Penyakit ginjal kronik adalah masalah kesehatan yang mendunia diakibatkan oleh peningkatan angka insidensi dan prevalensi, prognosa yang buruk, dan biaya pengobatan yang mahal (Levey eat al, 2013). Pada kasus penyakit ginjal kronik, ginjal gagal mengerjakan fungsinya seperti mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme (obat-obatan), dan penurunan laju filtrasi glomerulus sehingga terjadilah peningkatan kadar ureum dan serum kreatinin dalam darah, akibatnya timbul konsekuensi buruk yang tidak diinginkan (william, 2008). Pada pasien gagal ginjal terjadi suatu keadaan menurunnya kemampuan fungsi ginjal untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam asupan normal (Brenner, 2000). Keadaan ini dibagi atas ; Penyakit Ginjal Akut (PGA) yaitu hilangnya fungsi ginjal secara mendadak (dalam hitungan beberapa jam sampai beberapa minggu), disertai keadaan oliguria (produksi urine < 400 ml/hari) yang sering ditemukan (~50%) walaupun tidak selalu ada (Brenner, 2000). Kemudian Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah penurunan semua faal ginjal secara bertahap diikuti penimbunan sisa metabolisme protein dan gangguan keseimbangan cairan elektrolit (Sukandar, 2006). Kerusakan pada gagal ginjal timbul secara perlahan namun progresif mengarah pada penghancuran masa nefron total yang bersifat tidak reversibel (Lazarus, 2000). Sekitar 10% dari populasi dunia merupakan penderita penyakit ginjal kronik, dan kurang lebih 1 juta orang meninggal tiap tahun karena tidak dapat membiayai pengobatan (NKF, 2015). Di US pasien yang menjalani terapi dialisis dan transplantasi ginjal mengalami peningkatan pesat dari 340.000 di tahun 1999 menjadi 651.000 pada tahun 2010 (Lavey, et al, 2013). Berdasarkan penelitian terjadi peningkatan penderita PGK dari tiga tahun sebelumnya di RSUP. H. Adam Malik Medan, dimana selama periode 2004 2007 terdapat 934 penderita PGK yang dirawat inap dengan perincian, pada tahun 2004 sebanyak 116 orang (12,5%) tahun 2005 sebanyak 189 orang (20,2%) tahun
Universitas Sumatera Utara
2006 sebanyak 275 orang (29,4%) dan tahun 2007 sebanyak 354 orang (37,9%) (Mendrofa, 2011). Salah satu penyebab terpenting dalam Penyakit ginjal terminal adalah diabetes melitus, yang biasa disebut dengan nefropati diabetik. Lebih dari sepertiga dari semua penderita yang menjalani program ESRD (End Stage Renal Disease) menderita diabetes melitus. Telah di perkirakan bahwa sekitar 35% hingga 40% pasien diabetes tipe 1 akan berkembang menjadi penderita penyakit ginjal kronik dalam 15 hingga 25 tahun. (Wilson, 2002). Menurut WHO, DM merupakan suatu kumpulan masalah kronik anatomi dan kimia dari sejumlah faktor dimana didapati defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (WHO, 2015). Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China dan Amerika Serikat dan WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Foundation (IDF) pada tahun 2009 memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030. Dari laporan tersebut menunjukkan peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030. (WHO, 2015). Beberapa penelitian telah menjelaskan beberapa mekanisme yang berperan dalam timbulnya penyakit ginjal kronik pada penderita DM. Seperti polyol pathway, VEGF, TGF-Beta, sitokin seperti IL-6, CTGF, dll. Semua mekanisme tersebut timbul secara langsung oleh pengaruh peningkatan glukosa darah pada DM (Rodriguez, et al, 2015). Di indonesia penelitian tentang diabetes melitus sebagai faktor resiko Penyakit ginjal kronik masih jarang dilakukan. Oleh karena itu perlu diketahui apakah faktor diabetes cukup berperan dalam menyebabkan gagal ginjal kronik mengingat jumlah penderita diabetes melitus dan gagal ginjal kronik terus- menerus meningkat (Arsono, 2005).
Universitas Sumatera Utara
1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hubungan antara riwayat diabetes melitus dengan kejadian penyakit ginjal kronik pada pasien berobat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan?
1.1. Tujuan Penelitian
1.1.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara riwayat Diabetes Melitus dengan kejadian Penyakit ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik 1.1.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui angka kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 2. Mengetahui prevalensi pasien Penyakit Ginjal Kronik yang memiliki riwayat Diabetes Melitus 3. Mencari perbedaan antara kelompok pasien Penyakit Ginjal kronik yang memiliki riwayat DM dan kelompok bukan Penyakit Ginjal Kronik yang memiliki riwayat DM 4. Mengetahui besar Odds ratio terjadinya Penyakit Ginjal Kronik pada pasien yang memiliki riwayat Diabetes Melitus
1.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1. Bagi Subjek Penelitian a. Pengetahuan atau informasi tentang bagaimana hubungan antara riwayat Diabetes Melitus dengan Penyakit Ginjal Kronik serta berapa besar peningkatan risiko terjadinya Penyakit Ginjal Kronik pada individu yang memiliki riwayat Diabetes Melitus
Universitas Sumatera Utara
b. Sebagai dasar upaya pencegahan terjadinya Penyakit Ginjal Kronik bagi individu yang memiliki riwayat Diabetes Melitus
1.4.2. Bagi RSUP Haji Adam Malik Medan
a. Menambah dasar ilmiah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Ginjal Kronik, sehingga berguna sebagai dasar upaya pencegahan terjadinya Penyakit Ginjal Kronik pada pasien di RSUP Haji Adam Malik Medan yang memiliki riwayat Diabetes Melitus b. Bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.4.3. Bagi Peneliti
a. Sebagai kesempatan untuk mengintegrasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah dalam bentuk melakukan penelitian ilmiah secara mandiri b. Memenuhi tugas mata kuliah Community Research Program sebagai prasyarat untuk menyelesaikan program pendidikan Sarjana Kedokteran.