1. SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik adalah kondisi di mana jantung mengalami gangguan yang parah
mendadak sehingga tidak mampu mencukupi pasokan darah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Penyebab terjadinya syok kardiogenik terdiri dari disfungsi
miokardium (gagal pompa). Pengisian diastolik ventrikel yang tidak adekuat, dan
curah jantuung tidak adekuat. Kondisi ini umumnya merupakan komplikasi dari
serangan jantung dan membutuhkan pertolongan darurat. Kurangnya jumlah darah
yang mengandung oksigen masuk ke jantung akan merusak ventrikel kiri, yang
menjadi pompa utama jantung. Otot jantung akan melemah dan akhirnya memicu
syok kardiogenik. Di samping melemahnya otot jantung, syok kardiogenik juga bisa
dipicu oleh beberapa penyakit jantung lain seperti gangguan detak jantung yang
berbahaya baik yang meninggi atau menurun, penekanan terhadap rongga jantung
akibat penumpukan cairan di sekitarnya, serta gangguan katup jantung. Gejala syok
kardiogenik mirip dengan gagal jantung, namun kondisinya lebih serius.
Berkeringat
Pucat
Linglung
Frekuensi buang air kecil yang berkurang atau sama sekali tidak buang air
Letakkan pasien pada posisi terlentang, kecuali bila terdapat oedem paru
berat.
Berikan oksigen sebanyak 5-10 L/menit dengan kanula nasal atau sungkup
muka dan ambil darah arteri untuk AGD. Intubasi trakea perlu
dipertimbangkan bila terdapat asidosis pernafasan dan hipoksia berat.
Lakukan kanulasi tepi vena dengan kateter No. 20 dan berikan infus dekstrosa
5% perlahan-lahan.
Keluarkan darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, ureum,
kreatinin, dan enzim-enzim jantung seperti CPK, LDH, SGOT.Buat rekama
EKG dan monitor irama jantung.
Berikan Natrium bikarbonat 1-2 ampul (44 mEq/ampul) I.V perlahan-lahan
untuk mengoreksi asidosis metabolik (lebih 5 menit) dan mempertahankan pH
darah diatas 7,2. periksa kembali AGD.
Bila klinis maupun radiologis tidak menunjukkan oedem paru, berikan cairan
garam fisiologis 100ml perlahan-lahan untuk mengoreksi hipovolemia (>
5menit).
2. SYOK ANAFILAKSIS
Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong berat karena dapat
mengancam nyawa penderitanya. Reaksi alergi ini dapat berkembang dengan cepat.
Kondisi ini diawali dengan gejala-gejala umum, seperti mual, muntah, dan rasa sakit di
daerah perut. Syok anafilaktik umumnya muncul dalam beberapa menit setelah penderita
terpapar oleh alergen, namun juga dapat muncul setelah beberapa jam sehingga penyebab
berikut gejalanya perlu dikenali. Atau syok anafilaktik adalah reaksi anafilaksis yang
disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Anafilaksis adalah reaksi
alergi umum dengan efek pada beberapa sistem organ terutama kardiovaskular, respirasi,
kutan dan gastro intestinal yang merupakan reaksi imunologis yang didahului dengan
terpaparnya alergen yang sebelumnya sudah tersensitisasi.
Alergen adalah apa pun benda yang menjadi penyebab terjadinya syok anafilaktik. Reaksi
alergi berlebih ini adalah bagaimana sistem imun tubuh merespons zat-zat yang dianggap
berbahaya oleh tubuh secara alamiah. Contoh allergen yang paling sering terjadi pada
kejadiaan syok ini adalah obat-obatan oral maupun yang di injeksi (misalnya obat
anestesi) kedalam tubuh melalui pembuluh darah. Penderita penyakit asma atau orang
yang memiliki kelainan kulit menahun, seperti atopik dermatitis, lebih berisiko terkena
syok anafilaktik. Terdapat juga kasus anafilaktik idiopati, yaitu reaksi alergi yang tidak
2
dapat diketahui penyebabnya. Saat tubuh terpapar alergen, sistem imun tubuh Anda akan
mengeluarkan berbagai zat kimia, seperti histamin. Inilah yang menyebabkan munculnya
reaksi syok anafilaktik.
Gejala syok anafilaktik antara lain adalah :
3. SYOK HIPOVOLEMIK
Syok hipovolemik merupakan kondisi ketidakmampuan jantung memasok darah yang
cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang. Kurangnya pasokan darah
ini umumnya dipicu oleh pendarahan yang terbagi menjadi dua, yaitu pendarahan luar
(akibat cedera atau luka benda tajam) dan pendarahan dalam (akibat infeksi pada
saluran pencernaan). Darah mengandung oksigen dan zat penting lainnya yang
3
dibutuhkan oleh organ dan jaringan tubuh agar bisa berfungsi dengan baik. Bila
pendarahan hebat terjadi, otomatis pasokan darah yang dipompa oleh jantung akan
berkurang secara drastis dan organ tidak mendapat pergantian zat-zat yang
dibutuhkan tadi secara cepat. Keadaan inilah yang disebut syok hipovolemik dengan
gejala utama berupa penurunan tekanan darah dan suhu tubuh. Kondisi ini berpotensi
menyebabkan kematian apabila tidak ditangani secara tepat dan cepat. Terjadi jika
volume darah tidak adekuat untuk mengisi rongga intravascular. Cairan yg hilang
berupa darah, plasma dan elektrolit. Intravaskuler nerupa eksogen dan endogen.
Penyebab syok hipovolemik yang paling umum adalah perdarahan mukosa saluran
cerna dan trauma berat. Selain pendarahan, kekurangan banyak cairan (misalnya
akibat diare, muntah-muntah, keringat berlebihan, dan luka bakar) juga dapat memicu
penurunan jumlah darah yang diedarkan di dalam tubuh. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas, gejala utama syok hipovolemik adalah penurunan tekanan
darah dan suhu tubuh secara drastic.
Gejala syok hipovolemik antara lain adalah :
Kehilangan
4
25-30 % Sedang N = 100 - 120
T = 90 100
Vasokonstriksi-Pucat-
Oliguria
Vasokonstriksi hebat-
Anuria
Tingkat keparahan gejala syok hipovolemik ditentukan oleh seberapa cepat dan seberapa
banyak volume darah atau cairan berkurang dari tubuh kita. Penyakit-penyakit lain,
seperti gangguan jantung, ginjal, paru-paru, dan penyakit diabetes juga bisa berdampak
kepada tingkat keparahan kondisi ini. Makin tinggi tingkat keparahan syok hipovolemik,
makin tinggi pula bahaya atau komplikasi yang bisa ditimbulkannya, mulai dari matinya
jaringan (gangren) pada lengan atau kaki yang pada beberapa kasus perlu ditangani
dengan amputasi, kerusakan ginjal, kerusakan otak, kerusakan jantung, bahkan kematian.
Pada umumnya, pasien yang mengalami syok hipovolemik akan sulit merespons
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dokter. Meski begitu, diagnosis syok hipovolemik
pada seorang pasien dapat dilakukan secara sederhana oleh dokter dengan mengecek
apakah tekanan darah dan suhu.
5
Pemeriksaan sejumlah zat kimia pada darah untuk menilai fungsi ginjal dan
menilai apakah ada kerusakan pada otot jantung.
Pertolongan darurat yang dapat diberikan kepada pasien syok hipovolemik antara lain
adalah :
Daftar Pustaka :
1. Diktat Kuliah Ilmu Pengantar Anestesiologi, Penerbit : Sie Bursa Senat
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Edisi ke-I,
1994.
2. Diktat Kuliah Ilmu Pengantar Anestesiologi, Penerbit : Sie Bursa Senat
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Edisi ke-II,
1994.
3. Muhiman, Muhardi, dkk, Anestesiologi, Staf Pengajar Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif, Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
Cetakan Pertama, 1989.
4. Omoigui, Sota, Buku Saku Obat-obatan Anestesia, Edisi ke-II, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Cetakan Pertama, Tahun 1997.
5. https://www.alodokter.com/syok-kardiogenik
6. http://www.alodokter.com/syok-anafilaktik
7. http://www.alodokter.com/syok-hipovolemik
6
2. Cara membedakan paru obstruksi kronis, asma bronkial, dan gagal
jantung
Berdasarkan kesepakatan para pakar (PDPI/ Perkumpulan Dokter Paru Indonesia) tahun
2005 maka PPOK dikelompokkan ke dalam :
PPOK Ringan
Adalah pasien dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi sputum dan
dengan sesak napas derajad nol sampai satu. Sedangkan pemeriksaan
Spirometrinya me-nunjukkan VEP1 80% prediksi (normal) dan VEP1/KVP <
70 %
PPOK Sedang
7
Adalah pasien dengan gejala klinis dengan atau batuk. Dengan atau produksi
sputum dan sesak napas dengan derajad dua. Sedangkan pemeriksaan
Spirometrinya menunjukkan VEP1 70% dan VEP1/KVP < 80% prediksi
PPOK Berat
Adalah pasien dengan gejala klinis sesak napas derajad tiga atau empat dengan
gagal napas kroniki. Eksaserbasi lebih sering terjadi. Disertai komplikasi kor
pulmonum atau gagal jantung kanan. Adapun hasil spirometri menunjukkan
VEP1/KVP < 70 %, VEP1< 30 % prediksi atau VEP1> 30 % dengan gagal napas
kronik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pe-meriksaan analisa gas darah dengan
kriteria hipoksemia dengan normokapnia atau hipokse-mia dengan hiperkapnia.
PPOK bisa disebabkan oleh berbagai hal. Sejumlah faktor risiko yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap PPOK meliputi:
Rokok. Pajanan asap rokok pada perokok aktif maupun pasif merupakan faktor
utama penyebab PPOK serta sejumlah penyakit pernapasan lainnya. Diperkirakan,
sekitar satu dari empat orang perokok aktif mengidap PPOK.
Pajanan polusi udara, misalnya asap kendaraan bermotor, debu, atau bahan kimia.
Usia. PPOK akan berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Gejala
penyakit umumnya muncul pada pengidap yang berusia 35 hingga 40 tahun.
Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap PPOK, Anda
juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit yang sama.
Umumnya untuk mendiagnosis PPOK dengan menanyakan gejala-gejala, memeriksa
kondisi fisik pasien, dan tes pernapasan. Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan bunyi
tarikan napas melalui stetoskop dan indeks massa tubuh. Riwayat merokok juga akan
ditanyakan. Tes pernapasan akan dilakukan dengan spirometer (pemeriksaan spirometri),
yaitu alat untuk mengukur fungsi paru melalui hembusan napas pada mesin. Dua jenis
hembusan napas yang akan diukur, yaitu hembusan napas cepat dalam satu detik dan
jumlah total hembusan napas panjang hingga habis dari paru-paru.
Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan yang lebih detail
seperti:
8
Tes darah untuk menghapus adanya kemungkinan penyakit lain, seperti anemia
yang kadang juga menyebabkan sesak napas.
Rontgen paru-paru. Tingkat keparahan efisema serta gangguan paru lainnya dapat
diperiksa melalui prosedur ini.
CT scan agar kondisi fisik paru-paru bisa diteliti.
Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram guna memeriksa kondisi jantung.
Pengambilan sampel dahak.
2. ASMA BRONKIAL
Penyakit asma bronchial adalah salah satu dari diantara sekian banyaknya macam
penyakit yang pernah ada. Asma sendiri adalah gangguan pernafasan dimana seseorang
mengalami kesulitan dalam bernafas. Penyakit asma sendiri adalah penyakit yang jangan
sampai seseorang itu menyepelekannya. Karena asma yang dibiarkan terus berlarut tentu
akan sangat berbahaya dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu penyakit asma
yang dikenal adalah penyakit asma bronchial. Penyakit asma bronchial adalah suatu
penyakit asma yang mengganggu saluran bronkial yang memiliki ciri bronkospasme
periodik dikenal dengan kontraksi spasme di saluran nafas. Orang awam biasa
menyebutnya dengan penyakit mengi. Penyakit asma bronchial disebabkan oleh banyak
faktor. Asma bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible
dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma
bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan ( The American Thoracic Society ). Gejala klasik dari asma bronkial ini
adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang
merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
a) Ekstrinsik (Alergik)
Penyebab ekstrinsik adalah karena adanya faktor ekstrinsik atau faktor luar.
Biasanya disebabkan karena debu, serbuk sari, bulu atau hal lain yang memicu
timbulnya asma. Jenis penyakit asma karena faktor ekstrinsik ini biasanya
akan sembuh sendiri seiring bertambahnya usia.
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus
yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan
(antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan
dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika
ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan
terjadi serangan asma ekstrinsik.
9
Penyebab intrinsik biasanya adalah penyebab yang disebabkan oleh faktor
dalam diri seseorang. Hal itu bisa terjadi karena penyakit seperti flu, adanya
aktivitas fisik yang berat, atau karena faktor emosi. Penyakit asma yang
disebabkan oleh faktor instrinsik biasanya membutuhkan waktu lama untuk
sembuh. Biasanya terjadi pada orang yang berumur lebih dari 40 tahun. Jika
dibiarkan terlalu lama bisa menyebabkan penyakit bronchitis kronik.
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma
ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan
mengalami asma gabungan.
c) Asma Gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.
Faktor Presipitas
Non-Farmakologi :
Memberikan penyuluhan
Menghindari faktor pencetus
Pemberian cairan ( missal: garam fisiologis )
Fisioterapi
Pemberian O2 bila perlu
Farmakologi :
10
Bronkodilator
Kromalin
ketolifen
3. GAGAL JANTUNG
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa
memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah gagal
jantung kongestif. Terjadinya gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah kesehatan.
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung; prevalensinya
meningkat sesuai usia. Penyebab gagal jantung pada lanjut usia lebih multifaktorial dan
sering disertai dengan gejala yang tak khas. Tatalaksana meliputi cara non farmakologis
berupa edukasi, diet, latihan fisik dan dukungan keluarga ditambah dengan cara
medikamentosa untuk mencegah remodeling dan mengurangi gejala. Penyebab umum
gagal jantung adalah rusaknya atau berkurangnya massa otot jantung karena iskemi akut
atau kronik, peningkatan resistensi vaskuler karena hipertensi, atau karena takiaritmia
(misalnya fibrilasi atrial). Pada dasarnya semua kondisi yang menyebabkan perubahan
struktur ataupun fungsi ventrikel kiri merupakan predisposisi untuk gagal jantung. gejala
khas:sesak saat istirahat atau saat aktivitas, kelelahan, serta tanda retensi cairan seperti
kongesti paru atau edema pergelangan kaki, tanda khas:takikardi, takipnea, ronki, efusi
pleura, peningkatan JVP, edema perifer, hepatomegali serta bukti objektifkelainan
struktural atau fungsional jantung saat istirahat: kardiomegali, bunyi jantung 3, murmur,
kelainan pada ekokardiografi , peningkatan natriuretic peptide. Pada gagal jantung,
jantung tidak dapat menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh. Masalah kesehatan yang akan memicu gagal jantung adalah
antara lain :
Penyakit jantung koroner.
Aritmia atau gangguan ritme jantung.
Kardiomiopati atau gangguan otot jantung.
Kerusakan pada katup jantung.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Hipertiroidisme atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Anemia atau kekurangan sel darah merah.
Miokarditis atau radang otot jantung.
Cacat jantung sejak lahir.
Diabetes
11
Kerusakan pada ventrikel kanan jantung yang menyebabkan proses
pengambilan oksigen di dalam paru-paru oleh darah tidak berjalan dengan
baik
Berdasarkan rentang waktu berkembangnya gejala, gagal jantung terbagi menjadi dua,
yaitu kronis dan akut. Pada gagal jantung kronis, gejala berkembang secara bertahap dan
lama. Sedangkan pada gagal jantung akut, gejala berkembang secara cepat. Gejala utama
gagal jantung adalah:
Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis gagal jantung, di antaranya
adalah ekokardiogram, elektrokardiogram, dan tes darah.
Daftar Pustaka :
1. Gagal Jantung oleh Ervinaria Uly Imaligy: Dokter Umum Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Maranatha, Bandung- Indonesia
2. ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL oleh DUDUT TANJUNG, S.Kp.
Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara
12
REVIEW
Berkeringat
Pucat
Linglung
Frekuensi buang air kecil yang berkurang atau sama sekali tidak buang air
2. Syok anafilaktik
Syok anafilaktik adalah reaksi anafilaksis yang disertai hipotensi dengan atau
tanpa penurunan kesadaran. Anafilaksis adalah reaksi alergi umum dengan efek pada
beberapa sistem organ terutama kardiovaskular, respirasi, kutan dan gastro intestinal yang
merupakan reaksi imunologis yang didahului dengan terpaparnya alergen yang
sebelumnya sudah tersensitisasi. Alergen adalah apa pun benda yang menjadi penyebab
terjadinya syok anafilaktik.
Gejala syok anafilaktik antara lain adalah :
Ruam merah pada kulit
Bentol yang gatal
Pembengkakan pada mata, bibir, tangan, dan kaki
Pembengkakan pada mulut, lidah, atau tenggorokan
Pusing atau pingsan
13
Mengi
3. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan kondisi ketidakmampuan jantung memasok darah
yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang.
Penyebab syok hipovolemik yang paling umum adalah perdarahan mukosa
saluran cerna dan trauma berat. Selain pendarahan, kekurangan banyak cairan (misalnya
akibat diare, muntah-muntah, keringat berlebihan, dan luka bakar) juga dapat memicu
penurunan jumlah darah yang diedarkan di dalam tubuh.
Gejala syok hipovolemik antara lain adalah :
14
Adalah pasien dengan gejala klinis sesak napas derajad tiga atau empat dengan
gagal napas kroniki. Eksaserbasi lebih sering terjadi. Disertai komplikasi kor
pulmonum atau gagal jantung kanan. Adapun hasil spirometri menunjukkan
VEP1/KVP < 70 %, VEP1< 30 % prediksi atau VEP1> 30 % dengan gagal napas
kronik.
Gejala paru obstruksi kronis antara lain adalah :
Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh.
Makin sering tersengal-sengal, bahkan saat melakukan aktivitas fisik yang ringan
seperti memasak atau mengenakan pakaian.
Mengi atau napas sesak dan berbunyi.
Lemas.
Sering mengalami infeksi paru.
Penurunan berat badan.
2. Asma Bronkial
Penyakit asma bronchial adalah suatu penyakit asma yang mengganggu saluran
bronkial yang memiliki ciri bronkospasme periodik dikenal dengan kontraksi spasme di
saluran nafas. Orang awam biasa menyebutnya dengan penyakit mengi. Penyakit asma
bronchial disebabkan oleh banyak faktor.
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
yaitu :
Ekstrinsik (Alergik)
Biasanya disebabkan karena debu, serbuk sari, bulu atau hal lain yang memicu
timbulnya asma. Jenis penyakit asma karena faktor ekstrinsik ini biasanya
akan sembuh sendiri seiring bertambahnya usia.
3. Gagal Jantung
15
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga
tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh.
Penyebab umum gagal jantung adalah rusaknya atau berkurangnya massa otot
jantung karena iskemi akut atau kronik, peningkatan resistensi vaskuler karena hipertensi,
atau karena takiaritmia (misalnya fibrilasi atrial).
Terdapat empat jenis gagal jantung, di antaranya:
16