“WAWASAN BUDAYA”
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Anshar Katili, M. Kes
SEMESTER/KELAS: 4/B
Disusun: Kelompok 2
I. Rasional
Menurut JC. Mokoginta (1996:77), “adat istiadat adalah bagian dari tradisi yang
sudah mencakup dalam pengertian kebudayaan. Karena itu, adat atau tradisi ini dapat
dipahami sebagai pewarisan atau penerimaan norma-norma adat istiadat”
Istilah habituasi atau kebiasaan sering digunakan di kalangan masyarakat untuk
menunjukkan perilaku yang sering dilakukan oleh seseorang. Dalam kebiasaan, ada yang
positif ada pula yang negatif. Contoh kebiasaan yang positif adalah saling tolong
menolong dan gotog royong. Sedangkan kebiasaan negatif adalah mengerjai teman yang
sedang ulang tahun. Itu semua adalah kebiasaan-kebiasaan yang sering kita temui di
dalam kehidupan masyarakat.
Budaya adalah sesuatu yang mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya ketika berhubungan dengan orang
lain. Istilah budaya dalam bahasa Inggris adalah Culture yang artinya kebudayaan.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya
dan kearifan lokal yang tercermin dalam pikiran, sikap, tindakan dan hasil budaya itu
sendiri (budaya material) (Liliweri, 2003). Hasil budaya yang dihasilkan oleh masyarakat
indonesia sangat bervariasi, mulai dari pakaian, kesenian, rumah dan produk budaya yang
terkait dengan kesehatan. Produk budaya yang berhubungan dengan kesehatan terwujud
dalam bentuk obat tradisional dan cara tradisional yang digunakan masyarakat untuk
mengatasi permasalahan mereka dibidang kesehatan. Obat tradisional yang digunakan
oleh masyarakat yang ada dibeberapa daerah di Indonesia sangat beragam.
Keanekaragaman hayati yang terdapat dilingkungan mereka hidup menjadi sumber alam
yang sangat potensial untuk membuat obat-obat tradisional yang mampu menyelesaikan
permasalahan kesehatan mereka
II. Tabel Analisa
III. Pembahasan
1. Terapi Obat (Ramuan tradisional sari kurma, jus jambu biji merah, dan loloh daun papaya)
Dari segimedis, ramuan tradisional sari kurma, jus jambu biji merah, dan loloh daun
papaya yang di pakai oleh masyarakat Denpasar bermanfaat untuk membantu mengobati
demam berdarah. Jus Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.) yang digolongkan dalam
kelompok tanaman vanaspatya dapat dimanfaatkan untuk menaikkan jumlah trombosit
pada kasus demam berdarah karena mengandung berbagai zat yang berfungsi sebagai
penghambat penyakit, salah satunya adalah jenis tanin dan flavonoidkuersetin yang dapat
menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase sehingga dapat menghambat
pertumbuhan virus dengue ( Rabbaniyah, 2015:95).
Sari Kurma digunakan dalam mengatasi demam berdarah karena mengandung
unsur-unsur nutrisi mikro penyusun trombosit (asam amino dan glutathion) yang
terpenuhi , sehingga proses pembentukan trombosit berjalan sangat cepat. Pada saat nafsu
makan penderita demam berdarah menurun yang disebabkan rasa sakit pada daerah
pencernaan, maka kurma menyediakan nutrisi yang cukup dimana 75% penyusun buah
kurma terdiri dari gula (Prasetyo, 2015:60).
Loloh daun pepaya (Carica papaya L.) digolongkan dalam kelompok tanaman
vanaspatya memiliki rasa pahit, sehingga dalam usada digolongkan dalam tanaman yang
bersifat tis (dingin) sehingga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan demam pada kasus
demam berdarah (Nala,1997:241). Daun papaya mengandung alkaloid, flavonoid,
saponin, tanin, dan glikosida berhubungan dengan aktivitas anti-inflamasi. Enzim
proteinolitik seperti papain dan chymopapain dapat membantu meningkatkan jumlah
trombosit, fraksi alkaloid (carpaine) terbukti bertanggung jawab atas aktivitas anti-
trombositopenik serta flavonol dan flavonoid memiliki efek stimulan pada produksi sel
darah. Daun pepaya juga mengandung vitamin A, vitamin B9, vitamin B12, vitamin C,
vitamin D, kalsium, magnesium, natrium, kalium, mangan dan besi . Vitamin dan mineral
dapat membantu untuk meningkatkan hemoglobin, hematokrit, sel darah merah,
trombosit dan protein . Vitamin A menjaga produksi empedu normal, vitamin B9
membantu dalam sintesis DNA darah, pertumbuhan sel dan pembangunan, dan vitamin
B12 membantu dalam menjaga hitungan normal trombosit dan membantu untuk melawan
trombositopenia . Mineral dalam daun pepaya mengatasi infeksi DENV dan ion kalsium
membantu dalam proliferasi sel limfosit, memegang peran dalam agregasi platelet ketika
menggabungkan dengan Vitamin D serta mencegah trombositopenia. (Agustina,
2019:38).
2. Beleuto merupakan busana yang menggunakan sarung untuk menutupi badan dan wajah
masyarakat Gorontalo pada masa lalu. Cara berpakaian ini dinilai cocok dengan era new
normal atau tatanan kehidupan baru yang akan diterapkan. Pengunaan beleuto saat ini
nyaris sudah hilang di tengah masyarakat Gorontalo. Jika ada yang menggunakan dapat
dipastikan adalah perempuan yang berusia lanjut. Bele’uto sendiri adalah kain atau sarung
yang menutupi bagian tubuh hingga kaki dengan membuka sedikit bagian mata sehingga
dapat melihat. Berbentuk seperti cadar. Bele’uto merupakan kearifan lokal Gorontalo
yang diangkat kembali oleh Gubernur Gorontalo H. Rusli Habibie sebagai upaya melawan
Covid-19 dimasa adaptasi kebiasaan baru.
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru,
seperti pneumonia. Kehadiran virus SARS CoV-2, yang pertama terdeteksi di Wuhan pada
akhir 2019, membuat dunia tergagap-gagap. Terutama pada masa awal pandemi, virus
baru yang misterius itu memunculkan banyak kebingungan. Secara global, Badan
Kesehatan Dunia (WHO) adalah yang bertanggung jawab mengorganisasi respons global
terhadap potensi-potensi pandemi. Dari keterangan yang dilansir WHO, lembaga itu mula-
mula mendeteksi ada yang ganjil di Wuhan pada 31 Desember 2019.
Kesimpulan
Di tengah kemajuan zaman seperti ini tentu kita tidak boleh melupakan akar budaya yang
telah ada karena budaya-budaya itu mengandung nilai-nilai yang sangat luhur yang perlu tetap
dilestarikan. Itulah kearifan lokal yang perlu terus digali di samping tetap menikmati kebudayaan
yang modern
Eksistensi kearifan lokal atau local wisdom selama ini mungkin masih terabaikan oleh
kita. Bila melihat fenomena yang ada di masyarakat yang sudah dilaksanakan dan ditradisikan
oleh nenek moyang kita adalah sebuah warisan budaya yang tidak terlepas dari kandungan nilai-
nilai yang tidak bisa diabaikan kebenarannya. Nilai-nilai yang diwariskan dapat digunakan pada
masa sekarang baik diadopsi atau mengalami adaptasi sesuai dengan perkembangan zaman
terutama dalam bidang kesehatan.
Setiap kebudayaan lokal daerah tentunya memiiki budaya tradisi yang telah menjadi
kebiasaan turun temurun dalam setiap hegemoni kelompok budaya bangsa. Kebudayaan bangsa
yang ada di Nusantara ini tentulah memiliki berbagai macam bentuk ritual-ritual tradisi
kebudayaan, hal inilah yang merupakan karakter dan ciri khas suatu daerah sebagai bentuk
kekayaan khasanan kebudayaan bangsa (Muthohar, 2011).
Upaya kesehatan di Indonesia mengadopsi sistem kesehatan dan medis modern yang latar
masyarakat penggunanya adalah sosial-budaya Barat. Atas dasar itu tidak sedikit kendala dalam
pembangunan kesehatan maupun pengobatan serta penyembuhan penyakit ketika dilayankan
kepada masyarakat Indonesia, karena pengetahuan naturalnya terintegrasi dalam pengetahuan
supernaturalnya yang berbeda jauh dari nilai dan norma masyarakat Barat. Untuk memahami itu
lebih luas tulisan ini dimaksudkan sebagai upaya penyadaran para pihak terkait serta
menawarkan solusinya agar sukses.
Kearifan lokal bidang kesehatan khususnya pengobatan tradisional pada pasien dewasa
yang ada di masyarakat bisa berupa tindakan/keterampilan adalah Pijat/urut yang menggunakan
bahan atau ramuan alami dengan menggunakan tehnik pijat tertentu. Kemampuan ini biasa
didapat dari warisan turun temurun. Cukup banyak kearifan lokal bidang kesehatan pada pasien
dewasa berupa ramuan herbal dimana pengobat tradisional banyak mengetahui bagaimana
meramu bahan/tumbuhan untuk dijadikan obat. Hanya saja belum memiliki takaran atau dosis
yang jelas sehingga efektifitas dan efek sampingnya sulit untuk dinilai. Masih dijumpai
pengobatan tradisional berupa bacaan/mantra atau doa sesuai syariat islam dengan
mengkobinasikan bahan atau ramuan yang disertai jampi-jampi atau doa diyakini dapat
menyembuhkan penyakit atau cedera.