Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul
saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non
konvensional yang lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal,
akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative
Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai system,
modalitas dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan kepercayaan
(Hamijoyo, 2003).
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis)
ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat
popular di perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak
masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang
ke pelayanan non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah
Sakit ahli tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari
pengobatan demi memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu
Negara modern (Israel), dimana dalam subuah penelitian tentang penggunaan
klinik pengobatan komplementer untuk pengobatan nyeri. Di negara tersebut
ada 395% terlihat warga yang mengunjungi klinik pengobatan komplementer,
69 pasien (46,6%) dengan nyeri punggung, nyeri lutut 65 (43,9%), dan 28
(32,4%) lainnya nyeri tungkai (Peleg, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO, 2003) dalam Lusiana
(2006), Negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat
herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di
Afrika sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk
pengobatan primer (WHO, 2003). Bahkan (WHO) merekomendasikan
penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan
masyarakat, pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit

1
kronis, penyakit degenerative, dan kanker. WHO juga mendukung upaya-
upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional.
Selain terapi atau pengobatan herbal, ada juga terapi yang dilakukan
dengan gerakan-gerakan atau bisa disebut dengan terapi latihan (exercise).
Pada umumnya program rehabilitasi pasca cidera dengan metode terapi
latihan dapat dilakukan di gym atau fitness centre, namun hal tersebut kurang
efisien karena selain membuang waktu untuk perjalan dan mengeluarkan
biaya lebih tidak dapat diaplikasikan oleh kegiatan atau rutinitas sehari-hari.
Oleh karena itu gerakan yang dilakukan untuk terapi latihan bisa diterapkan
pada kegiatan sehari-hari karena gerak yang dilakukan oleh user seperti
membawa dan mengankat barang hampir sama dengan gerak yang dilakukan
untuk terapi latihan, hanya saja beban yang dibawa oleh user melampaui
beban yang dibutuhkan untuk terapi latihan, diperlukan pembebanan 80%
dari beban maksimal untuk terapi latihan agar kekuatan otot dapat kembali
sedikit demi sedikit. Houglum (2005) menyebutkan bahwa komponen dasar
terapi latihan meliputi latihan fleksibilitas dan ROM, latihan kekuatan dan
daya tahan otot, serta latihan proprioseptif, koordinasi, dan kelincahan.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005,
terdapat 75 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan
non-konvensional. Beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan
komplementer ini sudah mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau
sebagai terapi pengganti bagi pasien yang menolak pengobatan konvensional.
Terapi komplementer dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun
atas rujukan dokter. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan
konvensional komplementer bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik
(Kemenkes, 2011).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Pengobatan Herbal?
2. Bagaimana Sejarah Pengobatan Herbal?
3. Apa Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal?

2
4. Apa saja Macam-macam Pengobatan Herbal?
5. Bagaimana Hubungan Pengobatan Herbal dengan
Kesehatan/Keperawatan?
6. Apa itu terapi latihan (exercise)?
7. Apa tujuan dari terapi latihan?
8. Apa indikasi dan kontraindikasi dalam melakukan terapi latihan?
9. Apa saja tipe terapi latihan?
10. Apa program latihan ideal terapi latihan?
11. Apa keuntungan melakuan terapi latihan?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Pengobatan Herbal.
2. Mengetahui Sejarah Pengobatan Herbal.
3. Mengetahui Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal.
4. Mengetahui Macam-macam Pengobatan Herbal.
5. Mengetahui Hubungan Pengobatan Herbal dengan
Kesehatan/Keperawatan.
6. Mengetahui pengertian terapi latihan (exercise)
7. Mengetahui tujuan dari terapi latihan
8. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam melakukan terapi latihan
9. Mengetahui tipe-tipe terapi latihan
10. Mengetahui program latihan ideal terapi latihan
11. Mengetahui keuntungan melakuan terapi latihan

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 TERAPI HERBAL


2.1.1 PENGERTIAN
Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional atau
pengobatan rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian
tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Herbalism adalah juga
dikenal sebagai pengobatan berkenaan dengan penggunaan tumbuhan
untuk pengobatan, medis secara herbal, obat herbal, herbology, dan
phytotherapy. Kadang-kadang lingkup dari obat bahan tumbuhan yang
dipergunakan diperluas termasuk produk-produk jamur dan lebah,
mineral-mineral, kulit/kerang-kulit/kerang dan bagian binatang tertentu.
Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase kata
yang banyak kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal
merupakan pilihan alternative yang banyak diminati masyarakat
terutama dalam bidang pengobatan.

2.1.2 SEJARAH
Di catatan sejarah, studi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal
dimulai pada 5,000 yang lalu pada bangsa Sumerians, yang telah
menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal untuk kepentingan pengobatan,
seperti itu seperti pohon salam, sejenis tanaman pewangi, dan semacam
tumbuhan. Orang-orang Mesir dari 1000 BC. dikenal untuk memiliki
digunakan bawang putih, candu, minyak jarak, ketumbar, permen,
warna/tanaman nila, dan tumbuh-tumbuhan herbal lain untuk
pengobatan. Dalam dokumen Kuno juga menyebutkan penggunaan
tanaman/jamu herbal, termasuk tanaman mandrak (beracun), vetch,
sejenis tanaman pewangi, gandum, jewawut, dan gandum hitam.
Bangsa Yunani dan bangsa Roma kuno melakukan penggunaan
tanaman herbal untuk penyembuhan. Sebagaimana tertulis dalam

4
catatan Hipocrates, terutama Galen praktek bangsa Yunani dan Roma
dalam pengobatan herbal menjadi acuan dalam pelaksanaan
pengobatan di barat pada kemudian hari. Yunani dan praktek-praktek
Roma yang berhubung dengan obat, seperti yang dipelihara di dalam
tulisan Hippocrates dan - terutama -Kekasih, yang dengan syarat pola-
pola untuk pengobatan barat yang kemudiannya. Hippocrates
menganjurkan pemakaian herbal yang sederhana, seperti udara yang
sehat,segar dan bersih, istirahat dan diet yang wajar.
Sejak jaman dulu kala, dimana pengobatan ala barat belum
dikenal, penggunaan tanaman berkhasiat obat atau lebih umum dikenal
dengan herbal sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat. Tetapi
lambat laun tersingkirkan karena pengaruh perkembangan pengobatan
kedokteran yang pesat dan menjadikan herbal sebagai alternatif pilihan
saja.
Padahal sejak zaman kerajaan kerajaan di nusantara waktu
lampau sudah banyak terbukti keampuhan dan khasiat herbal, dan
disamping itu lebih murah meriah dan efek samping yang ditimbulkan
sangat kecil. Tetapi walaupun begitu masih banyak masyarakat kita
yang meragukan khasiat herbal.

2.1.3 MANFAAT DAN EFEK SAMPING


1. Manfaat
Obat-obatan herbal berfungsi melemahkan racun untuk
proses penyembuhan penyakit pada manusia, yaitu mengendalikan
dan membunuh kandungan racun dalam tubuh manusia. Selain itu
obat-obatan herbal juga dapat membentuk zat kekebalan tubuh
(antibodi) yang tidak dimiliki tubuh manusia, dengan tujuan
melindungi dari unsur yang merusak organ tubuh.
Obat-obatan herbal juga dapat memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak,sebagai contoh obat herbal yang berasal dari ramuan
mahkota dewa dapat menyembuhkan penyakit kanker, tumor dan

5
jantung. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat)
bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak
akibat radang dengan penyembuhannya bersifat permanen.

2. Efek Samping
Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek
samping yang sama dengan obat-obatan sintetis atau konvensional.
Tubuh kita tidak bisa membedakan antara pengobatan
menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat
herbal merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya akar,
daun, kulit, dll) dan mengandung banyak senyawa kimia aktif.
Senyawa ini, selain mempunyai khasiat penyembuhan juga dapat
memiliki efek samping yang dapat merugikan.
Para ahli pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan
kombinasi ekstrak tumbuhan memiliki efek penyembuhan yang
lebih ampuh dibanding dengan hanya menggunakan satu
komponen tumbuhan saja. Kombinasi dari tumbuh-tumbuhan ini
memiliki efek sinergi, yang saling melengkapi dan bahkan
menambah daya khasiatnya. Kombinasi ini juga diklaim dapat
mengurangi efek samping yang tidak diinginkan, misalnya dapat
mengurangi kejadian keracunan dibanding hanya dengan
menggunakan satu jenis herbal. Namun, secara teoritis, kombinasi
zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal juga bisa berinteraksi
untuk membuat ramuan herbal menjadi lebih beracun daripada
menggunakan satu jenis herbal.
Efek samping ini dapat terjadi dalam beberapa cara, misalnya
keracunan, kontraindikasi dengan obat lain, dan lain-lain. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat-obatan herbal
antara lain:
a. Keamanan obat herbal pada umumnya.

6
b. Kandungan racun yang mungkin dikandung tanaman herbal
yang digunakan.
c. Efek yang merugikan pada organ tertentu, seperti sistem
kardiovaskuler, sistem saraf, hati, ginjal dan kulit.
d. Keamanan obat-obatan herbal untuk pengguna yang rentan,
misalnya: anak-anak dan remaja, lansia, wanita selama
kehamilan dan menyusui, pasien dengan kanker dan pasien
bedah.
e. Interaksi yang mungkin terjadi di antara komponen obat
herbal.
f. Waktu penggunaan yang tepat.

2.1.4 MACAM - MACAM PENGOBATAN HERBAL


1. Hipertensi
Obat Herbal yang diberikan untuk orang yang memiliki
penyakit Hipertensi adalah yang memiliki efek farmakologi
hipotensif. Artinya obat tersebut mampu menurunkan tekanan
darah. Demikian juga tanaman tersebut memiliki efek diuretic yaitu
merangsang pengeluaran air seni. Air seni yang sering keluar akan
menyebabkan ketegangan pembuluh darah rileks dan mengendur.
Digunakan juga obat herbal yang memiliki fungsi memperbaiki
sistem metabolisme tubuh. Agar proses metabolisme lebih baik
hingga pengobatan lebih sempurna. Hipertensi yang tidak diiringi
dengan adanya komplikasi maka bisa menggunakan tanaman
herbal sambiloto dan Pegagan. jika hipertensi tergolong berat maka
ditambah dengan tanaman sambung nyawa.
Disamping itu hendaknya mengurangi atau menghindari
konsumsi garam yang berlebihan, minum kopi, alkohol, daging
kambing, durian, merokok, sayuran yang mengandung purin tinggi
jika komplikasi dengan asam urat.

7
2. Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
Penyakit Diabets militus dicirikan dengan tingginya kadar
gula darah melebihi batas normal. Hal ini disebabkan rusaknya sel-
sel beta pada pulau-pulau langerhans . Oleh karena itu obat herbal
yang diberikan menggunakan herbal yang memiliki efek
farmakologi hipoglikemik (mampu menurunkan kadar gula darah).
Disamping itu obat tersebut juga berguna memperbaiki sel-sel yang
telah rusak. Tanaman obat yang digunakan untuk penyakit kencing
manis yang tidak di iringi komplikasi adalah : Daun Mimba,
Brotowali, Tapak Dara, dan sambiloto. Hendaknya mengurangi
atau berpantangan makan makanan manis atau bergula makanan
yang banyak karbohidrat, dan makanan berlemak tinggi.

3. Batu Ginjal atau Batu Kandung Kemih


Batu ginjal biasanya terjadi karena adanya Proses
pengendapan senyawa-senyawa kimia tertentu yang mengkristal
hingga mirip batu. Ia bisa terletak di ginjal sehingga disebut batu
ginjal atau di kandung kemih sehingga disebut batu kandung
kemih. dalam mengobati penyakit batu ginjal atau kandung kemih
digunakan obat herbal yang berfungsi meluruhkan batu. Demikian
juga digunakan obat yang berefekdiuretik, atau memperlancar
pengeluaran air seni. ini dimaksudkan agar batu yang telah
diluruhkan itu dapat keluar dengan mudah lewat air seni. Untuk
mengatasi peradangan yang mungkin terjadi pada proses
pengeluaran batu ginjal dan batu kandung kemih . maka
ditambahkan tanaman obat yang berfungsi menghilangkan dan
mengobati peradangan. Obat atau tanaman herbal yang biasa
digunakan untuk mengobati batu ginjal atau batu kandung kemih
adalah Tempuyung, tapak liman, dan sambiloto. Dianjurkan untuk
minum banyak air jika belum terjadi gagal ginjal kronis. hendaknya

8
mengurangi atau menghindari teh, kopi, softdrink, coklat, arbei,
jeruk, dan bayam.

4. Radang Kelenjar Prostat


Obat herbal untuk penyakit ini adalah herbal yang berfungsi
sebagai anti peradangan ( anti inflamasi), anti biotik, anti racun,
dan menghilangkan rasa sakit. diantaranya adalah Sambiloto,
meniran dan kumis kucing.

5. Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan adalah penyakit peradangan yang
menyerang organ di tenggorokan. Obat herbal yang digunakan
untuk penyakit ini adalah yang berkhasiat sebagai anto inflamasi
(peradangan), anti biotik, anti piretik (penurun panas, demam) dan
analgesik (pereda rasa sakit). Obat herbal yang biasa digunakan
adalah : rumput mutiara, sambiloto, kumis kucing.

2.1.5 HUBUNGAN PENGOBATAN HERBAL DENGAN KESEHATAN


Pengobatan secara medis dan dengan herbal apabila
dibandingkan, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan
tersendiri. Jika satu jenis obat medis secara spesifik menyembuhkan
satu penyakit, namun obat-obatan herbal mampu menjadi penawar rasa
sakit berbagai jenis penyakit. Obat-obatan herbal juga dapat
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,sebagai contoh obat herbal
yang berasal dari ramuan mahkota dewa dapat menyembuhkan penyakit
kanker, tumor dan jantung.
Pengobatan secara medis dapat lebih mengoptimalkan darah
sebagai indicator dan menjaga agar darah normal secara klinis
(pemeriksaan laboratorium), namun tanpa mempedulikan dampaknya
terhadap kerusakan organ tubuh lainnya. Sebagai contoh suntikan
cairan insulin untuk penderita diabetes ternyata memiliki potensi

9
mengakibatkan rusaknya kelenjar tubuh yang biasanya memproduksi
insulin. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat)
bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak akibat
radang dengan penyembuhannya bersifat permanen.
Hubungannya dalam kesehatan, pengobatan herbal dapat menjadi
kombinasi dalam pemberian asuhan keperawatan, apa lagi banyak
masyarakat sekarang mulai mencari alternatif lain untuk mencegah
penyakit dan kesehatannya. Pengobatan herbal pun semakin mendapat
tempat dimasyarakat. Pengobatan herbal dapat menjadi terapi
pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna untuk mendapatkan
hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.
Penelitian meta-analisis terhadap tanggapan dokter mengenai
pengobatan alternatif menunjukkan bahwa dari 12 penelitian yang
berbeda , dokter memberikan jawaban yang positif terhadap keberadaan
pengobatan alternatif, terutama terhadap akupuntur, osteopati,
homeopati, dan chiropractic. Pada 5 penelitian diantaranya ditanyakan
mengenai bermanfaat atau tidaknya pengobatan alternatif tersebut.
Tanggapan dokter yang menjawab bahwa pengobatan alternatif
bermanfaat berkisar dari 54 % sampai 86 %. Dapat dikatakan di sini
bahwa sebagian besar dokter setuju bahwa pengobatan alternatif
bermanfaat pada penyembuhan penyakit.
Penelitian Verhoef et all, pada pasien tumor otak yang
menggunakan pengobatan alternatif menunjukkan dua pertiganya
menyatakan bahwa pengobatan tersebut bermanfaat. Secara umum
pasien mengatakan bahwa tingkat energy meningkat dan merasa lebih
sehat fisik dan mental. Pada sepertiga pasien mempunyai harapan yang
tinggi bahwa pengobatan alternatif ini mampu mengecilkan dan
menghilangkan tumornya.
Penelitian Ernaldi bahar dkk, terhadap gangguan kesehatan jiwa
pada anak dan remaja di Palembang menunjukkan bahwa orang tua

10
penderita percaya bahwa pengobatan tradisional lebih kompeten dan
mampu mengobati kesehatan jiwa anaknya.
Penelitian Kessler et all, pada pasien yang menderita ansietas dan
depresi didapatkan data bahwa sebagian besar pasien menyatakan
pengobatan alternatif sama berguna dengan pengobatan konvensional.
Dalam suatu diskusi panel National Institut of Health (NIH) yang
dihadiri oleh 23 ahli di bidang kedokteran perilaku, penanganan nyeri,
ilmu jiwa, ilmu saraf dan psikologi ditemukan berbagai bukti kuat
bahwa penggunaan teknik relaksasi dan terapi perilaku dapat
mengurangi rasa nyeri dan masalah insomnia akibat berbagai kondisi
penyakit (18). Diskusi Panel NIH pernah juga memberikan simpulan
bahwa akupuntur efektif untuk mengurangi nyeri gigi, mual, muntah,
nyeri kepala dan nyeri pinggang bawah.

2.2 TERAPI LATIHAN (EXERCISE)


2.2.1 PENGERTIAN
Menurut Gardiner, Exercise therapy is means of accelerating the
patient is from injuries and disease which have altered his normal way
living. Artinya : terapi latihan adalah suatu cara mempercepat
penyembuhan dari suatu injuri/penyakit tertentu yang pernah mengubah
cara hidupnya yang normal. Terapi latihan adalah suatu usaha
pengobatan dalam fisioterapi yang dalam pelaksanaanya mengunakan
latihan latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif. Terapi
latihan adalah suatu usaha untuk mempercepat penyembuhan dari suatu
injury atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidupnya yang
normal.
Training is usually defined as systematic process of long
duration, repetitive, progressive exercises, having the ultimate goal of
improving athletic performance (Bompa, 1994: 3). Latihan biasanya
didefinisikan sebagai suatu proses sistematis yang dilakukan dalam

11
jangka waktu panjang, berulang-ulang, progresif, dan mempunyai
tujuan untuk meningkatkan penampilan fisik.
Istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang dapat
mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises, dan training.
Pengertian latihan yang berasal dari kata practise adalah aktivitas untuk
meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan
menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
cabang olahraganya (Sukadiyanto, 2002).
Pengertian latihan yang berasal dari kata exercises adalah
perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan
kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah
olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Exercises merupakan
materi latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi
latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan, misalnya susunan
materi latihan dalam satu kali tatap muka pada umumnya berisikan
materi, antara lain: (1) pembukaan/pengantar latihan, (2) pemanasan
(warming-up), (3) latihan inti, (4) latihan tambahan (suplemen), dan (5)
cooling down atau penutup.

2.2.2 TUJUAN
Terapi exercise bertujuan untuk :
1. Memajukan aktifitas penderita dimana dan bilamana perlu.
2. Memperbaiki otot-otot yang tidak efisien dan memperoleh kembali
jarak gerak sendi yang normal tanpa memperlambat usaha
mencapai gerakkan yang berfungsi dan efisien.
3. Memajukan kemampuan penderita yang telah ada untuk dapat
melakukan gerakan-gerakan yang berfungsi serta bertujuan,
sehingga dapat mengembalikan ke aktifitas normal.

12
Adapun tujuan dari terapi latihan adalah mencegah gangguan fungsi,
mengembangkan, memperbaiki, mengembalikan dan memelihara :
1. Kekuatan otot.
2. Daya tahan dan kebugaran kardiovaskuler.
3. Mobility dan flexibilitas
4. Stabilitas
5. Rileksasi
6. Koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.

Setelah melalu proses komprehensif tujuan terapi latihan berguna


untuk:
1. Indentifikasi problem pasien.
2. Keterbatasan fungsi.
3. Jenis gangguan.
4. Kemungkinan timbulnya kecacatan.

2.2.3 INDIKASI
Berikut ini beberapa keadaan yang umumnya dapat diberikan intervensi
terapi latihan :
1. Nyeri
2. Spasme
3. Kelemahan dan penurunan kekuatan otot
4. Keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi) bisa dikarenakan oleh
Stiffness joint maupun Contracture
5. Hypermobile pada sendi
6. Postur tubuh yang abnormal
7. Gangguan keseimbangan, stabilitas postur, koordinasi,
perkembangan dan tonus otot
8. Gangguan kardiovaskulopulmonal

13
Keluhan yang dialami penderita ini harus benar-benar dicermati secara
khusus karena manifestasi keluhan-keluhan tersebut sering bersifat
spesifik terhadap penderita. Salah satu hal yang perlu diperhatikan
adalah identifikasi terhadap resiko terjadinya gangguan lebih lanjut
sehingga dapat diantisipasi dalam perncanaan metode Terapi Latihan.

2.2.4 KONTRAINDIKASI
Berikut ini beberapa keadaan yang umumnya dapat diberikan intervensi
terapi latihan :
1. Latihan tidak boleh dilakukan bila latihan tersebut mengganggu
proses penyembuhan seperti pada keadaan fraktur tulang.
2. Latihan pada area tumit dan kaki harus dilakukan dengan hati hati
untuk meminimalkan stasis vena dan pembentukan thrombus.
3. Bila pasien merasakan nyeri yang sangat berat hentikan latihan.
Tanda-tanda latihan yang tidak tepat adalah timbulnya rasa nyeri
dan peradangan.
4. Latihan harus di monitor dengan ketat terutama pada pasien dengan
gangguan jantung.

2.2.5 TIPE TIPE LATIHAN


Adapun terapi latihan yang akan diberikan, antara lain :
1. Forced Passive Movement
a. Ketentuan Melakukan Passive Movement
Forced passive movement merupakan teknik latihan yang pada
dasarnya adalah latihan passive sehingga perlu diperhatikan
ketentuan melakukan passive movement sebelum melakukan
latihan yaitu :
1) Bagian yang tidak digerakan harus di suport dengan baik.
2) Bagian yang akan digerakan harus di pegang dengan benar
(comfort).

14
3) Gerakan yang terjadi dapat dari distal ke proksimal atau
sebaliknya.
4) Pegangan pada bagian kulit yang tertarik harus
memudahkan mencegah tarikan yang berlebihan.
5) Pegangan harus dekat dengan sendi untuk memberikan
gerakan yang memungkinkan.
6) Gerakan yang terjadi pada sendi memungkinkan
memberikan slight traksi dan tekanan harus mempunyai
pengaruh dorongan pada jarak ekstremitas.
7) Gerakan harus halus dan teratur, pengulangan gerakan
diberikan dengan selang waktu (tempo).
8) Pengubahan pegangan harus dilakkukan dengan halus dan
posisi pengaturan tangan atau pegangan seminimal
mungkin yang diperlukan.

b. Teknik Pelaksanaan Forced Passive Movement


Sebelum memberikan latihan forced passive movement pasien
diberikan penyinaran infra merah sebagai persiapan latihan.
Tidak lupa berikan gambaran kepada pasien tentang apa,
bagaimana, dan untuk apa latihan diberikan.
1) Persiapan Pasien
Posisikan pasien senyaman mungkin, pada kasus post
Orif fraktur shaft femur dextra, pasien tidur tengkurap
(tungkai atas tersuport dengan baik).
Pastikan pasien sadar, dan cek vital sign.
2) Persiapan Terapis
Posisi terapis usahakan nyaman dan dapat
menjangkau dengan baik terhadap gerakan yang
dilakukan, pada kasus ini terapis di samping kanan
tungkai penderita.
Jaga kontak dengan pasien.

15
3) Pelaksanaan Latihan
Mobilisasi persendian tungkai (passive movement dan
pasien relax) pada kasus ini adalah hip joint, knee
joint, dan pattella femoral joint tungkai kanan.
Statik kontraksi (kontraksi isometrik) untuk menjaga
tonus otot dan menjaga kekuatan otot, dalam kasus
ini dengan cara pasien diperintahkan untuk
menekankan lutut ke bed tahan beberapa saat lalu
rilaks (terutama untuk otot ekstensor lutut).
Pastikan pasien benar benar relax, terutama
m.quadriceps dan m.hamstring tungkai kanan.
Fiksasi di atas m.hamstring bagian bawah tungkai
kanan, dengan tangan kiri terapis.
Support bagian yang akan digerakan dengan baik,
dalam hal ini support (pegangan) di atas ankle
tungkai kanan, oleh tangan kanan terapis.
Traksi atau tarikan diberikan selama gerakan untuk
mengurangi pergesekan dalam sendi dan penguluran
otot (m. quadriceps).
Gerakan yang diberikan yaitu fleksi lutut tungkai
kanan (jaga agar pasien tetap relax), gerakan
dilakukan sampai batas rasa nyeri (penderita merasa
nyeri pada lingkup gerak sendi tertentu, gerakan
dihentikan).
Penekanan diberikan pada akhir gerakan dengan tiba
tiba untuk menambah lingkup gerak sendi.
Kecepatan gerakan, gerakan harus lambat, teratur dan
terkontrol karena selama gerakan fleksi knee m.
quadriceps dan m. hamstring harus tetap relax.

16
Dosis, Menurut Kisner (1996) dosis terapi latihan
yang digunakan sebanyak 6 kali pengulangan,
disesuaikan dengan kondisi umum pasien, apabila
kondisi umum pasien baik dapat di ulang sampai 10
kali pengulangan.
4) Setelah Latihan
Evaluasi atau cek kembali keadaan umum pasien.
Berikan waktu istirahat sebelum pasien meninggalkan
tempat latihan.

2. Free Active Movement


Free active movement merupakan bagian dari active exercise yang
dihasilkan oleh kontraksi otot yang melawan gaya gravitasi pada
bagian tubuh yang bergerak, tanpa adanya bantuan atau tenaga dari
luar, dengan tujuan sebagai mobilisasi, rileksasi dan sebagai
persiapan untuk latihan selanjutnya.

3. Relax Passive Movement


Merupakan gerakan yang murni berasal dari luar atau terapis tanpa
disertai gerakan dari anggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuan
untuk melatih otot secara pasif, oleh karena gerakan berasal dari
luar atau terapis sehingga dengan gerak rileks passive movement
ini diharapkan otot yang dilatih menjadi rilek maka menyebabkan
efek pengurangan atau penurunan nyeri akibat incisi serta
mencegah terjadinya keterbatasan gerak serta menjaga elastisitas
otot.
Mekanisme penurunan nyeri oleh gerakan rileks passive movement
sebagai berikut : adanya stimulasi kinestetik berupa gerakan rileks
pasif movement yang murni berasal dari luar atau terapis tanpa
disertai gerakan dari anggota tubuh pasien akan merangsang
muscle spindle dan organ tendo golgi dalam pengaturan motorik.

17
4. Resisted Active Exercise
Resisted active exercise merupakan bagian dari active exercise di
mana terjadi kontraksi otot secara statik maupun dinamik dengan
diberikan tahanan dari luar, dengan tujuan meningkatkan kekuatan
otot dan meningkatkan daya tahan otot. Tahanan dari luar bisa
manual atau mekanik.
Tahanan manual adalah tahanan yang kekuatannya berasal dari
terapis dengan besarnya tahanan disesuaikan dengan kemampuan
pasien dan besarnya beban tahanan yang diberikan tidak dapat
diukur secara kuantitatif, sedangkan tahanan mekanik adalah
tahanan dengan besar beban menggunakan peralatan mekanik,
dimana jumlah besarnya tahanan dapat diukur secara kuantitatif.
Pemberian tahanan mekanik dapat menggunakan quadriceps
setting exercise dengan alat quadriceps banch, dimana penentuan
besarnya tahanan beban dan pengulangan ditentukan dengan
menggunakan tes submaksimal. Tes submaksimal yaitu tes untuk
memperkirakan kekuatan maksimal, dengan menggunakan
Diagram Holten.
Diagram Holten menggambarkan hubungan antara jumlah
pengulangan dan persentase kemampuan pasien yang digunakan
untuk menghitung 1 RM (Repetition Maximum). 1 RM adalah
beban maksimal yang mampu diangkat satu kali dalam tes
submaksimal. Dengan rumus sebagai berikut :

1 RM = A Kg X 100%
B%
Keterangan :
A Kg = perkiraan berat beban awal yang diberikan.
B % = jumlah pengulangan dalam %.

18
Penentuan jenis dan dosis latihan berdasarkan Diagram Holten
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai seperti dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :

Metode Intensitas Repetisi Seri Istirahat Tujuan


Dari 1 (kali) (detik)
RM
Mobilisasi 10 30 % 5 15 1- 4 60 Memperbaiki
mobilitas lokal
Koordinasi 10 35 % 10 20 26 30 60 Mempelajari
kembali pergerakan
Endurance 30 65 % > 20 13 0 30 Meningkatkan
kekuatan aerobik
lokal
Velocity 70 80 % 11 22 34 90 150 Melatih kecepatan
massa otot
Hipertrofi 75 85 % 6 12 35 25 Meningkatkan
massa otot
Kekuatan 90-100 % 14 36 36 Meningkatkan
absolut kekuatan absolut

Terdapat beberapa tipe latihan, yang masing-masing dengan


bentuk aktivitas dan tujuan fisik sendiri-sendiri. Tipe latihan dan pola
aktivitas yang direkomendasikan ahli menguntungkan kesehatan orang
banyak. Tipe-tipe latihan tersebut diantaranya :
1. Isotonic Exercise
Tipe aktivitas yang membangun kekuatan dan ketahanan seseorang
dengan menggerakkan objek berat, upaya otot yang paling kuat
dalam satu arah. Tipe latihan ini meliputi mengangkat berat dan
beberapa calisthenics yang lebih santai. Dalam push-up misalnya
kebanyakan usaha terjadi mengangkat badan.

19
2. Isometric Exercise
Membangun kekuatan utama lebih dari ketahanan, dan seseorang
memakai kekuatan otot melawan objek tidak dapat bergerak.
Contoh, latihan ini adalah Chair lift, seseorang duduk di kursi
standard yang tidak melekat, memegang sisi kursi dengan kedua
tangan, dan berhenti arah ke atas, menegangkan otot lengan.
Berhenti ini tidak menggerakkan kursi.
3. Isokinetics Exercise
Latihan ini membangun kekuatan dan ketahanan dengan upaya
kekuatan otot seseorang yang lebih dari satu arah sebagai aliran
pergerakan objek. Contoh, dalam pemberdayaan kekuatan besar
untuk berhenti arah ke atas dan menariknya kembali. Tipe latihan
ini dilengkapi peralatan khusus, seperti Nautilus machines atau
mesin keong.
4. Aerobics Exercise
Kata aerobic berarti dengan oxigen. Ketika kita berupaya sendiri
dalam aktivitas fisik, energi berasal dari proses metabolik
membakar lemak dan glukosa dengan kehadiran oxigen. Upaya
terus menerus dengan kekuatan tinggi diatas beberapa menit
dilengkapi sejumlah besar oxigen. In shape artinya seseorang
mengkonsumsi sejumlah oxigen tinggi per denyut jantung selama
upaya fisik. Istilah aerobics exercise menunjukkan aktivitas fisik
energik yang dilengkapi taraf oxigen tinggi melebihi jumlah menit
yang panjang, sampai setengah jam. Aerobics exercise ini
umumnya gerakan ritmik yang menggerakkan badan melebihi
suatu target tertentu atau melawan gravitasi seperti dansa cepat,
jogging, bersepeda, berenang dengan intensitas cukup dan durasi
regular ditambah kecakapan tubuh memeras oxigen dari darah dan
membakar lemak, glukosa secara efisien.

20
2.2.6 PROGRAM LATIHAN IDEAL
Program khusus akan tergantung pada usia, kemampuan fisik dan
kesehatan saat ini, tujuan, minat, dan kesempatan spt fasilitas atau
pasangan yang tersedia. Semua orang membutuhkan program pemula
yang moderat dan kemajuan umumnya pada kebugaran, dan orang yang
lebih tua atau kurang fit kemajuannya lebih lambat dari yang lain.
Umumnya permulaan menghindari gerakan otot yang susah dan
melukai san mengikuti tubuh beradaptasi dengan penambahan tuntutan,
seperti penggunaan oxigen. Latihan berat tanpa oxigen yang cukup
menyebabkan otot kelelahan. Program latihan ideal kira-kira 3 jam
seminggu dibagi dalam 3 sampai 5 sesi dengan masing-masing 3 fase,
yaitu Warm up, Aerobics, dan Cool-down (Blair, Kohl, Gordon, &
Paffengarger; Insel & Roth dikutip dalam Sarafino, 2002).
1. Warm Up
Tiap sesi mencakup 2 aktivitas, yaitu :
a. Latihan lama dan fleksibel, untuk beberapa kelompok otot
besar, seperti leher, punggung, bahu, dada, dan kaki.
b. Latihan kekuatan dan ketahanan, seperti push-ups, pull-up, dan
lifting.
2. Aerobics
20 menit atau lebih meliputi latihan ritmik kelompok otot besar,
menjalankan cukup kuat untuk meningkatkan denyut jantung ke
target yang cukup tinggi. Caranya dengan menggunakan tolak ukur
usia, minimum denyut jantung 160 per menit dikurangi usia.
Maximum 200 dikurangi usia (La Place dikutip dalam Sarafino,
2002). Dengan demikian, usia 30 akan mendapatkan denyut
jantung 130 170 per menit selama aerobik.
3. Cool-down
Beberapa menit terakhir dari latihan perlahan-lahan kekuatan
kembali ke keadaan normal. Latihan ini dapat berupa berjalan.

21
2.2.7 KEUNTUNGAN
Beberapa keuntungan dari terapi latihan (exercise) diantaranya :
1. Keterlibatan dalam latihan kuat secara teratur diasosiasikan dengan
perasaan stres dan anxiety lebih rendah.
2. Orang yang melakukan program fitness tercacat bahwa kinerja
kerja dan sikapnya diperbaiki, mereka membuat kesalahan sedikit.
3. Partisipasi dalam latihan teratur berhubungan dengan
bertambahnya self konsep individu, terutama anak-anak.
Penambahan self konsep terjadi karena dapat mengontrol berat
lebih baik, penampilan bertambah menarik, dan menjamin
kesuksesan dalam aktivitas fisik dan olah raga. Hal ini membantu
seseorang merasa self esteem lebih besar dan mendapatkan
beberapa keuntungan sosial yang meluas menjadi fit.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bab diatas dapat kami simpulkan bahwa :
1. Pengobatan Herbal adalah pengobatan tradisional atau pengobatan
rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-
tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Bahan herbal adalah tanaman atau
bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa atau
untuk pengobatan. Obat herbal sendiri merupakan produk yang berasal
dari tanaman dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Banyak obat
herbal yang telah digunakan secara empiris (turun-temurun) sebagai obat
dalam pengobatan tradisional.
2. Pengobatan Herbal telah banyak digunakan masyarakat maupun medis
sebagai terapi pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.
3. Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan dalam fisioterapi yang
dalam pelaksanaanya mengunakan latihan latihan gerakan tubuh baik
secara aktif maupun pasif. Terapi latihan adalah suatu usaha untuk
mempercepat penyembuhan dari suatu injury atau penyakit tertentu yang
telah merubah cara hidupnya yang normal.

3.2 SARAN
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan rekan-rekan attau
pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang terapi herbal dan terapi
latihan (exercise). Dimana kita yang berada dibidang kesehatan dan merawat
pasien harus mengetahui pengobatan lain selain pengobatan medis yang
diberikan salah satunya yaitu terapi herbal yang menggunakan bahan-bahan
alami yang dapat menunjang dalam pengobatan pasien itu sendiri dan terapi
latihan (exercise) yang dapat mempercepat penyembuhan dari suatu injury
atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidupnya yang normal.

23
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier M. Peran dokter dalam pemanfaatan obat tradisional pada


pelayanankesehatan. Dexa media 2001 ; 14

Ernst E, Resch L K, White RA. Complementary medicine, What physicians think


of it : Meta-analysis. Arch Intern Med 1995 ; 155 : 3405

Huang TY, Hong YC. Alternative medicine- formulary evaluation in Asia.


Medical Progress 1998 ; June : 5-7

Lee MK, Moss J, Yuan CS. Herbal medicines and perioperative care. JAMA
2001 ; 286 : 208

http://adeputrasuma.com/2013/06/penatalaksanaan-terapi-latihan-pada_25.html

http://eprints.uny.ac.id/7715/3/BAB%202%20-%2008603141034.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai