Diskusikan :
1. Apakah ada teknologi pengolahan pangan yang bisa diterapkan oleh ibu Ira agar masakannya enak,
tanpa menggunakan penyedap sintetis (MSG) ?
2. Bila ada, berikan contoh dan jelaskan cara pengolahannya !
3. Mengapa MSG bisa menyebabkan anak perempuannya sakit kepala dan mengantuk, sedangkan
anak laki-lakinya tidak?
Diskusikan :
1. Apa dampak bila anak balita kekurangan zat besi ?
2. Apa dampak bila anak balita kelebihan zat besi ?
3. Mengapa ditambahkan asam folat pada tablet tambah darah ?
Wilayah kerja Puskesmas X memiliki prevalensi Anemia anak balita 25 %. Status sosial ekonomi dari
anak balita tersebut rata-rata rendah atau tergolong miskin sehingga daya beli keluarga tersebut juga
rendah. Selain itu tingkat pendidikan dari keluarga anak balita tersebut juga rata-rata rendah. Camat
kecamatan X memberikan tugas kepada kepala Puskesmas agar prevalensi anemia pada anak balita
tersebut diturunkan minimal setengahnya dalam waktu 6 bulan. Salah seorang staf Puskesmas X
menyarankan kepada Kepala Puskesmas X agar anak balita tersebut diberikan makanan pendamping
ASI yang sudah difortifikasi dengan zat besi dan asam folat.
Diskusikan :
1. Apakah anda setuju dengan saran dari salah seorang staf Puskesmas x tersebut?
2. Kalau setuju, bagaimana cara melakukannya?
3. Berikan contoh bahan pangan yang telah difortifikasi dengan zat besi dan asam folat!
4. Mengapa tidak disarankan untuk meningkatkan status sosial ekonomi dari keluarga anak
balita agar daya belinya bisa meningkat?
Diskusikan:
1. Apakah ada cara untuk meningkatkan penghasilan pak Hasan dari usaha
memelihara ikan tawar agar dapat memenuhi semua kebutuhan
keluarganya?
2. Bila ada, bagaimana caranya ?
3. Apa karakteristik yang dimiliki oleh sumberdaya pangan ikan air tawar
(akuatik) ?
Kasus 8 : Diversifikasi Pangan
Skor Pola Pangan Harapan yang di telah capai oleh Keluarga Ibu Ani, Ibu Bety
dan Ibu Cicha adalah sebagai berikut:
Skor PPH
No KelompokPangan
Ani Bebo Chica
Pak J adalah salah seorang petani dari komunitas adat terpencil. Dia dan
keluarganya beserta puluhan rumahtangga pernah bermukim di sebuah
gunung. Konsumsi pangan pokok yang dominan sehari-hari di tempat itu
adalah ubi kayu. Konsumsi nasi dilakukan beberapa bulan setelah panen
tanpa ikan. Sayur dan sambel sekaligus menjadi lauk, menggantikan posisi
ikan. Meskipun demikian, mereka bertahan hidup sampai puluhan tahun.
Pada tahun 1980, Pak J mencoba membangun rumah panggung di
pinggir gunung. Dua tahun kemudian, penduduk yang bermukim di atas
gunung mengikuti jejak pak J. Akhirnya terbentuklah pemukiman baru di
pinggir pegunungan. Seiring dengan bertambahnya waktu, warga tersebut
telah bersosialisasi di pasar tradisional. Makanan pokok pun sudah mulai
bergeser ke beras sedikit demi sedikit. Mereka juga sudah mulai
mengkonsumsi ikan walaupun belum setiap hari.
Anda diharapkan memberi penjelasan pada kasus tersebut dengan
menggunakan Model Wenkam dan Model Pendekatan ekologiHartog
terkait dengan perubahan kebiasaan pangan. Deskripsikan pula
kemungkinan dampak positif dan dampak negatif (jika ada) perubahan
kebiasaan pangan terhadap kesehatan kelompok masyarakat tersebut.