Anda di halaman 1dari 3

Pengujian Aktivitas Obat Sistem Saraf Otonom

PERCOBAAN IV
PENGUJIAN AKTIVITAS OBAT SISTEM SARAF OTONOM

Tujuan Percobaan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan:
1. Menghayati secara lebih baik pengaruh berbagai obat sistem saraf otonom dalam
pengendalian fungsi-fungsi vegetatif tubuh.
2. Mengenal suatu teknik untuk mengevaluasi aktivitas obat antikolinergik pada
neUroefektor parasimpatikus.

Teori
Sistem saraf otonom yang dikenal juga dengan nama sitem saraf vegetatif,
sistem saraf viseral atau sistem saraf tidak sadar, mengendalikan dan mengatur
keseimbangan fungsi-fungsi internal tubuh yang berada di luar pengaruh kesadaran dan
kemauan. Sistem saraf ini terdiri atas serabut saraf-saraf, ganglion-ganglion dan
jaringan saraf yang mensarafi jantung, pembuluh darah, kelenjar-kelenjar, alat-alat
dalaman dan otot-otot polos.
Meskipun tata penghantaran impuls saraf di sistem saraf pusat belum diketahui
secara sempurna, namun ahli-ahli farmakologi dan fisiologi menerima bahwa impuls
saraf dihantar oleh serabut saraf melintasi kebanyakan sinaps dan hubungan
neuroefektor dengan pertolongan senyawa-senyawa kimia khusus yang dikenal dengan
istilah neurohumor-transmitor. Obat-obat yang sanggup mempengaruhi fungsi sistem
saraf otonom, bekerja berdasarkan kemampuannya untuk meniru atau memodifikasi
aktivitas neurohumor-transmitor tertentu yang dibebaskan oleh serabut saraf otonom di
ganglion atau sel-sel (organ-organ) efektor.
Prinsip pada percobaan ini adalah bahwa pemberian zat kolinergik pada hewan
percobaan menyebabkan salivasi dan hipersalivasi yang dapat diinhibisi oleh zat
antikolinergik.

Bahan dan Alat


Hewan percobaan : Mencit jantan dengan bobot badan 20-25 g dipuasakan
sebelum percobaan (6 jam).
Bahan Obat : - Uretan (1,8 g/kg BB) atau obat hipnotik lain
- Atropin 0,04% (1 mg/kg BB p.o.; 0,015 mg/kg BB s.c)

Laboratorium Farmakologi
Pengujian Aktivitas Obat Sistem Saraf Otonom

- Pilocarpin 0,02% (2 mg/kg BB) s.c.


- Gom arab 3%
Alat : Papan berukuran 40 x 30 cm yang diletakkan di atas papan lain
dengan ukuran yang sama. Papan pertama membuat sudut 100
dengan papan kedua, sehingga membentuk segitiga. Papan bagian
atas diberi alas 4 cm). Setelah itu kertas saring ditaburi bubu biru
metilen sebagai lapisan tipis.

Prosedur
1. Persiapkan alat untuk percobaan, buatkan larutan gom dan obat.
2. Hewan percobaan dipilih secara acak, amati kesehatan, kemudian masing-masing
hewan ditimbang dan diberi tanda pengenalnya.
3. Pada waktu T = 0, satu kelompok diberi atropin 1 mg/kg BB (p.o) segera sesudah
pemberian obat hipnotik sedangkan kelompok kontrol negatif diberi larutan gom dan
obat hipnotik dengan cara yang sama.
4. Pada waktu T = 15 menit, kelompok lain disuntikkan atropin 0,015 mg/kg BB (s.c),
segera sesudah pemberian obat hipnotik.
5. Pada waktu T = 45 menit, semua mencit diberikan pilokarpin secara subkutan.
6. Kemudian masing-masing mencit diletakkan di atas kertas saring pada alat (1 mencit
per kotak). Penempatan mencit haruslah sedemikian sehingga mulutnya berada
tepat di atas kertas, kemudian ekornya diikat dengan seutas tali dan diberi beban
sebagai penahan.
7. Setiap 5 menit mencit ditarik ke kotak berikutnya yang letaknya lebih atas.
Selanjutnya diulangi hal yang sama selama 25 menit sampai kotak paling atas.
8. Amati besarnya noda yang terbentuk di atas kertas disetiap kotak dan tandai batas
noda (pakai spidol).
9. Diameter noda diukur dan dihitung persentase inhibisi yang diberikan oleh kelompok
atropin.
10. Data hasil perhitungan dimasukkan ke dalam tabel dan buatlah grafik inhibisi per
satuan waktu.

Laboratorium Farmakologi
Pengujian Aktivitas Obat Sistem Saraf Otonom

Pertanyaan
1. Jelaskan aktivitas golongan obat berikut dan tuliskan paling sedikit lima contoh obat
dan indikasi penggunaannya.
a. simpatomimetika
b. simpatolitika
c. parasimpatomimetika
d. parasimpatolitika

2. Jelaskan pengaruh obat-obat di atas terhadap berbagai organ efektor.

Telah diperiksa Asisten


Tanggal :
Nilai :
Paraf Asisten :

Laboratorium Farmakologi

Anda mungkin juga menyukai