DISUSUN OLEH :
Nailah Nurjihan
260110140021
Dina Purwati
260110140022
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
keagamaan
ditujukan
kepada
pikukuh
(ketentuan)
untuk
Tanaman Harendong
3. Untuk mengatasi demam, atau penurun panas pada orang dewasa, masyarakat
adat Baduy menggunakan campuran daun rambutan (Nephelum lappaceum)
dan daun sirsak (Annona muricata) yang ditumbuk, diseduh, diminum atau
dikompreskan. Untuk mengatasi demam atau penurun panas pada anak-anak,
masyarakat adat Baduy menggunakan air buah jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) yang dicampur madu dan diminum.
4. Untuk menghentikan pendarahan masyarakat adat Baduy menggunakan
campuran daun babadotan (Ageratum conyzoides) dan daun jampang pait
(Paspalum conyugatum) yang ditumbuk dan ditempelkan pada luka.
5. Untuk mereka yang bekerja berat, masyarakat adat Baduy mempunyai ramuan
ubar yang terdiri atas daun kacapi (Sandoricum koetjape), daun ki sabrang
(Peronema canescens), kulit batang lame, umbi lampuyang (Zingiber
amaricans), dan jantung cau (Musa sp) yang dibakar, diembunkan, dan
diperas airnya. Campuran tersebut dibuat ramuan, digodog, disaring. Air
saringan diminum sekali sehari sebelum sarapan.
6. Untuk jamu pasca persalinan, wanita Baduy menggunakan air godogan
rimpang
koneng
temen
(Curcuma
domestica)
dan
daun
senggugu
Kampung Naga
Dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat adat Kampung Naga selain
memanfaatkan pelayanan kesehatan formal di luar kampung, mereka tetap
menjaga ilmu yang diperoleh dari nenek moyang berupa obat dan pengobatan
yang bersumber pada alam. Hal menraik dari masyarakat adat Kampung Naga ini
adalah adanya pengobatan dengan menggunakan pisang sebagai obatnya,
misalnya mereka menggunakan daun pisang muda untuk mengobati sakit
pinggang dan mendinginkan luka bakar, getah pisang untuk mengobati diare,
disentri, dan kencing nanah. Selain itu getah pisang juga digunakan untuk
mencegah kerontokan rambut dan merangsang pertumbuhan rambut. Akar pisang
digunakan untuk melawan lesu, lelah, dan kurang darah. Buah yang belum masak
digunakan untuk makanan penderita kencing manis (Moelyono, 2014).
Berikut adalah pengobatan tradisional masyarakat adat Kampung Naga :
1. Untuk obat batuk, komunitas Kampung Naga menggunakan air batang muda
awi gombong (Gigantochloa apus) yang diambil airnya di pagi hari,
kemudian diminum, atau air batang tadi diseduh dengan jahe (Zingiber
officinale Roxb.) atau cikur (Kaempferia galanga), diminum tiap hari hingga
sembuh.
2. Untuk gangguan perut, masyarakat Kampung Naga menggunakan buah cau
sewu atau cau emas (Musa paradisiaca) yang dibenamkan ke dalam abu
panas (dibubuy, Sd), kemudian diperas, dan airnya diminum. Buah harendong
(Melastoma malabathricum) yang masih muda yang dimakan mentah juga
digunakan oleh masyarakat Kampung Naga untuk mengatasi gangguan sakit
perut. Jika gangguan perut tersebut merupakan gejala tukak lambung, mereka
mengunakan daun sembung (Blumea balsamifera) yang masih segar, atau
daun kering tumbuhan pacing (Costus speciosus).
3. Gangguan diare diatasi dengan menggunakan pucuk daun jambu kulutuk
(Psidium guajava L.), sedangkan disentri diatasi dengan menggunakan pucuk
daun kadu (Durio zibethinus) yang masih segar, atau meminum air rebusan
daun
handeuleum
(Graptophyllum
pictum)
atau
areuy
duduitan
(Drymoglossum heterophyllum).
4. Penyakit panas oleh komunitas Kampung Naga diatasi dengan daun dadap
(Erythrina lithosperma), daun camcau areuy (Cyclea barbata) atau pucuk
daun kadu (Durio zibethinus).
5. untuk obat luka, diantaranya daun antanan (Hydrocotyles asiatica), kulit
batang ki rinyuh (Eupatorium inulifolium), getah cau emas (Musa
paradisiaca) yang diremas atau ditumbuk kemudian ditempelkan pada bagian
luka.
6. Untuk mengatasi gejala demam pada anak-anak, masyarakat Kampung Naga
mempunyai racikan obat yang terdiri atas buah belimbing (Averrhoa bilimbi),
buah muda nangka walanda (Anona montana), daun muda leunca hayam
(Solanum nigrum var. minor), dan daun buntiris (Kalanchoe pinnata), digerus
dan diparut, kemudian dibalurkan ke tubuh.
7. Penyakit kencing batu diatasi dengan ramuan yang terdiri atas godogan akar
kates gandul (Carica papaya), daun alpuket (Persea amercana), daun kumis
ucing (Orthosiphon aristatus), daun meniran (Phylanthus niruri), cecendet
(Physalis angulata), dan daun pecah beling (Sericocalyx crispus). Air
godogan diminum.
Buah Cecendet
8. Untuk menghilangkan noda hitam di wajah (kokoloteun, Sd), masyarakat adat
Kampung Naga menggunakan bedak yang dibuat dari palupuh (bagian yang
menempel pada batang) kawung (Arenga pinnata) yang dibakar hingga
menjadi abu. Abu yang berwarna putih dipakai sebagai bedak.
9. Untuk menghilangkan noda hitam di wajah (kokoloteun, Sd), masyarakat adat
Kampung Naga menggunakan bedak yang dibuat dari palupuh (bagian yang
menempel pada batang) kawung (Arenga pinnata) yang dibakar hingga
menjadi abu. Abu yang berwarna putih dipakai sebagai bedak
(Moelyono, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Moelyono. 2014. Etnofarmasi Edisi I. Yogyakarta: Deepublish.