PENDAHULUAN
1
kronis, penyakit degenerative, dan kanker. WHO juga mendukung upaya-
upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional.
Selain terapi atau pengobatan herbal, ada juga terapi yang dilakukan
dengan gerakan-gerakan atau bisa disebut dengan terapi latihan (exercise).
Pada umumnya program rehabilitasi pasca cidera dengan metode terapi
latihan dapat dilakukan di gym atau fitness centre, namun hal tersebut kurang
efisien karena selain membuang waktu untuk perjalan dan mengeluarkan
biaya lebih tidak dapat diaplikasikan oleh kegiatan atau rutinitas sehari-hari.
Oleh karena itu gerakan yang dilakukan untuk terapi latihan bisa diterapkan
pada kegiatan sehari-hari karena gerak yang dilakukan oleh user seperti
membawa dan mengankat barang hampir sama dengan gerak yang dilakukan
untuk terapi latihan, hanya saja beban yang dibawa oleh user melampaui
beban yang dibutuhkan untuk terapi latihan, diperlukan pembebanan 80%
dari beban maksimal untuk terapi latihan agar kekuatan otot dapat kembali
sedikit demi sedikit. Houglum (2005) menyebutkan bahwa komponen dasar
terapi latihan meliputi latihan fleksibilitas dan ROM, latihan kekuatan dan
daya tahan otot, serta latihan proprioseptif, koordinasi, dan kelincahan.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005,
terdapat 75 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan
non-konvensional. Beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan
komplementer ini sudah mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau
sebagai terapi pengganti bagi pasien yang menolak pengobatan konvensional.
Terapi komplementer dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun
atas rujukan dokter. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan
konvensional komplementer bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik
(Kemenkes, 2011).
2
4. Apa saja Macam-macam Pengobatan Herbal?
5. Bagaimana Hubungan Pengobatan Herbal dengan
Kesehatan/Keperawatan?
6. Apa itu terapi latihan (exercise)?
7. Apa tujuan dari terapi latihan?
8. Apa indikasi dan kontraindikasi dalam melakukan terapi latihan?
9. Apa saja tipe terapi latihan?
10. Apa program latihan ideal terapi latihan?
11. Apa keuntungan melakuan terapi latihan?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Pengobatan Herbal.
2. Mengetahui Sejarah Pengobatan Herbal.
3. Mengetahui Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal.
4. Mengetahui Macam-macam Pengobatan Herbal.
5. Mengetahui Hubungan Pengobatan Herbal dengan
Kesehatan/Keperawatan.
6. Mengetahui pengertian terapi latihan (exercise)
7. Mengetahui tujuan dari terapi latihan
8. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam melakukan terapi latihan
9. Mengetahui tipe-tipe terapi latihan
10. Mengetahui program latihan ideal terapi latihan
11. Mengetahui keuntungan melakuan terapi latihan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.2 SEJARAH
Di catatan sejarah, studi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal
dimulai pada 5,000 yang lalu pada bangsa Sumerians, yang telah
menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal untuk kepentingan pengobatan,
seperti itu seperti pohon salam, sejenis tanaman pewangi, dan semacam
tumbuhan. Orang-orang Mesir dari 1000 BC. dikenal untuk memiliki
digunakan bawang putih, candu, minyak jarak, ketumbar, permen,
warna/tanaman nila, dan tumbuh-tumbuhan herbal lain untuk
pengobatan. Dalam dokumen Kuno juga menyebutkan penggunaan
tanaman/jamu herbal, termasuk tanaman mandrak (beracun), vetch,
sejenis tanaman pewangi, gandum, jewawut, dan gandum hitam.
Bangsa Yunani dan bangsa Roma kuno melakukan penggunaan
tanaman herbal untuk penyembuhan. Sebagaimana tertulis dalam
4
catatan Hipocrates, terutama Galen praktek bangsa Yunani dan Roma
dalam pengobatan herbal menjadi acuan dalam pelaksanaan
pengobatan di barat pada kemudian hari. Yunani dan praktek-praktek
Roma yang berhubung dengan obat, seperti yang dipelihara di dalam
tulisan Hippocrates dan - terutama -Kekasih, yang dengan syarat pola-
pola untuk pengobatan barat yang kemudiannya. Hippocrates
menganjurkan pemakaian herbal yang sederhana, seperti udara yang
sehat,segar dan bersih, istirahat dan diet yang wajar.
Sejak jaman dulu kala, dimana pengobatan ala barat belum
dikenal, penggunaan tanaman berkhasiat obat atau lebih umum dikenal
dengan herbal sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat. Tetapi
lambat laun tersingkirkan karena pengaruh perkembangan pengobatan
kedokteran yang pesat dan menjadikan herbal sebagai alternatif pilihan
saja.
Padahal sejak zaman kerajaan kerajaan di nusantara waktu
lampau sudah banyak terbukti keampuhan dan khasiat herbal, dan
disamping itu lebih murah meriah dan efek samping yang ditimbulkan
sangat kecil. Tetapi walaupun begitu masih banyak masyarakat kita
yang meragukan khasiat herbal.
5
jantung. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat)
bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak
akibat radang dengan penyembuhannya bersifat permanen.
2. Efek Samping
Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek
samping yang sama dengan obat-obatan sintetis atau konvensional.
Tubuh kita tidak bisa membedakan antara pengobatan
menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat
herbal merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya akar,
daun, kulit, dll) dan mengandung banyak senyawa kimia aktif.
Senyawa ini, selain mempunyai khasiat penyembuhan juga dapat
memiliki efek samping yang dapat merugikan.
Para ahli pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan
kombinasi ekstrak tumbuhan memiliki efek penyembuhan yang
lebih ampuh dibanding dengan hanya menggunakan satu
komponen tumbuhan saja. Kombinasi dari tumbuh-tumbuhan ini
memiliki efek sinergi, yang saling melengkapi dan bahkan
menambah daya khasiatnya. Kombinasi ini juga diklaim dapat
mengurangi efek samping yang tidak diinginkan, misalnya dapat
mengurangi kejadian keracunan dibanding hanya dengan
menggunakan satu jenis herbal. Namun, secara teoritis, kombinasi
zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal juga bisa berinteraksi
untuk membuat ramuan herbal menjadi lebih beracun daripada
menggunakan satu jenis herbal.
Efek samping ini dapat terjadi dalam beberapa cara, misalnya
keracunan, kontraindikasi dengan obat lain, dan lain-lain. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat-obatan herbal
antara lain:
a. Keamanan obat herbal pada umumnya.
6
b. Kandungan racun yang mungkin dikandung tanaman herbal
yang digunakan.
c. Efek yang merugikan pada organ tertentu, seperti sistem
kardiovaskuler, sistem saraf, hati, ginjal dan kulit.
d. Keamanan obat-obatan herbal untuk pengguna yang rentan,
misalnya: anak-anak dan remaja, lansia, wanita selama
kehamilan dan menyusui, pasien dengan kanker dan pasien
bedah.
e. Interaksi yang mungkin terjadi di antara komponen obat
herbal.
f. Waktu penggunaan yang tepat.
7
2. Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
Penyakit Diabets militus dicirikan dengan tingginya kadar
gula darah melebihi batas normal. Hal ini disebabkan rusaknya sel-
sel beta pada pulau-pulau langerhans . Oleh karena itu obat herbal
yang diberikan menggunakan herbal yang memiliki efek
farmakologi hipoglikemik (mampu menurunkan kadar gula darah).
Disamping itu obat tersebut juga berguna memperbaiki sel-sel yang
telah rusak. Tanaman obat yang digunakan untuk penyakit kencing
manis yang tidak di iringi komplikasi adalah : Daun Mimba,
Brotowali, Tapak Dara, dan sambiloto. Hendaknya mengurangi
atau berpantangan makan makanan manis atau bergula makanan
yang banyak karbohidrat, dan makanan berlemak tinggi.
8
mengurangi atau menghindari teh, kopi, softdrink, coklat, arbei,
jeruk, dan bayam.
5. Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan adalah penyakit peradangan yang
menyerang organ di tenggorokan. Obat herbal yang digunakan
untuk penyakit ini adalah yang berkhasiat sebagai anto inflamasi
(peradangan), anti biotik, anti piretik (penurun panas, demam) dan
analgesik (pereda rasa sakit). Obat herbal yang biasa digunakan
adalah : rumput mutiara, sambiloto, kumis kucing.
9
mengakibatkan rusaknya kelenjar tubuh yang biasanya memproduksi
insulin. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat)
bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak akibat
radang dengan penyembuhannya bersifat permanen.
Hubungannya dalam kesehatan, pengobatan herbal dapat menjadi
kombinasi dalam pemberian asuhan keperawatan, apa lagi banyak
masyarakat sekarang mulai mencari alternatif lain untuk mencegah
penyakit dan kesehatannya. Pengobatan herbal pun semakin mendapat
tempat dimasyarakat. Pengobatan herbal dapat menjadi terapi
pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna untuk mendapatkan
hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.
Penelitian meta-analisis terhadap tanggapan dokter mengenai
pengobatan alternatif menunjukkan bahwa dari 12 penelitian yang
berbeda , dokter memberikan jawaban yang positif terhadap keberadaan
pengobatan alternatif, terutama terhadap akupuntur, osteopati,
homeopati, dan chiropractic. Pada 5 penelitian diantaranya ditanyakan
mengenai bermanfaat atau tidaknya pengobatan alternatif tersebut.
Tanggapan dokter yang menjawab bahwa pengobatan alternatif
bermanfaat berkisar dari 54 % sampai 86 %. Dapat dikatakan di sini
bahwa sebagian besar dokter setuju bahwa pengobatan alternatif
bermanfaat pada penyembuhan penyakit.
Penelitian Verhoef et all, pada pasien tumor otak yang
menggunakan pengobatan alternatif menunjukkan dua pertiganya
menyatakan bahwa pengobatan tersebut bermanfaat. Secara umum
pasien mengatakan bahwa tingkat energy meningkat dan merasa lebih
sehat fisik dan mental. Pada sepertiga pasien mempunyai harapan yang
tinggi bahwa pengobatan alternatif ini mampu mengecilkan dan
menghilangkan tumornya.
Penelitian Ernaldi bahar dkk, terhadap gangguan kesehatan jiwa
pada anak dan remaja di Palembang menunjukkan bahwa orang tua
10
penderita percaya bahwa pengobatan tradisional lebih kompeten dan
mampu mengobati kesehatan jiwa anaknya.
Penelitian Kessler et all, pada pasien yang menderita ansietas dan
depresi didapatkan data bahwa sebagian besar pasien menyatakan
pengobatan alternatif sama berguna dengan pengobatan konvensional.
Dalam suatu diskusi panel National Institut of Health (NIH) yang
dihadiri oleh 23 ahli di bidang kedokteran perilaku, penanganan nyeri,
ilmu jiwa, ilmu saraf dan psikologi ditemukan berbagai bukti kuat
bahwa penggunaan teknik relaksasi dan terapi perilaku dapat
mengurangi rasa nyeri dan masalah insomnia akibat berbagai kondisi
penyakit (18). Diskusi Panel NIH pernah juga memberikan simpulan
bahwa akupuntur efektif untuk mengurangi nyeri gigi, mual, muntah,
nyeri kepala dan nyeri pinggang bawah.
11
jangka waktu panjang, berulang-ulang, progresif, dan mempunyai
tujuan untuk meningkatkan penampilan fisik.
Istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang dapat
mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises, dan training.
Pengertian latihan yang berasal dari kata practise adalah aktivitas untuk
meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan
menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
cabang olahraganya (Sukadiyanto, 2002).
Pengertian latihan yang berasal dari kata exercises adalah
perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan
kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah
olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Exercises merupakan
materi latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi
latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan, misalnya susunan
materi latihan dalam satu kali tatap muka pada umumnya berisikan
materi, antara lain: (1) pembukaan/pengantar latihan, (2) pemanasan
(warming-up), (3) latihan inti, (4) latihan tambahan (suplemen), dan (5)
cooling down atau penutup.
2.2.2 TUJUAN
Terapi exercise bertujuan untuk :
1. Memajukan aktifitas penderita dimana dan bilamana perlu.
2. Memperbaiki otot-otot yang tidak efisien dan memperoleh kembali
jarak gerak sendi yang normal tanpa memperlambat usaha
mencapai gerakkan yang berfungsi dan efisien.
3. Memajukan kemampuan penderita yang telah ada untuk dapat
melakukan gerakan-gerakan yang berfungsi serta bertujuan,
sehingga dapat mengembalikan ke aktifitas normal.
12
Adapun tujuan dari terapi latihan adalah mencegah gangguan fungsi,
mengembangkan, memperbaiki, mengembalikan dan memelihara :
1. Kekuatan otot.
2. Daya tahan dan kebugaran kardiovaskuler.
3. Mobility dan flexibilitas
4. Stabilitas
5. Rileksasi
6. Koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.
2.2.3 INDIKASI
Berikut ini beberapa keadaan yang umumnya dapat diberikan intervensi
terapi latihan :
1. Nyeri
2. Spasme
3. Kelemahan dan penurunan kekuatan otot
4. Keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi) bisa dikarenakan oleh
Stiffness joint maupun Contracture
5. Hypermobile pada sendi
6. Postur tubuh yang abnormal
7. Gangguan keseimbangan, stabilitas postur, koordinasi,
perkembangan dan tonus otot
8. Gangguan kardiovaskulopulmonal
13
Keluhan yang dialami penderita ini harus benar-benar dicermati secara
khusus karena manifestasi keluhan-keluhan tersebut sering bersifat
spesifik terhadap penderita. Salah satu hal yang perlu diperhatikan
adalah identifikasi terhadap resiko terjadinya gangguan lebih lanjut
sehingga dapat diantisipasi dalam perncanaan metode Terapi Latihan.
2.2.4 KONTRAINDIKASI
Berikut ini beberapa keadaan yang umumnya dapat diberikan intervensi
terapi latihan :
1. Latihan tidak boleh dilakukan bila latihan tersebut mengganggu
proses penyembuhan seperti pada keadaan fraktur tulang.
2. Latihan pada area tumit dan kaki harus dilakukan dengan hati hati
untuk meminimalkan stasis vena dan pembentukan thrombus.
3. Bila pasien merasakan nyeri yang sangat berat hentikan latihan.
Tanda-tanda latihan yang tidak tepat adalah timbulnya rasa nyeri
dan peradangan.
4. Latihan harus di monitor dengan ketat terutama pada pasien dengan
gangguan jantung.
14
3) Gerakan yang terjadi dapat dari distal ke proksimal atau
sebaliknya.
4) Pegangan pada bagian kulit yang tertarik harus
memudahkan mencegah tarikan yang berlebihan.
5) Pegangan harus dekat dengan sendi untuk memberikan
gerakan yang memungkinkan.
6) Gerakan yang terjadi pada sendi memungkinkan
memberikan slight traksi dan tekanan harus mempunyai
pengaruh dorongan pada jarak ekstremitas.
7) Gerakan harus halus dan teratur, pengulangan gerakan
diberikan dengan selang waktu (tempo).
8) Pengubahan pegangan harus dilakkukan dengan halus dan
posisi pengaturan tangan atau pegangan seminimal
mungkin yang diperlukan.
15
3) Pelaksanaan Latihan
Mobilisasi persendian tungkai (passive movement dan
pasien relax) pada kasus ini adalah hip joint, knee
joint, dan pattella femoral joint tungkai kanan.
Statik kontraksi (kontraksi isometrik) untuk menjaga
tonus otot dan menjaga kekuatan otot, dalam kasus
ini dengan cara pasien diperintahkan untuk
menekankan lutut ke bed tahan beberapa saat lalu
rilaks (terutama untuk otot ekstensor lutut).
Pastikan pasien benar benar relax, terutama
m.quadriceps dan m.hamstring tungkai kanan.
Fiksasi di atas m.hamstring bagian bawah tungkai
kanan, dengan tangan kiri terapis.
Support bagian yang akan digerakan dengan baik,
dalam hal ini support (pegangan) di atas ankle
tungkai kanan, oleh tangan kanan terapis.
Traksi atau tarikan diberikan selama gerakan untuk
mengurangi pergesekan dalam sendi dan penguluran
otot (m. quadriceps).
Gerakan yang diberikan yaitu fleksi lutut tungkai
kanan (jaga agar pasien tetap relax), gerakan
dilakukan sampai batas rasa nyeri (penderita merasa
nyeri pada lingkup gerak sendi tertentu, gerakan
dihentikan).
Penekanan diberikan pada akhir gerakan dengan tiba
tiba untuk menambah lingkup gerak sendi.
Kecepatan gerakan, gerakan harus lambat, teratur dan
terkontrol karena selama gerakan fleksi knee m.
quadriceps dan m. hamstring harus tetap relax.
16
Dosis, Menurut Kisner (1996) dosis terapi latihan
yang digunakan sebanyak 6 kali pengulangan,
disesuaikan dengan kondisi umum pasien, apabila
kondisi umum pasien baik dapat di ulang sampai 10
kali pengulangan.
4) Setelah Latihan
Evaluasi atau cek kembali keadaan umum pasien.
Berikan waktu istirahat sebelum pasien meninggalkan
tempat latihan.
17
4. Resisted Active Exercise
Resisted active exercise merupakan bagian dari active exercise di
mana terjadi kontraksi otot secara statik maupun dinamik dengan
diberikan tahanan dari luar, dengan tujuan meningkatkan kekuatan
otot dan meningkatkan daya tahan otot. Tahanan dari luar bisa
manual atau mekanik.
Tahanan manual adalah tahanan yang kekuatannya berasal dari
terapis dengan besarnya tahanan disesuaikan dengan kemampuan
pasien dan besarnya beban tahanan yang diberikan tidak dapat
diukur secara kuantitatif, sedangkan tahanan mekanik adalah
tahanan dengan besar beban menggunakan peralatan mekanik,
dimana jumlah besarnya tahanan dapat diukur secara kuantitatif.
Pemberian tahanan mekanik dapat menggunakan quadriceps
setting exercise dengan alat quadriceps banch, dimana penentuan
besarnya tahanan beban dan pengulangan ditentukan dengan
menggunakan tes submaksimal. Tes submaksimal yaitu tes untuk
memperkirakan kekuatan maksimal, dengan menggunakan
Diagram Holten.
Diagram Holten menggambarkan hubungan antara jumlah
pengulangan dan persentase kemampuan pasien yang digunakan
untuk menghitung 1 RM (Repetition Maximum). 1 RM adalah
beban maksimal yang mampu diangkat satu kali dalam tes
submaksimal. Dengan rumus sebagai berikut :
1 RM = A Kg X 100%
B%
Keterangan :
A Kg = perkiraan berat beban awal yang diberikan.
B % = jumlah pengulangan dalam %.
18
Penentuan jenis dan dosis latihan berdasarkan Diagram Holten
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai seperti dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
19
2. Isometric Exercise
Membangun kekuatan utama lebih dari ketahanan, dan seseorang
memakai kekuatan otot melawan objek tidak dapat bergerak.
Contoh, latihan ini adalah Chair lift, seseorang duduk di kursi
standard yang tidak melekat, memegang sisi kursi dengan kedua
tangan, dan berhenti arah ke atas, menegangkan otot lengan.
Berhenti ini tidak menggerakkan kursi.
3. Isokinetics Exercise
Latihan ini membangun kekuatan dan ketahanan dengan upaya
kekuatan otot seseorang yang lebih dari satu arah sebagai aliran
pergerakan objek. Contoh, dalam pemberdayaan kekuatan besar
untuk berhenti arah ke atas dan menariknya kembali. Tipe latihan
ini dilengkapi peralatan khusus, seperti Nautilus machines atau
mesin keong.
4. Aerobics Exercise
Kata aerobic berarti dengan oxigen. Ketika kita berupaya sendiri
dalam aktivitas fisik, energi berasal dari proses metabolik
membakar lemak dan glukosa dengan kehadiran oxigen. Upaya
terus menerus dengan kekuatan tinggi diatas beberapa menit
dilengkapi sejumlah besar oxigen. In shape artinya seseorang
mengkonsumsi sejumlah oxigen tinggi per denyut jantung selama
upaya fisik. Istilah aerobics exercise menunjukkan aktivitas fisik
energik yang dilengkapi taraf oxigen tinggi melebihi jumlah menit
yang panjang, sampai setengah jam. Aerobics exercise ini
umumnya gerakan ritmik yang menggerakkan badan melebihi
suatu target tertentu atau melawan gravitasi seperti dansa cepat,
jogging, bersepeda, berenang dengan intensitas cukup dan durasi
regular ditambah kecakapan tubuh memeras oxigen dari darah dan
membakar lemak, glukosa secara efisien.
20
2.2.6 PROGRAM LATIHAN IDEAL
Program khusus akan tergantung pada usia, kemampuan fisik dan
kesehatan saat ini, tujuan, minat, dan kesempatan spt fasilitas atau
pasangan yang tersedia. Semua orang membutuhkan program pemula
yang moderat dan kemajuan umumnya pada kebugaran, dan orang yang
lebih tua atau kurang fit kemajuannya lebih lambat dari yang lain.
Umumnya permulaan menghindari gerakan otot yang susah dan
melukai san mengikuti tubuh beradaptasi dengan penambahan tuntutan,
seperti penggunaan oxigen. Latihan berat tanpa oxigen yang cukup
menyebabkan otot kelelahan. Program latihan ideal kira-kira 3 jam
seminggu dibagi dalam 3 sampai 5 sesi dengan masing-masing 3 fase,
yaitu Warm up, Aerobics, dan Cool-down (Blair, Kohl, Gordon, &
Paffengarger; Insel & Roth dikutip dalam Sarafino, 2002).
1. Warm Up
Tiap sesi mencakup 2 aktivitas, yaitu :
a. Latihan lama dan fleksibel, untuk beberapa kelompok otot
besar, seperti leher, punggung, bahu, dada, dan kaki.
b. Latihan kekuatan dan ketahanan, seperti push-ups, pull-up, dan
lifting.
2. Aerobics
20 menit atau lebih meliputi latihan ritmik kelompok otot besar,
menjalankan cukup kuat untuk meningkatkan denyut jantung ke
target yang cukup tinggi. Caranya dengan menggunakan tolak ukur
usia, minimum denyut jantung 160 per menit dikurangi usia.
Maximum 200 dikurangi usia (La Place dikutip dalam Sarafino,
2002). Dengan demikian, usia 30 akan mendapatkan denyut
jantung 130 170 per menit selama aerobik.
3. Cool-down
Beberapa menit terakhir dari latihan perlahan-lahan kekuatan
kembali ke keadaan normal. Latihan ini dapat berupa berjalan.
21
2.2.7 KEUNTUNGAN
Beberapa keuntungan dari terapi latihan (exercise) diantaranya :
1. Keterlibatan dalam latihan kuat secara teratur diasosiasikan dengan
perasaan stres dan anxiety lebih rendah.
2. Orang yang melakukan program fitness tercacat bahwa kinerja
kerja dan sikapnya diperbaiki, mereka membuat kesalahan sedikit.
3. Partisipasi dalam latihan teratur berhubungan dengan
bertambahnya self konsep individu, terutama anak-anak.
Penambahan self konsep terjadi karena dapat mengontrol berat
lebih baik, penampilan bertambah menarik, dan menjamin
kesuksesan dalam aktivitas fisik dan olah raga. Hal ini membantu
seseorang merasa self esteem lebih besar dan mendapatkan
beberapa keuntungan sosial yang meluas menjadi fit.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bab diatas dapat kami simpulkan bahwa :
1. Pengobatan Herbal adalah pengobatan tradisional atau pengobatan
rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-
tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Bahan herbal adalah tanaman atau
bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa atau
untuk pengobatan. Obat herbal sendiri merupakan produk yang berasal
dari tanaman dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Banyak obat
herbal yang telah digunakan secara empiris (turun-temurun) sebagai obat
dalam pengobatan tradisional.
2. Pengobatan Herbal telah banyak digunakan masyarakat maupun medis
sebagai terapi pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.
3. Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan dalam fisioterapi yang
dalam pelaksanaanya mengunakan latihan latihan gerakan tubuh baik
secara aktif maupun pasif. Terapi latihan adalah suatu usaha untuk
mempercepat penyembuhan dari suatu injury atau penyakit tertentu yang
telah merubah cara hidupnya yang normal.
3.2 SARAN
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan rekan-rekan attau
pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang terapi herbal dan terapi
latihan (exercise). Dimana kita yang berada dibidang kesehatan dan merawat
pasien harus mengetahui pengobatan lain selain pengobatan medis yang
diberikan salah satunya yaitu terapi herbal yang menggunakan bahan-bahan
alami yang dapat menunjang dalam pengobatan pasien itu sendiri dan terapi
latihan (exercise) yang dapat mempercepat penyembuhan dari suatu injury
atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidupnya yang normal.
23
DAFTAR PUSTAKA
Lee MK, Moss J, Yuan CS. Herbal medicines and perioperative care. JAMA
2001 ; 286 : 208
http://adeputrasuma.com/2013/06/penatalaksanaan-terapi-latihan-pada_25.html
http://eprints.uny.ac.id/7715/3/BAB%202%20-%2008603141034.pdf
24