PENDAHULUAN
Hal ini tentu saja akan menyebabkan terganggunya interaksi baik dari
perawat maupun tim medis lain di rumas sakit. Untuk mencegah supaya
masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat adalah tetap memberikan
dukungan (support) dan dorongan kepada klien yang efektif agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien agar klien
tidak merasa takut akan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Selain itu
perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan pandangan pada
keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian lebih pada
klien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Hal ini menjadi salah
1
satu pendukung karena kehadiran orang terdekat dapat mengurangi rasa cemas
maupun jenuh selama klien mengalami perawatan.
2
mengetahui dan mengerti mengenai Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Hspitalisasi.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
4
penekanan akan sesuatu yang baru dan belum bisa menerima keadaan dan
hospitalisasi juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta stress yang
bisa dialami oleh klien maupun keluarga.
a. Hospitalisasi Informal
5
dokter kedua dalam 48 jam untuk menegakkan perluya perawatan
gawat darurat. Setelah 15 hari, pasien harus dipulangkan, diubah
menjadi status involunter, atau diubah menjadi status volunter.
6
Anak usia todler bereaksi terhadap hospitalisasi sesuai dengan
sumber stresnya. Sumber stress yang utama adalah cemas akibat
perpisahan. Respon perilakunya sesuai dengan tahapannya :
7
atau pergaulan social, perasaan takut mati, dan adanya kelemahan
fisik.
Reaksi yang terjadi akibat pasien yang dirumah sakit adalah sebagai
berikut :
8
c. Perilaku yang sering ditunjukan keluarga berkaitan dengan
adanya perasaan cemas dan takut ini adalah : sering bertanya
atau bertanya tentang hal sama berulang-ulang pada orang yang
berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan bahkan marah
(Supartini, 2000 dikutip oleh Supartini 2004 hal. 193)
2. Perasaan sedih
3. Perasaan frustrasi
4. Manfaat hospitalisasi
9
Menurut Supartini (2004, hal : 198) manfaat hospitalisasi,
sebagai berikut :
5. Dampak Hospitalisasi
a. Privasi
10
Privasi dapat diartika sebagai refleksi perasaan nyaman pada
diri seseorang dan bersifat pribadi. Bisa dikatakan,privasi
adalah suatu hal yang sifatnya pribadi. Sewaktu dirawat di
rumah sakit klien kehilangan sebagian privasinya.
b. Gaya Hidup
c. Otonomi
d. Peran
1. Perubahan peran
11
2. Masalah keuangan
3. Kesepian
12
b. Untuk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dapat
dilakukan dengan cara :
1. Pengkajian
c. Faktor predisposisi
13
3. Kaji juga pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah
dialami oleh klien.
d. Pemeriksaan fisik
3. Perkembangan
g. Riwayat pengobatan
j. Koping keluarga
14
Bertujuan untuk menggambarkan kemampuan keluarga apakah
memperlihatkan perilaku distruktif yang jelas atau terselubung atau
juga menunjukkan adaptasi merusak terhadap stressor.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
1. Tujuan :
2. Kriteria Hasil :
15
b. Keluarga ikut berpartisipasi dalam pemberian makan,
kebersihan dan kegiatan pasien sehari-hari.
3. Intervensi
16
2. Intervensi
2. Intervensi
R/ :
17
d. Bantu klien yang sedang marah: identifikasi adanya marah.
2. Intervensi
4.Evaluasi
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hospitaliasi merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi pasien dan
keluarga karena disana mereka akan berpisah dan perpisahan tersebut dapat
menyebabkan adanya kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan dari kedua
belah pihak baik itu keluarga maupun pasien itu sendiri. Harus diingat juga
bahwa apabila pasien stress selama dalam perawatan, keluarga menjadi
stress pula, dan stress keluarga akan membuat tingkat stress pasien semakin
meningkat karena pasien adalah bagian dari kehidupan keluarga nya
sehingga apabila ada pengalaman yang mengganggu kehidupannya,
keluarga pun merasa sangat stress. Dengan demikian, perawatan tidak hanya
berfokus pada pasien, tetapi juga pada keluarga.
3.2 Saran
19
1. Untuk Keluarga
2. Untuk Perawat
20
21