Anda di halaman 1dari 5

Studi KasusEkopagi Pangan dan Gizi

Kasus 1 : Sistem Pangan dan Gizi

Bo, So, Wa, Si, Pi dan Lu adalahenamkabupaten yang


merupakandaerahlumbungpadi di Sulawesi Selatan. Secara rata-rata,
produksipadi di daerahtersebutselalumelebihikebutuhanpenduduknya. Hal
initerjadikarenasebagianbesarlahansawahberirigasiteknisdandidukungolehsaran
aproduksidanalsintan yang memadai. Namundemikian,
padakeenamdaerahtersebutterdapatkelompokmasyarakat yang
mengalamirawanpangan (beras). Kelompokmasyarakatrawanpangan di
Kabupaten Bo, So danWaterdapatpada sistem ekologipegunungan
yangletaknyajauhdariibukotakabupaten. Merekaadalahpetanikakaodengan
status miliktapiberlahansempit. Kelompokmasyarakatrawanpangan di
Kabupaten Si dan Pi terdapatpada sistem ekologipantai,
yangletaknyadekatdariibukotakabupaten. Merekaadalah sawi (buruhnelayan)
dan rata-rata memilikirumahpanggung yang
kolomnyabelumtermanfaatkan.Kelompokmasyarakatrawanpangan di Kabupaten
Lu terdapatpada sistem ekologipersawahan
yangletaknyadekatdariibukotakabupaten. Merekaadalahpetanipenggarapdan
rata-rata mempunyailahanpekarangan> 10 m2.

Denganpendekatanteori sistem, deskripsikan sub sistem dan sub-sub sistem


yang bermasalahterkaitdengan:

1. Kelompokmasyarakatrawanpangan di Kabupaten Bo, So danWa.


2. Kelompokmasyarakatrawanpangan di Kabupaten Si dan Pi
3. Kelompokmasyarakatrawanpangan di Kabupaten Lu
Berdasarkanmasalahdanpotensi yang adapadakasus di
atasdisertaipemahamanteoritis/empiris yang andamiliki,
deskripsikanalternatifrancanganpenanggulanganmasalahrawanpangan yang
dialami olehkelompokmasyarakatpadaenamkabupatentersebut.

Kasus 2 : Teknologi Pangan


Ibu Ira adalah seorang ibu rumah tangga yang gemar memasak. Beliau memiliki suami bernama
Ahmad. Pasangan suami isteri tersebut mempunyai 5 anak yaitu 3 laki-laki dan 2 perempuan. Kelima
anak tersebut menyukai makanan yang tinggi bahan penyedap sintetis, misalnya Monosodium
Glutamat (MSG). Namun kedua anak perempuannya merasakan efek negatif dari MSG yakni sakit
kepala dan mudah mengantuk. Sedangkan ketiga anak laki-lakinya biasa-biasa saja atau tidak
merasakan efek negatif seperti yang dirasakan saudara perempuannya.

Diskusikan :
1. Apakah ada teknologi pengolahan pangan yang bisa diterapkan oleh ibu Ira agar masakannya enak,
tanpa menggunakan penyedap sintetis (MSG) ?
2. Bila ada, berikan contoh dan jelaskan cara pengolahannya !
3. Mengapa MSG bisa menyebabkan anak perempuannya sakit kepala dan mengantuk, sedangkan
anak laki-lakinya tidak?

Kasus 3 : Teknologi Pangan


Waktu panen pepaya di kebun milik pak Y bersamaan dengan panen tomat. Hasil panen kedua bahan
pangan tersebut sangat melimpah. Akses menuju kebun dan rumah pak Y sulit dijangkau karena
berada di daerah dataran tinggi, berbukit, berjurang sehingga tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda
2 dan roda 4. Akibatnya pepaya dan tomat pak Y tertimbun di kolom rumahnya dan beberapa tomat
dan pepaya pak Y juga sudah rusak. Untuk meminimalkan jumlah tomat dan pepaya yang rusak maka
salah seorang tetangga pak Y menyarankan agar pepaya tersebut dibuat tepung, sedangkan tomat
dibuat Saos. Tetangga pak Y tersebut kebetulan sarjana teknologi pangan pada salah satu perguruan
tinggi di Makassar dan kebetulan memiliki alat yang digunakan untuk membuat tepung pepaya dan
Saos tomat.
Diskusikan :
1. Apakah anda setuju dengan saran tetangga pak Y ?
2. Kalau setuju, bagaimana cara melakukannya ?
3. Apakah tidak ada teknologi pangan lain yang bisa dilakukan oleh pak Y untuk meminimalkan
kerusakan pepaya dan tomatnya?,
4. Sebutkan jenis kerusakan pangan yang terjadi pada pepaya dan tomat pak Y?

Kasus 4 : Nutrifikasi (Suplementasi)

Penanganandefisiensizatbesimelaluisuplementasi tablet besimerupakancara yang paling


efektifuntukmeningkatkankadarzatbesidalamjangkapendek.
Suplementasibiasanyaditujukanpadagolongan yang
rawanmengalamidefisiensibesisepertiibuhamildanibumenyusui. Di Indonesia, pemerintahmelakukan
program suplementasi gratis padaibuhamilmelaluiPuskesmasdanPosyandu, denganmenggunakan
tablet besifolat (mengandung 60 mg elemental besidan 0,25 mg asamfolat).

Diskusikan :
1. Apa dampak bila anak balita kekurangan zat besi ?
2. Apa dampak bila anak balita kelebihan zat besi ?
3. Mengapa ditambahkan asam folat pada tablet tambah darah ?

Kasus 5 : Nutrifikasi (Suplementasi)

Pemberiansuplemen vitamin A padabayiusia 6-12 bulandananakbalita 12-59


bulansangatbermanfaatuntukmencegahkebutaandankekurangan Vitamin A,
sedangkanpemberiansuplemen Vitamin A
padaibunifasselainuntukmencegahkebutaanjugaakanmeningkatkankualitas ASI
sehinggameningkatkandayatahantubuh anakdankesehatanibulebihcepatpulihsetelahbersalin.
Hasilpenelitian di berbagainegaramenunjukkanbahwapemberiansuplemen Vitamin A
sebanyak 2 kali pertahunpadaanakumur 6-59 bulan dapatmencegahkekurangan Vitamin A
dankebutaan (butasenja). Selain itu suplemen vitamin A dapatmeningkatkansistem
kekebalantubuhsehinggamengurangikejadiankesakitandankematianpadabalita. Vitamin A juga dapat
mencegah timbulnyakomplikasipadapenyakit yang seringterjadipadabalitaseperticampakdandiare.
Diskusikan :
1. Jelaskan dampak defisiensi vitamin A pada anak balita umur 6 59 bulan !
2. Mengapa pemberian suplemen vitamin A pada anak balita umur 6 59 bulan hanya
dua kali setahun yaitu bulan Februari dan Agustus ?
3. Apadampaknegatifbila anak balitakelebihan vitamin A
Kasus 6 : Nutrifikasi Pangan (Fortifikasi)

Wilayah kerja Puskesmas X memiliki prevalensi Anemia anak balita 25 %. Status sosial ekonomi dari
anak balita tersebut rata-rata rendah atau tergolong miskin sehingga daya beli keluarga tersebut juga
rendah. Selain itu tingkat pendidikan dari keluarga anak balita tersebut juga rata-rata rendah. Camat
kecamatan X memberikan tugas kepada kepala Puskesmas agar prevalensi anemia pada anak balita
tersebut diturunkan minimal setengahnya dalam waktu 6 bulan. Salah seorang staf Puskesmas X
menyarankan kepada Kepala Puskesmas X agar anak balita tersebut diberikan makanan pendamping
ASI yang sudah difortifikasi dengan zat besi dan asam folat.
Diskusikan :
1. Apakah anda setuju dengan saran dari salah seorang staf Puskesmas x tersebut?
2. Kalau setuju, bagaimana cara melakukannya?
3. Berikan contoh bahan pangan yang telah difortifikasi dengan zat besi dan asam folat!
4. Mengapa tidak disarankan untuk meningkatkan status sosial ekonomi dari keluarga anak
balita agar daya belinya bisa meningkat?

Kasus 7 : Sumber Daya Pangan


Pak Hasan adalah salah seorang penduduk desa x kecamatan y kabupaten z.
Beliau memiliki seorang isteri dan 6 orang anak yakni dua laki-laki dan empat
perempuan. Pekerjaan utama beliau adalah memelihara ikan air tawar (akuatik)
dibelakang rumahnya, seperti ikan nila, ikan mujair dan ikan lele. Ketiga jenis
ikan tersebut merupakan sumberdaya pangan sumber protein yang banyak
diminati konsumen di desanya karena harganya murah. Olehnya itu pak Hasan
memilih ketiga jenis ikan tersebut untuk dipelihara. Penghasilan bersih beliau
dari hasil penjualan ikan cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari,
tetapi untuk kebutuhan lain misalnya biaya sekolah ke enam orang anaknya
perlu mencari usaha lain yaitu ojek motor di malam hari.

Diskusikan:
1. Apakah ada cara untuk meningkatkan penghasilan pak Hasan dari usaha
memelihara ikan tawar agar dapat memenuhi semua kebutuhan
keluarganya?
2. Bila ada, bagaimana caranya ?
3. Apa karakteristik yang dimiliki oleh sumberdaya pangan ikan air tawar
(akuatik) ?
Kasus 8 : Diversifikasi Pangan
Skor Pola Pangan Harapan yang di telah capai oleh Keluarga Ibu Ani, Ibu Bety
dan Ibu Cicha adalah sebagai berikut:
Skor PPH

No KelompokPangan
Ani Bebo Chica

1 Padi-padian 16.56 26.54 25.90


2 Umbi-umbian 2.65 3.18 1.59
3 PanganHewani 25.48 22.08 16.99
4 MinyakdanLemak 10.62 2.34 6.37
5 Buah/Bijiberminyak 1.06 2.34 2.12
6 Kacang-kacangan 16.99 16.99 8.49
7 Gula 5.31 2.76 6.37
8 Sayurdanbuah 21.23 15.92 2.12
9 Lain-lain 0.00 0.00 0.00
Jumlah 99.89 92.14 69.96
Diskusikan dengan teman anda tentang konsep dasar dan parameter
diversifikasi pangan kemudian deskripsikan :
1. Kondisi Pola Pangan Harapan (dari segi keragaman dan kuantitas) ketiga
keluarga kasus
2. Keluarga siapa yang memiliki mutu diversifikasi konsumsi panganter baik.
3. Resiko terhadap penyakit tertentu atas mutu konsumsi pangan yang telah
dicapai olehke tiga keluarga kasus.

Kasus 9 : Kebiasaan Pangan

Pak J adalah salah seorang petani dari komunitas adat terpencil. Dia dan
keluarganya beserta puluhan rumahtangga pernah bermukim di sebuah
gunung. Konsumsi pangan pokok yang dominan sehari-hari di tempat itu
adalah ubi kayu. Konsumsi nasi dilakukan beberapa bulan setelah panen
tanpa ikan. Sayur dan sambel sekaligus menjadi lauk, menggantikan posisi
ikan. Meskipun demikian, mereka bertahan hidup sampai puluhan tahun.
Pada tahun 1980, Pak J mencoba membangun rumah panggung di
pinggir gunung. Dua tahun kemudian, penduduk yang bermukim di atas
gunung mengikuti jejak pak J. Akhirnya terbentuklah pemukiman baru di
pinggir pegunungan. Seiring dengan bertambahnya waktu, warga tersebut
telah bersosialisasi di pasar tradisional. Makanan pokok pun sudah mulai
bergeser ke beras sedikit demi sedikit. Mereka juga sudah mulai
mengkonsumsi ikan walaupun belum setiap hari.
Anda diharapkan memberi penjelasan pada kasus tersebut dengan
menggunakan Model Wenkam dan Model Pendekatan ekologiHartog
terkait dengan perubahan kebiasaan pangan. Deskripsikan pula
kemungkinan dampak positif dan dampak negatif (jika ada) perubahan
kebiasaan pangan terhadap kesehatan kelompok masyarakat tersebut.

Kasus 10 : Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi


Di Kecamatan X sudah banyak dijual makanan modern yang berasal dari negara-
negara maju seperti Amerika, Australia, Italia dsb. Makanan tersebut lebih
disukai dari makanan tradisional yaitu makanan asli daerah yang berbasis
pangan lokal. Alasan konsumen karena makanan modern rasanya lebih enak,
selain itu mereka merasakan memiliki status sosial yang lebih tinggi kalau
mengkonsumsi makanan modern dibandingkan makanan tradisional.
Diskusikan:
1. Apakah betul makanan modern lebih enak dan memiliki status sosial lebih
tinggi dibandingkan makanan tradisional ?
2. Bila ya atau tidak jelaskan ?
3. Bagaimana strategi yang perlu dikembangkan agar masyarakat di
Kecamatan x bisa berubah perilakunya agar makanan tradisional lebih
disukai dari makanan modern ?

Anda mungkin juga menyukai