Anda di halaman 1dari 2

Karolus S.K.

I11112026
Praktik Kedokteran Indonesia Terkini
Dokter merupakan tenaga ahli dibidang kesehatan yang memiliki tujuan utama
untuk memberikan pertolongan dalam hal medis kepada pasien sesuai dengan
Undang Undang nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. Pasien
akan melakukan interaksi dengan dokter atau dapat dikenal istilah konsultasi.
Konsultasi yang baik adalah terciptanya suatu komunikasi yang efektif antara
dokter dan pasien untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan. Dokter
merupakan suatu profesi yang sangat disanjung-sanjung karena kemampuannya
untuk mengetahui hal-hal yang tidak tampak dari luar. Namun, seiring berjalannya
waktu masyarakat berfikir bahwa dokter hanyalah sebagai sebagai penyedia
layanan jasa. Sehingga, apabila jasa yang diberikan tidak memuaskan pasien,
maka pasien pun berhak untuk menyampaikan keluhan bahkan sampai pada
tuntutan hukum ke pengadilan. Sorotan masyarakat yang cukup tajam atas jasa
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan, khususnya dengan terjadinya berbagai
kasus yang menyebabkan ketidakpuasan masyarakat memunculkan isu adanya
dugaan malpraktek medis yang secara tidak langsung dikaji dari aspek hukum
dalam pelayanan kesehatan, karena penyebab dugaan malpraktek belum tentu
disebabkan oleh adanya kesalahan/kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan, khususnya dokter.
Bentuk dan prosedur perlindungan terhadap kasus malpraktek yang ditinjau dari
Undang-Undang Perlindungan Konsumen No.8 tahun 1999. peraturan tersebut
mengatur tentang pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah
melalui lembaga-lembaga yang dibentuk oleh pemerintah yang membidangi
perlindungan konsumen, selain peran serta pemerintah, peran serta masyarakat
sangat perlu dibutuhkan dalam perlindungan konsumen dalam kasus malpraktek
serta penerapan hukum terhadap kasus malpraktek yang meliputi tanggung jawab
hukum dan sanksinya menurut Hukum Perdata, pidana dan administrasi.
Tinjauan yang dilakukan oleh Levinson (1999) menyimpulkan bahwa sebenarnya
tuntutan-tuntutan malpraktek tersebut dapat dicegah dengan komunikasi dokter-
pasien yang adekuat. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa maraknya tuntutan
malpraktek di masyarakat adalah cermin suatu kondisi komunikasi yang kurang
baik antara masyarakat dengan profesi kesehatan, lebih spesifik lagi antara pasien
dengan dokter.
Bercermin dari maraknya kasus malpraktik yang beredar di masyarakat membuat
profesi dokter semakin buruk. Ada banyak penyebab mengapa persoalan
malpraktik medik mencuat akhir-akhir ini dimasyarakat diantaranya pergeseran
hubungan antara tenaga medis dan pasien yang tadinya bersifat paternalistic tidak
seimbangdan berdasarkan kepercayaan (trust, fiduciary relationship) berganti
dengan pandangan masyarakat yang makin kritis serta kesadaran hukum yang
makin tinggi, dan terkadang tidak dapat dipungkiri juga adanya LSM( Lembaga
Sosial Masyarakat) yang mengambil kesempatan untuk membuat berita miring
tentang dokter. Selain itu jumlah dokter di Indonesia dianggap belum seimbang
dengan jumlah pasien sehingga seorang tenaga medis menangani banyak pasien
(berpraktek di berbagai tempat) yang berakibat diagnosa menjadi tidak teliti.
Apresiasi masyarakat pada nilai kesehatan makin tinggi sehingga dalam
melakukan hubungan dengan dokter, pasien sangat berharap agar dokter dapat
memaksimalkan pelayanan medisnya untuk harapan hidup dan kesembuhan
penyakitnya. Selama ini masyarakat menilai banyak sekali kasus dugaan
malpraktik medik yang dilaporkan media massa atau korban tapi sangat sedikit
jumlahnya yang diselesaikan lewat jalurhukum.
Dari sudut penegakan hukum sulitnya membawa kasus ini ke jalur pengadilan
diantaranya karena belum ada keseragaman paham diantara para penegak hukum
sendiri soal malpraktik medik ini.Masih ada masyarakat (pasien) yang belum
memahami hak-haknya untuk dapat meloprkan dugaan malpraktik yang terjadi
kepadanya baik kepada penegak hukum atau melalui MKDKI (Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia). Oleh karenanya lembaga MKDKI
sebagai suatu peradilan profesi dapat ditingkatkan peranannya sehingga mendapat
kepercayaan dari masyarakat sebagai lembaga yang otonom, independent dan
memperhatikan juga nasib korban. Bahkan berkaitan dengan MKDKI ini SEMA
RI tahun 1982 menyarankan agar untuk kasus dugaan malpraktik medik sebaiknya
diselesaikan dulu lewat peradilan profesi ini.Dari sudut hukum acara
(pembuktian) terkadang penegak hukum kesulitan mencari keterangan ahli yang
masih diliputi esprit de corps. Mungkin sudah saatnya diperlukan juga saksi yang
memahami ilmu hukum sekaligus ilmu kesehatan, sehingga dapat memahami
kasus malpraktik ini dari sudut pandang kedokteran dan hukum.

Anda mungkin juga menyukai