Anda di halaman 1dari 34

PENGOLAHAN LIMBAH

INDUSTRI KARET
OLEH : KEL. 4
Oce Ranka
Parera Jusuf Alpian
Ratna Dewi
Rippa Julianty
Risdianty Damanik
Rizki Efata T

Tingkat : II-B
PENDAHULUAN
Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah
proses yang tidak dapat digunakan kembali,
apabila limbah ini terlalu banyak di lingkungan
maka akan berdampak pada pencemaran
lingkungan dan masyarakat sekitar. Limbah dibagi
menjadi dua bagian sumber yaitu limbah yang
Latar bersumber domestik dan limbah non-domestik.
Belakang Bahan-bahan yang termasuk dari limbah memiliki
karakteristik diantaranya adalah mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, bersifat korosif dan lain-lain.
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber
daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak
mampu memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestik yang semakin menurun. Kegiatan
industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak
negatif terhadap sumber daya air, antara lain
menurunkan kulitas air.
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air.Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber
daya air secara seksama.
Kandungan mikroorganisme dalam air limbah
sangat berbeda tergantung pada lokasi dan waktu,
sehingga kebersihan dan kontaminasi air limbah
sangat erat dengan lingkungan sekitar.Untuk
mempertahankan hidupnya, mikroorganisme
melakukan adaptasi dengan
lingkungannya.Adaptasi ini dapat terjadi secara
cepat dan bersifat sementara, ada juga yang
bersifat permanen yang dapat mempengaruhi
bentuk morfologi dan fisiologi secara turun
temurun. Oleh karena itu, dalam pembuangan
limbah baik yang domestik maupun yang non-
domestik di daerah pemukiman sebaiknya
dilakukan penataan ulang lokasi pembuangan
limbah, agar aliran limbah dari masing-masing
pemukiman penduduk dapat terkoordinasi dengan
baik, dan tidak menimbulkan penyakit yang
Salah satu industri yang erat hubungannya
dengan masalah lingkungan adalah industri
karet. Kebutuhan bahan baku karet tersebut
dipenuhi oleh petani karet berupa bahan olah
karet berbentuk kepingan atau batangan balok,
dari proses pengolahan karet tersebut
menghasilkan limbah cair yang banyak
mengandung senyawa organik. Pengendalian
pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah karet
perlu mendapat perhatian yang serius untuk
dipelajari dan diteliti agar tingkat pencemaran
limbah yang dibuang keperairan berada
dibawah baku mutu lingkungan (BML) yang
telah ditetapkan. Hal ini memerlukan
penanganan yang terpadu antara pihak
pemerintah, industri dan masyarakat, juga
diperlukan teknologi pengolahan limbah karet
yang murah dan mudah dalam penanganannya,
seperti melalui proses aerasi dan koagulasi.
Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan
suatu strategi untuk menghindari timbulnya
pencemaran industri melalui pengurangan timbulan
limbah (waste generation) pada setiap tahap dari
proses produksi untuk meminimalkan atau
mengeliminasi limbah sebelum segala jenis potensi
pencemaran terbentuk. Istilah-istilah seperti
Pencegaha Pencemaran, Pengurangan pada
sumber, dan Minimasi Limbah sering disertakan
dengan istilah Produksi Bersih. Cleaner Production
berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya
limbah. Dimana limbah merupakan salah satu
indikator inefisiensi, karena itu usaha pencegahan
tersebut harus dilakukan mulai dari awal (Waste
avoidance), pengurangan terbentuknya limbah
(waste reduction) dan pemanfaatan limbah yang
terbentuk melalui daur ulang (recycle).
Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan
pebghematan (saving) yang luar biasa karena
penurunan biaya produksi yang signifikan sehingga
pendekatan ini menjadi sumber pendapatan
Dewasa ini permintaan pasar dunia terhadap karet
terus meningkat setiap tahun.Keadaan ini
mendorong Indonesia untuk terus meningkatkan
produktivitas serta kualitas karet yang dihasilkan
sehingga ekspor karet Indonesia dapat bersaing di
Perumusa
pasardunia.Selain permintaan yang
n Masalah
menguntungkan industry karet menyumbangkan
banyak permasalahan terhadap lingkungan yang
harus diperhatikan, yang terdiri dari limbah padat,
cair, maupun gas.Untuk itu perludiketahui faktor-
faktor untuk menyelesaikan permaasalahan
tersebut, sehingga tinggimya produktivitas industri
karet sejalan dengan kebijakan lingkungan yang
berlaku.
PEMBAHASAN
Apabila dilihat dari tahapan poduksi baik dari
bahan baku berasal dari lateks dan bahan olahan
karet rakyat (bokar), maka limbah yang terbentuk
pada industri karet dapat berupa limbah padat,
limbah cair, dan limbah gas.
Kualitas bahan baku berpengaruh terhadap
tingkat kuantitas dan kualitas limbah yang akan
terjadi dengan rincian sebagai berikut :
1. Makin kotor bahan karet olahan akan mkin
Sumber banyak air yang diperlukan untuk proses
Limbah pembersihannya, sehingga debit limbah
cairpun meningkat.
Industri Karet 2. Makin kotor dan makin tinggi kadar air dari
bahan baku karet olahan, akan makinmudah
terjadinya pembusukan, sehingga kuantitas
limbah gas/bau pun meningkat.
3. Bahan baku karet olahan yang kotor
menyebabkan kuantitas lumpur, tatal dan pasir
relatif tinggi.Pembersihan dilakukan melalui
pengecilan ukuran, proses ini juga bertujuan
untuk memperbesar luas pemukaan karet agar
waktu pengeringan relatif singkat.
Sumber limbah cair industri karet dapat
dikategorikan dari proses produksi dengan rincian
sebagai berikut:
1. Bahan baku olahan karet rakyat Bahan baku
karet rakyat berbentuk koagulum (bongkahan)
yang telah dibubuhi asamsemut, dan banyak
mengandung air dan unsur pengotor dari karet
baik disengaja maupuntidak disegaja oleh
kebun rakyat. Sumber limbahnya antara lain:
a.Penyimpanan koagulum
b. Sebelum produksi terlebih dulu karet disempot
air sehingga menghasilkan limbah
c. Pencacahan koagulum lalu di cuci dengan air
lagi. Proses peremahan dengan hammer mill
juga menghasilkan limbah cair, waaupun
jumlahnya relatif kecil2. Bahan baku berasal
dari lateks kebun. Dalam proses produksi untuk
meghasilkan karet digunakan air lebih sedikit,
tetapi mempunyai bahan kimia didalam air
limbahnya. Sumber limbahnya adalah dari
proses pencacahan dan peremahan.
Pengaruh tiap parameter terhadap lingkungan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
I. BOD
BOD merupakan salah satu parameter limbah
yang ,e,beri gambaran atas tingkat polusiair.
Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan makin besar
oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
merubah organik. Makin tinggi kandungan bahan
organik akan menyebabkan makIn berkurangnya
konsentrasi oksigen terlarut di dalam air yang
akhirnya berakibat kematian berbagai biota air.
Pengurangan konsentrasi oksigen
terlarutmenyebabkan kondisi aerob bergeser ke
kondisi anaerob.
II. COD
COD mirip dengan BOD, bedanya oXigen yang
diperlukan merupakan oksigen kimiawi seperti
O2 atau oksidator lainnya untuk mengoksidasi
secara kimia bahanorganik menjadi senyawa lain
seperti gas metan, amoniak, dan karbon
dioksida. Nilai COD selalu lebih tinggi daripada
nilai BOD karena hampir seluruh jenis bahan
III. Padatan Terendap
Padatan terendap menunjukkan jenos padatan
yang terkandung di dalam cairan limbahyang
mampu mengendap di dasar cairan secara
gravitasi dalam waktu paling lama sekitar 1 jam.

IV. Padatan Tersuspensi


Padatan tersuspensi adalah padatan yang
membentuk suspensi atau koloid. Secarakasat
mata padatan ini terlihat mengapung atau
mengambang serta mengeruhkan air karena berat
jenisnya relatif rendah.
V. Padatan Terlarut
Padatan ini bersama-sama dengan suspensi koloid
tidak dapat dipisahkan secara
penyaringan.Pemisahannya hanya dapat dilakukan
dengan proses oksidasi biologis ataukoagulasi kimia.

VI. Kandungan Nitrogen


Bentuk senyawa nitrogen yang paling umum adlah
protein amonia, nitrit dan nitrat.Ketiga jenis terakhir ini
dihasilkan dari perombakan protein, sisa tanaman dan
pupuk yang tersisa di dalam cairan limbah.g. Derajat
Keasaman (pH)Suatu cairan dikatan bersifat normal bila
pH = 7 . makin rendah nilai pH artinya air makin bersifat
asam, sebaliknya makin tinggi bersifat basa.
Limbah cair karet merupakan air sisa produksi
dari pengolahan karet menjadi benang karet dan
air dari pembersihan alat/area. Limbah karet
mengandung amoniak dan nitrogen total yang
Limbah Yang berbahaya apabila melewati batas standar yang
Dihasilkan telah ditetapkan sehingga dapat mencemari air
Industri sungai dan lingkungan sekitarnya. Pengolahan
Karet limbah cair tersebut dilakukan dengan
menampungnya pada bak penampungan limbah
untuk kemudian diendapkan, disaring dan sisanya
dialirkan ke lingkungan
START

Collecting Reservoir
Equalisation Basin

Alkalization Basin
Sedimentasi Basin
Pengolahan Lifhting Pump Station
Air Limbah Neutralisasi Basin

Industri Bak Aerasi Lagon

Karet Thickening Basin

Diagfragma Pump Station


(DPS) dan Filter Press

Incenerator

END
Air buangan yang berasal dari pengolahan
1. benang karet dialirkan melalui saluran parit ke bak

Collectin collecting reservoir.Didalam bak collecting reservoir

g terdapat 3 sekat atau sisi dimana pada tiap-tiap

Reservoi pintu/ sekat tersebut ada terdapat saringan. Bak ini


berguna sebagai bak pengontrol sludge atau residu
r
asam asetat dan karet sehingga diharapkan waste
water yang akan mengalir keproses selanjutnya
terbebas dari sludge dan karet tersebut.
Air buangan dari collecting reservoir dialirkan
kedalam bak Equalisation Basin. Proses ini bertujuan
untuk mengurangi atau mengembalikan variasi
variasi karakteristik air limbah agar segera tercapai
kondisi yang optimum pada proses pengolahan
selanjutnya. Dengan adanya bak equalisasi ini
diharapkan debit aliran dan beban pencemaran yang
bervariasi dapat diubah menjadi konstan atau
mendekati konstan.
Fungsi bak equalisasi adalah :
2. Meredam bahan akibat adanya fluktasi bahan
organik yang dapat mengganggu proses biologis
Equalisati aerob.
Mengendalikan pH air limbah.
on Basin Mengurangi fluktasi debit air, sehingga bahan
homogeny secara merata atau teratur diatur
pengalirannya menuju proses selanjutnya.
Mencegah terjadinya konsentrasi bahan bahan
homogen beracun yang tinggi memasuki unit
pengolahan biologis yang aerobic.
Pada bak equalisasi ini dilakukan aerasi agar
terjadinya homogenitas air limbah serta dapat
terjadinya pencapaian Biochemical Oxygen Demand
Setelah dari bak equalisasi, air kemudian
dipompakan kedalam bak alkalization basin. Proses
alkalisasi ini dilakukan untuk memisahkan logam
berat dari air limbah dengan menaikkan pH asam
menjadi basa. Dimana dalam hal ini air limbah

3.Alkalization mengandung kadar zink yang tinggi, dan zink

Basin merupakan salah satu jenis logam yang mudah


terikat dengan zat zat lainnya.
Pada bak alkalization ini dilakukan
pengandjusan larutan caustic soda (penambahan
NaOH 30%) dan penambahan polielektrolit yang
secara otomatis akan membentuk endapan. Dan
yang berupa sludge cair akan dialirkan ke bak
sedimentasi basin.
Air buangan yang berasal dari bak alkalization
akan dialirkan kedalam bak sedimentasi. Proses
sedimentasi ini bertujuan untuk mengendapkan
fase lumpur yang terdapat pada air limbah sebagai
hasil dari proses alkalisasi. Partikel air harus cukup
besar agar dapat diendapkan dalam jangka waktu
tertentu. Kecepatan pengendapan akan
4. berbanding langsung dengan kuadrat diameter
partikel partikelnya. Jika partikel membentuk
Sediment aglomerat maka kecepatan akan bertambah besar.
Bak sedimentasi ini berbentuk spiral atau dapat
asi Basin dikatakan berbentuk lingkaran yang mempunyai 3
lapisan. Air limbah yang akan diolah akan masuk
kebagian tengah pada bak pengendapan,
kemudian dialirkan kebagian bawah dan
kesamping. Pada waktu air mengalir kepermukaan
sludge akan jatuh ke dasar bak secara gravitasi,
kemudian air keluar melalui saluran yang dipasang
secara radial.
Air limbah dari bak sedimentasi akan dialirkan ke

5.Lifhting PumpLifhting pump station, dimana lifhting pump station


Station ini berfungsi sebagai post sementara untuk

pengumpulan phase cair. Kemudian air akan

dimasukkan kedalam neutralisasi Basin.


Bak netralisai dilakukan untuk menetralkan air
limbah dari pH 10 menjadi pH 7 (netral). Pada
proses ini dilakukan pengadjusan dengan
6.
menambahkan asam sulfat 30%. Proses netralisasi
Neutralisa ini bermanfaatuntuk proses biologi, dimana
si Basin diperlukan pH air limbah antara 6 - 8 sehingga
tercapainya kondisi yang optimum.
Air limbah kemudian dimasukkan ke dalam Bak
Aerasi Lagon. Fungsi dari bak aerasi lagon ini
adalah untuk menurunkan kadar COD dan BOD
pada air limbah. Bak aerasi inni terdiri dari 5 lagon,
dimana setiap lagon dilengkapi dengan aerator
dengan jumlah yang berbeda.
Adapun jumlah aerator pada tiap tiap lagon yaitu :
7.Bak Aerasi Lagon I terdapat 105 pcs aerator.
Lagon II terdapat 98 pcs aerator.
Lagon Lagon III terdapat 56 pcs aerator.
Lagon IV terdapat 56 pcs aerator.
Lagon V terdapat 56 pcs aerator
Dalam bak aerasi ini terjadi reaksi penguraian
zat organic yang terkandung di dalam air buangan
secara biokimia oleh mikroba yang menjadi gas
karbin monoksida dan sela yang baru. Jumlah
mikroorganisme dalam lagon akan bertambah
banyak dengan dihasilkannya sel sel yang baru.
Air buangan yang berasal dari lagon yang
terakhir yaitu lagon V yang akan dialirkan ke dalam
bak clarifier, dimana pada bak ini terdapat 3
lingkaran. Prinsip kerja dari bak clarifier ini yaitu
dengan menggunakan system spuy.
Di dalam clarifier terjadi proses pengendapan,
yang dilakukan untuk memisahkan padatan tepung
atau kotoran kotoran yang mempunyai berat
jenis yang lebih rendah dari sludge akan di
kembalikan ke bak equalisasi.
Kemudian air di masukkan kePost Aeration
IdanPost Aeration II.Dimana pada bak ini terjadi
penguraian yang berlangsung dalam kondisi cukup
O2 yang berguna untuk kelangsungan kehidupan
mikroorganisme.Dari Post Aeration air buangan
dapat dibuang langsung kebadan sungai, yang
tentunya terlebih dahulu dianalisa di dalam
laboratorium.KR
Selanjutnya Sludge phase limbah yang berasal
8.Thickening dari bak sedimentasi akan dimasukkan ke dalam
Basin
bak thickening.
Phase sludge kemudian akan di tarik ke dalam
9.Diagfragma Diagfragma Pump Station, selanjutnya akan
Pump
dimasukkan ke dalam Filter Press. Filter press
Station
(DPS) dan berfungsi untuk mengepress kadar air dalam phase

Filter sludge, dan phase sludge dapat dibuang secara


Pressw2aq1 langsung ke lingkungan.
Phase sludge juga dapat dibakar di Incenerator

dengan suhu 800C. Dimana dari 100 kg phase


10.Incenerator
sludge setelah dibakar di incinerator akan

berukuran menjadi 30 kg, dengan kata lain

mengurangi phase sludge sebanyak 70%.


1) UULH Nomor 4 Tahun 1982 itu dapatdiuraikan
sebagai berikut :
a) Bahwa lingkungan hidup sebagai konsep
kewilayahan.
b) wawasan tentang hubungan manusia dengan
PERATURAN lingkungan hidup. Kedua hal ini menimbulkan

DAN implikasi dan konsekuensi yang dijabarkan

AMDAL dalam azas-azas yangdianut yaitu :


a. Hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
b. Pelestariankemampuan lingkungan hidup.
c. Penguasaan sumber daya alam oleh negara.
d.Keterpaduan dalam penyelenggaraan
pengelolaan lingkungan hidup.
menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
1) Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No.23 tahun 1997.
Setiap kegiatan industri harus berupaya untuk secara konsisten melaksanakan setiap
kewajibannya dalam pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dipersyaratkan dalam
setiap izin yang dimilikinya, maupun persyaratan lainnya yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.Sebagai bentuk upaya pengelolaan lingkungan
sebelum melakukan kegiatan usaha setiap industri wajib untuk mambuat AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan) berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah No.27
tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No.17 thn 2001 ttg Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yg Wajib
Dilengkapi AMDAL, jo. PP No.27 tahun 1999 dan Kepmen LH No.12/MENLH/3/1994 ttg
Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Pada proses pengolahan karet remah / crumb
rubber, tergolong proses basah yang memerlukan
air hampir pada setiap proses. Apalagi jika
mengolah bahan baku dari karet rakyat,
disebabkan tingginya kadar kotoran dalam bahan
baku, pengolahan low grade ini memerlukan air
yang lebih banyak daripada yang diperlukan untuk
pengolahan high grade.
BAKU MUTU Air untuk proses pengolahan karet remah,
sebagian besar digunakan untuk pembersihan dan
LIMBAH penggilingan. Untuk proses pengolahan karet
CAIRKARET remah dibutuhkan air sebanyak 40 m3/Ton Karet.
Pada umumnya air limbah pabrik karet remah
bersifat asam dengan pH 5.5 6. . Hal ini
disebabkan pemakaian asam asetat atau asam
format untuk proses penggumpalan lateks.
Untuk pengolahan lateks pekat, pemekatan
lateks bahan baku dari DRC 28 35 % menjadi DRC
produk lateks pekat 60% menghasilkan air limbah
yang cukup banyak keluar menuju IPAL termasuk
proses pencucian separatornya.
Adapun baku mutu limbah cair karet sendiri diatur dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup no.Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri Lampiran B.VI.
PENUTUP
Pengolahan limbah dapat dikelompokkan
kedalam pengolahan dari sumbernya yang disebut
sebagai proses produksi bersih, dan pengelolaan
saat limbah tersebut keluar dari proses produksi.
Pengolahan limbah pendahuluan bertujuan untuk
memisahkan zatatau unsur padatan kasar yang ada
dalam air limbah dengan cara penyaringan untuk
KESIMPULAN
meminimalisasi gangguan dalam proses
pengolahan limbah berikutnya
Teknik pengelolaan air limbah secara efektif dan
efisien serta berkesinambunganharus dilaksanakan
dalam melakukan pengkajian dan inovasi
penerapan teknologi produksi bersih, untuk
mendukung terwujudnya undustri karet yang
Sebaiknya parameter-parameter yang digunakan

dalam pengendalian limbah insdustri karet lebih

SARAN lengkap, agar diperoleh hasil pengolahan yang

sesuai dengan kepentingan umum dan

keseimbangan dengan memperhatikan pihak

industri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai