Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan bakteri

Dalam praktikum bakteriologi kali ini praktikan melakukan proses pembuatan


biakan murni dari bakteri yang tumbuh pada media MCA dan EMB yang dibuat pada
praktikum sebelumnya dimana dalam praktikum ini akan digunakan single koloni
untuk diisolasi menjadi biakan murni. Biakan murni bakteri adalah biakan yang
terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium
buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri
dapat tumbuh dan berkembangbiak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium
pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi
dengan air, molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Isolasi
bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan
(streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), dan
micromanipulator. Dalam praktikum ini praktikan menggunakan metode goresan
(streak plate), dimana Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-
benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini
dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan
diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan
petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis
horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose
tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua.
Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Ada beberapa cara
menggores yang biasa digunakan dalam cara penggoresan, yaitu: Goresan T ,
Goresan kuadran, Goresan radian, Goresan sinambung. Dalam praktikum
menggunakan teknik goresan 4 kuadran dengan kerapatan yang semakin berkurang
setiap kuadran yang bertujuan untuk mendapatkan single koloni. Keunggulan dari
metode cawan gores adalah menghemat bahan dan waktu. Namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang baik. Jika Metode cawan
gores yang dilakukan dengan baik maka akan didapatkan suatu mikroorganisme
yang terisolasi dengan baik.

Dalam prktikum ini pembiakan bakteri dilakukan di dalam tabung reaksi


karena nutrisi yang diterima oleh bakteri akan lebih banyak dan sedikit mengalami
kontak dengan udara luar sehingga meminimalisir terjadinya kontaminasi bakteri
nontarget. Dalam pemanasan media mengunakan kompor listrik perlu diperhatikan
agar media tidak sampai berbuih, jika terjadi buih pada media menandakan
terdapatnya protein yang rusak akibat pemanasan terlalu lama.

Uji Gula-Gula (Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manitol, Sukrosa) Uji ini digunakan
untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi masing-masing gula (sakarosa,
laktosa, dextrose, manitol, maltose) membentuk asam. Fermentasi merupakan
salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh mikroba. Fermentasi adalah
proses pengunahan senyawa makromolekul organik menjadi senyawa yang lebih
sederhana oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat
menghasilkan berbagai senyawa akhir. Fermentasi adalah penggunaan piruvat atau
derivatnya sebagai aseptor electron untuk mengoksidasi NADH menjadi NAD +. Media
gula-gula ini terpisah dalam 5 tabung yang berbeda dan media yang digunakan
adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1% dalam pepton. Didalam media
gula-gula ditambahkan indikator phenol red. Di dalam media gula-gula ini
digunakan tabung durham untuk mngetahui ada tidaknya pembentukan gas
sebagai hasil penguraian gula dalam medium. Interpretasi Hasil :Negatif (-) : Tidak
terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman tidak
memfermentasi gula. Positif (+) : Terjadi perubahan warna media dari merah
menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasi gula membentuk asam. Positif +
gas (+g) : Terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya
kuman memfermentasi gula membentuk asam dan gas. Gas yang diperhitungan
minimal 10% dari tinggi tabung durham. Dalam praktikum hasil uji gula-gula
menunjukkan tanda positif.

Sakarosa didapatkan hasil positif (+), terjadi perubahan warna menjadi


kuning, yang menunjukkan bakteri tersebut dapat menfermenasikan sakarosa.
Laktosa didapatkan hasil positif (+), yang terdapat perubahan warna menjadi
kuning, yang menunjukkan bakteri tersebut dapat menfermenasikan laktosa.
Dextrose didapatkan hasil positif (+), terjadi perubahan warna menjadi kuning dan
terbentuk gas dalam tabung durham, yang menunjukkan bakteri tersebut dapat
menfermenasikan gula yang terdapat pada medium ini yang ditandakan dengan
perubahan warna dan terbentuknya gas sebagai hasil fermentasi. Manitol hasilnya
positif (+), terjadi perubahan warna menjadiwarna kuning. Hal ini terjadi karena
bakteri mampu menfermentasikankarbohidrat yang terdapat pada medium ini.
Kandungan dari medium Manitol adalah pepton, BTB dan manitol. Maltose
didapatkan hasil positif (+), terjadi perubahan warna menjadi kuning, yang
menunjukkan bakteri tersebut dapat menfermenasikan maltose. Dimana dalam uji
gula-gula ini media terangkat yang disebabkan oleh fermentasi gula yang
menghasilkan gas dalam jumlah yang banyak.

Pada Uji Citrat Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tes Citrat bertujuan
mendeteksi kemampuan suatu organisme untuk memanfaatkan sitrat sebagai
satu-satunya sumber karbon dan energi. Bakteri menggunakan sitrat sebagai
sumber carbon tunggal, dengan bantuan emzim citrate permease maka bakteri
akan menyebarkan citrat kedalam sel. Selain itu bakteri mengubah Amonium
Dihidrogen Phosfat menjadi Amonium Hidroksida (NH3) dan amoniak yang
bersifat basa. Pada pH 7,5 keatas indicator BTB akan berwarna biru ,
sedangkan pada pH netral akan berwarna hijau.Isi media Simmon Citrat adalah
Natrium Sitrat sebagai sumber karbon, Amonium Dihidrogen Phosphat sebagai
sumber nitrogen. Bakteri diinokulasi pada medium yang mengandung natrium
sitrat dan indikator pH bromothymol biru. Media juga mengandung garam
amonium anorganik, yang digunakan sebagai satu-satunya sumber nitrogen.
Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah
menjadi basa dan berubah warna menjadi biru. Pemanfaatan sitrat melibatkan
enzim citrat permease, yang memecah sitrat menjadi oksaloasetat dan asetat.
Oksaloasetat lebih lanjut dipecah menjadi piruvat dan CO 2. Produksi Na2CO3
serta NH3 dari pemanfaatan natrium sitrat dan garam amonium masing-masing
menghasilkan pH basa. Hal ini menyebabkan perubahan warna medium dari
hijau menjadi biru dengan Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:

Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau
menjadi biru. Artinya bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu
enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel. Sehingga kuman tidak
menggunakan citra sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon. Positif (+) :
terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya kuman
menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon. Uji citrat
dilakukan dengan inokulasi mikroorganisme ke dalam media sintetis organik,
"Simons Citrate broth" apabila natrium sitrat adalah satu-satunya sumber
karbon dan energi. Bromothymol blue digunakan sebagai indikator saat asam
sitrat dimetabolisme, menghasilkan karbondioksida yang menggabungkan
natrium dengan air untuk membentuk natrium karbonat yang merupakan
produk alkaline yang menghasilkan perubahan warna dari hijau menjadi biru
dan hal ini menunjukkan tes tersebut positif. Dan pada praktikum didapatkan hasil
perubahan warna menjadi warna biru yang menandakan bakteri yang diinokulasikan
pada media tersebut menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.

Dalam praktikum terdapat beberapa Faktor Penyebab Kesalahan Identifikasi


Bakteri Pada kegiatan Identifikasi bakteri ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan yaitu sebagai berikut :a. Mekanisme Identifikasi dimana hal ini dapat
diatasi dengan memastikan menggunakan kultur murni, Bekerja dari kategori/sifat
yang umum menuju yang spesifik, menggunakan semua informasi yang ada untuk
mempersempit kemungkinan, menggunakan common sense pada setiap langkah,
menggunakan karakter (test) minimal untuk identifikasi, menggunakan bakteri
referen untuk memastikan bahwa kondisi uji di lab valid atau dapat menggunakan
acuan atau literature mengenai bakteri target. b. Identifikasi, Identifikasi bakteri
secara teori adalah membandingkan bakteri yang belum diketahui dengan bakteri
yang sudah diketahui identitasnya. Sehingga bakteri yang belum diketahui dapat
diidentifikasi dengan benar. c. Kultur Murni dalam praktikum Bakteri yang
diidentifikasi harus benar-benar berasal dari kultur murni, Isolat bakteri yang
didapat dari medium spesifik, sebaiknya dihindari untuk identifikasi kecuali telah
dikultur pada medium umum. Sebab bakteri yang tidak sepesifik mungkin tumbuh
lambat di medium spesifik, sehingga kemungkinan akan terbawa saat dipindah ke
medium lain. Medium Sesuai Dengan Petunjuk, yaitu dengan cara memastikan
medium yang digunakan belum habis umur teknisnya (expired), pH medium sesuai
dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh produsen, Cara pembuatan dan sterilisasi
sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh produsen, Inkubasi pada suhu dan
waktu yang sesuai,Karakter Yang Diuji Mencukupi, Kurangnya karakter yang diuji
sering menimbulkan kesulitan dan ketidak tepatan dalam identifikasi bakteri,
Jumlah karakter yang diuji sebaiknya mengacu pada buku pedoman. Faktor
kesalahan yang biasa terjadi yaitu praktikan yang salah dalam menggoreskan
misalnya penggoresan yang terlalu dalam atau penggoresan yang membuat media
rusak dan kurangnya ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan murni tidak
didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai