam, dan ketinggian tempat . Curah
hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150
hari/tahun. Selama setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan
kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan
bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah. Tanaman apel membutuhkan
cahaya matahari yang cukup, yaitu berkisar antara 50-60% setiap harinya,
terutama pada saat pembungaan. Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27C, dan
kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel adalah sekitar 75-85%.
Apel (Malus sylvestris Mill) termasuk dalam rajanya buah komersial karena
konsumennya yang luar biasa banyaknya . Apel merupakan tanaman buah tahunan
yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis . Apel telah mulai
ditanam sejak tahun 1934 di Indonesia hingga pada saat ini. Buah apel di
Indonesia mulai diperkenalkan oleh orang Belanda dan dikembangkan oleh orang
Indonesia. Sayangnya kondisi daerah di Indonesia yang paling sangat cocok untuk
ditanami apel karena masih sangat terbatas. Daerah Batu, yang ada di Malang,
9

merupakan pusat tanaman apel yang ada di Indonesia, karena tanaman ini akan
banyak diusahakan sebagai suatu dari usaha tani, yang ditanam di pekarangan
maupun yang ada di kebun. Tanaman apel yang termasuk kedalam spesies Malus
sylvestris mill. Berdasarkan dari spesies Malus sylvestris mill ini, ada terdapat
bermacam-macam varietas yang telah memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri.
Apel mengandung banyak vitamin C dan B, selain itu apel kerap menjadi
pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi. Buah apel mempunyai
banyak manfaat, diantaranya adalah mengeluarkan toksin yang ada di dalam
tubuh, menjaga kestabilan hormon dan sistim imunitas, mengurangi tingkat stres,
meningkatkan konsentrasi dan produktivitas, memperbaiki kualitas tidur,
mengurangi manifestasi alergi, dan melancarkan peredaran darah dan sistem saraf.

3.3. Senyawa Penting Buah Apel


Buah apel memiliki banyak kandungan penting, seperti flavanoid, fitokimia,
pectin, dan tannin. Flavonoid pada buah apel paling banyak dibandingkan dengan
buah -buahan lain. Flavonoid tersebut, mampu menurunkan risiko kena penyakit
kanker paru-paru sampai 50 persen, selain itu juga quacertin, sejenis flavonoid
yang terkandung dalam apel, dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker
prostat. Fitokimia di dalam apel juga akan berfungsi sebagai antioksidan yang
melawan kolesterol jahat, Low Density Lipoprotein (LDL) yang potensial
menyumbat pembuluh darah dan juga antioksidan akan mencegah kerusakan sel-
sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat yang bersamaan, antioksidan akan
meningkatkan jenis kolesterol baik, High Density Lipoprotein (HDL) yang
bermanfaat untuk mencegah adanya penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kandungan pektin (serat larut yang dikandung buah-buahan dan sayuran)
telah diteliti dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Secara
spesifik pada sebuah penelitian awal, terbukti bahwa dalam apel ditemukan asam
D-glucaric yang bermanfaat mengatur kadar kolesterol, jenis asam ini mampu
mengurangi kolesterol sampai 35%. Apel sebesar 5 gram berukuran sedang
mempunyai serat yang tinggi dan serat ini sangat bermanfaat untuk melencarkan
sistem pencernaan dan menurunkan berat badan. Apel mengandung tannin yang
9

berkonsentrasi tinggi. Tannin ini mengandung zat yang dapat mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi yang disebabkan oleh tumpukan plak. Tidak hanya itu,
tannin juga berfungsi mencegah infeksi saluran kencing dan menurunkan risiko
terjangkit dari penyakit jantung dan sistem peredaran darah.

3.4. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Fermentasi pada awalnya hanya menunjukkan pada
suatu peristiwa alami pada pembuatan anggur yang menghasilkan buih. Senyawa
yang dapat dipecah dalam fermentasi terutama adalah karbohidrat sedangkan
asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu.
Pengertian itu mencakup fermentasi aerob dan anaerob. Namun secara umum,
fermentasi adalah salah satu dari bentuk respirasi anaerobik, dan akan tetapi
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi dari sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan proses respirasi yang berlangsung
adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi proses respirasi aerob
terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut akan
melangsungkan proses fermentasinya yaitu proses pembebasan energi yang
dengan tanpa adanya oksigen, yang nama lainnya adalah respirasi anaerobik.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan juga sebagai bentuk
fermentasi yang akan mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya.
Fermentasi mempunyai beberapa fungsi atau kegunaan antara lain,
fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi bahan yang berkualitas rendah serta
berfungsi dalam pengawetan bahan, merupakan suatu cara untuk menghilangkan
zat anti nutrisi atau racun yang terkandung dalam suatu bahan makanan .
Fermentasi bisa menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba
sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini,
sehingga fermentasi merupakan bentuk lampau dari produksi energi sel. Produk
fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak
9

dapat mengalami metabolisme yang lebih jauh tanpa dengan oksigen ataupun
akseptor elektron lainnya sehingga cenderung dianggap produk buangan .
Glikolisis aerobik adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi
energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah . Pada keadaan
yang rendah oksigen, makhluk vertebrata akan menggunakan glikolisis anaerobik
yang jauh lebih cepat tetapi kurang efisisen untuk menghasilkan ATP.
Fermentasi tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme
aerobik yang kompleks jika oksigen tersedia sedikit. Tahap akhir dari fermentasi
adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan
energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis.

3.5. Cuka Apel


Cuka apel (Apple Cider Vinegar) merupakan cuka yang terbuat dari sari
buah apel atau bisa juga dari ampas jus apel. Warna dari cuka tersebut adalah
coklat kekuningan. Cuka apel tidak menimbulkan keasaman dalam tubuh,
walaupun sebenarnya rasa dari cuka apel tersebut asam. Seperti yang telah
diketahui, tidak selalu makanan yang rasanya asam memiliki pH asam, contoh
makanannya seperti jeruk, nanas, mangga, jeruk nipis, atau jeruk lemon.
Walaupun aroma dan rasa cuka apel terkesan asam, cuka apel tidak
meningkatkan keasaman dalam tubuh, dengan catatan produk harus dibuat secara
organik dan diambil dari apel yang ditanam secara organik juga. Produk
cuka apel organik sudah dibuktikan aman dan efektif, termasuk untuk anak-anak.
Penyajian apel dalam bentuk cuka berkaitan dengan pengoptimalan zat yang
terkandung dalam buah apel bahkan melalui proses fermentasi, kandungan
nutrisinya bertambah kaya, terutama kadar enzim dan asam amino . Cuka apel
merupakan minuman kesehatan dari fermentasi alami buah apel . Penyajian buah
apel dalam bentuk cuka adalah optimalisasi manfaat zat yang terkandung dalam
buah apel. Cuka apel yang dibuat dari sari buah apel bertambah popular sebagai
minuman kesehatan salah satunya karena sebagai pencegah penyakit jantung.
9

3.6. Morfologi Tanaman Apel


Dari spesies Malus sylvestris Mill ini terdapat bermacam-macam varietas
yang pada umumnya tidak tampak berbeda jika ditinjau dari morfologinya . Pohon
apel yang berasal dari sebuah biji dan anakan akan segera membentuk akar
tunggang, yaitu akar yang tumbuhnya lurus atau vertikal ke dalam tanah . Akar ini
akanberfungsi sebagai penegak tanaman, untuk penghisap air dan unsur hara
dalam tanah, serta untuk menembus lapisan-lapisan tanah yang sangat keras.
Kedalaman dan luas penyebaran akar sangat tergantung pada kesuburan dan
tekstur tanah. Pada tanah yang tidak subur, akar akan menembus jauh ke dalam
tanah untuk mencari makanan. Sedangkan batang bawah yang kebanyakan berasal
dari stek dan rundukan tunas akar, yang berkembang baik adalah merupakan akar
cabang/akar serabut dan tidak mempunyai akar tunggang, sehingga batangnya
pohon apel yang tidak dipangkas akan tumbuh lurus dan tidak beranting . Kulit
kayu pohon apel adalah tebal. Daun apel dibagi menjadi enam kategori, yakni
oval, broadly oval, narrow oval, acute, broadly acute dan narrow acute.
Permukaan daun apel bisa berbentuk datar ataupun bergelombang. Sisi daun
apel ada yang melipat ke bawah dan ada juga sisi daun apel yang melipat ke atas .
Bagian bawah dari daun apel pada umumnya diselimuti oleh suatu bulu-bulu yang
halus. Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan dan pada tiap
tandannya terdapat 7 sampai 9 bunga. Bunga apel penyerbukannya secara silang.
Saat pembungaan seperti ini banyak yang dipengaruhi oleh temperatur, namun
setiap varietas akan memberikan respon yang berbeda terhadap temperatur.
Temperatur yang sesuai untuk pembungaan adalah antara 12C-18C. Buah
apel terbagi menjadi 15 bagian, mulai dari kulit sampai bijinya . Kelima belas
bagian itu berbeda setiap jenisnya. Namun, perbedaan yang paling mencolok
dilihat hanya di beberapa bagiannya seperti bentuk buah, benang sari, biji dan
lekukan di ujung buah. Ada delapan macam bentuk buah apel yaitu, flat, flat-
round, round, round-conical, conical, long conical, oblong dan oblong-conical.
Bentuk buah tersebut dipengaruhi oleh iklim dan tanah tempat tumbuh. Bentuk
9

bijinya juga berbeda. Ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing,
berujung tumpul, dan bentuk yang ketiga yaitu bentuk pertengahan antara bentuk
yang pertama dan yang kedua. Warna buah tergantung dari varietasnya, ada buah
yang berwarna hijau kemerahan, ada juga buah yang berwarna hijau kekuning-
kuningan, serta ada juga yang berwarna hijau berbintik-bintik dan sebagainya.

3.7. Proses Pembuatan Cuka Apel


Anggur asam arti dari Vinegar (cuka) berasal dari bahasa Perancis vin aigre.
Cuka bukan merupakan dari asam asetat. Food and Drug Administration (FDA)
Amerika Serikat menyatakan bahwa tidak setiap asam asetat yang diencerkan
merupakan cuka yang boleh ditambahkan untuk produk makanan konsumen .
Produk cuka yang dihasilkan tersebut harus mengandung minimal 4% keasaman
atau mengandung minimal 4 gram asam asetat per 100 larutan. Cuka dapat dibuat
dari hampir seluruh sumber karbohidrat terfermentasi, termasuk anggur, sirup
gula, kelapa, anggur, melon, bir, madu, dan karbohidrat lainnya .
Cuka apel merupakan produk produk olahan buah apel yang dihasilkan dari
dua proses fermentasi, yaitu fermentasi alkohol (mengubah gula menjadi etanol
oleh aktivitas jamur, biasanya oleh Sacharomyces cerevisiae) dan fermentasi
asetat (oleh mikroorganisme kelompok Acetobacter yang mengoksidasi etanol
menjadi asam asetat). Kedua macam fermentasi ini berbeda dan bagian pertama
harus diselesaikan dulu sebelum tahap kedua dilakukan. Sel Khamir merupakan
spesies dari Sacharomyces cerevisiae, bekerja pada kondisi aerobic. Sel khamir
akan memfermentasi glukosa menjadi etanol, terutama melalui lintasan Meyerhof.
Pada setiap 180 gram glukosa yang melalui lintasan ini akan menghasilkan
92 gram etanol, 80 gram CO2, dan energy (ATP) sehingga secara teoritis setiap 1
gram glukosa akan menghasilkan 0,49 gram CO 2 dan 0,51 gram etanol. Kondisi
optimal sel khamir (Sacharomyces cerevisiae) untuk memproduksi etanol secara
efisien adalah pada temperatur antara 28-35 C dan besar pH antara 3,3-6.
Akan tetapi, bisa saja tahap fermentasi ini dilakukan tanpa pengaturan
temperatur. Setelah dilakukan proses fermentasi alkohol, langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah proses fermentasi asam asetat . Bakteri asam cuka
9

(Acetobacter dan Aspergillus aceti) akan mengoksidasi alkohol menjadi asam


asetat dan air. Berbeda halnya dengan proses fermentasi alkohol yang
memerlukan kondisi anaerob, untuk pertumbuhan dan aktivitasnya fermentasi
asam asetat ini memerlukan kondisi aerob (memerlukan kandungan oksigen (O2).
Pada skala industri, pembuatan cuka apel ini terdiri dari macam-macam
metode seperti metode lambat, metode cepat, dan metode perendaman. Pada
metode lambat, bahan baku yang digunakan adalah buah-buahan. Langkah
pertama yang dilakukan adalah memasukkan jus buah, yeast, dan bakteri cuka ke
dalam tangki. Setelah beberapa hari, sebagian jus buah akan terfermentasi menjadi
etanol (11-13% alkohol). Selanjutnya, pada permukaan tangki terjadi fermentasi
etanol menjadi asam asetat. Bakteri cuka di permukaan larutan akan membentuk
lapisan agar-agar tipis. Bakteri inilah yang akan mengubah etanol menjadi asam
asetat (disebut juga proses asetifikasi). Proses asetifikasi ini memerlukan kondisi
temperature 21-29C. Lapisan tipis agar-agar yang jatuh dari bakteri cuka akan
memperlambat laju proses asetifikasi. Hal ini dapat dicegah dengan memegang
lapisan yang dapat mengapungkan lapisan tipis agar-agar dari bakteri cuka.
Pada metode cepat atau German process, bahan baku yang biasa digunakan
adalah etanol cair. Langkah pertama yang dilakukan adalah campuran etanol cair
(10,5%), vinegar (1%), dan nutrisi dicampurkan pada bagian atas tangki dengan
alat sparger. Campuran ini akan mengalir turunmelalui bahan isian dengan sangat
lambat. Selanjutnya, udara akan dialirkan dengan cara countercurrent melalui
bagian-bagian bawah tangki. Panas yang timbul akibat reaksi oksidasi akan
diambil oleh pendingin yang dipasang pada aliran daur ulang cairan campuran
(yang umumnya mengandung vinegar, etanol, dan air) dari bagian bawah tangki.
Suhu operasi dipertahankan pada rentang suhu 30-35C. Produk yang
terkumpul di bagian bawah tangki mengandung asam asetat optimum 10-10,5%.
Sebagian produk didaur ulang dan sebagian yang lain dikeluarkan dari tangki .
Bakteri asetat akan berhenti memproduksi asam asetat jika kadar asam asetat telah
mencapai 12-14%. Pada metode perendaman, umpan (feed) yang mengandung 8-
9

12% etanol diinokulasi dengan menggunakan Acetobacter actigenum dengan suhu


yang dipertahankan terdapat pada rentang suhu sekitar 24-29C. Setelah itu,
umpan akan dimasukkan melewati bagian atas dari tangki tersebut.
Udara didistribusikan dalam cairan yang difermentasikan sehingga
membentuk gelembung-gelembung gas, bakteri akan tumbuh di dalam suspensi
antara gelembung udara dan cairan yang difermentasi . Temperatur proses akan
dipertahankan dengan menggunakan koil pendingin stainless steel yang terpasang
dibagian dalam tangki. Defoamer yang terpasang di bagian atas tangki
membersihkan busa yang terbentuk dengan sistem melalui cara mekanik.
Ketiga metode di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing .
Namun, perlu diperhatikan tentang lama waktu fermentasi yang dilakukan .
Semakin lama waktu fermentasi, memungkinkan akumulasi dari lendir bukan
racun (nontoxic slime), komposisinya yeast dan bakteri asam asetat dikenal
sebagai ibu cuka. Ibu cuka adalah selulosa (karbohidrat alami yang merupakan
serat makanan seperti seledri) yang terproduksi oleh bakteri cuka tidak berbahaya .

3.8. Kandungan Cuka Apel


Cuka apel memiliki kandungan mineral dan vitamin yang sangat banyak
seperti kalium, asam amino, vitamin, dan betakaroten . Kalium merupakan salah
satu mineral dalam cuka apel yang berperan dalam proses penyembuhan . Sebagai
elektrolit yang komposisinya hampir sama dengan elektrolit tubuh, kalium
berguna meningkatkan metabolisme tubuh, sedangkan asam amino berperan
sebagai bahan untuk membangun protein yang bermanfaat mengganti sel-sel
tubuh yang rusak, sebagai pemberi kalori pada tubuh, membuat protein dalam
darah yang berguna untuk mempertahankan tekanan osmose darah, dapat
menurunkan kadar kolesterol darah, menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Selain mineral dan asam amino, cuka apel juga memiliki banyak kandungan
vitamin seperti vitamin A, B1, dan C. Vitamin A berperan untuk menjaga
kesehatan mata juga sebagai antioksidan untuk membersihkan radikal bebas yang
membuat kerusakan sel. Vitamin B1 berfungsi memelihara sifat permeabilitas dari
9

dinding pembuluh darah sehingga mencegah terjadinya penumpukan cairan


jaringan tubuh seperti pada penyakit beri-beri, memelihara fungsi syaraf sehingga
mencegah terjadinya neuritis, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah
rematik, kanker, arterosklerosis, stroke, dan memperbaiki kontraksi dinding
lambung. Vitamin B2 berperan untuk memproses asam amino, lemak, dan
karbohidrat hingga menghasilkan energi ATP yang diperlukan sel tubuh,
antioksidan, pemeliharaan jaringan saraf, jaringan pelapis, kulit, dan kornea mata.
Vitamin C berperan dalam pembentukan substansi antar-sel dan berbagai
jaringan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan sebagai zat antioksidan yang
mampu membersihkan tubuh dari radikal bebas. Provitamin betakaroten berperan
sebagai antioksidan. Keberadaan betakaroten, vitamin A, dan bersama antioksidan
lain bermanfaat untuk membersihkan radikal bebas sehingga kualitas darah dan
sel lebih sehat. Magnesium berperan sebagai perekat yang melekatkan kalsium
dan fosfor pada tulang-tulang dalam tubuh melawan osteoporosis, membantu
fungsi saraf dan otot, mengatur irama jantung agar tetap normal, dan digunakan
sebagai obat penenang alami jika magnesium dikombinasikan dengan kalsium.
9

IV. ALAT DAN BAHAN

4.1. Alat
1. Pisau.
2. Hotplate.
3. Panci.
4. Kain saring.
5. Baskom.

4.2. Bahan
1. Apel 500 gr.
2. Gula 125 gr.
3. Air 1000 ml.
4. Yeast (ragi).

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis.
2. Rebus irisan apel tersebut dengan air sampai mendidih.
3. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula. Biarkan selama 30 menit
agar aroma buah apel keluar.
4. Pisahkan sari apel dari buahnya lalu setelah dingin sari apel dimasukkan
kedalam botol.
5. Masukkan ragi/yeast kedalam sari apel tersebut. Tutup dengan kain saring.
Fermentasi sari apel selama 1-2 minggu akan membentuk alkohol.

Anda mungkin juga menyukai