A. Kajian Pustaka
1. Pengertian perbandingan perilaku antara siswa bersekolah asrama dengan
siswa bersekolah non asrama
4
5
pada sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang
dipilihnya. Cara untuk menjelaskan bagaimana seseorang membuat pilihan diantara
sejumlah besar rangkaian pilihan perilaku byang terbuka baginya, adalah dengan
menggunakan penjelasan teori expectancy. Teori ini berdasarkan atas proporsi yang
sederhana yaitu bahwa seseorang memilih berperilaku sedemikian karena dia yakin
dapat mengarahkan untuk mendapatkan hasil tertentu misalnya mendapatkan hadiah
atau upah,dan dikenal oleh atasan yang menarik baginya karena sesuai dengan
tuntutan kebutuhannya. Teori expectancy ini berdasarkan suatu anggapan yang
menunjukan bagaimana menganalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah
yang akan diikuti oleh seseorang manakala dia memiliki kesempatan untuk membuat
pilihan menganai perilakunya.
d. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungan dengan pengalaman
masalalu dengan kebutuhannya
Model expectancy, seperti halnya banyak lampiran yang dipergunakan untuk
memahami perilaku, menduga bahwa orang berperilaku itu menurut persepsinya
terhadap dunia ini.
Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif, dimana seseorang
mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif itu
melibatkan seseorang individu mengakui apa yang dilihatnya dengan pengalaman
masa lalu, dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan
dan nilai-nilainya. Lingkungan akan lebih banyak memberikan kepada manusia objek
dan peristiwa dibandingkan dengan kemampuan manusia itu sendiri untuk memahami
objek dan peristiwa tersebut.
e. Seseorang mempunyai reaksi-reaksi senang dan tidak senang
Orang jarang bertindak netral sesuatu hal yang mereka ketahui dan alami,
mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan cara
senang atau tidak senang. Perasaan senang dan tidak senang ini akan menjadikan
seorang untuk berbuat yang berbeda dengan orang lain dalam menggapai suatu hal,
orang merasa puas atau tidak puas. Kepuasan atau tidak, ini berhubungan dengan
perbedaan antara harapan dan kenyataan maupun membandingkan apa yang diperoleh
dalam situasi tertentu dengan apa dengan apa yang diterima orang lain dalam situasi
yang sama. Hasil perbandingan ini kadang kala kurang informasi mengenai bahan
masuakan (input) dan hasil yang dicapai oleh orang lain tersebut kurang. Tepatnya
proses perbandingan tersebut bisa dikatakan orang tersebut telah salah presepsi.
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku
seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula kebutuhannya dan ada juga
dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Lembaga pendidikan bisa
mempengaruhi perilaku seseorang dengan dengan merubah satu atau beberapa
faktorpenentu dari perilaku individu, kesemuanya terbuka untuk dipengaruhi.
6
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola, scolae atau skhola
yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah
adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama
mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak
dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara
membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Sekolah adalah tempat untuk belajar. Belajar mengenai berbagai mata pelajaran,
belajar mengenai kehidupan sosial, dan belajar mengenai hidup. Sekolah adalah
tempat untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan baru.
Menurut Carter V. Good, asrama sekolah merupakan lembaga pendidikan baik
tingkat dasar ataupun tingkat menengah yang menjadi tempat bagi para siswa untuk
dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pengajaran. Maka dapat
disimpulkan bahwa asrama sekolah adalah suatu tempat dimana para siswa bertempat
tinggal dalam jangka waktu yang relative tetap bersama dengan guru sebagai
pengasuhnya yang memberikan bantuan kepada para siswa dalam proses
pengembangan pribadinya melalui proses penghayatan dan pengembangan nilai
budaya.
Fungsi dan Tujuan
Pada umumnya asrama atau tempat pondokan, berfungsi untuk menampung,
bertempat tinggal sementara dalam jangka waktu tertentu, tergantung dari pada jenis
dan sifat dari asrama serta keinginan dan tujuan dari dalam penghuni/penyewa.
Fungsi dan tujuan dari pada asrama pula dari keinginan pemilik atau penyelenggara,
antara lain untuk tujuan komersial atau untuk kepentingan sosial.
Jenis-Jenis Asrama
8
Berdasarkan pada fungsi dan tujuan, maka secara umum tempat tinggal atau
pondokan atau asrama dapat dibagi menjadi:
a. Asrama Fungsional
Secara umum adalah Suatu tempat pondokan yang sudah direncanakan untuk
menampung sebagai tempat tinggal orang-orang tertentu, mempunyai kapasitas
tampung yang cukup besar, mempunyai organisasi dengan sistem pengelolaan yang
jelas.
Berdasarkan pemiliknya jenis asrama fungsional ini dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Asrama fungsional yang berada di bawah pemilikan instansi/kesatuan tertentu
a) Penghuni : khusus karyawan/warga dari instansi ataukesatuan yang bersangkutan.
b) Sifat : dinas/semi sosial.
c) Pemilik : instansi/kesatuan yang bersangkutan.
2) Asrama fungsional yang dalam pengelolaannya mendapatkan subsidi.
a) Penghuni : khusus bagi anggota suatu badan
usaha/yayasan yang bersangkutan.
b) Sifat : social
c) Pemilik : suatu badan usahalyayasan
3) Asrama fungsional yang dikelola secara khusus dan bertujuan komersial.
a) Penghuni : biasanya dari mana saja (mahasiswa,pegawai, dll) yang membutuhkan
asal sanggup membayar sesuai denganketentuan dan tarif yang berlaku.
b) Sifat : komersial.
c) Pemilik : suatu badan usaha swasta yang mempunyaipermodalan.
Siswa yang non asrama adalah siswa yang tinggal serumah dengan orang
tuanya. Sedangkan secara umum pengertian non asrama adalah suatu tempat
pondokan yang tidak direncanakan khusus untuk tempat tinggal, kapasitas
tampungnya relatif tidak besar, Tidak mempunyai organisasi pengelolaan yang jelas.
adalah selisih respon atau reaksi antara peserta didik yang tinggal di lembaga
pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkat menengah yang menjadi tempat bagi
para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pembelajaran
dengan siswa yang dinggal dengan orang tua atau wali.
Perilaku menyimpang
i. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).
ii. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya
keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak
serasi
iv. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan
beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang
menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku
menyimpang.
v. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya
media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan
(perilaku menyimpang). Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari
sub-kebudayaan yang menyimpang.
i. Faktor dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin
dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal
dan pertambahan usia.
ii. Faktor dari luar adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di
sekolah, pergaulan dan media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat
orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan atau narkoba.
Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa, media
cetak, media elektronik.
i. Berdasarkan sifat
a) Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar
mengubah pendiriannya yang kurang baik.
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki
organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan
tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.
Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan
masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke
dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng).
Tindakan non-conform, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau
norma-norma yang berlaku. Contohnya: mengenakan sandal jepit ke sekolah,
meninggalkan jam-jam pelajaran, merokok di area larangan merokok, membuang
sampah bukan pada tempatnya dan sebagainya.
Hubungan seksual
Tindak kriminalitas
Tindak kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang
lain dan melanggar norma hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya:
mencuri, menodong, menjambret, membunuh, dan lain-lain. Disebabkan karena
masalah kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya karena sulit
mencari pekerjaan yang halal. Ada 5 jenis kejahatan:
1. Kejahatan tanpa korban (crime without victim) adalah kejahatan yang tidak
mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain.
Contohnya berjudi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.
3. Kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah kejahatan yang mengacu pada
kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi,
kolusi.
4. Kejahatan kerah biru (blue collar crime) adalah kejahatan yang dilakukan oleh
orang-orang golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid dan
sebagainya.
5. Kejahatan korporat (corporate crime) adalah jenis kejahatan yang dilakukan atas
nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian.
Contohnya, suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai yang
mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.
Siswa bersekolah non asrama diartikan sebagai siswa yang tinggal dengan
orang tua/wali, tidak tinggal di lingkungan sekolah atas naungan sekolah. Siswa non
asrama menghabiskan sebagian besar waktunya berada di bawah pengawasan orang
tua karena pengawasan guru hanya sebatas sampai jam pelajaran sekolah habis.
Perilaku siswa baik siswa yang bersekolah asrama maupun yang bersekolah
non asrama tergantung dari individunya,. Namun, pada siswa non asrama perilakunya
16
akan lebih banyak yang mempengaruhi yaitu pengaruh dari tinggkat keluarga maupun
social. Jika siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua untuk berperilaku sesuai
norma-norma maka bias saja siswanya akan berperilaku menyimpang dari norma-
norma. Terkadang ada sebahagian siswa lebih mematuhi aturan jika tinggal di
lingkungan keluarganya adapula sebaliknya, walau hanya kadang alasannya takut
memperoleh nilai rendah jika ketahuan guru berperilaku menyimpang.
Khusus SMP dan SMA Islam Athirah Boarding School Bone (berasrama)
telah beroperasi sejak Tahun Pelajaran 2011-2012. Sekolah ini memiliki kekhasan
tersendiri, yakni menggunakan sistem asrama (boarding school) dan siswa/siswi
unggul yang direktrut dengan komposisi 30% dari latar belakang ekonomi keluarga
mampu dengan biaya mandiri sedangkan 70% dari latar belakang keluarga dhuafa
(tidak mampu) dengan beasiswa penuh dari Yayasan.
ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII.
Sekolah ini telah mendapatkan ISO 9001 : 2008. SMA Negeri 11 Makassar adalah
SMA yang pertama bersertifikasi ISO 9001 : 2008 di Indonesia Timur, setelah
diharapkan bahwa seluruh sekolah di Indonesia kedepannya mampu menyandang
predikat ISO tersebut pada tahun 2013.
B. Hipotesis Tindakan