Anda di halaman 1dari 10

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI

KABUPATEN KAMPAR DAN KUANTAN SINGINGI, PROVINSI RIAU

Anna Yushantarti, Lano Adhitya Permana, dan Dikdik Risdianto


Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi

ABSTRAK
Kegiatan penyelidikan pendahuluan panas bumi di Kabupaten Kampar dan Kabupaten
Kuantan Singingi dilakukan untuk mengetahui karakteristik panas bumi yang terdapat di
wilayah tersebut, dengan menggunakan pendekatan metode geologi dan geokimia yang
meliputi pengamatan dan pengambilan conto di lapangan, analisis laboratorium serta
interpretasi data.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa geologi daerah penyelidikan terdiri dari batuan
sedimen dan endapan permukaan yang terbentuk mulai Pliosen hingga Resen. Secara umum,
struktur yang berkembang di daerah penyelidikan mengikuti pola struktur regional Pulau
Sumatera yang berarah baratlaut-tenggara. Kehadiran struktur geologi tersebut yang
mengontrol pemunculan manifestasi panas bumi di daerah penyelidikan.
Manifestasi panas bumi permukaan di berupa mata air panas yang tersebar di tiga
lokasi, yaitu Kepanasan, Gunung Sahilan, dan Sungai Pinang dengan temperatur manifestasi
sekitar 49,7 64,5 C. Ketiga daerah tersebut memiliki tipe air bikarbonat. Sistem panas bumi
daerah Kepanasan, Gunung Sahilan, dan Sungai Pinang diperkirakan berkaitan dengan
cekungan sedimen dan radiogenik. Daerah Gunung Sahilan dan Sungai Pinang, masing-
masing mempunyai potensi panas bumi sebesar 5 MWe (sumber daya spekulatif) dengan
perkiraan temperature Gunung Sahilan 90C dan Sungai Pinang 83C, sedangkan daerah
Kepanasan memiliki potensi panas bumi sebesar 10 MWe (sumber daya spekulatif) dengan
perkiraan temperature 138C.

PENDAHULUAN dalam pembentukan sistem panas bumi di


Penyelidikan pendahuluan geologi daerah tersebut.
dan geokimia daerah panas bumi Kampar Metode geokimia dilakukan untuk
dan Kuantan Singingi, Provinsi Riau telah mengetahui karakteristik fluida dan
dilakukan pada Maret-April 2015. Secara temperatur reservoir panas bumi.
geografis Kabupaten Kampar terletak pada Karakteristik beberapa parameter
posisi koordinat 1002830 1011430 diperoleh dari jenis manifestasi,
BT dan 10040 LU - 02700 LS dan konsentrasi senyawa kimia dalam fluida
Kabupaten Kuantan Singingi, secara panas yang terkandung dalam sampel air,
geografis terletak pada 0-1 LS dan dan anomali distribusi horisontal pada
10102-10155 BT (Gambar 1). tanah kedalaman satu meter sebagai
indikasi sumber daya panas bumi.
METODOLOGI Parameter yang digunakan meliputi sifat
Metode geologi digunakan untuk fisika dan kimia manifestasi, data hasil
mengetahui sebaran batuan, mengenali analisis kimia air, serta Hg tanah.
gejala tektonik, dan karakteristik fisik
manifestasi panas bumi. Pemetaan MANIFESTASI PANAS BUMI
morfologi, satuan batuan, struktur geologi Ada 2 manifestasi air panas di
dan manifestasi panas bumi, dimaksudkan daerah Kampar (Air Panas Kepanasan dan
untuk lebih mengetahui hubungan antara Gunung Sahilan) dan satu manifestasi di
semua parameter geologi yang berperan Sungai Pinang (Air Panas Sungai Pinang).
a. Mata air panas Kepanasan sebesar 260 kWth, Gunung Sahilan adalah
Lokasi air panas berada di Desa sebesar 40,5 kWth, dan Sungai Pinang
Sinamanenek, Kecamatan Sinamanenek, adalah sebesar 80 kWth.
Kabupaten Kampar dan terletak pada
koordinat 695099 mE, 86575 mN pada GEOLOGI
elevasi 45 m. Karakteristik fisik air panas Sistem panas bumi yang terdapat di
berupa air yang keluar dari celah batuan Kabupaten Kampar dan Kabupaten
dengan temperatur air sekitar 64,5 C pada Kuantan Singingi dicirikan oleh
temperatur udara 31,7 C, pH netral 8,27, pemunculan tiga lokasi manifestasi panas
debit 1 L/detik, daya hantar listrik 1127 bumi berupa mata air panas, yang terdapat
S/cm, tidak ditemukan adanya sinter dan di daerah Kepanasan, Gunung Sahilan dan
tidak berbau. Mata air panas muncul Sungai Pinang. Secara umum, karakteristik
melalui celah batuan dan ditampung ke morfologi yang terdapat di daerah
dalam kolam yang berukuran sekitar 3 X 8 penyelidikan berupa perbukitan
m2. bergelombang lemah dan pedataran,
sedangkan litologinya tersusun atas batuan
b. Mata air panas Gunung Sahilan sedimen dan endapan permukaan.
Lokasi air panas berada di Secara geologi regional, daerah
Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten penyelidikan termasuk dalam bagian
Kampar yang terletak pada koordinat Cekungan Sumatera Tengah dan
762471 mE, 2964 mN pada elevasi 34 m. merupakan cekungan belakang busur.
Karakteristik fisik air panas berupa air yang Pada Kala Miosen, Cekungan Sumatera
keluar dari celah batuan muncul berupa Tengah mengalami penurunan
kolam dengan temperatur air sekitar 50 C (subsidence). Pada saat tersebut, di
pada temperatur udara 30,5 C, pH netral daerah penyelidikan (Gunung Sahilan dan
8,02, debit 0.5 L/detik, daya hantar listrik Kepanasan) mulai diendapkan satuan
743 S/cm, serta memiliki luas kolam batupasir yang merupakan bagian dari
sekitar 4X5 m2. Mata air panas muncul Formasi Petani yang berumur Miosen
melalui celah batuan. Lokasi mata air Tengah hingga pliosen dan diperkirakan
panas ini berada di kawasan taman proses pengendapanya mulai dari
nasional dan berdekatan dengan kawasan lingkungan laut dangkal, pantai hingga
PT Riau Pulp. lingkungan delta. Sementara itu, di daerah
Sungai Pinang pada umur Miosen Akhir
c. Mata air panas Sungai Pinang diendapkan satuan batulempung yang
Lokasi air panas berada di daerah merupakan bagian dari Anggota Bawah
Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Formasi Palembang dan diduga
Kuantan Singingi dan terletak pada diendapkan mulai dari lingkungan neritik
koordinat 768875 mE, 9935138 mS pada hingga berubah secara berangsur menjadi
elevasi 85 m. Karakteristik fisik air panas laut dangkal. Adanya aktivitas tektonik Kala
berupa air yang keluar dari celah batuan Plio-Plistosen di Cekungan Sumatera
yang berada dipinggir sungai kecil dengan Tengah, menye-babkan terjadinya
temperatur air sekitar 49,7 C pada pengangkatan
temperatur udara 28,3 C , pH netral 7,22,
debit 0.5 L/detik, daya hantar listrik 474 sekaligus menghasilkan deformasi pada
S/cm, serta luas kolam sekitar 2 X 3 m2. satuan batuan di daerah penyelidikan yang
Total energi panas yang hilang berupa struktur sesar. Pada umur Holosen-
secara alamiah dari mata air panas/ hangat Resen telah terjadi ekspos batuan ke
yang terdapat di Kepanasan adalah
permukaan yang mengakibatkan proses sampelair hangat Kepanasan dan Gunung
erosi dan pengendapan endapan aluvial. Sahilan, cenderung cukup signifikan
Berdasarkan hasil analisis peta menjauhi meteoric water line, hal ini
digital elevation model (DEM) dan mencerminkan bahwa mata air panas
pengamatan di lapangan, menunjukkan tersebut berasal dari kedalaman (deep
bahwa struktur geologi yang berkembang water). Sementara itu, untuk Sungai
di daerah Kepanasan berupa struktur yang Pinang cenderung mendekati garis
berarah baratlaut-tenggara. Pola struktur meteorik lokal Kampar-Kuansing.
sesar berarah baratlaut-tenggara yang
memotong satuan batupasir diperkirakan Kimia Tanah
sebagai pengontrol munculnya manifestasi Pada daerah Kepanasan,
mata air panas Gunung Sahilan. Struktur konsentrasi Hg tanah pada umumnya
yang berkembang di Sungai Pinang berupa rendah, bervariasi mulai dari konsentrasi
struktur berarah baratlaut-tenggara dan 29 ppb sampai dengan konsentrasi 390
timurlaut-baratdaya. ppb. Konsentrasi tertinggi berada di
sebelah timur dan utara mata air hangat
GEOKIMIA Kepanasan. Peta distribusi nilai Hg tanah
Kimia Air memperlihatkan anomali relatif tinggi >250
Fluida panas bumi naik ke ppb yang terletak di sebelah timur dan
permukaan sebagai air panas bisa utara daerah penyelidikan. Nilai Hg <200
mengalami proses pendinginan karena ppb tersebar merata di seluruh daerah
proses konduksi panas ke batuan penyelidikan.
sekitarnya, proses pendidihan, proses Pada daerah Gunung Sahilan,
pencampuran dengan air dingin, atau konsentrasi Hg tanah pada umumnya
karena kombinasi ketiga proses tersebut. rendah, bervariasi mulai dari konsentrasi
Berdasarkan pada hasil analisis air 34 ppb sampai dengan konsentrasi 173
panas dan air dingin, Fluida panas yang ppb. Konsentrasi tertinggi berada di
muncul pada mata air panas Kepanasan, sebelah barat mata air hangat Gunung
Gunung Sahilan dan Sungai Pinang Sahilan, Peta distribusi nilai Hg tanah
termasuk dalam tipe air bikarbonat dan memperlihatkan anomali relatif tinggi >130
terletak pada zona immature waters ppb yang terletak di sebelah barat mata air
(Sungai Pinang) serta partial equilibrium hangat Gunung Sahilan. Nilai Hg <130 ppb
(Kepanasan dan Gunung Sahilan) yang tersebar merata diseluruh daerah
mengindikasikan adanya pengaruh air penyelidikan.
meteorik atau air permukaan yang cukup Pada daerah Sungai Pinang,
dominan. Hal ini terlihat dari konsentrasi konsentrasi Hg tanah pada umumnya
SiO2 dan Cl yang kecil. rendah, bervariasi mulai dari konsentrasi
47 ppb sampai dengan konsentrasi 285
Isotop ppb. Konsentrasi tertinggi berada di
Data isotop diplot dengan sebelah timur laut mata air hangat Sungai
persamaan meteoric water line : D = 8 Pinang.
18O + 14. Conto isotop air dingin di Peta distribusi nilai Hg tanah
kabupaten Kampar dan Kuantan Singingi memperlihatkan anomali relatif tinggi >190
menghasilkan persamaan meteoric water ppb yang terletak di sebelah timurlaut mata
line, yaitu D = 5,37 18O - 9,5. Hasil air hangat Sungai Pinang. Nilai Hg <190
analisis konsentrasi Isotop 18O dari ppb tersebar merata di seluruh daerah
penyelidikan.
Perkiraan Temperatur Reservoir uranium) yang banyak ditemukan pada
Pendugaan temperatur reservoir batuan beku granitic untuk kemudian
menggunakan geotermometer Na-K untuk memanaskan air meteoric yang masuk di
sistem panas bumi Kepanasan (138 oC) kedalaman.
dan Gunung Sahilan (90 oC), sementara Sedangkan pembentukan sistem
untuk sistem panas bumi Sungai Pinang panas bumi sirkulasi dalam (extention-
menggunakan Na-K-Ca (83 oC). Ketiga driven), merupakan hasil dari sirkulasi
daerah tersebut tergolong dalam low dalam air meteorik di sepanjang zona sesar
middle entalphy. atau zona rekahan pada daerah yang
. memiliki heat flow yang tinggi (Anderson &
POTENSI ENERGI Lund,1979). Pembentukan sistem ini
Dengan asumsi temperatur berasosiasi dengan aktivitas sesar di mana
o
reservoir sebesar 138 C, luas daerah panas yang ditimbulkan diperkirakan
prospek 1 km2, dan daya per satuan luas berhubungan dengan peningkatan gradien
sebesar 10 MWe/km2, maka potensi panas termal di kedalaman.
bumi daerah Kepanasan sebesar 10 MWe Berdasarkan pola common source
pada kelas sumber daya spekulatif. reservoir Cl/B dan jarak kelompok
Sedangkan daerah panas bumi Gunung manifestasi, daerah penyelidikan di
Sahilan, dengan menggunakan asumsi Kabupaten Kampar dan Kabupaten
temperature reservoir sebesar 90 oC, luas Kuantan Singingi dapat dibagi menjadi tiga
daerah prospek 1 km2 dan daya per satuan sistem panas bumi, yaitu Kepanasan,
luas sebesar 5 MWe/km2, diperkirakan Gunung Sahilan, dan Sungai Pinang.
memiliki potensi panas bumi sebesar 5 Ketiga daerah tersebut berada di
MWe pada kelas sumber daya spekulatif. lingkungan back arc basin dan didominasi
Sementara itu, daerah panas bumi oleh sedimen tersier.
Sungai Pinang dengan asumsi Ketika pemunculannya menuju
temperaturreservoir sebesar 83 oC, luas permukaan, diperkirakan fluida panas
daerahprospek 1 km2 dan daya per satuan mengalami percampuran dengan air
luas sebesar 5 MWe/km2, potensi panas permukaan yang cukup dominan. Hal itu
buminya diperkirakan sekitar 5 MWe pada dapat dilihat dari hasil plot pada diagram
kelas sumber daya spekulatif. segitiga SO4-Cl-HCO3 yang menunjukkan
bahwa air hangat Kepanasan
DISKUSI bertemperatur paling tinggi (64,5oC),
Daerah penyelidikan merupakan bertipe air bikarbonat, berada pada zona
bagian dari Cekungan Sumatera Tengah, partial equilibrium pada diagram Na-K-Mg,
di mana cekungan tersebut memiliki batuan serta berada di zona Cl-B pada diagram Cl-
dasar yang mengandung batuan granit dan Li-B dengan konsentrasi SiO2 sangat
ditutupi oleh pengendapan batuan sedimen rendah (15 mg/L) dan konsentrasil Cl
yang sangat tebal, sehingga diperkirakan cukup kecil sekitar 115 mg/L (namun
terdapat dua kemungkinan sistem panas konsentrasi Cl tersebut paling tinggi
bumi yang terbentuk di daerah dibanding fluida sistem Gunung Sahilan
penyelidikan, yaitu sistem radiogenik dan dan Sungai Pinang). Sementara itu, air
sistem sirkulasi dalam (extention-driven). hangat Gunung Sahilan dan Sungai Pinang
Anderson dan Lund, 1979 menyebutkan bertipe bikarbonat, berada pada zona
bahwa pembentukan sistem panas bumi partial equilibrium (Gunung Sahilan) dan
melalui mekanisme radiogenik terjadi immature waters (Sungai Pinang) pada
akibat adanya proses peluruhan alamiah diagram Na-K-Mg, konsentrasi SiO2 dan Cl
unsur radioaktif (thorium, potassium,
sangat rendah (konsentrasinya lebih kecil upflow/batas margin upflow dengan
daripada air panas Kepanasan). mempertimbangkan daerah low terrain,
Air panas Kepanasan menunjukkan tipe bikarbonat, dan host sedimented
adanya pengkayaan isotop oksigen-18 system yang memungkinkan air meteorik
(18O shifting) dengan pola yang lebih menyapu panas di kedalaman (heatsweep)
signifikan yaitu relatif menjauhi garis dan bersirkulasi dalam di sekitar struktur
meteoric hasil plotting isotop Oksigen 18 yang mempunyai anomali heatflow.
dan Deuterium. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa fluida Kepanasan KESIMPULAN
kemungkinan berasal dari deep water. Sistem panas bumi daerah
Berdasarkan pola isotop, daerah Kepanasan, Gunung Sahilan dan Sungai
Kepanasan kemungkinan telah terjadi Pinang diperkirakan berkaitan dengan
percampuran dengan fluida magmatik, pembentukan cekungan sedimen yang
sebagaimana terindikasi dari kandungan F- berasosiasi dengan litologi sedimen dan
, Cl (meskipun sangat kecil), namun hal radiogenik (peluruhan unsur radioaktif).
tersebut tidak didukung oleh data geologi, Ketiga daerah tersebut tergolong dalam
di mana daerah Kepanasan berada pada low middle entalphy. Daerah Gunung
back arc basin dan lingkungan sedimen Sahilan dan Sungai Pinang, masing-
tersier serta tidak ditemukan jejak masing mempunyai potensi panas bumi
magmatisme di sekitar penyelidikan. sebesar 5 Mwe, sedangkan daerah
Pendugaan temperatur reservoir Kepanasan memiliki potensi panas bumi
menggunakan geotermometer Na-K untuk sebesar 10 Mwe. Ketiga daerah tersebut
sistem panas bumi Kepanasan (138 oC) termasuk dalam klasifikasi sumber daya
dan Gunung Sahilan (90 oC), sementara spekulatif. Kemungkinan pemanfaatan
untuk sistem panas bumi Sungai Pinang potensi panas bumi di ketiga daerah
menggunakan Na-K-Ca (83 oC). Ketiga tersebut, cukup baik untuk dikembangkan
lokasi manifestasi tersebut merupakan secara langsung (direct use).

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lund, 1979. Direct Utilization of Geothermal Energy : A Laymans Guide.
Geothermal Resources Council. Special Report.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar, 2014. Kabupaten Kampar Dalam Angka. Badan
Pusat Statistik Kabupaten Kampar, Riau.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan Singingi, 2013. Kabupaten Kuantan Singingi Dalam
Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Clarke, M.C.G, Kartawa,W., Djunuddin, A.,Suganda, E., Bagdja, M., 1983. Geologi Lembar
Pakanbaru, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Daly, M.C., Hooper, B.G.D., dan Smith,D.G, 1987. Tertiary Plate Tectonics and Basin
Evolution in Indonesia. Proceedings of the Indonesian Petroleum Association, vol. 16,
hal. 399-428.
De Coster, G. L., 1974, The Geology of the Central and South Sumatra Basin, Proceedings
3rd Annual Convention IPA, Jakarta.
Eubank, R.T., Makki, A.C., 1981, Structural Geology of the Central Sumatra Back-arc Basin,
Indonesia, Proceedings of the Indonesian Petroleum Association, 10th Annual
Convention Proceeding.
Giggenbach, W.F., 1991. Chemical Techniques in Geothermal Exploration. In: DAmore, F.
(coordinator), Application of geochemistry in geothermal reservoir development,
UNITAR/UNDP, Rome, 119-142.
Heidrick, T.L. dan Aulia, K. 1996. Regional Structural Geology: Chapter II. Petroleum Geology
of the Central Sumatera Basin. BKKAPertamina.
Kementerian Kehutanan, 2008, Peta Tata Guna Lahan, Jakarta.
Nicholson, Keith, 1993. Geothermal Fluids, Chemistry and Exploration Techniques, Springer
Verlag Inc. Rock,N.M.S, Aldiss, D.T, Aspden, J.A.,
Clarke,M.C.G, Kartawa,W., Djunuddin,A, Miswar, Thompson,S.J., Whandoyo, R., 1983.
Geologi Lembar Lubuksikaping, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi,Bandung.
Silitonga, P.H. dan Kastowo, 1995, Geologi Lembar Solok, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi,Bandung.
Standar Nasional SNI 13-6482-2000. Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi. Badan
Standarisasi Nasional.
Sukhyar, R., Danar, A., 2010. Energi panas bumi di Indonesia: kebijakan pengembangan dan
keputusan investasi, Badan Geologi, Bandung.
Wohletz, K. and Heiken, G, 1992.Volcanology and Geothermal Energy: Berkeley, University
of California Press.
Van Zuidam, R. A.., 1985. Aerial Photo Interpretation in Terrain Analysis and
Geomorphologic Mapping. Smith Publisher, The Hague, ITC.
Yarmanto, Aulia,1988. Seismic Expression of Wrench Tectonics in the Central Sumatra Basin,
Proceedings 17th IAGI Annual Convention, Jakarta.
Gambar 1. Lokasi Daerah Penyelidikan
Gambar 2. Peta Geologi Panas Bumi Daerah Kepanasan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Gambar 3. Peta Geologi Panas Bumi Daerah Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau
Gambar 4. Peta Geologi Panas Bumi Daerah Sungai Pinang, Kabupaten Kuantan Singingi,
Provinsi Riau

Gambar 5. Diagram Segi Tiga Cl-SO4-HCO3


Gambar 6. Diagram Segi Tiga Na-K-Mg

Gambar 7.Grafik Isotop 18O Terhadap 2H (Deuterium)

Anda mungkin juga menyukai