Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PEMBUATAN MAKALAH

Bidan yang berwawasan nusantara


DOSEN PEMBIMBING:

Bapak Tarjono

PENYUSUN

AYU ROHIMAH

RIZKY AMALIA

RIZKA NOVIAYANTI

TINGKAT IV

AKBID BOGOR HUSADA PLUS

Jl. Kantor Batu No. 31 Kota Bogor

No. Telp (0251) 8322369

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat,rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
MAKALAH INSEMINASI MENURUT Bidan yang berwawasan nusantara ini
dengan baik.

Dalam upaya menyelesaikan tugas ini kami mengambil bahan


penulisan dari internet yang sesuai dengan pembahasan tugas ini. Namun,
kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi
maupun teknik penulisannya. Olehnya itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dalam rangka penyempurnaan tugas
MAKALAH MAKALAH Bidan yang berwawasan nusantara ini.

Satu harapan yang terukir di hati semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun makalah ini khususnya.

Bogor, November 2010

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................ii

Bab 1 : Pendahuluan........................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................1

1.2 Perumusan Masalah....................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................1

1.4 Manfaat Penulisan......................................................................1

1.5 Sistematika Penulisan..................................................................1

1.5.1 Bab 1 Pendahuluan.................................................................1-2

1.5.2 Bab 2 Isi..............................................................................2

1.5.3 Bab 3 penutup........................................................................2

Bab 2 : Isi...................................................................................3

2.1 Arti Bidan yang berwawancara nusantara..........................3

2.2 Bidan yang berwawancara nusantara .............................................3-


8

Bab 3 :
Penutup...............................................................................................9

3.1 Kesimpulan..............................................................................9

3.2 Saran....................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia dan negara-negara lain relatif tinggi, hingga
mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia,
2002/2003). Penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu menjadi prioritas
utama dalam pembangunan, bidang kesehatan di Indonesia. Adapun salah satu upaya
yang dapat dilakukan dapat terwujud dalam bentuk safe motherhood atau disebut juga
penyelamat ibu dan bayi (Sarwono)

1.2 Perumusan Masalah

Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:


1. apa Pengertian Bidan yang berwawancara nusantara?
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Bidan yang berwawancara
nusantara?

1.3 Tujuan Penulisan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah supaya penyusun dan pembaca dapat menjadi
bidan yang berwawasan nusantara untuk kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

Dengan melakukan penulisan ini, kami dapat mengetahui keterampilan menulis


ilmiah serta, dapat menganalisis kalimat-kalimat yang baik dan benar.

Hal 1
1.5 Sistematika Penulisan

1.5.1 BAB 1 PENDAHULUAN

- Latar Belakang

- Perumusan Masalah

- Tujuan Penulisan

- Manfaat Penulisan

- Sistematika Penulisan

1.5.2 BAB 2 ISI

- Arti Inseminasi

- Inseminasi menurut pandangan agama

1.5.3 BAB 3 PENUTUP

-Kesimpulan

-Saran

Hal. 2
BAB II

ISI

2. 1.Arti Bidan yang berwawasan nusantara

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan
pancasila dan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan
aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta
menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional. Jadi bidan
yang berwawasan nusantara adalah bidan yang menjalankan tugas dan
kegiatan sehari-hari yang berlandaskan dengan Pancasila dan UUD 1945
untuk dapat membantu masyarakat supaya hidup sehat dan sejahtera.

2.2 Bidan yang berwawasan nusantara

Seorang bidan wajib memberikan pelayanan kebidanan yang baik seperti sebagai
berikut:

1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien


2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
merugikan/membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu masalah
7. Menghasilkan tindakan yg benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
cara di dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg
biasa disebut kode etik profesi.
Hal. 3
HAK KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti
berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai
kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien.
Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang
harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.

A. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:
1). Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
2). Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3). Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
4). Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
5). Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan
bayinya yang baru dilahirkan.
6). Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan
berlangsung.
7). Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8). Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
9). Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengatahuan dokter yang
merawat.
10). Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
11). Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a. Penyakit yang diderita
b. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
c. Alternatif terapi lainnya
d. Prognosisnya
e. Perkiraan biaya pengobatan
12). Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.

Hal. 4
13). Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesudah memperoleh
informasi yang jelas tentang penyakitnya.
14). Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
15). Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
16). Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit.
17). Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
18). Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal-praktek.

B. Kewaiiban Pasien
1). Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tat tertib
rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
2). Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya.
3). Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
4). Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

C. Hak Bidan
1). Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
2). Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang
pelayanan kesehatan.
3). Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan
peraturan perundangan dan kode etik profesi.
4). Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh
pasien, keluarga maupun profesi lain.
5). Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.
6). Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang karir dan jabatan
yang sesuai.
7). Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

D. Kewajiban Bidan
1). Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
Hal. 5
2). Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien.
3). Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4). Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga.
5). Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya.
6). Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7). Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
8). Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.
9). Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
10). BidanwajibmengikutiperkembanganIPTEKdanmenambahilmupengetahuannya
melalui pendidikan formal atau non formal.
11). Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
Untuk menjadi bidan yang berwawasan nusantara harus mengetahui dan wajib
menjalankan kode etik dalam kebidanan.
SECARA UMUM KODE ETIK TERSEBUT BERISI 7 BAB YAITU:
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
1). Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2). Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6). Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara optimal.

Hal. 6
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1). Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
2). Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan
atau rujukan.
3). Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan
sehubungan kepentingan klien.

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)


1). Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.
2). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)


1). Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2). Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuan
profesinya seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3). Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis
yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)


1). Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2). Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)


1). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuanketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2). Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
Hal. 7
7. Penutup (1 butir)

Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan


mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

Hal. 8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Menurut pandangan agama,Inseminasi merupakan hal yang diharamkan


karena dipandang tak bermoral dan bertentangan dengan harkat manusia.

3.2 Saran

Sebaiknya Inseminasi jangan sampai dilakukan karena sejak tahun 1980-an


telah banyak dibicarakan di kalangan Islam, baik di tingkat nasional maupun
internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya
tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana
diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986.
Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di
Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau
ovum, dan membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan
ovum dari isteri sendiri.

Hal. 9

Anda mungkin juga menyukai