Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanamam Apel (Malus sylvestris Mill)

Gambar tanaman Apel dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill) (Shatikah 2010).

Kata apel berasal dari Inggris yaitu aeppel. Apel adalah buah yang banyak

dikonsumsi orang di seluruh dunia, bukan hanya untuk pencuci mulut tapi juga untuk

menambah gizi pada tubuh. Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari

pengunungan caucacus di Asia dan kemudian menyebar ke seluruh pelosok Asia.

Varietas apel yang dikembangkan di Indonesia umumnya dating dari Eropa dan

Australia. Buah ini masuk ke Indonesia pada tahun 1934 dan memiliki beberapa

varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble dan

Wangli atau Lali jiwo (Shatikah 2010).

6
Seorang pria bernama William Blackstone termasuk orang yang berjasa dalam

penyebaran buah apel dengan membeli apel dari Eropa dan membawanya pulang ke

amerika (Massachusetts) kemudian mengembangbiakkannya.

Apel hanya dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara

dingin. Apel dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utaradi Eropa

sedangkan apel lokal di Indonesia terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur

dan berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat (Shatikah 2010).

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill).

Adapun klasifikasi Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill),

mengemukakan bahan tanaman apel termasuk kedalam :

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Malus

Spesies : Malus sylvestris Mill

2.1.2 Morfologi Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill).

Apel dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara

dingin. Tumbuhan apeldi Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis

bagian utara, sedangkan apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari

daerah Malang, Jawa Timur berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa

Barat. Apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan

7
pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas

permukaan laut di Indonesia. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu

anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon

mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga

mawar, berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepinya. Pada

usia produktif, apel biasanya akan berbunga sekitar bulanJuli (Zaifbio 2009).

2.1.3 Jenis-jenis Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill)

Jenis-jenis apel yang umum dan mudah ditemui di pasaran antara

lain(Han 2011):

a. Golden delicious

Berasal dari Amerika, warna kulit kuning kehijauan, daging buah

sedikit keras, berair dan rasa manis sedikit asam.

b. Red delicious

Berasal dari Amerika, kulit agak tebal, warna kulit merah hati

bergaris-garis, daging buah lunak, berair danrasa manis sedikit asam.

c. Gala

Berasal dari New Zeland, warna kulit kuning dengan garis-garis

vertical berwarna merah jambu, berair, daging buah keras, manis dan

aroma lebih tajam.

d. Granny smith

Berasal dari Australia, warna kulit hijau, berair, rasa asam sedikit manis

dan memiliki ukuran sedang.

e. Apel manalagi

Daging buah terasa manis walaupun belum matang dengan aroma

kuat, tekstur sedikit liat dan kandungan air kurang, daging buah berwarna

8
putih kekuningan, bentuk buah sedikit bulat dengan ujung dan pangkal

berlekuk dangkal, kulit buah berwarna hijau muda kekuningan saat

matang. Diameter buah antara 4-7 cm dan berat 75-160 g per buah.

f. Apel malang

Apel Malang segar, perpaduan antara rasa manis dan rasa asam,

berwarna merah semburat hijau segar dengan tekstur daging keras.

2.1.4 Khasiat dan Kandungan kimia Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill).

Menurut Shatikah (2010) mengetahui kandungan yang terkandung dalam

buah Apel sebagai berikut :

a. Vitamin

Beberapa vitamin yang terdapat dalam buah apel adalah vitamin

A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6 dan

vitamin C.

b. Mineral

Mineral yang terkandung dalam buah apel antara lain: kalsium,

magnesium, potasium, zat besi dan zinc.

c. Fitokimia

Fitokimia merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas

yang berasal dari polusi atau lingkungan sekitar. Zat ini berfungsi untuk

menekan jumlah kolesterol jahat (LDL) yang menyebabkan penyumbatan

pembuluh darah. Antioksidan akan mencegah kerusakan sel-sel atau

jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan, antioksidan akan

meningkatkan kolesterol baik (HDL) yang bermanfaat untuk mencegah

penyakit jantung dan pembuluh darah.

9
Menurut sebuah penelitian di Cornell University Amerika Serikat,

zat fitokimia yang terdapat dalam kulit apel bermanfaat menghambat

pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43%. Terbukti pada sebuah studi di

Finlandia tahun 1996, bahwa orang dengan pola makan mengandung

fitokimia berisiko rendah untuk terkena penyakit jantung.

Penelitian lain dikutip oleh the British Medical Journal

mengungkapkan bahwa apel juga mencegah terjadinya stroke. Penelitiandi

Welsh, Inggris menunjukkan bahwa konsumsi buah apel secara teratur

akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik. Para peneliti yakin fungsi

pernapasan akan lebih baik karena kandungan fitokimia dalam apel

meredam efek negatif oksidan yang merusak organ tubuh.

d. Serat

Apel kaya akan serat sehingga baik dikonsumsi untuk membantu

program diet. Serat yang terdapat dalam buah apel dapat mengikat lemak

dan kolesterol jahat yang tidak berguna untuk tubuh. Kandungan serat apel

terhitung tinggi yaitu sebesar lima gram untuk setiap buah berukuran

sedang. Jumlah ini lebih tinggi daripada kandungan serat pada produk

sereal. Serat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan menurunkan

berat badan.

Buah apel hampir tanpa mengandung lemak dan kolesterol

sehingga cocok dimasukkan sebagai menu orang yang sedang diet.

Keluhan seperti sembelit pada orang diet tidak akan terjadi jika orang

tersebut mengonsumsi apel.

10
Menurut Miriam Polunnin dalam bukunya “Healing Foods”,buah

apel juga memiliki khasiat meredakan diare dan apel sangat bermanfaat

untuk pencernaan.

Penelitian Konowalchuck J tahun 1978 mempublikasikan manfaat

lain apel. Konowalchuck menyebutkan bahwa sari buah apel terbukti

ampuh melawan berbagai serangan infeksi virus, menambah stamina dan

kekebalan tubuh akan menjadi lebih baik.

e. Tannin

Tannin adalah zat yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan

mulut sehingga dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi. Tannin

mengandung zat yang dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi

yang disebabkan oleh tumpukan plak, berfungsi mencegah infeksi saluran

kencing dan menurunkan risiko penyakit jantung (Jurnal AmericanDental

Association 1998).

f. Baron

Baron berfungsi mempertahankan jumlah estrogen dalam tubuh

seorang wanita sehinggadapat mencegah menopause dini.

g. Asam malat

Zat dengan kadar tertentu diduga dapat membantu melarutkan noda

pada gigi.

h. Asam D-glucaric

Asam D-glucaric merupakan zat yang dapat menurunkan kadar

kolesterol. Menurut penelitian Mayo Clinic Amerika Serikat tahun 2001,

jenis asam D-glucaric mampu mengurangi kolesterol hingga 35%. Kadar

11
kolesterol terjaga, zat antioksidan akan melindungi tubuh dari serangan

jantung dan stroke.

i. Quercetin

Quercetin merupakan zat yang dibutuhkan untuk meningkatkan

kadar antioksidan sehingga tubuh lebih sehat. Zat ini juga dapat mencegah

berbagai penyakit.

j. Asam tartar

Asam tartar dapat menyehatkan saluran pencernaan karena mampu

membunuh bakteri yang ada dalam saluran pencernaan.

k. Flavonoid

Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling

banyak mengandung flavonoid dibandingkan buah lain.Zat ini mampu

menurunkan risiko terkena penyakit kanker paru-paru sampai 50%. Hasil

penelitian Mayo Clinic Amerika Serikat tahun 2001 membuktikan bahwa

quacertin sejenis flavonoid yang terkandung dalam apel dapat membantu

mencegah pertumbuhan sel kanker prostat.Kandungan pektin atau serat

larut yang dikandung buah-buahan dan sayuran telah diteliti dan terbukti

menurunkan kadar kolesterol dalam darah

2.2 Simplisia

2.2.1 Pengertian Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang

telah dikeringkan. Simplisia dibagi dalam 3 golongan, yang pertama simplisia

nabati, simplisia ini berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.

12
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman

atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati

lainnya yang dengan cara tertentudipisahkan daru tanamanya dan belum berupa

zat kimia. Yang kedua simplisia hewani, merupakan simplisia yang berupa hewan

utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan

belum berupa zat kimia murni. Yang terakhir yaitu simplisia mineral (pelican),

merupakan simplisia yang berupa mineral (pelican) yang belum diolah atau

diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Anonim, 2004).

2.2.2 Tahap-tahap Pembuatan Simplisia

Menurut Lina Mardiana (2013), tahap-tahap pembuatan simplisia dibuat

beberapa tahap yaitu yang pertama pengumpulan bahan baku. Kemudian sortasi

basah, bertujuan untuk memisahkan kotoran kotoran atau bahan-bahan asing

lainnya dari bahan simplisia. Setelah itu pencucian, bertujuan untuk

menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia.

Kemudian perajangan, bertujuan untuk mempermudah proses pengeringan,

pengekapan dan penggilingan. Selanjutnya pengeringan, bertujuan untuk

mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik sehingga mencegah

simplisia menjadi cepat rusak.

Dilanjut dengan sortasi kering, bertujuan untuk memisahkan benda-benda

asing seperti bagian tanaman yang tidak diperlukan dan pengotor-pengotor

lainnya. Dan yang terakhir pengepakan, bertujuan untuk melindungi simpilisa

dari semaran mikroba, kotoran serta mempertahankan senyawa kimia.

13
2.3 Lotion

Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi digunakan sebagai

obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan

bahan pensuspensi yang cocok atau tipe emulsi minyak dalam air dengan surfaktan

yang cocok.

Pada penyimpanan mungkin terjadi pemisahan. Dapat ditambahkan zat warna,

zat pengawet, dan zat pewangi yang cocok. Pada penyimpanan mungkin terjadi

pemisahan. Dapat ditambahkan zat warna, zat pengawet dan zat pewangi yang cocok

(FI edisi III)

Lotion merupakan salah satu bentuk dari emulsi. Emulsi adalah sediaan yang

mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa,

distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok . (Anief, 2011 )

Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairanya terdispersi dalam

cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV)

Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga

disebut dengan emulgator (Emulsifying agent). Zat pengemulsi (emulgator)

merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil.

Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) di sekeliling butir-butir

tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan

terpisahnya cairan disperse sebagai fase terpisah.

Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe M/A dimana tetes minyak

terdispersi dalam fase air dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstren

adalah fase minyak

14
2.3.1 Tipe Emulsi

Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun

eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu:

1. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)

Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.

Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal.

2. Emusli tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak)

Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air

sebagai fase internal dan minyaks ebagai fase eksternal (Anief Moh, 1984)

2.3.2 Pembuatan Emulsi

Tujuan dari pengemulsian adalah mereduksi fase intern menjadi butir-butir

tetsan kecil. Hal ini dapat dibuat dengan tenaga luar yang merupakan sumber

enersi, dan enersi ini diperoleh dari tenaga tangan atau mesin. (Anief Moh, 1997).

Pembuatan emulsi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

a. Metode Gom Kering (Kontinetal)

Dalam metode ini zat pengemulsi atau biasanya gom arab dicampur dengan

minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus

emulsi, bau diencerkan dengan sisa air yang tersedia.

b. Metode Gom Basah (Metode Inggris)

Zat pengemulsi ditambahkan kedalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar

membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan

untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.

c. Metode HLB

Pada tahun 1933 Clayon telah membuat emulgator seimbang yang tersusun

dalam seri zat paten. Dalam hal ini berhubungan dengan sifat-sifat molekul

15
surfaktan mengenai sifat relatif dari keseimbangan hidrofil-lipofil atau HLB.

Nilai HLB diberikan bagi setiap surfaktan dan dihubungkan dengan

perbandingan ukuran yang dikehendaki.

Nilai HLB Tipe sistem


03-06 Emulgator A/M
07-09 Zat pembasah
08-10 Emulgator M/A
13-15 Zat pembersih
15-18 Pembantu kelarutan

Tabel Hubungan nilai HLB dengan tipe system (Sumber : Anief, Moh, 1997).

2.3.3 Cara Menentukan Tipe Emulsi

Menurut Farmakope III dan IV (1979, 1995) ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk menentukan tipe emulsi, diantaranya :

a. Metode konduktivitas listrik

Alat yang digunakan teridri dari kawat dan stop kontak, kawat dengan

KI/2 watt, lampu neon ¼ watt, alat-alat tersebut dihubungkan secara seri.

Lampu neon akan menyala bila elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi bila

tipenya M/A dan lampu akan mati bila emulsi tipenya A/M.

b. Metode pengenceran

Bila ditetesi dengan air dapat segara diencerkan maka tipe emulsinya

adalah M/A, sedangkan bila tidak dapat diencerkan adalah tipe A/M. hal ini

dapat dilihat dibawah mikroskop.

c. Metode pemberian warna

Menurut Moh Anief, metode ini dilakukan dibawah mikroskop, dengan

terjadinya perubahan warna :

1) Bila ditambah larutan sudah III (larut dalam minyak), akan terjadi warna

merah maka tipe emulsinya adalah M/A.

16
2) Bila ditambah larutan biru (larut dalam air), akan terjadi warna biru, maka

tipe emulsinya adalah M/A.

d. Metode lainnya adalah metode pembasahan kertas saring dan metode

flouresensi.

2.3.4 Penilaian Stabilitas Emulsi

Menurut Moh Anief (1997), Penilaian stabilitas emulsi ditentukan dengan

dibiarkan beberapa lama dan diamati kestabilan emulsi selama penyimpanan.

Dalam penentuan yang cepat cara lain, yaitu kondisi stress atau tekanan.

Kondisi ini meliputi :

a. Angin dan suhu

Biasanya dilakukan shelf life semua tipe dengan menyimpananya dalam

beberapa waktu pada suhu diatas normal.

Kebanyakan emulsi stabil pada suhu 400C- 450C tetapi tidak tahan pada suhu

lebih dari 550C- 600C. meskipun dalam relatif pendek.

Evaluasi dilakukan antara dua suhu, yaitu pada suhu 40C dan 450C. pada suhu

tersebut emulsi mengalami stress untuk merubah bermacam-macam emulsi.

b. Sentrifugasi

Bila emulsi disentrifugasi maka dapat segera diamati pemisahan fase dispersi,

karena terjadi creaming atau koalesen. Terjadinya pemisahan tergantung dari

kecepatan sentrifugasi. Pemisahan tercepat pada sentrigafusi 56.000 rpm, lebih

lambat pada 40.000 rpm dan tak terjadi pemisahan minyak setelah 2,5 jam pada

11.000 rpm.

17
c. Agitasi (pengadukan)

Agitasi mekanik dapat member enersi dimana dua butir tetesan bergesekan satu

sama lain. Agitasi dapat juga memisah emulsi, sebagai contoh pada pembuatan

keju dari susu.

18

Anda mungkin juga menyukai