Anda di halaman 1dari 11

I.

Model Konsep Perawatan Kesehatan di Rumah

Salah satu model yang digunakan dalam perawatan kesehatan dirumah

adalah model konseptual Albrecth (1990). Model ini merupakan kerangka

yang menjelaskan hubungan antara perawat dengan klien dan keluarganya

dalam berinteraksi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dan

mendukung kemampuan klien dan keluarga untuk mempertahankan

kesehatannya. Tiga kunci pokok yang digunakan untuk mengukur kualitas

dari perawatan kesehatan rumah meliputi elemen struktural, proses, dan

hasil.

Elemen struktural meliputi klien, keluarga, penyedia layanan

kesehatan, tim kesehatan, dan perawat profesional. Elemen proses terdiri

atas tiga elemen yaitu jenis perawatan, koordinasi perawatan, dan intervensi.

Elemen hasil terdiri atas kepuasan klien dan keluarga dalam menerima

layanan perawatan, kualitas layanan perawatan, efektivitas biaya, status

kesehatan, dan kemampuan merawat diri

Pada model konseptual Albrecht untuk perawatan kesehatan rumah,

hubungan antar elemen struktural dan proses berhubungan dengan

intervensi yang diberikan. Perawat melakukan proses keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, intervensi,

evaluasi, dan mengkoordinasikan perawatan klien.

14
Faktor yang
Kepuasan dalam
Klien mempengaru Jenis perawatan
perawatan
hi
Demografi
Psikologi
Sosial & ekonomi
Pencegahan
Pendidikan
Dukungan
Partisipasi keluarga
Terapeutik
dalam perawatan
Teknologi Tinggi
(acuh/tidak)

Klien,keluarga,p
Penyediaan jasa emberi layanan
layanan Kepuasan Kualitas
Koordinasi
Sumber pendanaan klien perawatan,
keperawatan
Strukutur organisasi Biaya Efektivitas biaya
Kontinuitas
Standar Kebutuhan Status kesehatan
Komprehensif
Filosofi Ketersediaan Kemampuan
Legislasi negara
Teknologi Produktivitas merawat diri
Waktu perjalanan Akuntabilitas Penggunaan
Kemudahan perawatan
Akses Kesehatan
Perawat profesional Efikasi rumah
Intervensi
Pendidikan
Proses
pengalaman
keperawatan
Keterlibatan klien
Masalah hukum
Tim kesehatan lain
Masalah etik
yang ada
Disiplin ilmu lain
perawat pelaksana
Pembantu perawat

Tabel 2. Model konseptual Albrecth dalam perawatan kesehatan di rumah

15
a. Partisipasi Klien Dalam Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas

Kerangka kerja di bawah ini dikembangkan untuk menggambarkan

tujuan praktik keperawatan kesehatan komunitas untuk memberdayakan

komunitas (WHO,1978) dalam fungsi-fungsi independen (Roper dkk,1996)

melalui pengembangan keterampilan dan kognitif (Ellis,1982).

Pengembangan keterampilan dan kognitif difokuskan pada penampilan

keseharian klien, pencapaian tujuan, perawatan diri, dan adaptasi

berhubungan dengan masalah kesehatan klien.

Performance
Of Activities
Community Client Cognitive Client Of Living
Health Empowerment in and Skill Potential Goal
Nursing Independent Developmen Functioning
Practice Functioning t Attainment
Capability
Self-Care
Addaptation

Client
Participation

Gambar 1.
Client Participation as a Community Health Nursing Practice Health Outcome

16
b. Pemberdayaan Klien Menuju Kemandirian

Pembedayaan klien menyarankan proses memberikan kekuatan untuk

mengenali kekuatan sendiri, kemampuan, dan sumber untuk membuat

perubahan baik di kehidupan sosial maupun pribadi (Backe Mason dan

Georges,1981). Labonte (1989) lebih jauh mengklarifikasi kemampuan

untuk memilih atau meningkatkan kapasitas seseorang untuk mengartikan,

menganalisis, dan bertindak berdasarkan permasalahan yang ada. Akibatnya,

pemberdayaan meningkatkan kebingungan pada potensi klien tentang

bagaimana seseorang dapat mengendalikan lingkungan dan diri sendiri

dengan cara terbaik.

Pada dasarnya, klien yang benar-benar diberdayakan adalah mampu

merawat dirinya sendiri (Delaune dan Ladner,1998). Satu kunci pokok

dalam menetapkan pemberdayaan adalah menentukan tujuan dan membuat

keputusan yang saling menguntungkan. Pemberdayaan klien menunjukkan

perkembangan dan maturitas dari diri sendiri dan meningkatkan

kemampuan pengembangan keterampilan dan kognitif.

Dicapai melalui pendidikan kesehatan untuk memungkinkan

pembelajaran baru dilakukan. Mendapatkan keterampilan baru diperlukan

untuk meningkatkan kesadaran sehat menjadi lebih sehat lagi.

Sebagai contoh, klien yang terkena Diabetes Melitus kemungkinan

memerlukan pengetahuan tentang diet, pengobatan, dan ketrampilan untuk

menginjeksikan insulin secara mandiri. Klien dengan HIV/AIDS

memerlukan pengetahuan tentang pengendalian infeksi, diet, dan teknik

17
perawatan diri untuk hidup secara positif dengan penyakitnya (NACP,

2000). Pengembangan keterampilan dan kognitif berdasarkan pada potensi

kemampuan klien.

c. Potensi Kemampuan Klien Untuk Bekerja

Potensi kemampuan klien untuk bekerja berdasarkan penggunaan diri

dan disadari melalui keterampilan yang didapatkan dari praktik. Potensi

kemampuan kerja dapat juga dilihat dari koping dengan mengunakan

gambaran kognitif untuk menyarankan kketergantungan pada sumber-

sumber internal seseorang untuk memecahkan masalah, oleh sebab itu

merefleksikan kemandirian dan otonomi untuk merawat iri (woodward dan

kaylan-masih, 1990). Wagnil dan Young (1990) menyatakan bahwa

kepercayaan seseorang dan sumber-sumber dari kemampuan seseorang

untuk mengatur aktivitas keseharian.pendidikan klien meningkatkan

kebutuhan penggambaran kembali kognitif dengan berlandaskan kinerja

aktivitas keseharian dalam merespons pengalaman sakit. Potensi

kemampuan klien untuk bekerja digambarkan dalam kinerja aktivitas

keseharian (Roper dkk, 1996), pencapaian tujuan, perawatan diri , dan

adaptasi (Roy dan Andrew, 1991).

d. Kinerja Aktivitas Keseharian

Kinerja klien dalam aktivitas sehari-hari kemungkinan mengarah pada

pemanjangan nkerja independen (mandiri) dan kualitas selanjutnya dari

hidup dalam sakit seperti HIV/AIDS, kanker, Diabetes mellitus. Dan

tekanan darah tinggi. Klien memiliki kemampuan alami un tuk memenuhi

18
12 aktivitas hidup diantaranya mempertahankan lingkungan yang nyaman,

berkomunikasi, bernafas, makan dan minum, kebutuhan eliminasi,

kebersihan personal dan berpakaian, mengendalikan suhu tubuh, bergerak,

bekerja dan bermain, seksualitas, tidur, dan menjelang kematian.

Aktivitas hidup sehari-hari diukur dari kemampuan klien untuk

berfungsi secara mandiri (Roper dkk, 1996). Praktik keperawatan kesehatan

komunitas mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas hidup

sehari-hari secara mandiri dalam perawatan penyakit ringan. Secara khusus,

klien dengan HIV/ AIDS kemungkinan mengalami kesulitan untuk

melakukan eliminasi karena diare, sulit untuk bernafas karena tuberkkulosis,

kurang mampu untuk mempertahankan lingkungan yang nyaman karena

imunodefisiensi, mengalami kesulitan untuk memenugnya kekuatan dan

energy. Klien dengan Diabetes Melitus kemungkinan kesulitan untuk

melakukan eliminasi karena tingginya frekuensi makan, minum, dan buang

air kecil (miksi) karena abnormalitas kadar gula darah yang memerlukan

pengukuran keseimbangandari diet secara tepat dari masukan (intake) dan

keluaran (output). Klien dengan tekanan darah tinggi kemungkinan

mengalami kesulitan untuk memeprtahankan kebutuhan makan dan minum

yang sesuai diet krena pembatasan intake garam dan beban kerja jantung

untuk mengurangi stress.

Praktik keperawatan kesehatan komunitas berfokus pada stimulasi

perkembangan kognitif klien melalui intervensi yang didapatkan dari

partisipasi pada setiap 12 aktivitas hidup. Partisipasi klien melibatkan factor

19
yang mempengaruhi tiap-tipa aktivitas hidup, yaitu factor biologis,

psikologis, sosiokultural, lingkungan, ekonomi, dan politik, tujuan akhir

praktik keperawatan kesehatan, komunitas adalah tercapainya fungsi

mandiri klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

e. Pencapaian Tujuan

Interaksi klien melalui partisipasi dalam menentukan tujuan

kemungkinan mengarah pada pencapaian tujuan dalam merespons pada

pengalaman penyakit kronis seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus,

dan tekanan darah tinggi. Klien memiliki kemampuan dasar untuk

berpartisipasi dalam menentukan dan mencapai tujuan melalui komunikasi (

interpersonal dan intrapersonal ), kesadaran diri sendiri, memahami peran

masing-masing, menyadari konsep diri, dan membuat keputusan ( King,

1992).

Komunikasi interpersonal berhubungan dengan diskusi,

perencanaan, dan menentukan tujuan untuk dicapai dan komunikasi

intrapersonal ( Potter dan Perry, 1997). Komunikasi interpersonal

melibatkan pemikiran dan analisis kritis serta membuat keputusan yang

diungkapkan lewat bahasa verbal. Persepsi dari situasi pribadi adalah

pengembangan dari dalam individu untuk berespons dan mengalami

lingkungan internal dan eksternal yang mengarahkan pada tujuan positif.

Memahami peran individu merupakan dasar dalam menentukan tujuan dan

mencapai tujuan. Menyadari konsep diri berhubungan dengan penerimaan

tanggung jawab untuk menentukan tujuan dan pencapaiannya. Membuat

20
keputusan merupakan proses membuat pilihan-pilihan untuk menentukan

tujuan dan pencapaiannya.

Perpanjangan dari komunikasi, kesadaran situasi pribadi,

memahami peran masing-masing, menyadari konsep diri, dan proses

membuat keputusan dapat mengukur kemampuan klien untuk menentukan

tujuan dan pencapaiannya. Oleh karena itu, praktik keperawatan kesehatan

komunitas mengkaji kemampuan klien untuk berkomunikasi, menyadari

keadaan diri, memahami peran masing-masing, memahami konsep diri, dan

membuat keputusan untuk menentukan tujuan dan pencapaian dalam

mengatasi penyakit yang ringan. Praktik keperawatan kesehatan komunikasi

melibatkan penentuan tujuan yang saling menguntungkan dan proses

pencapaian tujuan dengan memenuhi aktivitas yang dibutuhkan untuk

mempertahankan tujuan, yang hasilnya adalah keadaan sehat.

Penyakit seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan tekanan

darah tinggi memerlukan proses perawatan seumur hidup yang melibatkan

keterlibatan klien secara aktif dalam pengalaman berkomunikasi dan

berespons, menilai keadaan diri, ,memahami peran masing-masing,

memahami konsep diri, dan membuat keputusan. Aktivitas utama dari

praktik keperawatan kesehatan komunitas adalah pengembangan kognitif

klien untuk sehat dan berfungsi sempurna.

f. Perawatan Diri

Perawatan diri merupakan praktik dari aktifitas individual yang

dilakukan atas kesadaran diri sendiri untuk mempertahankan hidup, sehat,

21
dan keadaan sejahtera (Orem, 1991). Klien merupakan agen dari perawatan

dirinya sendiri maka klien memiliki kemampuan alami yang diketahui

sebagai unit perawatan diri yang mengarahkan pada aktivitas pada aktivitas

mandiri dari perawatan diri dalam berespons untuk mengalami penyakit

kronis seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan tekanan darah

tinggi. Perawatan mandiri yang dapat dilakukan oleh klien adalah sebagai

berikut.

1. Mempertahankan keseimbangan intake dan output udara, cairan, dan

nutrisi yang adekuat.

2. Memenuhi kebutuhan eliminasi dan defekasi.

3. Mempertahankan keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat.

4. Mempertahankan keseimbangan antara waktu untuk diri sendiri dengan

kebutuhan berinteraksi social.

5. Meningkatkan keadaan yang normal.

Perpanjangan dari kegiatan perawatan diri ialah mengukur

kemampuan klien dalam merawat diri. Oleh karena itu, praktik keperawatan

kesehatan komunitas mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

pemenuhan kebutuhan perawatan diri dengan penyakit ringan.

22
g. Adaptasi

Proses koping klien melalui fungsi peran mengarah pada respon yang

adaptif terutama pada klien yang mengalami penyakit kronis seperti

HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus dan tekanan darah tinggi (Roy dan

Andrew, 1991). Secara alamiah klien memiliki kemampuan untuk

beradaptasi. Roy dan Andrews memenuhi kebutuhan fisiologis,menyadari

konsep diri,melakukan fungsi peran masing-masing,dan menyadari bahwa

manusia saling bergantung satu sama lain.keempat aktivitas tersebut dapat

mengukur kemampuan klien untuk beradaptasi.praktik keperawatan

kesehatan komunitas mendukung klien untuk menggunakan respon adaptif.

h. Partisipasi klien

Dalam praktek keperawatan kesehatan komunitas,partisipasi klien

meliputi kinerja aktivitas keseharian serta berbagai aktivitas seperti

pencapaian tujuan,perawatan diri dan adaptasi untuk memberdayakan klien

dalam perawatan kesehatan di rumah.Empat model keperawatan

menggambarkan konseptualisasi aktivitas yang merefleksikan

pemberdayaan klien.gambaran lengkap dari partisipasi dan praktik

keperawatan kesehatan komunitas diuraikan untuk memaparkan bagaimana

pemberdayaan klien direfleksikan dalam praktek keperawatan di rumah

dalam proses meningkatkan partisipasi klien melalui pengembangan

kognitif dan keterlibatan .

Praktik keperawatan kesehatan komunitas berfokus untuk memberikan

pendidikan kesehatan kepada klien yang terkait dengan masing-masing

23
penyakit. Keterlibatan keluarga klien dan tenaga kesehatan lai sebagai

pemberi layanan keperawatan mendukung keberlanjutan partisipasi klien

dari aktivitas sehari-hari, pencapaian tujuan ,perawatan diri dan adaptasi.

Tujuan perawatan kesehatan di rumah adalah menyiapkan klien untuk

mencapai aktivitas hidup yang realitas dan dapat dicapai. Keparawatn

komunitas dalam konteks partisipasi klien merupakan ilmu dan seni dalam

memberdayakan klien untuk merawat diri sendiri di rumahnya dengan

meningkatkan kemampuan dan kekuarannya melalui bantuan,pendidikan,

panduan, dan motivasi tetapi tidak hanya mengidentifikasi klien melainkan

juga melibatkan keluarga dan komunitas.

Proses keperawatan komunitas berpokus kepada pola perilaku

manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dalam situasi hidup

kritis.tujuannya adalah mempertahankan kegunaan konsep fungsional dari

baik fisik maupun psikologis dalam menghadapi ancaman, perubahan,

kemunduran atau kerusakan. oleh karena itu, hasil dari partisipasi klien

adalah keadaan sehat dan dapat hidup dengan penyakitnya dilingkungan

rumah.

24

Anda mungkin juga menyukai