Anda di halaman 1dari 9

RESUME BAB 1

PENGAUDITAN 1

Nama : Andina Lidiarti


NIM : 7211414022
Rombel : Akuntansi A 2014

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2016
I. DEFINISI AUDITING
Terdapat ciri-ciri umum kegiatan yang membentuk definisi auditing, diantaranya :
1. Informasi dan Kriteria yang Telah Ditetapkan
Untuk melakukan audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat
diversifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk
mengevaluasi informasi tersebut, yang dapat dan memang memiliki banyak bentuk.
Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi yang dapat diukur, termasuk
laporan keuangan perusahaan dan SPT pajak penghasilan federal perorangan.
Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada
informasi yang sedang diaudit. Dalam audit atas laporan keuangan historis oleh kantor
akuntan publik (KAP), kriteria yang berlaku biasanya adalah prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP).
Untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan, kriterianya adalah
kerangka kerja yang sudah diakui untuk mengembangkan pengendalian internal,
seperti Internal Control-Integrated Framework yang dikeluarkan oleh Committee of
Sponsoring Organizations dalam Komisi Treadway.
Untuk audit atas SPT pajak oleh Internal Revenue Service (IRS), kriterianya
tercantum dalam Internal Revenue Code.

2. Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti


Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk
menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Bukti memiliki banyak bentuk yang berbeda, termasuk :
a. Kesaksian lisan pihak yang diaudit (klien)
b. Komunikasi tertulis dengan pihak luar
c. Observasi oleh auditor
d. Data elektronik dan data lain tentang transaksi
Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan
kulaitas dan jumlah yang mencukupi. Auditor harus menentukan jenis dan jumlah
bukti yang diperlukan serta mengevaluasi apakah informasi itu sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan.

3. Orang yang Kompeten dan Independen


Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan
dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan
dikumpulkan
guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu.
Auditor juga harus memiliki sikap mental independen. Para auditor berusaha
keras mempertahankan tingkat independensi yang tinggi untuk menjaga kepercayaan
para pemakai yang mengandalkan lapora mereka. Auditor yang mengeluarkan laporan
mengenai laporan keuangan perusahaan disebut auditor independen.

4. Pelaporan
Tahap terakhir dalam proses auditing adalah menyiapkan laporan audit (audit
report), yang menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pemakai. Laporan
seperti
ini memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda, tetapi semuanya harus memberi tahu para
pembaca tentang derajat kesesuaian antara informasi da kriteria yang telah ditetapkan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Auditing adalah pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian
antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen.

II. JENIS- JENIS AUDIT


Akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, diantaranya yaitu:
1. Audit Operasional adalah audit yang mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap
bagian dari prosedur dan merode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional,
manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi.
2. Audit Ketaatan (compliance audit) adalah audit yag dilaksanaka untuk menentukan
apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang
ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi.
3. Audit Laporan Keuangan (financial statement audit) adalah audit yag dilakukan
untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diversifikasi) telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.

Contoh-contoh 3 Jenis Audit diatas.

Kriteria yang Bukti-bukti


Jenis Audit Contoh Informasi
Ditetapkan yang Tersedia
Audit Mengevaluasi Jumlah Standar Laporan
Operasional apakah pemrosesan catatan gaji perusahaan kesalahan,
gaji yang yang diproses untuk efisiensi catatan gaji, dan
terkomputerisasi dalam satu da efektivitas biaya
untuk anak bulan, biaya departemen pemrosesan gaji
perusahaan H telah departemen, penggajian
beroperasi secara dan jumlah
efisien da efektif kesalahan
yang terjadi
Audit Menentukan apakah Catatan Ketentuan Laporan
Ketaatan untuk perpanjangan perusahaan perjanjian keuangan dan
pinjaman telah peminjaman perhitungan oleh
dipenuhi auditor
Audit Audit tahunan atas Laporan Prinsip-prinsip Dokumen,
Laporan laporan keuangan Keuangan akuntansi yang catatan, dan
Keuangan Boeing Boeing berlaku secara sumber bukti
umum dari luar

III. JENIS-JENIS AUDITOR


Ada beberapa jenis auditor yang paling umum, diantaranya yaitu :
1. Kantor Publik Akuntan
Adalah pihak yang bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan
historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan
perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi
nonkomersial yang lebih kecil.
2. Auditor Badan Akuntabilitas Pemerintah
Adalah auditor yang bekerja untuk Government Accountability Office
(GAO) A.S. yang merupakan sebuah bada nonpartisan dalam cabang legislatif
pemerintah federal. Dengan diketuai oleh Comptroller General, GAO hanya
melapor dan beranggung jawab kepada Kongres.
Tanggung jawab utama GAO adalah melaksanakan fungsi audit yag sama
seperti sebuah KAP. GAO mengaudit sebagian besar informasi keuangan yang
disiapkan oleh berbagai badan pemerintah federal sebelum diserahkan kepada
Kongres.
3. Agen-Agen Penerimaan Negara (internal revenue)
Salah satunya adalah IRS, dibawah arahan Commissioner of Internal
Revenue yang bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak federal
sebagaimana yang didefinisikan oleh Kongres dan interprestasikan oleh
pengadilan.
Salah satu tanggung jawab IRS adalah mengaudit SPT pajak wajib pajak
untuk menentukan apakah SPT itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku.
Audit ini murni bersifat audit ketaatan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini
disebut internal revenue agent (agen penerimaan negara).
4. Auditor internal
Adalah auditor yang dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit
bagi manajemen, sama seperti GAO mengaudit untuk Kongres.

IV. PERKEMBANGAN STANDAR AUDIT


Tahun 1972 Ikatan Akuntan Indonesia berhasil menerbitkan Norma
Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan di dalam Kongres ke III Ikatan Akuntan
Indonesia.
Pada tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti
dan disempurnakan oleh Tim Pengesahan, serta disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan
Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-
lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima setelah
tanggal 31 Desember 1986.
Tahun 1992, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan
Akuntan, Edisi revisi yang memasukkan suplemen No.1 sampai dengan No.12 dan
interpretasi No.1 sampai dengan Nomor.2. Indonesia merubah nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik.
Selama tahun 1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar Profesional
Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi judul
Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001.

Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima standar, yaitu:

1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan


Standar Auditing (IPSA).

2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan


Standar Atestasi (IPSAT).

3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).

4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi denganInterpretasi


Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).

5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi denganInterpretasi


Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM)

V. PERKEMBANGAN STANDAR AUDITING


Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing
merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas
sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA).

Pernyataan Standar Auditing (PSA)


PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum di
dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus
diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap
PSA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI.

Standar umum :
1. Keahlian dan Pelatihan Teknis yang Memadai
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Indepedensi Dalam Sikap Mental
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Kemahiran Profesional yang Cermat dan Seksama
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar pekerjaan lapangan :


1. Perencanaan dan Supervisi Audit
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern
Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
3. Bukti audit yang cukup dan kompeten
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar pelaporan :
1. Pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
secara umum. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Pernyataan mengenai ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan. Pengungkapan informatif dalam
laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
4. Pernyataan pendapat Auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan
auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,
maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.

VI. ALASAN PENTINGNYA PENGAUDITAN


Audit sangat penting dilakukan karena adanya Risiko Informasi, yaitu
kemungkinan informasi yang digunakan untuk menilai risiko bisnis tidak dibuat secara
tepat, karena :
a. Informasi diterima dari pihak lain
b. Bias dan motivasi pembuat informasi
c. Volume data
d. Kerumitan transaksi

Jasa akuntan publik untuk menekan risiko informasi melalui auditnya dapat
dilihat, antara lain pada :
1. Transaksi perkreditan oleh perbankan dan lembaga non-bank
2. Kegiatan pelaporan di pasar mdal oleh emiten di pasar modal (perusahaan atau
perseroan terbuka, disingkat Tbk.)
3. Pengawasan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
4. Kementerian BUMN yang menerima laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara
5. Direktorat Jenderal Pajak yang menerima laporan keuangan yang dilampirkan pada
SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) Pajak Penghasilan

Cara mengurangi Risiko Informasi, yaitu :


a. Pemakai laporan melakukan sendiri verifikasi atas informasi.
b. Pemakai membebankan risiko informasi pada manajemen.
c. Disediakan laporan keuangan yang telah diaudit.

Manfaat Pengauditan, diantaranya yaitu :


a. Akses ke pasar modal.
b. Biaya modal menjadi lebih rendah.
c. Pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan.
d. Perbaika dalam pengendalian dan operasional.

VII. BAGAIMANA AUDITOR BEKERJA


Seorang auditor dikatakan profesional jika dalam bekerja selalu berpedoman pada
Standar Audit. Dalam standar umum khususnya disebutkan bahwa auditor harus ahli,
trampil dan mempunyai kehati-hatian profesional serta tidak memihak yang pada
akhirnya akan merugikan salah satu pihak yang berkepentingan. Auditor yang
profesional akan merencanakan audit sebaik-baiknya, mempertimbangkan risiko yang
timbul dan melakukan pengumpulan serta pengujian bukti secara cermat. Jika seluruh
proses dilalui sesuai dengan standar, maka hampir dapat dipastikan bahwa Laporan Hasil
Audit yang dihasilkan akan dapat dipertanggungjawabkan secara profesi.
Dalam suatu audit, akuntan publik (auditor), berupaya (melalui prosedur audit atau
pengumpulan bukti audit), memperoleh asurans yang memadai (reasonable assurance)
bahwa laporan keuangan yang diauditnya, bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan/ kesalahan (error) maupun manipulasi/kecurangan(fraud).
Audit adalah jasa asurans. Melalui jasa asurans inilah akuntan publik berperan.

Bagaimana Seorang Auditor Menjalankan Proses Audit?

Seorang auditor menjalankan proses audit melalui 7 tahapan atau langkah, diantaranya
yaitu :
Langkah-1: Membuat Perencana Audit (Audit Planning)
Langkah-2: Mengumpulkan dan Mengevaluasi Informasi Sehubungan dengan Auditee
dan Lingkungannya.
Langkah-3: Memeriksa Risiko Salah-Saji Yang Bersifat Material
Langkah-4: Merancang Respon Audit dan Prosedur Audit Lanjutan
Langkah-5: Menjalankan Audit Lanjutan
Langkah-6: Mengkaji Dan Memeriksa Kembali Hasil (Temuan) Audit
Langkah-7: Mengkomunikasikan Hasil (Temuan) Audit

VIII. SPAP (Standar Profesional Akutan Publik)


Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan
standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di
Indonesia yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan
publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik
Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

Standar Profesional Akuntan Publik terdiri dari enam standar yaitu:


1. Standar Auditing
Merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis, yang terdiri dari 10 standar
dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA) termasuk interpretasi
Pernyataan Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan
Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga pelaksanaannya
bersifat wajib.
2. Standar Atestasi
Merupakan standar yang memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan
publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas
laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe
perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review,
pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). Standar ini mengikat akuntan publik dan
pelaksanaaannya bersifat wajib.
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
Merupakan standar yang memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR), dan bersifat mengikat akuntan
publik sehingga pelaksanaannya wajib.
4. Standar Jasa Konsultasi
Merupakan standar yang memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa
konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para
praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
5. Standar Pengendalian Mutu
Merupakan Standar yang memberikan panduan bagi kantor akuntan publik dalam
melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan
mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik dan Aturan Etika Kompertemen Akuntan Publik.

Sumber :

Arens, Alvin A. , dkk. 2008 . AUDITING DAN JASA ASSURANCE : Pendekatan


Terintegrasi. Jakarta : Erlangga

Tuanakotta, Theodorus M. 2016 . AUDIT KONTEMPORER . Jakarta : Salemba Empat

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dhyah%20Setyorini,%20M.Si.,
%20Ak./1.%20Pengauditan%20dan%20Profesi%20Akuntan%20Publik.pdf

http://www.feunpak.web.id/icfile/ed003.pdf

http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/04/prosedur-dasar-audit-akuntansi-keuangan-
selangkah-demi-selangkah/

http://standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.co.id/

http://mochammadkhadafi.blogspot.co.id/2014/11/perkembangan-standar-audit.html

Anda mungkin juga menyukai