Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konsep Sehat dan Kesehatan Menurut Perspektif Islam


Konsep sehat dan kesehatan merupakan dua hal yang hampir sama, tetapi berbeda.

2.1.1 Konsep Sehat


Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang
dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha
mempengaruhinya. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat
didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi
secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.
Sementara WHO tahun 1974, menyebutkan konsep sehat adalah keadaan
sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan.
Konsep sehat menurut Islam adalah keadaan di mana seseorang dapat beribadah
dengan benar sehingga dapat melaksanakan fungsi kekhalifahan dengan baik.
Dengan konsep sehat seperti ini maka konsep sehat secara konvensional akan
tercakup seluruhnya, sebab seseorang yang ibadahnya benar dan dapat
menjalankan fungsi kekhalifahannya dengan baik dipastikan orang tersebut
memiliki jasmani, rohani dan sosial yang normal juga produktif dan tidak akan
melakukan kejahatan atau hal yang merugikan orang lain, hanya bedanya dalam
Islam, semuanya dilandasi dengan akidah Islamiah yang lurus.

2.1.2 Kesehatan Islam


Menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu
diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu
penyakit dan kelainan. Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam
musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai
ketahanan jasmaniah, ruhaniyah dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia
Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan- Nya, dan memelihara
serta mengembangkannya.
Konsep tersebut ditinjau dari perspektif Islam yang mengacu dalam kitab suci Al-
Quran. Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan sehingga dalam Al- Quran
dan Hadits ditemui banyak referensi tentang sehat. Kosa kata sehat wal afiat dalam
bahasa Indonesia mengacu pada kondisi ragawi dan bagian- bagiannya yang
terbebas dari virus penyakit. Sehat wal afiat ini dapat diartikan sebagai kesehatan
pada segi fisik, segi mental maupun kesehatan masyarakat.
Menurut Dian Mohammad Anwar dari Foskos Kesweis (Forum Komunikasi dan Studi
Kesehatan Jiwa Islami Indonesia), pengertian kesehatan dalam Islam lebih merujuk
kepada pengertian yang terkandung dalam kata afiat. Konsep sehat dan afiat itu
mempunyai makna yang berbeda kendati tidak jarang hanya disebut dengan salah
satunya, karena masing- masing kata tersebut dapat mewakili makna yang
terkandung dalam kata yang tidak disebut. Dalam kamus bahasa arab sehat
diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan dan afiat diartikan
sebagai perlindungan Allah swt untuk hamba- Nya dari segala macam bencana dan
tipudaya. Perlindungan Allah swt itu sudah barang tentu tidak dapat diperoleh
secara sempurna kecuali bagi orang- orang yang mematuhi petunjuk- Nya. Dengan
demikian makna afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia
sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Sesuai dengan Sunnah Nabi inilah, maka umat Islam diajarkan untuk senantiasa
mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah swt. Bahkan bisa dikatakan
kesehatan adalah nikmat Allah swt yang terbesar yang harus diterima manusia
dengan rasa syukur. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah swt karena telah diberi
nikmat kesehatan adalah senantiasa menjaga kesehatan. Untuk memahami sehat
secara Islami, ada beberapa terminologi yang berkaitan dengan potensi manusia
yang harus dipahami terlebih dahulu, yaitu:
1. Al- jasadu, yaitu fisik manusia yang tersusun dari jaringan- jaringan tubuh
seperti tangan, kaki, kepala dan lain sebagainya.
2. Ar- ruh, yaitu sesuatu yang ditiupkan ke dalam badan manusia setelah berumur
tiga kali empat puluh hari.
3. An- nafs, yaitu sebutan dari ar- ruh apabila telah bersatu dengan badan / jasad
manusia.
4. Al- aql, yaitu alat untuk berfikir atau memahami sesuatu.
5. Al- qalbu, (1) dengan pendekatan secara jasmani mengandung arti jantung, (2)
dengan pendekatan secar ruhaniah mengandung artihati nurani.
Al-qalbu merupakan potensi dalam diri manusia yang terpenting karena
mempunyai hubungan dengan al-jasad, an-nafs dan al-aql.Semua potensi yang ada
pada manusia tersebut harus dimanfaatkan sebagai manifestasi khalifah di muka
bumi yang mempunyai fungsi membangun dan memelihara alam.

2.2 Kandungan Al- Quran Yang Melandasi Konsep Sehat dan Kesehatan Menurut
Perspektif Islam
Di antara ucapan- ucapan bijaksana Nabi Dawud as adalah sebagai berikut,
"Kesehatan adalah kerajaan yang tersembunyi". Juga. "Kesedihan sesaat membuat
orang lebih tua satu tahun". Juga, "Kesehatan adalah mahkota di kepala orang-
orang yang sehat, yang hanya bisa dilihat oleh orang- orang yang sakit." Dan juga,
"Kesehatan adalah harta karun yang tak terlihat."

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

Rasulullah bersabda.Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh


kebanyaka manusia yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas)

Abu Darda berkata, "Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit saya dan
bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan
menanggungnya dengan sabar?" Nabi saw menjawab, "Sesungguhnya Rasul
mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya."

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa


bangun di pagi hari dengan badan sehat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin,
maka dia seperti orang yang memiliki dunia seluruhnya."

Dari Ibn 'Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW,
saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca
dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan,
kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya
Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku. Nabi
menjawab: "Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada
Allah, di dunia dan akhirat." (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

Artinya Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali


menurunkan baginya penawar, diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak
diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya.

Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Taala.
(HR. Muslim)
Rasulullah saw. bahwa, "Berobatlah, karena tiadalah suatu penyakit yang
diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya selain satu penyakit,
yaitu ketuaan".

, : :
, ,
, , ,

Artinya:
Hadis dari Jabir bin Abdillah, semoga Allah meridai keduanya, ia berkata: Aku telah
mendengar Nabi saw bersabda: jika telah ada sesuatu dari obatmu, atau akan ada
sesuatu dalam obatmu itu kebaikan, maka canduk (bekam), atau minum madu atau
membakar besi dengan api kemudian ditusukkan pada penyakitnya, dan aku tidak
suka kei (membakar besi kemudian ditusukkan pada yang sakit- HR. Muttafaqun
alaih).

: ,
..
Artinya:
Abu Hurairah mendengar dari Rasulullahsaw bersabda: di dalam jintan hitam itu
terkandung obat dari berbagai penyakit kecuali maut. (HR. Muttafaqun alaih).

, , . , ,
..
Artinya:
Bahwa, jika Rasulullah merasa sakit, ia membaca untuk dirinya surat al-
muawwidzat (surat al-Ikhlas, surat al-Falaq, dan surat an-Nas) kemudian meludahi-
gerakan meludah tetapi tidak keluar air ludahnya ke bagian yang sakit. Ketika
sakitnya itu semakin berat, aku yang membacakan untuknya dan aku yang
mengusapkan dengan tangannya pada bagian yang sakit dengan mengharapkan
berkahnya (al-muawwidzat- HR. Muttafaqun alaih).

2.3 Konsep Sehat dan Kesehatan Dalam Perspektif Islam


Sehat dalam Islam bukan hanya merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
masalah fisik (jasmani), melainkan juga menyangkut psikis (jiwa), karena itulah
mengapa Islam memperkenalkan konsepsi al- shihhah wa al- afiyat (lazim
diucapkan sehat wal'afiat). Maksud dari konsep itu yakni suatu kondisi sehat di
mana seseorang mengalami kesehatan yang paripurna, jasmani, dan rohani atau
fisik dan psikis. Jika makna sehat seluruhnya berhubungan dengan masalah fisik-
ragawi, menurut istilah Quraish Shihab ialah berfungsi bagi seluruh anggota tubuh
manusia sesuai dengan tujuan pencipta- Nya.
Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak
terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini
diupayakan agar orang tetap sehat. Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih
baik daripada meminum obat saat sakit.
Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar
kesehatan, antara lain, dengan mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga
cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat
menjadikannya terjangkit penyakit. Hal- hal tersebut semuanya ada dalam ajaran
Islam, bersumber dari hadits- hadits shahih maupun ayat Al- Quran.
Dengan merujuk konsep sehat yang dewasa ini dipaharm. berdasarkan rumusan
WHO yaitu: Health is a state of complete physical, mental and social- being, not
merely the absence q; disease on infirmity.
Menurut penelitian 'Ali Mu'nis, dokter spesialis internal Fakultas Kedokteran
Universitas 'Ain Syams Cairo, menunjukan bahwa ilmu kedokteran modern
menemukan kecocokan terhadap yang disyariatkan Nabi dalam praktek pengobatan
yang berhubungan dengan spesialisasinya.
Sebagaimana disepakati oleh para ulama bahwa di balik pengsyariatan segala
sesuatu termasuk ibadah dalam Islam terdapat hikrnah dan manfaat phisik
(badaniah) dan psikis (kejiwaan). Pada saat orang- orang Islam menunaikan
kewajiban- kewajiban keagamannya, berbagai penyakit lahir dan batin terjaga.
2.3.1 Kesehatan Jasmani
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang
perlu diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama disebutkan ada sepuluh
hal, yaitu:
Sholat Teratur
Setelah mengadakan penelitian secara mendalam yang dikaitkan dengan kondisi
fisik manusia, akhirnya berkesimpulan sebagai berikut :
1. Manfaat ruku antara lain:
a. Menjaga melekatnya tulang tungging dengan tulang belakang sehingga
persendian menjadi licin.
b. Dapat memperbaiki letak bayi yang kurang baik bagi ibu yang sedang hamil,
sehingga pada saat melahirkan tidak mengalami patah tulang tunggingnya.
c. Memperlancar sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh, terutama ke otak /
kepala sebagai pusat susunan syaraf.
d. Menghindarkan diri dari berbagai penyakit tulang belakang, seperti :
Acute Lumbargo: sengal (rasa sakit) pinggang mendadak.
Cronic Recurant: sengal (rasa sakit) pinggang menahun.
Spondilosis: tergelincirnya ruas tulang belakang.
e. Menyembuhkan kelainan- kelainan tulang belakang bagi anak- anak akibat
posisi duduk yang kurang baik pada saat belajar misalnya penyakit kiposis
(bungkuk), lordosis (menjorok ke depan) dan skoliosis (bengkok ke kanan atau ke
kiri).
2. Manfaat sujud, yaitu:
a. Otot menjadi kuat, limpa terpijit sehingga aliran darah menjadi lancar
karenanya.
b. Berkembangnya otot dada bagi wanita, sehingga menghasilkan buah dada
yang montok dan bagus bentuknya.
c. Sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh akan lancar, keperluan darah di
otak pun akan terpenuhi, karena otak adalah pusat susunan syaraf, maka terpenuhi
atau tidaknya kebutuhan darah di otak akan banyak berpengaruh terhadap seluruh
tubuh.
3. Manfaat dudut tahiyat, yaitu: :
a. Bagi wanita akan memperkuat bagian- bagian kemaluan, sehingga di saat
melahirkan tidak mudah terjadi kerobekan. Dengan demikian juga terjaganya tiga
lubang yang sangat berdekatan. Tiga lubang tersebut adalah saluran kencing,
lubang senggama, lubang dubur atau poros.
b. Bagi laki- laki, kaki memijit kemaluan, sehingga akan mengakibatkan lancarnya
air seni, zakar (penis) dapat ereksi dengan baik dan testis akan dapat memproduksi
sperma lebih banyak dan sehat serta hidup.
c. Telapak kaki kanan yang dapat menanggulangi penyakit kaki leter yang
biasanya menyebabkan tidak tahan berdiri atau berjalan.
4. Cara turun untuk sujud dan bangkit dari sujud yang baik dan benar akan dapat
memperkuat otot kaki, baik untuk laki- laki maupun untuk perempuan.

Mengatur Pola Makan dan Minum


Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting
untuk menjaga kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan
yang halalan dan thayyiban. Al- Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang
dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat: maka hendaklah manusia itu
memperhatikan makanannya. (QS. Abasa 80: 24 )
Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani, seperti tumbuh-
tumbuhan, daging binatang darat, daging binatang laut, segala sesuatu yang
dihasilkan dari daging, madu, kurma, susu, dan semua yang bergizi. Allah
menyatakan, "Dan Kami jadikan kepadanya kebun- kebun kurma dan anggur dan
pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka makan dari buahnya, dan
dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak
bersyukur (TQS Yaasin ayat 1-3). Dan Firman-Nya: Kemudian makanlah dari (tiap-
tiap macam) buah- buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam- macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada apa yang demikian itu benar- benar terdapat tanda- tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang yang mau memikirkan. (TQS An- Nahl ayat 69).
1. Tata makanan. Islam melarang berlebih- lebihan dalam hal makanan, makan
bukan karena lapar hingga kekenyangan, diet ketika sedang sakit, memerintahkan
puasa agar usus dan perut besarnya dapat beristirahat dan tidak berbuka puasa
dengan berlebih- lebihan dan melampaui batas.
2. Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan, seperti
bangkai, darah, dan daging babi.
Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat
Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam
menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga
mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat dalam Al-Quran menganjurkan hal
tersebut.
Al- Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan. Para pakar di
bidang medis memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam
larangan membinasakan diri dan mubadzir dan akibat yang ditimbulkan, bau,
mengganggu orang lain dan lingkungan.
Islam juga memberikan hak badan, sesuai dengan fungsi dan daya tahannya, sesuai
anjuran Nabi Bahwa badanmu mempunyai hak.
Islam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup dengan cara tidur cukup,
istirahat cukup, di samping hak- haknya kepada Tuhan melalui ibadah. Islam
memberi tuntunan agar mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan
tidur dan berjaga diatur secara proporsional, masing-masing anggota tubuh
memiliki hak yang mesti dipenuhi.
Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya,
seperti melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan
sekalipun maksudnya untuk beribadah, seperti tampak pada tekad sekelompok
sahabat Nabi yang ingin terus menerus shalat malam dengan tidak tidur, sebagian
hendak berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan yang lain tidak mau
menggauli istrinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi pernah berkata
kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di
sz'am? hari dan qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya Rasulullah,
Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun malam dan
tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmujuga ada hak" (HR
Bukhari dan Muslim).
Olahraga Sebagai Upaya Menjaga Kesehatan
Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu kesehatan adalah melalui
kegiatan berolahraga. Kata olahraga atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa
Latin Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut deporte yang berarti
penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Olahraga atau
sport dirumuskan sebagai kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil
memelihara jasmaniah.
Tujuan utama olahraga adalah untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya
tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi- fungsi alat
tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan olahraga secara
bertahap, teratur, dan cukup akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran
jasmani, menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan kesegaran jasmani
seseorang akan mampu beraktivitas dengan baik.
Dalam pandangan ulama fikih, olahraga (Bahasa Arab: al- Riyadhat) termasuk
bidang ijtihadiyat. Secara umum hukum melakukannya adalah mubah, bahkan bisa
bernilai ibadah, jika diniati ibadah atau agar mampu melakukannya melakukan
ibadah dengan sempurna dan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan norma
Islami.
Sumber ajaran Islam tidak mengatur secara rinci masalah yang berhubungan
dengan berolahraga, karena termasuk masalah duniawi atau ijtihadiyat, maka
bentuk, teknik, dan peraturannya diserahkan sepenuhnya kepada manusia atau
ahlinya. Islam hanya memberikan prinsip dan landasan umum yang harus dipatuhi
dalam kegiatan berolahraga.
Nash Al- Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam
konteks perintah jihad agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi
kemungkinan serangan musuh, yaitu ayat:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda- kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang- orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
najkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu
tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al- Anfal :6o)
Nabi menafsirkan kata kekuatan (al- Quwwah) yang dimaksud dalam ayat ini adalah
memanah. Nabi pernah menyampaikannya dari atas mimbar disebutkan 3 kali,
sebagaimana dinyatakan dalam satu hadits:
Nabi berkata: "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi ingatlah kekuatan itu adalah memanah, ingatlah kekuatan itu
adalah memanah, ingatlah kekuatan itu adalah memanah, (HR Muslim, al-
Turmudzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad, dan al- Darimi)
Anjuran Menjaga Kebersihan
Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah
satu aspek penting dalam ilmu kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang
berhubungan dengan kebersihan disebut dengan Al- Thaharat. Dari sisi pandang
kebersihan dan kesehatan, Al- Thaharat merupakan salah satu bentuk upaya
preventif (pencegahan), berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis
kuman dan bakteri.
Imam Al- Suyuthi, 'Abd Al- Hamid Al- Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan,
dalam Islam menjaga kesucian dan kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai
bentuk qurbat, bagian dari ta'abbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah,
Nabi bersabda: Dari 'Ali ra, dari Nabi saw, beliau berkata: "Kunci shalat adalah
bersuci" (HR Ibnu Majah, al- Turmudzi, Ahmad, dan al- Darimi)
Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang melakukan thaharat dari najis,
mutanajjis, dan hadats. Demikian pentingnya kedudukan menjaga kesucian dalam
Islam, sehingga dalam buku- buku fikih dan sebagian besar buku hadits selalu
dimulai dengan mengupas masalah thaharat, dan dapat dinyatakan bahwa fikih
pertama yang dipelajari umat Islam adalah masalah kesucian.
Abd Al- Mun'im Qandil dalam bukunya Al- Tadaivi bi Al- Quran seperti halnya
kebanyakan ulama membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani.
Kesucian lahiriah segala sesuatu yang dipergunakan manusia dalam urusan
kehidupan.
Menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan dalam Islam :
1. Tubuh, Islam memerintahkan mandi bagi umatnya untuk membersihkan
tubuhnya dari najis dan hadas. Dia mengajarkan kepada umatnya, mulai memotong
kuku, membersihkan luas jari, mencabut bulu ketiak dan bersiwaq hingga
bagaimana cara dia makan.
2. Tangan, Nabi Muhammad saw bersabda: cucilah kedua tanganmu sebelum dah
sesudah makan dan cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang
pun tahu di mana tangannya berada di saat tidur.
3. Makanan dan minuman, Rasulullah saw bersabda tutuplah bejana air dan
tempat minummu.
4. Rumah, Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu, sebagaimana di
anjurkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan.
5. Perlindungan sumber air, Rasulullah melarang umatnya membuang kotoran di
tempat- tempat sembarangan, misalnya sumur, sungai, dan pantai. Perintah-
perintah Rasulullah tersebut memiliki makna bahwa kita harus menjaga kebersihan
dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran pencernaan.
Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan hati, jiwa, akidah, akhlak, dan
pikiran
2.3.2 Kesehatan Rohani
Seperti yang dijelaskan dalam Firman Allah yang tertuang dalam Al-Quran surat Al-
Rad: 28 yang berbunyi: (yaitu) orang- orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah
lah hati menjadi tentram. (Q.S. Al- Rad: 28)
Menurut Prof Dr. Nasaruddin Umar M.A, Guru besar UIN Syarif hidayatullah Jakarta
mengatakan di dalam manusia ada unsur jasad (jasadiyyah), unsur nyawa, dan
unsur ruh yang dalam Al- Quran disebut khalqan akhar. Seseorang baru disebut
manusia jika memiliki ke 3 unsur ini.
Hubungan antara makhluk dengan Tuhannya akan berjalan baik bila sang makhluk
menaati apa yang diperintahkan Allah, ciri- ciri jiwa yang sehat yang dalam Al-
Quran disebut Qalbun Salim, seperti hati yang selalu bertobat (at-taqwa), hati yang
selalu menjaga dari hal- hal keduniaan (al- zuhd), hati yang selalu ada manfaatnya
(al- shumi), hati yang selalu butuh pertolongan Allah (al-faqir).
2.3.3 Kesehatan Sosial
Hidup bermasyarakat dalam arti yang seluas- luasnya adalah salah satu naluri
manusia. Menurut Aristoteles menyebutkan manusia adalah Zone Polition, yaitu
manusia yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Oleh karena itu, dalam
Islam dikenal istilah Ukhuwah (persaudaraan) yang akan mendatangkan muamalah
(saling menguntungkan), hal ini memungkinkan rasa persaudaraan lebih tinggi.
Hal ini sesuai dengan QS. Al- Hujurat ayat 13 yang menyatakan : hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku- suku supaya
kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (QS. Al- Hujarat: 13)
2.3.4 Kesehatan Seks
Yakni meliputi hal- hal yang berkaitan dengan seks, kebersihan seks seperti mandi
setelah bersetubuh, istinjasetelah kencing dan berak. Rasulullah saw bersabda:
Janganlah salah seorang diantara kalian menggauli isterinya sebagaimana hewan
menggauli sesamanya. Hendaklah ia mengadakan pemanasan (perantara) terlebih
dahulu dengan jalan ciuman dan kata- kata mesra (HR. Turmudzi)
Faktor terpenting untuk mencapai kepuasan bersama adalah cumbu rayu,
ketenangan pikiran, kenyamanan suasana dan aneka variasi dalam melakukannya.
Ditinjau dari segi agama membuat variasi dari aneka posisi dalam bersenggama
tidaklah dilarang. Allah swt berfirman: Isteri- isterimu adalah (seperti) tanah
tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tempat bercocok tanammu itu
bagaimana saja kamu kehendaki. (QS. Al-Baqarah: 223). Dan Rasulullah saw
bersabda: Dari depan atau dari belakang (boleh) asalkan tetap di farji (vagina).
(HR. Bukhari dan Muslim dll).
Senggama di farji (vagina) ketika isteri dalam keadaan haid. Allah swt berfirman:
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: Haid itu adalah kotoran.
Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid; dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah
suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
(QS. Al-Baqarah: 222).
Bahaya seks saat haid, yaitu:
risiko dijangkiti kuman HIV bagi lelaki dan wanita sebanyak enam kali ganda
menyebabkan timbulnya endometriosis pada tubuh wanita.

2.3.5 Kesehatan Mental


Yakni ajaran- ajaran untuk mencegah terjadinya stress. Oleh karena itu, Islam
melarang semua benda yang dapat menghilangkan kesadaran dan melemahkan
daya pikir, seperti khamr. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni
pikiran, emosional, dan spiritual.
Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini,
yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah swt dalam agama Islam). Misalnya sehat
spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan kata lain, sehat spiritual adalah keadaan di mana seseorang menjalankan
ibadah dan semua aturan- aturan agama yang dianutnya.
2.3.6 Kesehatan Dari Aspek Ekonomi
Terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang
menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau
keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau
mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak
berlaku. Oleh karena itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif
secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka
nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial,
keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

2.4 Penerapan Pola Hidup Sehat


Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat itu di
dalam kehidupan kita masing- masing, berikut ini dapat kita ikuti beberapa terapi
yang diajarkan oleh Islam kepada umat manusia: Pertama, senantiasa memelihara
kebersihan dzahir dan bathin. Kebersihan adalah pangkal kesehatan, Nabi
Muhammad saw. pernah bersabda: Al- nadhafatu min al- iman (kebersihan itu
sebagian dari iman). Yang paling esensial dari kebersihan diri itu adalah kebersihan
hati, jiwa (qalb), dan pikiran (aql). Dalam berbagai kenyataan, kita sering
menemukan ada saja diantara orang yang mudah berburuk sangka (su'udzan) atau
suka curiga kepada orang lain. Bahkan ada yang sampai berburuk sangka kepada
Allah, Na'udzu bi Allah min dzalik.
Dari lubuk hati yang bersih serta akal yang sehat, seseorang akan memperoleh
kesehatan yang sempurna. Bukankah banyak orang yang mengalami gangguan
kesehatan disebabkan oleh faktor tidak sehatnya kedua hal tersebut, maka tidak
mengherankan jika para dokter menyarankan setiap pasiennya yang mengalami
stres (ketegangan) untuk hidup secara teratur, mengurangi, bahkan tidak
membebani diri dengan pikiran dan perasaan yang berat- berat. Saran seperti itu,
sebenarnya telah kita kenal sejak lama melalui konsepsi, al- 'aql alsalim fi al-jism al-
salim (akal yang sehat akan membuahkan jiwa yang sehat pula).
Di dalam banyak ayat Al- Quran, Allah mengisyaratkan betapa urgensnya kita
memelihara kebersihan hati dan jiwa itu. Misal, firman- Nya, Dan barang siapa
yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk hatinya (TQS Al-
Tagabun 64:11). Hati yang tidak bersih akan sulit sekali untuk menerima petunjuk-
petunjuk Allah, dan itu merupakan penyakit yang amat berbahaya. Untuk menjaga
kebersihan hati sekaligus menghindarkan dari hal seperti itu, maka Allah mengajari
kita selalu bermohon kepada- Nya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati
kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Pemberi Karunia (TQS Ali 'Imran ayat 8).
Kedua, hendaknya kita mencari nafkah yang halal dan thayyib, kemudian
mengonsumsinya pula secara yang halal dan baik. Nafkah yang halal bukanlah
sesuatu yang semata- mata berhubungan dengan hasil jerih payah pekerjaan
seseorang, melainkan juga berhubungan dari mana sumber dan dari mana kita
memperolehnya. Sebab dalam banyak kenyataan, seringkali ada diantara kita
berpikir yang penting uang tidak terpikirkan bagaimana dan apa akibat spiritualnya
pernyataan seperti itu.
Mengenai petunjuk kehalalan dan kebaikan sesuatu yang hendak kita konsumsi itu,
antara lain Allah mengisyaratkan bahwa: Wahai sekalian manusia, makanlah yang
halal lagi baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan janganlah kita mengikuti
langkah- langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagimu (TQS Al-Baqarah ayat 68). Sebagai contoh, daging yang baik untuk
dikonsumsi antara lain dilihat dan ditentukan pula dari bagaimana proses
penyembelihannya, apakah sesuai dengan ajaran Allah atau tidak (Al- Quran Surah
Al-Maidah ayat 5).
Ketiga, memohon perlindungan dan kesehatan kepada Allah atas apa yang kita
konsumsi. Setiap kali memulai kegiatan makan atau minum secara proporsional
"makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang- orang yang berlebihan", demikian peringatan dari Allah swt.
Kemudian, dahuluilah dengan permohonan kepada Allah, semoga apa yang hendak
kita konsumsi itu, dijauhkan dari berbagai macam penyakit melainkan sebaliknya
akan mendatangkan kesegaran dan kebugaran tubuh. Sebab pada dasarnya makan
serta minum itu, bertujuan untuk menyehatkan tubuh dan mengganti sel- sel yang
diperlukan oleh setiap organ tubuh. Hakikat rezeki yang kita peroleh dan konsumsi
itu dari Allah juga, karena pedoman dalam menciptakan pola konsumsi itu, misalnya
Allah menyatakan harus proporsional (Al- Quran surah Al- A'raf ayat 31). Demikian
pula Nabi Muhammad saw memberi isyarat dan contoh untuk itu. Misalnya,
makanlah pada saat lapar dan berhentilah sebelum kenyang.
Memang pola konsumsi masyarakat kita selama ini masih pada taraf makan untuk
sekadar kenyang bukan untuk kesehatan. Kita makan tidak beraturan waktunya,
dan lain- lain. Padahal kalau kita telusuri soal ini, maka dalam salah satu hadis Nabi
Muhammad saw. riwayat Muslim dinyatakan, "Perut itu adalah tempatnya bersarang
penyakit dan pengaturan makanan adalah obat utama. Maka, pantaslah jika
kemudian beliau sering kali melaksanakan ibadah puasa sunah, yang selanjutnya
perlu kita teladani, terutama setiap hari Senin dan Kamis.
Keempat, memelihara keteraturan hidup. Kunci dari ini adalah memiliki sikap
displin. Islam menerapkan suatu perinsip al- wiqayat khayr mi al- ilaj (pencegahan
lebih baik dari mengobati).
Kelima, hendaknya kita sering membaca dan mengikuti ajaran Al- Quran. Membaca
Al- Quran adalah bagian dari zikir kepada Allah, sedangkan zikir mendatangkan
ketenangan jiwa. "Sesungguhnya dengan mengingat Allah, jiwa akan memperoleh
ketenangan." (Al- Quran surah Al- Ra'd ayat 28, Al- Quran Surah Yunus ayat 57).
Namun dalam banyak hal, terkadang manusia baru menjadikan Al- Quran sebagai
barang antik sehingga jarang disentuh apalagi untuk ditelaah isinya. Padahal kalam
Allah itu adalah hudan (petunjuk) bagi hidup dan kehidupan umat manusia. Salah
satu fungsinya, Al- Quran sebagai obat yang mujarab untuk mengobati penyakit,
terutama kejiwaan seseorang yang dilanda rasa gundah gulana.

Anda mungkin juga menyukai