Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian perbandingan perilaku antara siswa bersekolah asrama dengan
siswa bersekolah non asrama

Perbandingan adalah selisih. Perbandingan dapat dikatakan sebagai suatu


teknik, disiplin, pelaksanaan dan metode di mana nilai-nilai kehidupan manusia,
hubungan dan aktivitasnya dikenal dan dievaluasi.
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar. (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, (Notoatmodjo, 2003), merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,
dan kemudian organisme tersebut merespons.
Ada beberapa alasan menganggap manusia berperilaku berbeda:
a. Manusia berbeda perilaku kareemampuannya tidak sama
Prinsip ini penting untuk dapat memahami mengapa seseoarang berbuat dan
berperilaku berbeda dengan lainnya. Perbedaan kemampuan ini ada yang
beranggapan karena perbadaan menyarap informasi dari suatu gejala atau fenomena.
Adapula yang menganggap karena hasil didikan dan pengalaman. Lepas dari
perbedaan tersebut, kita dapat memahami bahwa kemampuan seseorang dapat
membedakan kemampuannya, dengan demikian, kita akan paham pula mengap
seseorang berperilaku yang berbeda dengan yang lain dalam mengerjakan suatu
pekerjaan yang sama.
b. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
Ahli ilmu perilaku umumnya berpendapat bahwa manusia itu berperilaku
karena didorong oleh serangkaian kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah
beberapa pernyataan dalam diri seseorang(Internal State) yang menyebabkan
seseorang itu bertindak untuk mencapainya dalam bentuk objek atau hasil objek
atau hasil.
c. Orang berfikir tentang masa
Depan dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak Kebutuhan manusia
dapat dipenuhi lewat perilaku masing-masing. Dalam banyak hal orang dihadapkan

4
5

pada sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang
dipilihnya. Cara untuk menjelaskan bagaimana seseorang membuat pilihan diantara
sejumlah besar rangkaian pilihan perilaku byang terbuka baginya, adalah dengan
menggunakan penjelasan teori expectancy. Teori ini berdasarkan atas proporsi yang
sederhana yaitu bahwa seseorang memilih berperilaku sedemikian karena dia yakin
dapat mengarahkan untuk mendapatkan hasil tertentu misalnya mendapatkan hadiah
atau upah,dan dikenal oleh atasan yang menarik baginya karena sesuai dengan
tuntutan kebutuhannya. Teori expectancy ini berdasarkan suatu anggapan yang
menunjukan bagaimana menganalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah
yang akan diikuti oleh seseorang manakala dia memiliki kesempatan untuk membuat
pilihan menganai perilakunya.
d. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungan dengan pengalaman
masalalu dengan kebutuhannya
Model expectancy, seperti halnya banyak lampiran yang dipergunakan untuk
memahami perilaku, menduga bahwa orang berperilaku itu menurut persepsinya
terhadap dunia ini.
Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif, dimana seseorang
mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif itu
melibatkan seseorang individu mengakui apa yang dilihatnya dengan pengalaman
masa lalu, dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan
dan nilai-nilainya. Lingkungan akan lebih banyak memberikan kepada manusia objek
dan peristiwa dibandingkan dengan kemampuan manusia itu sendiri untuk memahami
objek dan peristiwa tersebut.
e. Seseorang mempunyai reaksi-reaksi senang dan tidak senang
Orang jarang bertindak netral sesuatu hal yang mereka ketahui dan alami,
mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan cara
senang atau tidak senang. Perasaan senang dan tidak senang ini akan menjadikan
seorang untuk berbuat yang berbeda dengan orang lain dalam menggapai suatu hal,
orang merasa puas atau tidak puas. Kepuasan atau tidak, ini berhubungan dengan
perbedaan antara harapan dan kenyataan maupun membandingkan apa yang diperoleh
dalam situasi tertentu dengan apa dengan apa yang diterima orang lain dalam situasi
yang sama. Hasil perbandingan ini kadang kala kurang informasi mengenai bahan
masuakan (input) dan hasil yang dicapai oleh orang lain tersebut kurang. Tepatnya
proses perbandingan tersebut bisa dikatakan orang tersebut telah salah presepsi.
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku
seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula kebutuhannya dan ada juga
dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Lembaga pendidikan bisa
mempengaruhi perilaku seseorang dengan dengan merubah satu atau beberapa
faktorpenentu dari perilaku individu, kesemuanya terbuka untuk dipengaruhi.
6

Kebutuhan dan kemampuan tertentu umumnya sulit depengaruhi, karena mereka


sering dibatasi oleh sifat psikologis dari seseorang, latar belakang dan
pengalamannya. Expectancy dan kemampuan tertentu yang dihasilkan dari proses
belajar, disatu pihak adalah terbuka untuk dipengaruhi. Selama keduanya dihasilkan
oleh lingkungan kerja. Pengaruh langsung dari lingkungan tempat kerja akan
memberi pengaruh dalam perubahan perilaku seseorang. Berdasarkan teori
expectancy bagian lingkungan yang ikut menciptakan terjadinya sesuatu yang
diinginkan adalah penting untuk diketahui, karena hal ini bisa menyebabkan
terjadinya motivasi. Dengan demikian berdasarkan berdasarkan penelitian atau kaji
tindak yang seksama terhadap faktor manakah yang dianggap paling dominan dalam
mempengaruhi perilaku selanjutnya dikembangkan untuk mendapatkan keefektifan
pelaksanaan pembelajaran.

Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus


diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang
diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang
berilmu pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian,
berakhlak mulia, dan mandiri.
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek
kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak
pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran
dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping
karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
Asrama menurut kamus besar adalah bangunan atau lembaga untuk belajar
dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya,
ada) -- dasar, -- lanjutan, -- tinggi; (menurut jurusannya, ada) -- dagang, -- guru, --
teknik, -- pertanian, dsb: keluar -- , sudah tidak belajar di sekolah lagi; pernah duduk
di bangku -- , pernah belajar di sekolah; tidak makan -- , cak tidak mendapat
pendidikan di sekolah; tidak terpelajar; 2 waktu atau pertemuan ketika murid diberi
pelajaran: -- mulai pukul setengah delapan pagi; 3 usaha menuntut kepandaian (ilmu
pengetahuan); pelajaran; pengajaran.
Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu
kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Menurut Toffler, asrama adalah suatu
tempat tinggal bagi anak-anak dimana mereka diberi pengajaran atau bersekolah.
Asrama adalah suatu tempat dimana tinggal bersama para pengasuh dan siswa
asrama dalam jangka waktu relatif tetap dan tempat yang berisikan lingkungan
kehidupan dalam mana pengasuh asrama membantu siswa asrama dalam proses
7

mengembangkan pribadinya melalui proses mengembangkan nilai-nilai kehidupan


dan budaya bangsa, minat, perasaan serta keterampilan yang diperlukan (Desi, 2003).
Dalam arti kata lain asrama adalah salah satu tempat tinggal atau pondokan
yang dihuni secara bersama atau berkelompok yang diperuntukkan bagi orang-orang
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula. Misalnya asrama polisi, asrama atlet,
asrama perawat dan sebaginya.

Masing-masing asrama memiliki sistem pengelolaan yang berbeda, tetapi


tujuan dan fungsi secara umum hampir sama. Semuanya itu juga tergantung dari
beberapa faktor, antara lain: siapa pemiliknya, bagaimana sifatnya (komersial atau
sosial), demikian juga tergantung pada berapa besar daya tampung dan kelengkapan
sarana penunjangnya (Desi,2003).

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola, scolae atau skhola
yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah
adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama
mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak
dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara
membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Sekolah adalah tempat untuk belajar. Belajar mengenai berbagai mata pelajaran,
belajar mengenai kehidupan sosial, dan belajar mengenai hidup. Sekolah adalah
tempat untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan baru.
Menurut Carter V. Good, asrama sekolah merupakan lembaga pendidikan baik
tingkat dasar ataupun tingkat menengah yang menjadi tempat bagi para siswa untuk
dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pengajaran. Maka dapat
disimpulkan bahwa asrama sekolah adalah suatu tempat dimana para siswa bertempat
tinggal dalam jangka waktu yang relative tetap bersama dengan guru sebagai
pengasuhnya yang memberikan bantuan kepada para siswa dalam proses
pengembangan pribadinya melalui proses penghayatan dan pengembangan nilai
budaya.
Fungsi dan Tujuan
Pada umumnya asrama atau tempat pondokan, berfungsi untuk menampung,
bertempat tinggal sementara dalam jangka waktu tertentu, tergantung dari pada jenis
dan sifat dari asrama serta keinginan dan tujuan dari dalam penghuni/penyewa.
Fungsi dan tujuan dari pada asrama pula dari keinginan pemilik atau penyelenggara,
antara lain untuk tujuan komersial atau untuk kepentingan sosial.

Jenis-Jenis Asrama
8

Berdasarkan pada fungsi dan tujuan, maka secara umum tempat tinggal atau
pondokan atau asrama dapat dibagi menjadi:
a. Asrama Fungsional
Secara umum adalah Suatu tempat pondokan yang sudah direncanakan untuk
menampung sebagai tempat tinggal orang-orang tertentu, mempunyai kapasitas
tampung yang cukup besar, mempunyai organisasi dengan sistem pengelolaan yang
jelas.
Berdasarkan pemiliknya jenis asrama fungsional ini dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Asrama fungsional yang berada di bawah pemilikan instansi/kesatuan tertentu
a) Penghuni : khusus karyawan/warga dari instansi ataukesatuan yang bersangkutan.
b) Sifat : dinas/semi sosial.
c) Pemilik : instansi/kesatuan yang bersangkutan.
2) Asrama fungsional yang dalam pengelolaannya mendapatkan subsidi.
a) Penghuni : khusus bagi anggota suatu badan
usaha/yayasan yang bersangkutan.
b) Sifat : social
c) Pemilik : suatu badan usahalyayasan
3) Asrama fungsional yang dikelola secara khusus dan bertujuan komersial.
a) Penghuni : biasanya dari mana saja (mahasiswa,pegawai, dll) yang membutuhkan
asal sanggup membayar sesuai denganketentuan dan tarif yang berlaku.
b) Sifat : komersial.
c) Pemilik : suatu badan usaha swasta yang mempunyaipermodalan.
Siswa yang non asrama adalah siswa yang tinggal serumah dengan orang
tuanya. Sedangkan secara umum pengertian non asrama adalah suatu tempat
pondokan yang tidak direncanakan khusus untuk tempat tinggal, kapasitas
tampungnya relatif tidak besar, Tidak mempunyai organisasi pengelolaan yang jelas.

Lazimnya yang dikenal oleh masyarakat,untuk non-asrama ini dapat


dibedakan dalam tiga sifat yang didasarkan kepada antara lain jangka waktu
pemakaian/pembayaran dan jenis fasilitas yang disediakan/diberikan, sebagai berikut:

a. Indekost adalah penghuni/penyewa mendapat pelayanan (makan, cuci, dll.),


membayar uang sewa tiap bulan, uang sewa dapat dinaikkan setiap saat oleh
pemiliknya.
b. Sewa Kamar adalah penghuni hanya mendapat tempat untuk tidur saja,
membayar uang sewa tiap bulan, sewaktu-waktu ongkos sewanya dapat
dinaikkan oleh sipemilik.
c. Kontrak adalah penghuni menyewa kamar atau sebagian rumah dalam jangka
waktu tertentu (biasanya minimal 1 tahun), kadang-kadang harga sewa dapat
dicicil dalam 2-3 kali bayar. Harga sewa dapat dinaikkan sewaktu-waktu oleh
pemiliknya berdasarkan musyawarah bersama dan tertulis dalam akta kontrak.

Jadi menurut penulis, pengertian perbandingan perilaku antara siswa


bersekolah asrama dengan siswa bersekolah non asrama dalam karya tulis ilmiah ini
9

adalah selisih respon atau reaksi antara peserta didik yang tinggal di lembaga
pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkat menengah yang menjadi tempat bagi
para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pembelajaran
dengan siswa yang dinggal dengan orang tua atau wali.

2. Jenis jenis perilaku

Sesuai jenisnya, perilaku digolongkan atas dua bagian yaitu

Perilaku menyimpang

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan


sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan,
baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan


sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang
bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan


(norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik
oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang
masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang
berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan,
berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.

Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut


deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan
disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang
tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah
bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan
harapan kelompok.

Menurut Bruce J. Cohen, perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang


tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau
kelompok tertentu dalam masyarakat.

Menurut Gillin, perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang dari


norma dan nilai sosial keluarga dan masyarakat yang menjadi penyebab memudarnya
ikatan atau solidaritas kelompok.

Lewis Coser mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah


satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
10

Menurut James Vander Zenden, penyimpangan sosial adalah perilaku yang


oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas
toleransi.

Menurut Paul B. Horton, mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap


perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau
masyarakat

Menurut Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sosial adalah semua tindakan


yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan
usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku
yang menyimpang itu.

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab


penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

i. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).
ii. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya
keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak
serasi

Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya


penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu

i. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak


sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak
dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat
dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh
dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa
mendidik anaknya dengan sempurna, maka anak itu tidak akan mengetahui hak
dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
ii. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan
menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku
menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan
karena proses belajar yang menyimpang. Karier penjahat kelas kakap yang
diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad
merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
iii. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara
kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang.
Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak
memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka
terjadilah perilaku menyimpang.
11

iv. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan
beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang
menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku
menyimpang.
v. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya
media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan
(perilaku menyimpang). Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari
sub-kebudayaan yang menyimpang.

Faktor-faktor penyebab penyimpangan sosial

i. Faktor dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin
dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal
dan pertambahan usia.
ii. Faktor dari luar adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di
sekolah, pergaulan dan media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat
orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan atau narkoba.
Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa, media
cetak, media elektronik.

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai


berikut.

i. Berdasarkan sifat

Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu


sebagai berikut.

Penyimpangan bersifat positif

Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai


dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif,
kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya
diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi
wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.

Penyimpangan bersifat negatif

Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah


nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk
seperti pencurian, perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan.
Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
12

Penyimpangan primer (primary deviation)

Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang


hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Misalnya seorang siswa yang
terlambat masuk sekolah karena ban sepeda motornya bocor, seseorang yang
menunda pembayaran pajak karena alasan keuangan yang tidak mencukupi, atau
pengemudi kendaraan bermotor yang sesekali melanggar rambu-rambu lalu lintas.

Penyimpangan sekunder (secondary deviation)

Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan


seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain.
Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam
keadaan mabuk.
ii. Berdasarkan pelakunya
Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut:

Penyimpangan individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang


yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya,
seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan.
Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima,
yaitu sebagai berikut.

a) Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar
mengubah pendiriannya yang kurang baik.

b) Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-


orang.

c) Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang


berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di
jalan raya.

d) Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma


umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.
Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.

e) Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong,


berkhianat, dan berlagak membela.
13

Penyimpangan kelompok (group deviation)

Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok


orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma
masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika
atau obat-obatan terlarang lainnya.

Penyimpangan campuran (combined deviation)

Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki
organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan
tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.
Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan
masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke
dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng).

Penggolongan Perilaku Menyimpang

Tindakan non-conform, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau
norma-norma yang berlaku. Contohnya: mengenakan sandal jepit ke sekolah,
meninggalkan jam-jam pelajaran, merokok di area larangan merokok, membuang
sampah bukan pada tempatnya dan sebagainya.

Tindakan antisosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau


kepentingan umum. Bentuk tindakan itu antara lain: menarik diri dari pergaulan,
tidak mau berteman, keinginan untuk bunuh diri, minum-minumman keras,
menggunakan narkotika, homoseksual dan lain-lain.

Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar hukum


tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain. Misalnya: pencurian,
perampokan, perkosaan, pembunuhan, korupsi dan lain-lain.

Jenis-jenis penyimpangan sosial terdiri dari 4 jenis

Tawuran atau perkelahian antarpelajar

Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan


kota yang disebabkan karena masalah sepele.

Penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang dan minuman keras


14

Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa


izin dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang
timbul adalah pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan.

Hubungan seksual

Hubungan seks diluar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan


penyimpangan sosial karena menyimpang norma sosial maupun agama.

Tindak kriminalitas

Tindak kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang
lain dan melanggar norma hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya:
mencuri, menodong, menjambret, membunuh, dan lain-lain. Disebabkan karena
masalah kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya karena sulit
mencari pekerjaan yang halal. Ada 5 jenis kejahatan:

1. Kejahatan tanpa korban (crime without victim) adalah kejahatan yang tidak
mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain.
Contohnya berjudi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.

2. Kejahatan terorganisir (organized crime) adalah pelaku kejahatan merupakan


komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Contohnya
komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.

3. Kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah kejahatan yang mengacu pada
kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi,
kolusi.

4. Kejahatan kerah biru (blue collar crime) adalah kejahatan yang dilakukan oleh
orang-orang golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid dan
sebagainya.

5. Kejahatan korporat (corporate crime) adalah jenis kejahatan yang dilakukan atas
nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian.
Contohnya, suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai yang
mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.

perilaku tidak menyimpang


15

Perilaku tidak menyimpang adalah kebalikan dari perilaku yang menyimpang.


Perilaku tidak menyimpang merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara
individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku tidak menyimpang diartikan


sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang
sesuai dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan


(norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik
oleh masyarakat. Oleh karena itu, agar tidak dianggap memiliki perilaku yang
menyimpang maka harus berperilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

3. Perilaku siswa bersekolah asrama


Di dalam penyelenggaraan pendidikan model asrama dilaksanakan tiga
macam pendidikan, yaitu pendidikan Aqliyah (Intelektualitas), pendidikan Ruhaniyah
(Kepribadian), dan pendidikan Amaliyah (Ketrampilan). Pendidikan ini dilakukan
dengan menanamkan nilai-nilai kepribadian tertentu kepada peserta didik. Dengan
tinggal di asrama para peserta didik dan para pendidik selalu berada dalam hubungan
yang erat, juga mereka akan dapat belajar lebih menghargai kebenaran dari pada
kekayaan, hormat kepada sesama, terampil dan disiplin dalam membagi waktu.
Konsep sekolah asrama diciptakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
yang diterima oleh para siswa melalui suatu sistem dengan karakteristik mengikat,
keras, dan disertai sanksi. Kondisi yang dimunculkan dalam proses pendidikan
di sekolah asrama adalah untuk membentuk perilaku para siswanya dengan
adanya pola hukuman dan penghargaan atau reward dan punishment. Apabila
siswa mampu untuk menerima dan dapat menyesuaikan terhadap kondisi
tersebut dapat dikatakan bahwa siswa telah melakukan penyesuaian sosial
dengan baik di sekolah asrama. Sebaliknya jika siswa tidak mampu menerima
dan tidak dapat menyesuaikan terhadap kondisi tersebut maka siswa tersebut
tidak memiliki penyesuaian sosial yang baik.

4. Perilaku siswa bersekolah non asrama

Siswa bersekolah non asrama diartikan sebagai siswa yang tinggal dengan
orang tua/wali, tidak tinggal di lingkungan sekolah atas naungan sekolah. Siswa non
asrama menghabiskan sebagian besar waktunya berada di bawah pengawasan orang
tua karena pengawasan guru hanya sebatas sampai jam pelajaran sekolah habis.
Perilaku siswa baik siswa yang bersekolah asrama maupun yang bersekolah
non asrama tergantung dari individunya,. Namun, pada siswa non asrama perilakunya
16

akan lebih banyak yang mempengaruhi yaitu pengaruh dari tinggkat keluarga maupun
social. Jika siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua untuk berperilaku sesuai
norma-norma maka bias saja siswanya akan berperilaku menyimpang dari norma-
norma. Terkadang ada sebahagian siswa lebih mematuhi aturan jika tinggal di
lingkungan keluarganya adapula sebaliknya, walau hanya kadang alasannya takut
memperoleh nilai rendah jika ketahuan guru berperilaku menyimpang.

5. Sekolah Islam Athirah Boarding School Bone


Sekolah Islam Athirah adalah lembaga pendidikan yang bercirikan pendidikan
Islam modern yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan
Islam Hadji Kalla atau biasa disingkat dengan Yayasan Kalla. Sekolah ini beroperasi
sejak tahun 1984 dan sekarang ini mengelola empat tingkatan unit pendidikan mulai
dari TK, SD, SMP dan SMA.

Khusus SMP dan SMA Islam Athirah Boarding School Bone (berasrama)
telah beroperasi sejak Tahun Pelajaran 2011-2012. Sekolah ini memiliki kekhasan
tersendiri, yakni menggunakan sistem asrama (boarding school) dan siswa/siswi
unggul yang direktrut dengan komposisi 30% dari latar belakang ekonomi keluarga
mampu dengan biaya mandiri sedangkan 70% dari latar belakang keluarga dhuafa
(tidak mampu) dengan beasiswa penuh dari Yayasan.

Sekolah asrama seperti SMA Islam Athirah Boarding School Bone


bukanlah sekolah tanpa cela. Disiplin yang ketat, pemberlakuan aturan jam
belajar, pemberlakuan aturan lingkungan pergaulan dan kehidupan yang teratur
di dalam asrama merupakan metode yang digunakan sebagai sarana latihan untuk
menjadikan siswanya bertanggung jawab. Minimnya interaksi siswa dengan orang-
orang di luar lingkungan sekolah seperti masyarakat dan keluarga merupakan
fakta yang tidak dapat dielakkan. Hal ini dikarenakan siswa tidak dapat
berkumpul dengan keluarga setiap hari dan siswa tidak dapat leluasa keluar
dari lingkungan asrama. Seluruh waktu harian siswa hanya dihabiskan dalam
lingkungan sekolah, tanpa bersinggungan langsung dengan masyarakat di luar
sekolah.

6. Sekolah SMA Negeri (SMAN) 11 Makassar


SMA Negeri (SMAN) 11 Makassar, merupakan salah satu sekolah menengah
atas negeri yang ada di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Sama dengan SMA
pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 11 Makassar
17

ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII.
Sekolah ini telah mendapatkan ISO 9001 : 2008. SMA Negeri 11 Makassar adalah
SMA yang pertama bersertifikasi ISO 9001 : 2008 di Indonesia Timur, setelah
diharapkan bahwa seluruh sekolah di Indonesia kedepannya mampu menyandang
predikat ISO tersebut pada tahun 2013.

B. Hipotesis Tindakan

Setelah melakukan penelitian dapat diketahui perbandingan perilaku anatara


siswa yang bersekolah di Sekolah Islam Athirah Boarding School Bone dengan siswa
yang bersekolah di SMA Negeri (SMAN) 11 Makassar.

Anda mungkin juga menyukai